Wakil Presiden Boediono menutup Kongres Umat Islam V 

Jakarta. Perhelatan akbar umat Islam itu berakhir Minggu 9 Mei 2010. Wakil Presiden (Wapres) Boediono secara resmi menutupnya. Itulah Kongres Umat Islam V yang berlangsung  sejak 7 Mei 2010 yang lalu. Kongres kali ini, yang mengambil tema  “Kepemimpinan Umat Untuk Kesejahteraan Bangsa” berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta..

"> Wakil Presiden Boediono menutup Kongres Umat Islam V 

Jakarta. Perhelatan akbar umat Islam itu berakhir Minggu 9 Mei 2010. Wakil Presiden (Wapres) Boediono secara resmi menutupnya. Itulah Kongres Umat Islam V yang berlangsung  sejak 7 Mei 2010 yang lalu. Kongres kali ini, yang mengambil tema  “Kepemimpinan Umat Untuk Kesejahteraan Bangsa” berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta..

"> Wakil Presiden Boediono menutup Kongres Umat Islam V 

Jakarta. Perhelatan akbar umat Islam itu berakhir Minggu 9 Mei 2010. Wakil Presiden (Wapres) Boediono secara resmi menutupnya. Itulah Kongres Umat Islam V yang berlangsung  sejak 7 Mei 2010 yang lalu. Kongres kali ini, yang mengambil tema  “Kepemimpinan Umat Untuk Kesejahteraan Bangsa” berlangsung di Asrama Haji, Pondok Gede Jakarta..

">

Prioritas Utama Pemerintah Tidak Berbeda dengan Keinginan Umat Islam

 
bagikan berita ke :

Senin, 10 Mei 2010
Di baca 1071 kali

 Dalam laporannya, Penanggung Jawab Kongres Umat Islam V Din Syamsudin menyampaikan bahwa kongres kali ini telah melahirkan sejumlah keputusan strategis. Ada pula hasil berupa rekomendasi untuk meningkatkan peran umat Islam dalam pembangunan. “Umat Islam sebagai bagian terbesar dari bagian bangsa ini, memiliki tanggung jawab yang besar pula”, ujar Din. Penutupan kongres ini juga dihadiri oleh Menteri Agama Surya Dharma Ali, pimpinan berbagai organisasi massa (ormas) Islam, Duta Besar Negara-negara tetangga, serta ratusan peserta kongres.

Agenda utama pada bidang ekonomi adalah revitalisasi peranan Islam, terutama dalam menggairahkan kewirausahaan. Oleh karenanya, peserta Kongres mengharapkan Pemerintah melakukan penguatan lembaga-lembaga umat Islam pada bidang ekonomi, seperti ekonomi syariah. Din menegaskan,”Kemitraan sejati antara Pemerintah dan umat Islam bertumpu pada mutual understanding, mutual respect, dan mutual benefit.” Sejauh ini, mestinya tidak ada halangan bagi ekonomi syariah untuk berkembang menjadi sebuah model ekonomi alternatif di negeri ini. Indonesia mestinya juga bisa menjadi contoh bagi negara-negara yang melaksanakan sistem tersebut.

Pandangan para peserta Kongres agaknya tak banyak berbeda dengan pemikiran Wapres. “Istilah yang lebih tepat daripada kemitraan umat Islam dengan Pemerintah adalah Pemerintah milik umat Islam,” ujar Wapres Boediono pada pidato penutupannya. Wapres menjelaskan bahwa Pemerintah saat ini adalah hasil pilihan rakyat, yang sebagian besar adalah umat Islam. maka wajar jika umat Islam sepatutnya memiliki pemerintahan sekarang ini.

Wapres juga menegaskan, “Prioritas utama Pemerintah tidak berbeda dengan umat Islam. Misalnya, keberpihakan pada yang tertinggal dan memajukan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia.” Maka, Pemerintah tak akanragu mengkaji lebih dalam rekomendasi-rekomendasi Kongres yang berkaitan dengan upaya perbaikan kesejahteraan dan memajukan ekonomi Indonesia. Pemerintah juga akan berupaya merumuskan berbagai keputusan itu ke dalam kebijakan pembangunan, sehingga Indonesia akan menjadi bangsa yang bermartabat serta mampu memberikan kesejahteraan dan kemaslahatan pada rakyatnya.

Di tengah sambutan penutupnya, Wapres juga menceritakan kondisi perekonomian saat ini. “Kita saat ini, ibaratnya sedang berada di kapal besar, dan di luar sana gelombangnya masih bergejolak”, kata Wapres. Gelombang itu adalah krisis ekonomi yang kini masih membelit negara-negara Eropa. Ancaman gelombang bagi kapal Indonesia itu masih ada, kendati saat ini sepertinya situasi sudah mereda. Kapan gelombang itu bergejolak hebat dan mengempas kapal kita, tidak ada satu orang pun yang akan mengetahuinya.

Maka penting sekali bagi kita semua untuk tetap bersama-sama menjaga agar kapal tidak karam. Wapres pun mengajak semua warga Indonesia menghindari perilaku-perilaku buruk yang justru bisa membuat kapal tersebut karam karena masalah dari dalam. “Semuanya harus menjalankan peranan sesuai fungsinya, jangan bertingkahlaku berlebihan. Alhasil kapal kita tetap stabil dan tidak oleng”, ujar Wapres di bagian akhir sambutannya.

 

 

Sumber:

http://www.wapresri.go.id/index/preview/berita/276

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0