di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur
Bismillahirrahmanirrahim.
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang saya hormati Ketua Wantimpres;
Para Menteri Kabinet Indonesia Maju yang saya hormati, hadir bersama saya Pak Menteri Investasi, Pak Menteri BUMN, Menteri ATR/BPN, Pak MenPAN RB, Pak Menteri PUPR, Pak Menteri Perdagangan, Bapak Menteri Kesehatan. Kok banyak sekali menteri ya? Ternyata banyak sekali menteri yang ikut;
Yang saya hormati Panglima TNI, Kepala Otorita IKN, serta Kurator IKN;
Yang saya hormati Ketua OJK, Gubernur Kaltim beserta Bupati PPU, dan Bupati Kutai Kartanegara;
Yang saya hormati Direktur Utama BPJS Kesehatan beserta seluruh jajaran direksi dan dewan pengawas, beserta seluruh keluarga besar BPJS Kesehatan;
Bapak-Ibu sekalian yang saya hormati.
Saya ingat di 2015-2016, sering sekali saya melakukan rapat-rapat dengan BPJS, urusannya urusan defisit yang tidak mudah saat itu diselesaikan. Tetapi sudah berapa tahun ini saya enggak pernah rapat, dan artinya itu sangat bagus pengelolaan di BPJS Kesehatan.
Saya juga ingat awal-awal 2015, 2016, 2017, setiap saya cek ke rumah sakit pelayanan BPJS, keluhannya banyak sekali. Mengantrenya lama, komplainnya… saya ini kan ke lapangan saya, selalu saya kontrol, selalu saya cek, komplainnya masih banyak. Tetapi setelah 2020 ke sini, saya mampir ke rumah sakit, cek ke rumah sakit, cek antrean di pendaftaran, perubahannya sangat drastis sekali, sangat bagus sekali, dan yang paling penting sudah tidak defisit. Pak Dirut sudah enggak ada… Iya, kita enggak rapat, karena memang enggak ada defisit. Kalau defisit, itu pasti Dirutnya pasti pengin rapat terus.
Yang kedua, saya juga sangat apresiasi, mengapresiasi, sangat menghargai bahwa peserta sekarang sudah 267 juta peserta, 95,7 persen dari total penduduk kita.
Saya tadi cerita Pak Dirut, pernah dulu berapa kali, seingat saya dua-tiga kali, Presiden Obama menanyakan kepada saya, tapi tahun-tahun 2015 saat itu, jadi saya belum bisa cerita sebangga ini. Beliau bertanya pada saya kenapa BPJS/jaminan kesehatan di Indonesia bisa berjalan dengan baik, sedangkan Obama Care di Amerika kok enggak. Saya belum bisa membandingkan, tapi setelah sekian tahun saya ke lapangan, saya bisa melihat bahwa memang berbeda.
Di sini, menurut saya, pertama, ada rujukan puskesmas. Di Amerika enggak ada puskesmas, langsung ke rumah sakit sehingga beban semuanya langsung ke rumah sakit. Di sini masih ditahan di puskesmas, baru kalau yang berat masuk ke rumah sakit. Yang kedua, mengenai aging populasinya. Di kita ini masih banyak karena ada bonus demografi, usia-usia produktif ini yang terbanyak, sehingga beban dari BPJS itu menjadi lebih ringan dibandingkan di Amerika. Saya banding-bandingin, oh ini. Dia enggak bisa jalan dan kita bisa berjalan dengan baik, karena dukungan-dukungan yang tadi saya sampaikan.
Kemudian, saya sangat menghargai pembangunan gedung kantor BPJS Kesehatan di Ibu Kota Nusantara ini. Kalau kemarin yang kita groundbreaking adalah klaster industri keuangan, sekarang BPJS Kesehatan masuk, dan sudah lima rumah sakit dalam proses pembangunan, sehingga ini akan melengkapi pelayanan di Ibu Kota Nusantara terhadap kesehatan masyarakat yang ada di sini dan tentu saja di seluruh tanah air Indonesia.
Terakhir, mungkin yang belum pernah ke Ibu Kota Nusantara tolong naik ke istana. Dilihat, kita ini Ibu Kota Nusantara ini seperti apa, ke depannya akan terjadi transformasi seperti apa, akan kelihatan kalau Bapak-Ibu naik ke tempat tertinggi di istana. Saya enggak tahu, boleh enggak masuk. Tapi kalau boleh, saya kira semuanya harus melihat dari sana, kalau saya sudah sering. Kalau saya mesti boleh kan, tapi belum tentu Bapak-Ibu juga boleh. Tapi saran saya, dicoba ke sana, akan kelihatan betapa sekarang ini memang kita ingin memiliki gedung presiden yang bukan peninggalan dari kolonial. Kita bangun sendiri dengan bahan-bahan produk kita sendiri, dilakukan oleh anak-anak bangsa sendiri, dan ini akan menimbulkan sebuah kebanggaan, harga diri.
Karena kadang-kadang kalau saya mendapatkan tamu, entah presiden, entah perdana menteri (PM), masuk ke istana kita, kemudian PM-nya bertanya, “Wah, gedungnya bagus ya.” Saya enggak bisa jawab apa-apa, karena memang itu adalah peninggalan dari kolonial Belanda, di Bogor juga sama, di Jogja juga sama, di Cipanas juga sama. Inilah sebetulnya salah satu hal yang ingin kita kerjakan, sehingga kita punya kebanggaan terhadap diri kita sendiri, berkepribadian dalam kebudayaan.
Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, pada pagi hari ini peletakan batu pertama, groundbreaking Gedung BPJS Kesehatan di Ibu Kota Nusantara secara resmi saya nyatakan dimulai.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.