Sambutan Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 11 Agustus 2011
PENGANTAR
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA SIDANG KABINET PARIPURNA
DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
TANGGAL 11 AGUSTUS 2011
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Saudara Wakil Presiden,
Pimpinan dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden,
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,
Gubernur Bank Indonesia,
Peserta Sidang Kabinet Paripurna sekalian yang saya hormati,
Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna. Hari ini tepat tanggal 11 Agustus, juga 11 Ramadhan 1432 Hijriyah. Tanggal 17 nanti adalah Hari Proklamasi sekaligus Nuzulul Quran, hari yang sama-sama bersejarah bagi bangsa Indonesia, terlebih bagi umat Islam di negeri ini. Semoga rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan tahun ini, dan rangkaian ibadah kita di bulan suci Ramadhan ini, mendapatkan rida Allah Subhaanahu wa Ta'aala, dan membawa kebaikan bagi perjalanan bangsa ini menuju masa depan yang lebih baik.
Â
Agenda utama Sidang Kabinet Paripurna kali ini adalah untuk mendengarkan laporan Menteri Agama yang berkaitan dengan penyelenggaraan ibadah haji. Ini sesuatu yang sangat penting, dan kita bertekad, kita bertugas untuk memastikan bahwa makin ke depan pelayanan ibadah haji mesti makin baik. Mari kita timba pengalaman penyelenggaraan ibadah haji di waktu yang lalu.
Â
Kita mencatat, pernah kita menyelenggarakan ibadah haji itu dengan keadaan yang baik, bahkan sangat baik, karena banyak yang berterima kasih kepada kita, tetapi pernah juga kita tidak berhasil atau banyak masalah, yang kita juga menerima keluhan dari saudara-saudara kita yang menjalankan ibadah haji itu. Marilah semakin ke depan terus kita sempurnakan, kita perbaiki pelayanan untuk itu.
Â
Biaya haji haruslah tepat, serendah yang bisa kita capai, karena ada faktor yang di luar jangkauan tangan kita, jangkauan tangan pemerintah. Koordinasi juga sangat penting. Sejak di tanah air, koordinasi antara yang di pusat dengan di daerah, di tempat-tempat embarkasi dan nantinya debarkasi, dalam penerbangan atau perjalanan sampai koordinasi di tanah suci sendiri.
Â
Pernah kita tidak berhasil, karena salah satu yang menyebabkan,
kurangnya koordinasi di depan, baik di Mekkah Al Mukarromah maupun di Mina, di
Arafah, kalau di Madinah, relatif baik. Marilah kita jadikan pengalaman
semuanya itu. Dan yang tidak kalah pentingnya, sistem informasi penyelenggaraan
ibadah haji harus semakin baik. Dengan demikian, kalau ada sesuatu, yang cepat datang bukan
rumornya, bukan desas-desus yang tidak menentu, tetapi karena sistem informasi yang
baik, segera dijelaskan kepada publik kita melalui media massa kita. Dengan demikian, keluarga yang di
tanah air juga menjadi sangat tenang.
Yang saya sampaikan ini, pengalaman kita selama tujuh tahun terakhir kita
memberikan pelayanan kepada saudara-saudara kita yang melaksanakan ibadah haji.
Â
Saudara-saudara,
Sebelum kita masuk pada agenda pertama ini, pada kesempatan yang baik ini,
dalam Sidang Kabinet Paripurna, saya ingin menyampaikan beberapa hal. Pertama,
Saudara telah mengikuti bahwa perekonomian global kembali bergejolak di Eropa,
di Amerika, bahkan
kalau menyangkut pasar modal, itu semuanya kena imbasnya dan volatilitas masih
berlangsung hingga hari ini. Meskipun ekonomi kita dalam keadaan baik, lebih
baik dibandingkan ekonomi tahun 2008, ketika dunia juga mengalami krisis, dan tentu jauh lebih baik kondisi
ketika kita belum siap benar menghadapi krisis tahun 1998 yang lalu, tetapi kita tidak boleh
lalai.
Â
Pengalaman adalah guru utama. Ketika tahun 2008, kita begitu cepat merespon, mengantisipasi, melakukan sinergi dengan semua pihak, alhamdulillah kita berhasil mengurangi dampak krisis itu. Harapan kita, itu pun bisa kita lakukan apabila gejolak ini berkelanjutan. Mudah-mudahan tidak sedalam apa yang terjadi dengan tiga tahun yang lalu itu.
Â
Jajaran Menteri Perekonomian, saya berharap terus mengelola
dengan cermat dan terus-menerus. Kita sudah mengambil langkah-langkah sekarang
ini, dua kali pertemuan saya pimpin langsung, juga mengundang jajaran KADIN dan
pihak-pihak tertentu. Saya berharap jajaran Kementerian Koordinator
Perekonomian,
tekunlah untuk mengelola semuanya ini, termasuk lakukan komunikasi dan
konsultasi dengan dunia usaha dan daerah.
Salah satu kunci keberhasilan kita dulu, karena semua langkah yang kita lakukan kita
bicarakan, kita komunikasikan, kita konsultasikan, meskipun keputusan kita ambil,
keputusan pada tingkat pemerintah saya putuskan, tetapi proses itu mengajak
mereka semua. Saya berharap para menteri juga ikut mengikuti, meskipun
insya
Allah kita bisa melakukan langkah-langkah yang tepat, karena kita tidak ingin
menyia-nyiakan momentum dan peluang bagi kebangkitan perekonomian kita, yang
sesungguhnya memiliki prospek dan harapan yang baik.
Â
RAPBN 2012 beserta Nota Keuangannya, yang insya Allah akan saya sampaikan di hadapan sidang gabungan nanti juga sudah sesungguhnya mempertimbangkan semua aspek yang bisa terjadi.
Â
Saudara-saudara,
Sebagaimana Saudara ketahui, tanggal 16 Agustus mendatang, insya Allah saya akan menyampaikan pidato
di hadapan sidang gabungan DPD RI
dan DPR RI.
Ada dua pidato,
sebagaimana yang saya sampaikan tahun lalu, pertama adalah pidato kenegaraan
dalam kapasitas saya lebih sebagai Kepala Negara, kepada rakyat sebetulnya.
Kemudian pidato yang kedua adalah pidato RAPBN Tahun 2012 beserta Nota
Keuangannya, dalam kapasitas saya lebih sebagai Kepala Pemerintahan.
Â
Kedua naskah pidato itu sudah atau sedang kita persiapkan. Oleh karena itu, di samping tim yang sedang bekerja, yang dikoordinasikan oleh Menteri Sekretaris Negara, dengan tentunya supervisi dari ketiga Menteri Koordinator, para menteri terkait agar stand by, sewaktu-waktu kita undang untuk ikut menuntaskan kedua naskah pidato yang akan saya sampaikan tersebut.
Â
Dan masih berkaitan dengan rangkaian peringatan Hari
Kemerdekaan, saya berharap semua menteri bisa mengikuti semua rangkaian
kegiatan Hari Kemerdekaan. Marilah kita menjadi contoh, ini hari yang paling
bersejarah, bukan hari libur. Tunda semua perijinan, terutama ijin ke luar
negeri, sampai keseluruhan rangkaian itu selesai, biasanya semuanya selesai
sampai tanggal 20 Agustus, karena masih ada pertemuan kita dengan saudara-saudara kita
yang datang dari segala pelosok tanah air: para guru, para teladan, banyak
sekali. Kita harus menerima dan menyapa mereka semua, yang juga jauh-jauh
datang dari tanah air, dari tempat-tempat yang tidak mudah, yang sulit dalam
mengemban tugas mereka semua.
Kemudian, justru karena ini bulan Ramadhan, setelah selesai tanggal 20 Agustus,
saya berharap para menteri bisa turun ke lapangan. Datanglah ke tempat-tempat,
ke komunitas-komunitas untuk menyapa rakyat, sekaligus ketahui masalah yang
dihadapi oleh mereka, dengarkan aspirasi mereka secara langsung, biasanya lebih
murni, tidak terdistorsi. Dengan demikian, akan baik untuk lebih menyempurnakan
kita punya kebijakan, meskipun dalam sistem pemerintahan yang desentralistik,
dengan otonomi daerah tetapi ada kebijakan yang bersifat nasional, ada pembangunan yang bersifat
sektoral di samping yang regional.
Dalam konteks itu, bacaannya harus sama. Bacaan seorang bupati, walikota,
gubernur, menteri sampai saya, Wapres harus sama terhadap masalah yang dihadapi
oleh masyarakat kita. Silakan turun dan sapalah dan bertemulah mereka semua,
tentu sesuai dengan
portfolio bidang dan sektor Saudara masing-masing.
Â
Saudara-saudara,
Hal lain yang ingin saya sampaikan adalah berkaitan dengan telah tertangkapnya
Saudara Nazaruddin, yang secara hukum dinyatakan buron, saya mengucapkan terima
kasih kepada jajaran Polri, KPK, BIN, Kementerian Luar Negeri yang telah
menjalin kerja sama internasional dengan baik. Kita berharap, setelah sampai di
tanah air, proses hukum segera dijalani oleh yang bersangkutan, dengan transparansi dan
akuntabilitas yang setinggi-tingginya. Sudah terlalu lama rakyat dibingungkan
dengan apa sesungguhnya yang terjadi.
Oleh karena itu, kita berharap hukumlah yang berbicara, pengadilan yang
sejatilah yang akan memutuskan, bukan "pengadilan-pengadilan lain". Saya
berpesan kepada Kapolri, jagalah keselamatan yang bersangkutan,
safety,
safety sekali lagi, karena barangkali ada pihak-pihak yang tidak nyaman, dengan kedatangan yang bersangkutan
ke tanah air.
Satu hal, ternyata kita bisa mencari dan menemukan buron. Oleh karena itu, saya
instruksikan kepada Kapolri dan pihak-pihak terkait di jajaran pemerintah untuk
mencari dan menemukan buron-buron lain yang seolah-olah tidak bisa ditemukan.
Dunia kita hanya satu. Dan silakan tidak harus selalu saya instruksikan untuk
menemukan semuanya itu, karena ini semua demi keadilan, demi tegaknya hukum di
negeri kita.
Â
Yang terakhir, Saudara-saudara, selama bulan Ramadhan ini saya bertemu dengan sejumlah sahabat yang selama ini berjarak. Dulu sering berkomunikasi, tahun-tahun terakhir berjarak, dan beliau dulu adalah tokoh-tokoh yang kritis. Sebagian saya didampingi oleh Mensesneg dalam pertemuan itu, mereka cukup terbuka dan objektif, di dalam menyampaikan kepada saya. Ada yang diapresiasi, yang dihargai dari apa yang dilaksanakan oleh pemerintah ini. Ada pula yang dikritik dan dikoreksi.
Â
Dalam interaksi itu, saya terima dengan lapang dada manakala kritik-kritik itu betul, saya nilai benar meskipun kalau ada yang berbeda penglihatannya, terjadi diskusi juga. Salah satu kritik, ini saya sampaikan, Pak Sudi juga dengar, kita dianggap sering kurang gigih dan kurang rajin di dalam menjelaskan sebuah kebijakan atau menanggapi sejumlah isu yang berhari-hari, berminggu-minggu bergulir di media massa, di kalangan publik kita sampai ditunjukkan contoh-contohnya.
Â
Saya berpikir, barangkali patut kita dengar. Kita tidak boleh selalu menyalahkan media karena seolah-olah tebang pilih, yang diundang talkshow, yang dimuat di koran-koran hanyalah yang mengkritik, yang menghujat pemerintah, tetapi tidak cukup mewadahi suara pemerintah. Tetapi mari kita introspeksi, apakah kita sendiri sudah cukup gigih untuk juga mengimbangi, dengan demikian, akhirnya rakyat, rakyat itu setelah mendengar kritik yang keras, pemerintah menjelaskan, menteri teknis tampil, pejabat yang berwenang juga mempersiapkan dirinya, dan berani menghadapi itu semua, akhirnya akan terjadi proses pengendapan dan pemahaman dari masyarakat.
Â
Masyarakat kita itu punya hati. Mereka cerdas sebetulnya. Dengan demikian, kalau terjadi interaksi yang seperti itu, saya yakin kalau itu memang keliru kita, policy kita tidak tepat, kita harus akui, tetapi kalau ternyata setelah dijelaskan justru itu benar, rakyat pun juga akan tahu bahwa itu benar.
Â
Saudara-saudara,
Masih ada waktu, insya Allah masa bakti kita ini akan berakhir pada
Oktober 2014, kritik seperti itu mari kita dengarkan, dan saya akan mengikutinya, apakah
kita betul-betul ingin di satu sisi menjalankan tugas sebaik-baiknya, bekerja
sekeras-kerasnya tetapi
di sisi lain kita juga dalam suasana demokrasi, bisa berkomunikasi dengan baik
dan cerdas dengan mitra-mitra kita, termasuk counterpart kita yang selama ini sangat kritis
kepada pemerintah.
Itulah pengantar yang ingin saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini, dan
setelah
break saya berikan kesempatan, dari Menkokesra nanti, setelah
itu nanti dari Menteri Agama.
Â
Terima kasih.
Â
Kita break sebentar.
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara