Meskipun sebuah fasilitas pendidikan biasanya identik dengan perpustakaan besar dan koleksinya yang banyak, rupanya Pusdiklat Kemensetneg memilliki pendekatan yang berbeda. Menurut Kepala Pusdiklat, Samidi Fahrudin, Pusdiklat Kemensetneg menerapkan sistem e-library. “Pendekatannya adalah berapa banyak orang yang mengunjungi perpustakaan, bukan seberapa luas dan seberapa banyak koleksinyaâ€, ungkapnya. Langkah ini dirasa memudahkan peserta untuk memperoleh informasi. Dengan Single Sign On (SSO) peserta bisa mengaksesnya melalui komputer yang telah disediakan, atau bahkan melalui smartphone dan gadget yang dibawa. Semuanya terhubung dengan perpustakaan Kemensetneg serta perpustakaan nasional.
Baru-baru ini pusdiklat juga berusaha mengintegrasikan seluruh kegiatan pendidikan dengan mengeluarkan inovasi sistem aplikasi Portal Informasi Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Sekretariat Negara (PINTAR). Seluruh mekanisme kegiatan diklat mulai dari pendaftaran hingga evaluasi kegiatan, dan e-library dirangkum dalam satu aplikasi. “Keseluruhan namanya sistem pembelajaran. Mau off class, on class, on job training, off job training, semuanya bisa terintegrasikanâ€, jelas Samidi. Menurut salah satu peserta Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan (Diklatpim) Tingkat IV, Zaelani, inovasi ini merupakan terobosan yang sangat baik untuk meningkatkan efisiensi belajar di Pusdiklat. “Karena di sistem itu, mulai dikembangkan secara sistematis yang lebih terukur. Baik dari teknis pendaftarannya, penilaiannya, bahkan komunikasi dengan coach dan peserta lainnya.†(EAS – Humas Kemensetneg)