Presiden diawal pengarahannya mengatakan bahwa listrik memiliki peran yang sangat penting bagi perekonomian dan kehidupan masyarakat. "Kita sudah tahu, karena krisis 11 tahun yang lalu kita terlambat untuk menambah daya listrik kita, membangun pembangkit listrik serta sistem distribusinya. Memang bisa dijelaskan, kesulitan finansial pada masa krisis dulu. Ketika ekonomi pulih kembali, utamanya sejak lima tahun yang lalu, makin terasa listrik ini sangat kurang," kata Presiden.
Oleh karena itu pemerintah melakukan crash program untuk menambah lagi 10 ribu mw. Sebagian berjalan baik, sebagian tidak. "Sementara itu keperluan di daerah-daerah akan listrik juga tumbuh dengan pesat. Beberapa kali saya minta menteri terkait, PLN dan gubernur bekerja bersama-sama secara bersungguh-sunguh, untuk melakukan langkah-langkah yang tepat menambah pembangkit listrik kita. Sebagian berjalan dengan baik, sebagian tidak, akhirnya makin menumpuk," ujar SBY.
"Oleh karena itu saya sudah menetapkan bahwa listrik menjadi prioritas untuk pembangunan lima tahun mendatang, termasuk prioritas utama yang harus kita bereskan. Segala perencanaan, kordinasi, sinergi antara PLN dengan yang lain, dari segi pendanaan dan sebagainya agar kedepan ini lebih efektif lagi upaya kita menambah daya lisrik ini ," ujar SBY.
"Saya masih melihat banyak hal yang tidak pas menyangkut sinergi dan sinkronisasi dan koordinasi. Saya sering mendengar respon yang kurang cepat dari keinginan berbagai daerah. Untuk itu cari apa yang bisa dilakukan PLN maupun non PLN dalam mengatasi kekurangan listrik ini. Saudara masih ingat, saya fasilitasi untuk bertemu langsung antara PLN dan para gubernur, sementara saya juga melihat beberapa daerah juga kurang cekatan di dalam melakukan langkah-langkah yang serius untuk mengatasi listirk ini," tambah SBY.
Berdasarkan pengalaman itu, lanjut SBY, mari kita petik pelajaran supaya kedepan di seluruh tanah air dilakukan langkah-langkah yang tepat dalam pembangunan kelistrikan di tanah air. "Sebagai contoh saya ingin mengajak Saudara berpikir sederhana. Berapa kekurangan listrik di daerah per daerah, provinsi per provinsi. Tolong dijumlah berapa ribu mega wat. Itu yang pertama-tama yang harus kita perlu dalam waktu dekat. Barus setelah itu lima tahun mendatang dengan pertumbuhan ekonomi menuju 7 persen, berapa lagi yang kita perlukan untuk industri, rumah tangga, komersial dan sebagainya. Jumlahkan kekurangan yang ada itu dengan keperluan lima tahun mendatang ," ujar SBY.
"Jangan hanya melihat pertumbuhan sekian untuk ekonomi, sekian untuk listrik. Kenyataannya kurang di daerah-daerah, itu saya maksudkan. Dalam hal ini tentu ada kemampuan PLN dan ada batas kemampun PLN. Kalau tidak mampu dikerjakan PLN, jangan lantas semua ingin dilakukan PLN sendiri. Keliru. Berikan peluang yang lain dengan regulasi. Dengan kebijkan yang tepat, inilah yang saya maksudkan agar betul-betul efektif, " kata SBY.
"Bisnis PLN adalah bisnis besar, melibatkan triliunan rupiah. Bisnisnya harus menunjukkan governance yang baik. Tidak boleh ada yang aneh-aneh. Kalaiu aneh-aneh yang korban rakyat. Saya juga prihatin ketika mendengar Jakarta juga mengalami masalah, sesuatu yang mestinya bisa diantisipasi," kata Presiden SBY. (win)
Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/11/17/4893.html