Menteri Luar Negeri Hassan Wirajuda mengatakan hal itu setelah melakukan pertemuan dwipihak dengan Menlu Swedia, Carl Bildt, di Gedung Pancasila, Deplu, Jakarta, Senin.
"Presiden Yudhoyono mengusulkan kepada Sekjen PBB Ban Ki-moon untuk mengadakan high level meeting, memperhatikan perkembangan krisis pangan yang dialami dunia saat ini," katanya.
Menurut Hassan, usulan Presiden Yudhoyono yang disampaikan dalam bentuk surat itu dipicu oleh ancaman krisis pangan yang dihadapi dunia beberapa waktu terakhir terkait dengan melambungnya harga bahan pangan.
"Belum disepakati format dan waktunya," kata Hassan, saat ditanya mengenai bentuk pertemuan yang akan dilakukan.
Menlu menjelaskan bahwa pada awalnya ada pemikiran untuk melakukan pertemuan itu menjelasng Sidang Majelis Umum PBB di New York, September tahun ini.
Namun, lanjutnya, berdasarkan perbincangan lebih lanjut, sejumlah pihak menilai isu mengenai krisis pangan ini sangat mendesak sehingga tidak perlu menunggu hingga September.
"Ada usulan untuk menyelenggarakannya lebih awal karena unsur kemendesakannya," katanya.
Saat ditanya apakah Indonesia menawarkan diri untuk menjadi tuan rumah, Menlu mengatakan dalam suratnya Presiden Yudhoyono memang menyebutkan jika diperlukan Indonesia bersedia menjadi tuan rumah.
Dalam beberapa pekan terakhir melonjaknya harga bahan pangan pokok ,seperti beras, gandum dan jagung di sejumlah negara-negara miskin dunia telah menyebabkan kerusuhan di Haiti dan unjuk rasa di seluruh Afrika.
Dalam pidatonya pada konferensi perdagangan PBB di Accra, Ghana, Ban Ki-moon mengatakan kenaikan harga pangan dunia pada saat ini dapat berkembang menjadi krisis yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, pembangunan sosial dan keamanan. (*)
Sumber : http://www.antara.co.id/arc/2008/4/22/presiden-usulkan-pertemuan-internasional-tentang-pangan/