Ratas Persiapan Konferensi Climate Change

 
bagikan berita ke :

Jumat, 08 Juni 2007
Di baca 1258 kali

Menteri Negara Lingkungan Hidup Rachmat Witoelar mengatakan hal itu kepada wartawan usai mengikuti Rapat Kabinet Terbatas (Ratas) Persiapan Konferensi Climate Change, di Kantor Presiden, Kamis (7/6).

“Kebetulan segala sesuatu yang membuat perubahan iklim ini bisa berkurang juga menguntungkan Indonesia. Misalkan dana-dana dunia untuk penanaman hutan jatuhnya ke Indonesia. Itu yang tadi dibicarakan dan diberikan petunjuk-petunjuk oleh Presiden untuk dilaksanakan,“ kata Rachmat Witoelar.

Dalam ratas tersebut, lanjut Rachmat Witoelar, Presiden SBY memberikan arahan agar kita mesti mendahulukan kepentingan Indonesia. “Itu tidak susah karena kepentingan Indonesia itu kepentingan dunia, karena kepentingan Indonesia adalah lestarinya hutan, dan dunia juga maunya itu,“ Rachmat menambahkan.

Adapun agenda yang akan dibawa Indonesia ke dalam konferensi itu adalah agar dunia menyadari bahwa kalau kita memelihara hutan, kita lestarikan, akan mempunyai dampak yang sangat positif untuk iklim dunia. Negara-negara maju dan tidak memiliki hutan harus iuran untuk menegakkan kelestarian itu. “Tapi itu sebenarnya untuk negara-negara seperti Indonesia pada umumnya, negara-negara di khatulistiwa dan tanahnya besar, seperti Kongo dan Brasil,“ ujar Menneg Lingkungan Hidup.

Sebagai tuan rumah konferensi, Rachmat menuturkan, Indonesia berhak untuk membuat agendanya. “Katakanlah ada sisipan kepentingan Indonesia yang mana tidak akan disangkal oleh mereka karena mereka tahu Indonesia mempunyai potensi dan berhak atas dana-dana itu,� kata Rachmat

“Semuanya ini untuk mengganti Kyoto Protocol yang akan kadaluwarsa, dan kalau itu kadaluwarsa apa yg terjadi itu yang kita tetapkan. Sekarang ini urusan hutan ini mesti ada bayaran dari mereka yang tidak punya hutan. Kita memberikan oksigen, yang tidak punya hutan bikin pabrik. Itu tidak fair. Hutan kita pertahankan, kita jaga, tidak ada dana untuk itu. Jadi untuk meluruskan ketidakseimbangan yang ada di negara maju dan di negara yang belum maju, “ lanjut Rachmat.

Ratas yang dipimpin Presiden SBY ini dihadiri oleh, antara lain, Meneg LH, Menlu Hassan Wirajuda, Menhub Jusman Syafii Djamal, Menristek Kusmayanto Kadiman, Kepala Bappenas Paskah Suzetta, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan anggota Wantipres Emil Salim.

 

Sumber:
http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2007/06/07/1914.html

Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?
0           0           0           0           0