Hal itu dikemukakan oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Presiden
Hongaria Lazslo Solyom, dalam konferensi pers bersama di Istana
Merdeka, Jakarta, Rabu.
Presiden Yudhoyono mengatakan kedua negara sepakat mendorong kinerja Komisi Bersama RI-Hongaria untuk lebih aktif merumuskan bidang-bidang kerja sama.
"Hubungan ekonomi kedua negara dalam tingkatan baik tapi kami sepakat untuk terus meningkatkannya karena perekonomian kedua negara terus tumbuh," katanya.
Kepala Negara menilai kedua negara memiliki peluang besar untuk terus menggali potensi-potensi kerja sama ekonomi kedua negara.
Sementara itu, Presiden Solyom menggarisbawahi keperluan menghidupkan dewan bisnis bersama kedua negara dalam bidang ekonomi untuk mendorong investasi.
Dia juga mengatakan bahwa baru-baru ini sebuah perusahaan minyak Hongaria, MOLL, sedang menjajaki kerja sama di Indonesia.
"Saya juga mendorong perusahaan-perusahaan kecil dan menengah untuk juga menjalin kerjasama," kata Presiden Solyom dalam bahasa Hongaria.
Nilai total perdagangan kedua negara mengalami penurunan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan catatan Departemen Perdagangan RI, pada 2007 total nilai perdagangan kedua negara adalah 62,3 juta dolar AS yang turun sebesar 43 persen dari tahun 2003 sebesar 109,3 juta dolar.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan dwipihak RI-Hongaria dibahas juga sejumlah hal antara lain keperluan meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kota kembar, perubahan iklim, dialog antarperadaban dan memperkuat kerja sama ekonomi ASEAN-Uni Eropa.
"Saya secara khusus mengundang Hongaria untuk terlibat dalam global intermedia dialog yang dalam tiga tahun terakhir kita laksanakan dengan Norwegia," katanya.
Dalam jumpa pers yang berlangsung lebih kurang 45 menit itu, Presiden Solyom juga menyampaikan undangannya kepada Presiden Yudhoyono untuk berkunjung ke Hongaria.
Dia juga mengatakan bahwa, Hongaria berniat untuk mendorong kerja sama politik kedua negara.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada pelajar Hongaria untuk belajar di Indonesia," katanya.
Dalam bidang pendidikan, sejak 14 tahun lalu pemerintah RI memberikan program beasiswa Dharmasiswa untuk belajar bahasa, seni dan budaya selama delapan bulan di Indonesia bagi pelajar Hongaria.
Program Dharmasiswa mendapat tanggapan positif, jumlah peminat terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga pada periode 1994/1995 jumlahnya telah mencapai 123 orang.
RI-Hongaria membuka hubungan diplomatik pada 26 Juni 1955. Sampai tahun 1965 hubungan kedua negara berkembang dengan pesat namun mengalami penurunan setelah peristiwa G30S/PKI di Indonesia. Usaha penataan kembali hubungan dwipihak dimulai dengan kunjungan Menlu RI Adam Malik ke Hongaria pada 1974.
Presiden Solyom melakukan kunjungan kerja pertama kalinya ke RI pada 19-22 Mei 2008. Selain melakukan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, ia juga melakukan pertemuan dengan perwakilan dari DPR, DPD dan memberikan kuliah umum tentang perubahan iklim di Universitas Indonesia.
Presiden Yudhoyono mengatakan kedua negara sepakat mendorong kinerja Komisi Bersama RI-Hongaria untuk lebih aktif merumuskan bidang-bidang kerja sama.
"Hubungan ekonomi kedua negara dalam tingkatan baik tapi kami sepakat untuk terus meningkatkannya karena perekonomian kedua negara terus tumbuh," katanya.
Kepala Negara menilai kedua negara memiliki peluang besar untuk terus menggali potensi-potensi kerja sama ekonomi kedua negara.
Sementara itu, Presiden Solyom menggarisbawahi keperluan menghidupkan dewan bisnis bersama kedua negara dalam bidang ekonomi untuk mendorong investasi.
Dia juga mengatakan bahwa baru-baru ini sebuah perusahaan minyak Hongaria, MOLL, sedang menjajaki kerja sama di Indonesia.
"Saya juga mendorong perusahaan-perusahaan kecil dan menengah untuk juga menjalin kerjasama," kata Presiden Solyom dalam bahasa Hongaria.
Nilai total perdagangan kedua negara mengalami penurunan yang signifikan dalam lima tahun terakhir. Berdasarkan catatan Departemen Perdagangan RI, pada 2007 total nilai perdagangan kedua negara adalah 62,3 juta dolar AS yang turun sebesar 43 persen dari tahun 2003 sebesar 109,3 juta dolar.
Pada kesempatan itu, Presiden Yudhoyono juga menyampaikan bahwa dalam pertemuan dwipihak RI-Hongaria dibahas juga sejumlah hal antara lain keperluan meningkatkan kerja sama di bidang pendidikan, kota kembar, perubahan iklim, dialog antarperadaban dan memperkuat kerja sama ekonomi ASEAN-Uni Eropa.
"Saya secara khusus mengundang Hongaria untuk terlibat dalam global intermedia dialog yang dalam tiga tahun terakhir kita laksanakan dengan Norwegia," katanya.
Dalam jumpa pers yang berlangsung lebih kurang 45 menit itu, Presiden Solyom juga menyampaikan undangannya kepada Presiden Yudhoyono untuk berkunjung ke Hongaria.
Dia juga mengatakan bahwa, Hongaria berniat untuk mendorong kerja sama politik kedua negara.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada pelajar Hongaria untuk belajar di Indonesia," katanya.
Dalam bidang pendidikan, sejak 14 tahun lalu pemerintah RI memberikan program beasiswa Dharmasiswa untuk belajar bahasa, seni dan budaya selama delapan bulan di Indonesia bagi pelajar Hongaria.
Program Dharmasiswa mendapat tanggapan positif, jumlah peminat terus meningkat dari tahun ke tahun sehingga pada periode 1994/1995 jumlahnya telah mencapai 123 orang.
RI-Hongaria membuka hubungan diplomatik pada 26 Juni 1955. Sampai tahun 1965 hubungan kedua negara berkembang dengan pesat namun mengalami penurunan setelah peristiwa G30S/PKI di Indonesia. Usaha penataan kembali hubungan dwipihak dimulai dengan kunjungan Menlu RI Adam Malik ke Hongaria pada 1974.
Presiden Solyom melakukan kunjungan kerja pertama kalinya ke RI pada 19-22 Mei 2008. Selain melakukan pertemuan dengan Presiden Yudhoyono, ia juga melakukan pertemuan dengan perwakilan dari DPR, DPD dan memberikan kuliah umum tentang perubahan iklim di Universitas Indonesia.
Â
Â
Sumber :
http://www.antara.co.id/arc/2008/5/21/ri-hongaria-sepakat-tingkatkan-kerja-sama-perdagangan/Â
Bagaimana pendapat anda mengenai artikel ini?