Sambutan Presiden - Groundbreaking Proyek Kereta Cepat Indonesia-China, Bandung, 21 Januari 2016
SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
GROUNDBREAKING PROYEK KERETA CEPAT INDONESIA-CHINA
SERTA PENGEMBANGAN SENTRA EKONOMI
KORIDOR JAKARTA-BANDUNG
CIKALONG WETAN, BANDUNG, JAWA BARAT
21 JANUARI 2016
GROUNDBREAKING PROYEK KERETA CEPAT INDONESIA-CHINA
SERTA PENGEMBANGAN SENTRA EKONOMI
KORIDOR JAKARTA-BANDUNG
CIKALONG WETAN, BANDUNG, JAWA BARAT
21 JANUARI 2016
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Sampurasun,
Yang Mulia State Councellor of the People’s Republic of China,
Yang Mulia Mr. Wang Yong beserta seluruh Delegasi dari Tiongkok,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Kerja, Gubernur Jawa Barat, Gubernur DKI beserta seluruh Bupati dan Wali Kota yang hadir,
Ibu dan Bapak sekalian, Hadirin yang berbahagia,
Ini adalah kerja sama besar antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok, yang pada akhir 2014 terus-menerus dibicarakan, tetapi hampir satu tahun naik turun-naik turun, dan akhirnya alhamdulillah pada hari ini bisa dimulai peletakan batu pertama pembangunan kereta api cepat Jakarta-Bandung. Ini adalah kerja sama besar antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok.
Era sekarang adalah era persaingan. Era sekarang adalah era kompetisi. Negara yang mempunyai competitiveness, negara yang mempunyai daya saing yang baik, itulah yang akan memenangkan persaingan nantinya. Negara yang efisien, negara yang mempunyai kecepatan dalam memutuskan, kecepatan dalam membangun, itulah nanti yang menjadi pemenang di dalam persaingan antar negara.
Oleh sebab itu, kereta api cepat ini adalah salah satunya untuk menuju kepada kecepatan yang tadi saya sampaikan. Kecepatan mobilitas barang, kecepatan mobilitas orang nantinya yang akan mendorong kita memenangkan persaingan antarnegara.
Yang kedua, yang ingin saya sampaikan adalah transportasi massal. Kita sudah berpuluh-puluh tahun selalu mengandalkan transportasi pribadi. Transportasi massal lama kita lupakan. Banyak kota-kota yang sudah mulai macet. Tidak hanya Jakarta, tidak hanya Bandung, kota-kota yang lain sudah mulai macet. Oleh sebab itu, jawabannya adalah transportasi massal.
Kenapa dua tahun yang lalu, MRT di Jakarta kita putuskan? Karena kita ingin transportasi publik kita lebih baik. Kenapa LRT yang sudah lama juga direncanakan, tahun kemarin untuk Jabodetabek juga sudah dimulai? Karena juga kita ingin memiliki transportasi massal yang baik antara Jakarta dan kota-kota di sekitarnya. Dan juga LRT di Palembang, tahun yang lalu juga sudah dimulai karena juga Palembang sudah mulai macet.
Oleh sebab itu, yang namanya MRT, yang namanya LRT, yang namanya trem, yang namanya kereta api, yang namanya kereta api cepat, yang namanya bus, ini adalah transportasi massal yang memang harus kita dahulukan.
Minggu yang lalu, Gubernur Jawa Barat menyampaikan dan meminta pemerintah pusat agar nantinya, pada saat kereta api cepat Jakarta-Bandung ini selesai, LRT di Bandung juga selesai, tetapi yang diminta bukan hanya Bandung, tetapi Bandung Raya. Saya jawab dan saya putuskan langsung, kita akan selesaikan apa yang diminta oleh gubernur sehingga nantinya LRT Bandung Raya, naik kereta api cepat, diterima LRT Jabodetabek, kemudian diterima lagi oleh MRT dan LRT di DKI Jakarta.
Ini akan bersambungan semuanya. Ini sudah ada di dalam trase-trase yang memang sudah direncanakan lama, tetapi tidak segera diputuskan. Saya ingatkan lagi, MRT Jakarta itu sudah 26 tahun direncanakan, direncanakan. Oleh sebab itu, dengan keputusan ini, kereta api cepat dibangun.
Nanti akan men-trigger. Saya yakin, antarprovinsi, antardaerah, nanti akan banyak yang meminta, “Pak, mestinya Jakarta-Surabaya juga akan ada kereta api cepat.†Pasti ada yang akan meminta seperti itu karena memang mobilitas barang, mobilitas orang, itu harus, sebuah keharusan untuk sebuah efisiensi.
Yang ketiga, yang ingin saya sampaikan, kenapa saya tidak mau kereta api cepat ini memakai APBN dan tanpa jaminan pemerintah?—ini supaya tahu—karena APBN akan kita titik beratkan kepada pembangunan-pembangunan infrastruktur di luar Jawa.
Anggarannya, uangnya akan kita dorong untuk pembangunan-pembangunan infrastruktur di luar Jawa, baik yang berupa jalan tol di Sumatera, baik yang namanya kereta api antara Makassar sampai ke Manado yang juga sudah dimulai tahun kemarin.
Dan tahun ini insya Allah juga kereta api di Papua. Ini yang akan terus kita dorong. APBN akan kita arahkan ke sana. Jangan sampai Jawa-sentris lagi, tapi Indonesia-sentris. Ini yang ingin kita lakukan.
Oleh sebab itu, kereta api cepat ini semuanya menggunakan dana investasi, tidak menggunakan dana APBN. Kalau kita pakai dana APBN, nantinya yang di luar Jawa akan bertanya lagi, "Pak, anggarannya kok dihabis-habiskan terus untuk di Jawa? Yang di luar Jawa kapan? Yang di Papua kapan? Yang di Sulawesi kapan? Yang di Kalimantan kapan?†Selalu pertanyaannya rakyat seperti itu.
Kemudian Ibu dan Bapak sekalian yang saya hormati,
Dengan model pembiayaan yang tadi saya sampaikan, yang mandiri oleh BUMN, dan ini kerja sama BUMN Tiongkok dengan BUMN Indonesia dalam percepatan pembangunan infrastruktur, maka sekali lagi pemerintah dapat lebih berkonsentrasi menggunakan dana APBN untuk membangun infrastruktur di Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua.
Dan untuk daerah-daerah yang lebih maju, memang nantinya akan kita percayakan kepada pola investasi kepada BUMN.
Saya juga mendorong BUMN yang saat ini memiliki aset lebih dari 5.000 triliun untuk saling bekerja sama, untuk saling bersinergi, untuk mempercepat dan memperluas pembangunan, baik di Jawa maupun di luar Jawa.
Dan saya melihat bahwa proyek kereta api cepat ini adalah kerja sama dan sinergi yang konkret antara beberapa BUMN, dan sinergi BUMN ini tidak hanya untuk efisiensi, tetapi juga untuk menghadapi, sekali lagi untuk menghadapi persaingan global, untuk menghadapi kompetisi global.
Dengan penguasaan teknologi, dengan penguasaan industri manufaktur, kita harapkan kita bisa bersaing dengan negara-negara yang lain.
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Saya ingin menitipkan kepada State Councellor, Mr. Wang Yong, agar menyampaikan salam saya kepada Presiden Xi Jinping. Kita berharap agar kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Tiongkok bisa dilanjutkan dalam bidang-bidang yang lainnya, baik infrastruktur, baik industri, baik manufaktur, dan kita harapkan kerja sama ini lebih erat lagi.
Saya kira itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Kita berharap kereta api cepat ini nanti bisa memberikan manfaat bagi rakyat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Dan saya akan terus memantau proyek ini dan proyek pengembangan wilayah antara Jakarta dan Bandung sehingga sekali lagi manfaatnya bisa dirasakan langsung oleh masyarakat, oleh rakyat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.
*****
Â
Biro Pers, Media dan Informasi
Sekretariat Presiden
Sekretariat Presiden