Kali ini Presiden mengundang Shaukat Aziz untuk memaparkan pemikirannya dalam tema â€Tantangan Perekonomian Pakistanâ€. â€Indonesia memiliki populasi penduduk yang tinggi,sumber daya, lokasi yang strategis, dan terutama tidak punya masalah dengan negara lain.Indonesia adalah negara yang mengagumkan, dan dapat memosisikan dirinya sejajar dengan China dan India,†tegas Shaukat dalam presentasinya.
Hadir dalam acara itu Wapres Jusuf Kalla,sejumlah menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB),dan pimpinan BUMN. Mantan Menteri Keuangan Pakistan ini juga berbagi pengalaman mengenai reformasi yang dilakukan di Pakistan. â€Reformasi di Pakistan berdasarkan tiga filosofi, yaitu deregulasi, liberalisasi, dan privatisasi.Semua kegiatan komersial ditangani swasta.
Banyak tantangan karena perusahaan telekomunikasi dikuasai asing. Ini paradigma yang sulit dilaksanakan, tapi sudah dilakukan,â€jelasnya. Di bidang keuangan, tambah dia,bank sentral independen tidak melapor ke Menteri Keuangan, tetapi langsung ke Perdana Menteri. â€Kami mengirim 40 mahasiswa ke Harvard selama dua bulan untuk belajar. Program privatisasi dilakukan besar-besaran seperti sektor perbankan.
Dulu perbankan di Pakistan sakitsakitan karena pengelolaan dilakukan swasta dengan ekuitas 25%,â€katanya. Sementara itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan,kedatangan Aziz merupakan undangannya. Mereka bertemu pertama kali dalam KTT D-8 di Bali pada 2005. Presiden yang mengaku terkesan dengan keberhasilan Aziz meningkatkan perekonomian Pakistan pada periode 2004–2007 itu, kemudian memintanya berbagi pengalaman dengan Indonesia.
Sumber : http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/berita-utama/ri-diprediksi-ungguli-china.html