"Keunggulan rumah pintar mampu mewujudkan ketahanan pangan keluarga. Itu menjadi isu global, yakni ketercukupan pangan. Sehingga apa yang dilakukan saat ini dalam rangka mendukung program pemerintah," kata Ibu negara saat meresmikan rumah pintar Cakra Cendekia di Batalyon Kesehatan 2/2 Divisi Infanteri Kostrad, Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Senin (13/10).
Sentra ketahanan pangan keluarga atau rumah pintar, meliputi berbagai kegiatan antara lain komposting, pembibitan tanaman, peternakan, perikanan, pengolahan hasil panen, budidaya tanaman hias, dan sarana arena bermain anak (out bond).
Semua kegiatan itu dilokalisir dalam satu lokasi, sehingga menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan. Agar pengembangan rumah pintar bernilai ekonomis, maka harus disesuaikan dengan pengembangan potensi daerah masing-masing. Ibu Negara mencontohkan, rumah pintar di Pacitan, Jawa Timur, sudah mampu memiliki sentra membatik yang hasilnya diekspor ke Jepang.
Sedangkan menyikapi potensi rumah pintar di Malang, Ibu negara mendorong agar potensi daerah dikembangkan dengan baik. "Sayur-mayur, misalnya, mungkin bisa dikembangkan untuk dikonsumsi sendiri dan dijual ke desa tetangga," tegasnya.
Selain rumah pintar, Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) juga telah merealisasikan motor pintar, mobil pintar dan kapal pintar.
Sejak program ini diluncurkan 18 Mei 2005, kata dia, SIKIB berhasil mengembangkan mobil pintar sebanyak 99 unit, tersebar di sejumlah daerah, termasuk dua unit mobil pintar yang dikirim ke Lebanon, dan sejauh ini masih dioperasionalkan oleh Balalyon Garuda 23/B.
Ia mengungkapkan pengembangan motor pintar mencapai 311 unit. Sebanyak 135 unit mobil pintar diantaranya dioperasionalkan Polri. Untuk rumah pintar sudah terealisasi 196 unit, serta 3 unit kapal pintar. Satu unit kapal pintar di operasionalkan di Maluku, atas bantuan Departemen Kelautan. Dua unit lainnya dioperasionalkan atas kerjasama dengan Angkatan Laut.
"Indonesia terdiri dari banyak pulau dan sungai besar, penduduknya tinggal sampai di pelosok. Kapal pintar diharapkan mampu menjangkau sampai ke ujung. Makin banyak lagi (kapal pintar) seperti itu akan senang lagi, karena semakin banyak anak-anak bangsa bisa memanfaatkannya fasilitas ini,".
Pada kesempatan itu Ibu negara mendorong para dermawan juga terlibat langsung dengan menyalurkan zakat, infaq, dan sodakohnya dalam bentuk mobil pintar untuk mencerdaskan dan memenuhi kebutuhan informasi bagi anak bangsa. Butuh Perhatian Ani menegaskan program ini tidak dapat dilakukan sendiri oleh SIKIB. Oleh sebab itu program harus dikerjakan bersama-sama, melibatkan semua pihak, termasuk Polri, TNI, BUMN, swasta, dan akademisi.
Terkait dengan hal itu, Ibu negara menyatakan sering mendapat pesan pendek (sms) dari masyarakat perbatasan yang mempertanyakan status kewarganegaraan akibat minimnya fasilitas belajar.
"Kami berharap mobil ini bisa dioperasikan di daerah perbatasan, sehingga mereka tidak merasa ditinggalkan,". Ia mengakui untuk mengirim mobil pintar hingga menjangkau daerah perbatasan cukup berat. "Tetapi degan niat baik untuk anak Indonesia di perbatasan, maka diharapkan (mobil pintar) ini diupayakan sampai di sana,".
Sumber:
http://www.mediaindonesia.com/index.php?ar_id=MzYzODk=