Sambutan Presiden pada Pelepasan Ekspor Perdana Tahun 2022 Smelter Grade Alumina

 
bagikan berita ke :

Selasa, 25 Januari 2022
Di baca 1604 kali

Kawasan Ekonomi Khusus Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
 
 

Bismillahirahmanirrahim.

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Bapak/Ibu dan Saudara-saudara sekalian yang saya hormati,

 

Bulan yang lalu saya datang ke Sulawesi, melihat bagaimana yang namanya hilirisasi nickel ore itu bisa ke barang jadi. Saya kaget, bahwa kita memang sudah terlalu maju ke sana. Banyak orang lain enggak tahu. Ini malah enggak apa-apa, yang paling penting adalah dari hilirisasi ini jangan sampai, saya sudah bolak-balik sampaikan, jangan sampai kita ini sudah 350 tahun yang lalu, waktu dijajah, yang kita ekspor selalu bahan mentah. Kita ekspor selalu raw material. Enggak berhenti sampai sekarang. Ini harganya harga bahan mentah, seperti tadi disampaikan oleh Pak Airlangga Hartarto. Harusnya bisa 15 kali lipat, hanya dijual 30 tadi. Padahal kalau menjadi barang jadi bisa 700. Ini enggak bisa diterus-teruskan.

 

Oleh sebab itu, sejak 2020, saya sampaikan pada Pak Menko Luhut, stop. Nickel Ore, stop. Bahan mentah, stop, sudah.  Enggak boleh jalan lagi. Harus (menjadi) barang setengah jadi, atau barang jadi. Dret, sudah.

 

Kemarin saya baru saja dari Muara Enim untuk peletakan batu pertama pembangunan industri DME/dimetil eter, yang itu dipakai untuk nanti (menjadi) LPG. Ini juga sama, kita ekspor bahan mentah batu bara, ekspor batu bara, mentahan terus, mentahan-mentahan-mentahan. Padahal yang namanya batu bara itu bisa menjadi metanol, bisa DME/dimetil eter.

 

Kenapa ini kita lakukan terus? Ini akan saya hitung, saya sekarang datang ke Bintan khusus melihat bagaimana pembangunan PT Bintan Alumina Indonesia, PT BAI ini, dan saya kaget ternyata sudah segede ini,  padahal baru, Pak Santoni, tahun 2018 Pak? Ini cepat sekali. Ini yang kita kejar ya seperti ini. Akan kita hitung lagi, kapan kita akan stop ekspor raw material bauksit, bahan mentah bauksit. Enggak, stop, karena di Bintan sudah ada pabriknya, di Bintan sudah ada industrinya, supaya kita dapat nilai tambah.

 

Tadi kembali ke DME/dimetil eter. Kita punya bahan baku banyak sekali. Gede sekali. Kita malah impor LPG Rp80-an triliun setiap tahun. Terlalu nyaman kita ini, terlalu enak kita ini. Orang lain yang dapat, negara lain yang dapat, dia dapat nilai tambahnya, dia dapat lapangan kerjanya, dia dapat pajaknya. Coba kalau kita membuat industri seperti ini. Kita dapat royaltinya, kita dapat pajak perusahaannya, kita dapat pajak pribadinya, kita dapat biaya ekspor keluar, kita bisa dapat penerimaan negara bukan pajak, semua dapat. Yang paling penting (adalah) membuka lapangan kerja sebanyak-banyaknya, bisa 7.000. Kemarin di Konawe 27.000 (tenaga kerja), di Morowali 45.000 (tenaga kerja). Ini yang dibutuhkan rakyat. Jadi jangan, sekali lagi, berpikir, sekali lagi, ekspor bahan mentah, ekspor raw material, ekspor nickel ore, enggak-enggak-enggak-enggak-enggak.

 

Kita memang, pola pikir kita, memang harus kita rubah semuanya. Ini harus menjadi negara industri kalau kita mau maju, karena nilai tambahnya ada di situ. Dan dengan risiko apapun, satu-persatu akan saya stop. Nickel ore, stop. Ini kita digugat oleh WTO, silakan gugat. Nanti stop bauksit, stop. Ada yang gugat lagi, silakan gugat. Enggak apa-apa, kita hadapi. Kalau enggak, sejak zaman VOC sampai kapan pun kita hanya menjadi pengekspor raw material, pengekspor bahan mentah. Enggak rampung-rampung. Enggak dulu pala, coklat, semuanya dulu zaman…rempah-rempah, semuanya. Yang menikmati yang punya nilai tambah. Yang menikmati yang punya industri.

 

Saya terima kasih ada perusahaan-perusahaan seberani ini, membangun dengan investasi, tentu saja dengan risiko-risiko yang ada. Kita harapkan semua bahan mentah kita, kita oleh sendiri di Tanah Air.

 

Terakhir, saya juga ada pantun. Masa semua berpantun, saya tidak?

 

Pantai Bintan indah dan asri,…pas enggak ini?
Jalan beriring si burung dara,
Mari kita dukung hilirisasi industri,
Untuk mewujudkan kemandirian bangsa.

 

Dan dengan mengucap bismillahirahmanirrahim, pada sore hari ini saya luncurkan Pelepasan Ekspor Perdana Tahun 2022 Smelter Grade Alumina, produksi PT Bintan Alumina Indonesia.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.