"Indonesia menganggap Turki adalah sahabat dan partner penting," kata Presiden SBY dalam press briefing dengan wartawan Indonesia yang menyertai kunjungan sejak ke Turki, di Hotel Sheraton, Ankara, Senin (29/6) malam atau Selasa (30/6) dini hari di Indonesia.
Presiden menjelaskan, Indonesia dan Turki sama-sama anggota Organisasi Konferensi Islam (OKI), D8 (komunitas Islam untuk perekonomian dan pembangunan), dan G20. Kedua negara juga aktif dalam dialog antarperadaban (Dialogue Among Civilization). "Ini modal, opportunity, yang baik untuk bersinergi memainkan peran di forum internasional," kata Presiden SBY.
Dalam masalah Palestina dan Timur Tengah, RI-Turki sama-sama menghendaki berdirinya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. "Kita ingin sama-sama berperan dalam memecahkan isu-isu global tertentu, seperti Palestina, perdamaian di Timur Tengah, Irak, dan Afghanistan," SBY menambahkan.
Hubungan bilateral RI-Turki dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2005, volume perdagangan kedua negara senilai hampir 635 juta dolar AS. Pada tahun 2008, jumlah itu meningkat menjadi sekitar 1,3 miliar dolar AS dengan surplus ada pada Indonesia. Perinciannya, ekspor Indonesia sebesar 678 juta dolar, sedangkan impor sekitar 587 juta dolar AS.
"Kita ingin meningkatkan kerjasama bilateral ini, terutama di sektor perekonomian, seperti perdagangan, investasi, pariwisata, dan sektor-sektor lainnya," ujar SBY. Selasa (30/6) siang atau sore di Indonesia, Presiden SBY dan Presiden Turki Abdullah Gul akan menyaksikan penandatanganan 5 Memorandum of Understanding (MoU), 2 Agreement, dan 1 Program.
Kunjungan kenegaraan terakhir Presiden RI ke Turki terjadi pada tahun 1985. Jadi kunjungan Presiden SBY ini merupakan yang pertama setelah 25 tahun. Presiden Gusdur memang pernah ke Turki, tapi merupakan kunjungan kerja.
Turki adalah negara dengan sejarah kejayaan di bidang kebudayaan, ekonomi, dan militer. Kerjaan Otoman (abad 14-17) memiliki kekuasaan yang luas hingga ke Eropa, Afrika, dan Asia. Turki kini menjadi semacam jembatan antara Asia dan Eropa. Turki juga melahirkan seorang filosof Islam terkenal dan seorang Darwis yang hidup sekitar abad ke-9, Jalaluddin Rumi.
Dalam jumpa pers ini, Presiden SBY antara lain didampingi Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menlu Marty Natalegawa, Mensesneg Sudi Silalahi, Mendag Mari Pangestu, menakertrans Muhaimin Iskandar, dan Seskab Dipo Alam. Ada pula Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Menbudpar Jero Wacik, Menpora Andi A Mallarangeng, dan Menhub Freddy Numberi yang bergabung di Turki. (har/dit)
Sumber:Â
http://www.presidenri.go.id/index.php/fokus/2010/06/29/5590.html