Operasi Gabungan diawali dengan Operasi Amfibi oleh Brigif 6 dan Brigif 9 Marinir yang dilaksanakan di lokasi 1.200 yard dari Pelabuhan Lubuk Tutung, Sekerat, untuk membuat tumpuan pantai, sebelum prajurit Marinr didaratkan di Pantai Sekerat dan Pantai Jepu-Jepu yang diskenariokan telah diduduki musuh.
Bersamaan dengan itu tiga jet tempur Hawk-200 telah pula bersiap melakukan Serangan Udara Langsung (SUL), setelah pantai berhasil direbut dari tangan musuh dengan memuntahkan roket FFAR.
Serangan Udara Langsung dituntaskan oleh sejumlah jet tempur F-16 Fighting Falcon, Sukhoi SU-27Sk dan SU-30MK, dengan meluncurkan bom OFAB 100 dan F-5E Tiger dengan meluncurkan bom MK-82, sebelum diadakan penerjunan lintas udara oleh sekitar 550 personel.
Ke-550 personel TNI itu diterjunkan dari sepuluh pesawat angkut berat C-130 Hercules TNI Angkatan Udara.
Setelah serangan udara berhasil membuat musuh tunggang langgang, segera dilakukan tembakan armed dengan menggunakan Howitzer LG-1 MKI KAL 105 mm dan roket multi laras RM-70 GRAD KAL 122 mm untuk mempercepat proses perebutan sasaran dari tangan musuh.
Proses perebutan sasaran juga didukung oleh tembakan langsung dari tank-tank PT-76 dan menyusul pasukan pendarat langsung merangsek masuk untuk mengamankan dan mengendalikan sasaran.
Untuk mengejar musuh yang lari kocar-kacir, dilakukan tembakan oleh Howitzer 105 mm dan RM 70 GRAD yang dilakukan secara salvo. Selain itu, diadakan pula Tembakan Bantuan Kapal (BTK) dari 34 Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) dengan menggunakan roket 76 sampai 120 mm, untuk menjamin keselamatan pasukan pendarat.
Presiden Yudhoyono didampingi Panglima TNI Jenedral TNI Djoko Santoso, Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad) Jenderal TNI Agustadi Sasongko Purnomo, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Sumardjono dan Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal Subandrio, serius menyaksi seluruh rangkain operasi terpadu sambil sesekali berbincang membahas rangkaian operasi yang dilaksanakan.
Sumber :
http://www.antara.co.id/arc/2008/6/16/presiden-yudhoyono-saksikan-operasi-terpadu-latgab-tni/