Rapimnas Persatuan Insinyur Indonesia

 
bagikan berita ke :

Jumat, 25 Mei 2007
Di baca 1505 kali

Persatuan Insinyur Indonesia yang berdiri pada tanggal 23 Mei 1952, saat ini memiliki 77 cabang di Indonesia. Rapimnas diikuti sekitar 500 insinyur dari seluruh Indonesia, berlangsung 24 s/d 25 Mei 2007. Presiden SBY hadir pada acara ini didampingi Ibu Negara, Menko Kesra Aburizal Bakrie, Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro, Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Menbudpar Jero Wacik, Gubernur Jawa Barat Danny Setiawan, dan Jubir Presiden Andi Mallarangeng.

“ Saya mengharapkan para insinyur untuk mengembangkan teknologi, sehingga semua itu menjadi lebih efisien, produktif dan kemudian ramah lingkungan. Banyak masalah dalam pembangunan kita ini, karena betul – betul belum efisien dan belum produktif, “ kata Presiden.

Untuk itu, menurut Presiden, penguasaan dan penggunaan Iptek sangat mutlak, karena teknologi memiliki peranan yang sangat sentral. Presiden juga mendukung penuh tema PII kali ini yaitu Mewujudkan Kemandirian Dibidang Energi, karena inilah salah satu isu besar, bukan hanya bagi bangsa kita, tapi juga bagi dunia. “ Dan ini juga merespon 12 tantangan yang saya sampaikan pada 12 September 2006 di Jakarta pada Kongres PII, dimana termasuk salah satu bagian ketahanan energi di negeri kita," lanjutnya.

Sebelumnya, Ketua Umum PII, Airlangga Hartarto, dalam sambutannya menekankan pentingnya pengembangan kompetensi para insinyur selaku pemangku kepentingan dibidang teknologi yang sangat diandalkan, untuk dapat meningkatkan produktivitas perekonomian di sektor real yang selama ini menjadi titik lemah dalam mengejar pertumbuhan ekonomi nasional. "Rapimnas PII tahun 2007 ini bertujuan untuk mewujudkan kemandirian dibidang energi oleh para insinyur Indonesia. Ketersediaan energi untuk masyarakat yang tinggal di luar jangkauan transmisi listrik PLN, sebaiknya dikembangkan dengan teknologi bio massa, berbasis bukan tanaman pangan agar kebutuhan pangan tidak naik secara drastis. Tanaman jarak dengan small scale plan menjadi salah satu produk unggulan yang akan disosialisasikan, selain bio gas berbasis kotoran hewan , “ kata Airlangga.

Sebelum menyampaikan sambutannya, Presiden melalui Menteri ESDM Purnomo Yusgiantoro memberikan bantuan sebesar Rp 5,5 milyar berupa Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS ) kepada masyarakat Cianjur, Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro kepada masyarakat Tasikmalaya dan Garut, dan bio gas kepada masyarakat Kabupaten Bandung. Juga bantuan kepada Pondok Pesantren Nurul Fallah, dan dan Pondok Pesantren Nurul Bayan, untuk pengembangan teknologi baru bio gas dan briket dari eceng gondok. Juga diserahkan bantuan kepada kelompok peneliti ITB untuk mengembangkan teknologi baru terbarukan tepat guna, yaitu bio gas dari bungkil jarak pagar, dan bantuan kepada tiga usaha kecil menengah bengkel mikro hidro. Selain itu juga diserahkan beasiswa kepada 55 orang mahasiswa teknik bidang energi dari ITB, ITS, UGM, Trisakti dan Universitas Palangkaraya.

 

Sumber :
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/05/24/1862.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0