di Lapangan Taruna, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Maju, hadir bersama saya Pak Menko PMK, Bapak Menteri Sekretaris Negara, Pak Menteri BUMN,
Yang saya hormati Gubernur Kalimantan Timur, Bupati dan Wali Kota yang hadir, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (IKN),
Yang saya hormati para sultan, para tokoh agama, tokoh budaya, Bapak-Ibu sekalian seluruh pelaku budaya dan masyarakat Kalimantan Timur, utamanya masyarakat di Kecamatan Sepaku,
Hadirin dan undangan yang berbahagia.
Sudah tiga bulan ini, saya sering datang ke Ibu Kota Nusantara untuk melakukan peletakan batu pertama. Dan sampai saat ini, telah dibangun, proses dibangun ada lima hotel besar di Ibu Kota Nusantara, ada empat rumah sakit juga dalam proses konstruksi, ada juga sekolah yang bertaraf internasional yang juga dalam proses dibangun di Ibu Kota Nusantara, ada juga training center-nya PSSI yang memiliki delapan lapangan bola di Ibu Kota Nusantara, ada juga dua mal besar yang dibangun di Ibu Kota Nusantara.
Tapi, itu semuanya fisik. Itu semuanya fisik. Padahal mestinya yang didahulukan adalah pembangunan sumber daya manusia, pelestarian kebudayaan, merawat kebudayaan yang ada, jangan sampai nanti tergerus oleh budaya-budaya dari luar, budaya-budaya asing.
Oleh sebab itu, saya sangat menghargai pada pagi hari ini di Kecamatan Sepaku dilaksanakan Festival Harmoni Budaya Nusantara untuk mengingatkan kita bahwa seni budaya kita, budaya Indonesia itu sangat beragam, sangat majemuk. Sukunya saja kita memiliki 714. Artinya, kekuatan, karakter, budaya itu sangat dan harus kita lestarikan dan harus kita rawat.
Oleh sebab itu, anak-anakku semuanya, yang hafal Pancasila silakan tunjuk jari. Anak-anak di sebelah sana tadi enggak bisa lihat itu, ada enggak yang hafal Pancasila, silakan maju satu. Ini belum disuruh maju sudah lari ke panggung. Ya sudah, masa saya suruh balik lagi.
Coba dikenalkan nama.
Arya (Pelajar)
Perkenalkan nama saya Arya Martadi Suwirtanto dari SDN 017 Sepaku.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kelas berapa?
Arya (Pelajar)
Kelas 6.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Nama siapa?
Arya (Pelajar)
Arya Martadi Suwirtanto
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Panggilannya?
Arya (Pelajar)
Arya.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Arya. Kelas 6 SD. SD-nya di Sepaku ya? Iya di Sepaku. Tahu enggak nama tarian tadi yang ditarikan tadi? Tari dari suku mana tadi? Macam-macam kan tadi.
Arya (Pelajar)
Suku Borneo?
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Suku Borneo? Tadi yang nari tadi selain Suku Borneo suku apa tadi?
Arya (Pelajar)
Dayak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Suku Dayak, ya betul sudah. Tapi, pertanyaannya tadi Pancasila. Pancasila, satu…
Arya (Pelajar)
Pancasila: 1. Ketuhanan yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Mau diberi hadiah sepeda enggak?
Arya (Pelajar)
Mau, Pak.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Itu diambil sepedanya. Itu sepedanya bukan sepeda biasa. Ditukar mobil bisa itu, karena ada tulisannya. Yang mahal tulisannya “Hadiah Presiden Jokowi” itu yang mahal.
Dikenalkan nama.
Ratu (Pelajar)
Perkenalkan nama saya Zahratu Sita.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Zahratu Sita? Panggilannya?
Ratu (Pelajar)
Ratu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Zahratu Sita, panggilannya Ratu. Ratu kelas berapa?
Ratu (Pelajar)
Kelas 6 SD.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Kelas 6 SD. Langsung, pancasila, satu…
Ratu (Pelajar)
Pancasila: 1. Ketuhanan yang Maha Esa, 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab, 3. Persatuan Indonesia, 4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, 5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Ratu, tahu enggak tadi suku apa tadi yang nari di sini tadi suku apa? Ada suku apa saja tadi yang nari? Oh, enggak kelihatan ya dari sana ya. Ya sudah, di Kalimantan ini sebutkan dua suku saja, suku apa yang ada di Kalimantan?
Ratu (Pelajar)
Kalimantan Timur.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak, sukunya, suku apa?
Ratu (Pelajar)
Apa ya… enggak tahu.
Presiden Republik Indonesia (Joko Widodo)
Enggak tahu, ya sudah. Terima kasih, itu sepedanya diambil karena pertanyaannya tadi Pancasila kok bukan suku.
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati, nantinya di IKN ini akan tinggal dan hidup bersama-sama masyarakat dari beragam etnis dan budaya, masyarakat yang memang berasal dan tinggal di wilayah IKN dan sekitarnya sejak dulu, serta masyarakat dari daerah yang lain.
Dengan pembangunan IKN, Kalimantan Timur khususnya akan menjadi muara bertemunya berbagai budaya berinteraksi. Kita harapkan berinteraksi nantinya dengan baik, hidup rukun dan harmonis, menjaga dan melestarikan dan mengembangkan identitas budaya lokal dan nilai-nilai dan tradisi masyarakat di Kalimantan Timur.
Karena itu perlu dibangun kesadaran bersama pentingnya sikap saling menghormati, sikap saling menghargai keragaman, dan menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai sebuah kekuatan untuk membangun harmoni, kebersamaan, dan persatuan.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Terima kasih, saya tutup.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.