Sambutan Peringatan Nuzulul Quran

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 29 September 2007
Di baca 1709 kali

TRANSKRIPSI
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERINGATAN NUZULUL QUR’AN
MASJID ISTIQLAL, 29 SEPTEMBER 2007

 

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Hadirin dan hadirot yang saya muliakan, Saudara-saudara Kaum Muslimin dan Muslimat di seluruh tanah yang saya cintai,
Marilah kita bersama-sama sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya pada malam yang penuh berkah ini, kita dapat menghadiri Peringatan Nuzulul Qur’an Tahun 1428 Hijriyah. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad beserta keluarga, para sahabat dan pengikut-pengikut Rasulullah hingga akhir zaman.

Hadirin yang saya muliakan,
Alhamdulillah dengan penuh rasa syukur pada malam ini, kita telah memasuki hari ke-18 di bulan suci Ramadhan. Kita telah mengakhiri 10 hari pertama, hari-hari yang penuh dengan rahmat Allah SWT. Malam ini telah berada di 10 hari kedua yang Insya Allah akan penuh dengan ampunan. Mudah-mudahan 10 hari terakhir yang akan datang Allah SWT memberikan kekuatan dan kesabaran kepada kita semua untuk dapat menuntaskan ibadah puasa kita, sehingga kita termasuk orang-orang yang meningkat derajat ketaqwaannya terhadap Allah SWT.

Peringatan Nuzulul Qur’an kali ini mengangkat tema, “Eksistensi Al-Qur’an sebagai Petunjuk Jalan yang Lurus, Jalan Kehidupan Berbangsa dan Bernegara�. Tema ini sangat penting karena mengandung makna untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk dalam kehidupan kita. Tidak hanya dalam hubungan antara makhluk dengan khaliknya, tetapi juga dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Al-Qur’an sebagai kalam Allah, kallamullah yang diturunkan pada Nabi Muhammad SAW tentu saja mengandung petunjuk untuk menjadi pegangan bagi kita yang ingin mencapai kebahagiaan dunia dan kebahagiaan akhirat. Sebagai pedoman hidup, Al-Qur’an memuat petunjuk untuk memecahkan dan mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi oleh umat manusia, baik yang berkaitan dengan persoalan pribadi, keluarga maupun persoalan-persoalan masyarakat, bangsa, dan negara.

Al-Qur’an memberikan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa, yaitu mereka yang beriman kepada yang Gaib, yang mendirikan sholat dan menafkahkan sebagian rezeki yang dianugerahkan kepada mereka. Al-Qur’an juga memberikan bimbingan, petunjuk dan aturan-aturan syariah bagi umat Islam agar memperoleh petunjuk yang benar dalam mengarungi kehidupan di dunia fana. Al Qur’an juga berisi panduan dalam bergaul di antara sesama umat manusia.

Hadirin yang berbahagia,
Al-Qur’an mewajibkan umat manusia untuk meraih ilmu pengetahuan. Ayat Al-Qur’an yang pertama kali turun, berisikan perintah membaca. Perintah membaca itu, bukan hanya membaca dalam arti sempit, tetapi membaca dalam arti yang luas. Membaca adalah inti dan awal dari sebuah proses pembelajaran; proses pencarian ilmu pengetahuan untuk menjadikan kehidupan dunia dan akhirat yang lebih baik. Rasulullah SAW pernah bersabda barangsiapa yang menghendaki dunia, haruslah dengan ilmu; barangsiapa yang menghendaki akhirat, juga harus dengan ilmu; dan barangsiapa yang ingin mendapatkan keduanya---dunia dan akhirat---harus dengan ilmu pula.

Dengan ilmu pengetahuan, sebagaimana saya katakan tadi, kita dapat membangun kehidupan bangsa yang lebih maju dan sejahtera. Demikian pentingnya ilmu pengetahuan, Pemerintah telah memberikan prioritas dan perhatian yang besar pada pembangunan pendidikan. Dengan pendidikan itu, maka kita dapat membangun sumber daya manusia Indonesia yang tangguh, mandiri, dan berdaya saing.

Dengan ilmu pengetahuan, kita pun dapat menghadapi tantangan global dan memelihara lingkungan dengan arif. Kita dapat menghadapi tantangan yang dihadapi umat manusia seperti pemanasan global, dewasa ini yang mengancam eksistensi kehidupan makhluk hidup di planet Bumi. Oleh karena itu, sebagai khalifah di muka bumi, kita berkewajiban untuk memelihara lingkungan dari kerusakan. Bukankah Allah SWT mengajarkan kita untuk hidup serasi dengan alam sekitar kita, dengan sesama manusia, dan dengan Yang Maha Pencipta.

Allah SWT telah secara tegas melarang umat manusia membuat kerusakan di muka bumi. Dalam mengelola dan memanfaatkan bumi beserta isinya, umat manusia tidak boleh mengabaikan hukum-hukum Illahiah, baik hukum Islam yang tersurat yaitu Kitabullah maupun hukum Illahiah yang tersirat yakni Sunnatullah.

Pelanggaran terhadap Kitabullah dan Sunnatullah, pasti mengakibatkan bencana dan penderitaan dalam kehidupan manusia. Untuk itulah, diperlukan peran dan keterlibatan para tokoh agama untuk memberikan pemahaman dan kesadaran kepada umat, agar memelihara kelestarian lingkungan sebagai bagian dari tugas manusia sebagai Khalifah Allah di muka bumi.

Hadirin yang saya muliakan,
Dalam membangun masyarakat yang sejahtera, Al-Qur’an mewajibkan umat manusia untuk menunaikan tugas-tugas kemanusiaan, serta meningkatkan kesalehan sosial. Al-Qur’an juga mengajarkan tanggung jawab sosial kepada setiap orang yang memiliki harta dan kekayaan, untuk membantu kaum dhuafa, agar dapat keluar dari lingkaran kemiskinan. Kita diwajibkan untuk menyantuni mereka dengan mengeluarkan zakat, serta anjuran memberikan infak dan sodaqah. Melalui zakat, infaq, dan sodaqah itulah, kita dapat ikut mengentaskan kemiskinan, dan menolong saudara-saudara kita yang masih dalam kekurangan.

Dalam kaitan itu, Pemerintah telah dan sedang melaksanakan berbagai program pembangunan, yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dan taraf hidup masyarakat, antara lain melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan, pengentasan kemiskinan dan perluasan lapangan pekerjaan. Upaya yang terus-menerus kita lakukan, bukan hanya sekedar melaksanakan prioritas program Pemerintah, tetapi juga, wujud nyata dari pelaksanaan tugas-tugas kemanusiaan yang diperintahkan oleh agama kepada kita.

Hadirin-hadirot sekalian yang saya muliakan,
Sebelum mengakhiri sambutan ini, saya ingin menggarisbawahi apa yang disampaikan oleh Bapak KH. Muhammad Sanusi Baco dalam hikmah Nuzulu Qur’an, satu pelajaran besar yang amat berharga, yang dapat dipedomani dan kita terapkan di negeri tercinta ini, yaitu perubahan maha besar, transformasi besar dilaksanakan oleh pemimpin yang besar, yaitu Nabi Muhammad SAW. Dari uraian yang disampaikan oleh Bapak Sanusi tadi, serta pengetahuan yang kita miliki, perubahan besar yang sangat berhasil itulah yang merubah peradaban umat manusia di bawah kepemimpinan Rasulullah dulu adalah perubahan yang dilaksanakan dengan penuh kegigihan, penuh kesabaran, penuh ketegaran, dan juga pengorbanan. Proses panjang yang ikut yang terus dilakukan tanpa lelah yang dalam melaksanakannya dilakukan tahapan-tahapan yang berkesinambungan.

Pelajaran lain menandai keberhasilan reformasi besar yang dilaksanakan oleh Rasulullah adalah ajakan beliau untuk berpikir positif, bersikap optimis dan kemudian jauh dari kekerasan, radikalitas dan sesuatu yang mengingkari Sunatullah dari perubahan besar itu. Saya kira ini patut untuk kita pedomani dan kita jalankan.

Dalam dunia kontemporer sekarang inipun, banyak negara-negara yang melakukan transformasi besar, dia berhasil karena juga ternyata sesuai dengan apa yang dilaksanakan oleh Nabi Muhammad SAW pada zamannya yang telah mengubah sejarah peradaban umat manusia. Kita yang sekarang sedang melaksanakan perubahan mandat maha besar untuk menuju hari esok yang lebih baik, patutlah merenungi apa yang disampaikan oleh Bapak KH. Muhammad Sanusi tadi. Dan saya mengajak saudara-saudara kita, kaum muslimin-muslimat di seluruh tanah air dan seluruh rakyat Indonesia untuk menpedomani dan menjalankannya dengan sebaik-baiknya.

Akhirnya mengakhiri sambutan ini sekali lagi, saya mengajak saudara-saudara untuk merenungkan makna Peringatan Nuzulul Qur’an yang setiap tahun kita selenggarakan di berbagai tempat di tanah air. Di bulan mulia yang penuh berkah, rahmat, dan ampunan Allah SWT ini, saya mengajak kaum muslimin di seluruh tanah air untuk meningkatkan iman, ilmu, dan keperdulian kita kepada sesama.

Marilah kita isi Bulan Ramadhan ini dengan berbagai aktivitas untuk meningkatkan kapasitas ilmu pengetahuan kita, sebagai upaya kita untuk meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Marilah kita tingkatkan solidaritas dan kesalehan sosial kita kepada kaum lemah, untuk membantu fakir, miskin, dan kaum dhuafa, serta saudara-saudara kita yang tertimpa bencana alam. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan, petunjuk, dan lindungan-Nya kepada kita sekalian.

Sekian
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabaraktuh.


*****


Biro Pers dan Media
Rumah Tangga Kepresidenan