Demikian disampaikan Juru Bicara Presiden bidang hubungan luar negeri, Dino Pati Djalal, di Jakarta, Minggu (30/11). Presiden Republik India akan melakukan kunjungan kenegaraan ke Indonesia pada 28 November hingga 3 Desember 2008.
Dikatakan Dino, Presiden Patil baru pertama kali mengunjungi Indonesia setelah kunjungan kenegaraan Presiden Yudhoyono ke New Delhi November 2005 lalu. Pertemuan kedua kepala negara tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan hubungan dan kerja sama RI dengan India terutama di bidang politik, ekonomi, perdagangan, investasi dan pariwisata.
Kedua Kepala Negara, jelas Dino, dijadwalkan menyaksikan penandatanganan empat Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kerja sama Pemuda dan Olah Raga, Minyak dan Gas, Pertanian, serta Program Pertukaran Pendidikan. Turut menyertai kunjungan Presiden India adalah 20 orang delegasi resmi ditambah dengan wartawan dan staf pendukung lain.
Indonesia dan India memiliki hubungan sejarah yang panjang, yang dimulai sejak berabad-abad lampau ketika pengaruh budaya dan agama dari India masuk ke bumi Nusantara. Pada tahun 1951, Indonesia dan India menandatangani Perjanjian Persahabatan sebagai langkah awal membina hubungan persahabatan kedua negara dan pada Konferensi Asia Afrika tahun 1955, India merupakan salah satu negara co-sponsor dari pertemuan yang sangat bersejarah tersebut.
Upaya memelihara dan meningkatkan hubungan baik kedua negara dan bangsa mencatat babak baru melalui kunjungan kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke India November 2005.
Pada kunjungan tersebut, kedua negara sepakat untuk membentuk New Strategic Partnership (Strategi Kemitraan Baru) guna mempelajari dan mewujudkan potensi kerjasama menjadi realita yang saling menguntungkan. Di bidang ekonomi, nilai investasi India di Indonesia pada tahun 2007 bernilai 96,5 miliar dolar AS pada 44 proyek di berbagai sektor seperti tekstil, otomotif dan jasa.
Dari data Departemen Perdagangan disebutkan, volume perdagangan bilateral tahun 2007 mencapai lebih dari 6,55 miliar dolar AS atau naik dari tahun 2006 yang tercatat sekitar 4,80 miliar dolar AS. Sedangkan volume perdagangan tahun 2008, antara bulan Januari-Juni, dilaporkan sudah mencapai 5,02 miliar dolar AS. Pada tahun 2005, Kepala Pemerintahan kedua negara sepakat menargetkan volume perdagangan ke angka 10 miliar dolar AS pada tahun 2010.
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=NDc1MzI=