Pada ceramah berjudul â€Indonesia: Regional Role, Global Reach†itu Presiden menyampaikan, Indonesia
sudah mengirimkan sinyal tentang pentingnya keterlibatan negara
berkembang dalam perumusan solusi sejak pertemuan G-20 di Washington,
AS, November 2008.
Diakui, kontribusi negara berkembang makin
signifikan pada perekonomian dunia sekaligus rentan terhadap krisis
global yang bermula dari kemelut sektor finansial di negara-negara
maju. â€Kita tidak boleh lupa negara-negara berkembang memiliki sumber
daya yang terbatas untuk mengatasi kekeringan likuiditas, investasi,
dan modal untuk pembangunan ekonomi,†ujar Presiden.
Menurut
Presiden, negara berkembang telah menempuh reformasi yang sulit untuk
mencapai kemajuan dalam pembangunan, seperti pengurangan angka
kemiskinan. â€Negara-negara ini tidak boleh dibiarkan menderita karena
kemiskinan yang bertambah dan tidak terkendali,†ujar Presiden.
Pendanaan global
Presiden Yudhoyono mengulangi ide pembentukan global
expenditure support fund yang dia sampaikan pada pertemuan G-20 di
Washington pada 2008. Dana global ini nantinya merupakan dana untuk
membantu negara-negara yang terpukul krisis, khususnya negara
berkembang.
Presiden juga mengingatkan, dalam kondisi krisis global seperti saat ini, kebijakan proteksionisme tidak menjadi pilihan bagi Indonesia.
Sebaliknya,
para pemimpin dunia harus memastikan bahwa krisis teratasi dengan
menggerakkan perekonomian. Untuk itu, kecenderungan proteksionisme yang
menguat akibat krisis mesti diatasi agar tidak terjadi hambatan dalam
aliran perdagangan dan investasi.
Presiden Yudhoyono menegaskan pentingnya sikap optimisme menghadapi krisis karena optimisme itu menyelamatkan Indonesia dari krisis multidimensi 10 tahun lalu.
Sumber: