Sambutan Presiden pada Peluncuran Injourney Holding BUMN Pariwisata Dan Pendukung
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat siang,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
salam kebajikan.
Yang saya hormati, Menteri BUMN beserta seluruh Menteri Kabinet Indonesia Maju yang hadir;
Yang saya hormati, Gubernur Nusa Tenggara Barat beserta Ibu Wakil Gubernur, dan Ibu Wagub yang saya hormati, beserta seluruh jajaran Forkopimda;
Yang saya hormati para Komisaris dan jajaran Direksi BUMN yang hadir, para Tokoh masyarakat dan asosiasi;
Hadirin dan Undangan yang berbahagia.
Betul yang disampaikan oleh Pak Menteri Erick tadi, bahwa selama 2 tahun dilanda pandemi, sektor pariwisata mengalami kontraksi yang sangat dalam. Sebelum pandemi sektor pariwisata menjadi kontributor devisa terbesar kedua, dengan pendapatan domestik, PDB mencapai US$10 miliar, dan bisa menyediakan 13 juta lapangan kerja.
Oleh sebab itu, kondisi seperti ini harus kita hadapi dan kita tidak boleh patah arang, dan kita harus memanfaatkan ini sebagai titik balik untuk melakukan sebuah lompatan, momentum untuk melakukan penataan, momentum untuk melakukan transformasi, membangun sebuah ekosistem yang lebih kuat dan tangguh.
Tadi saya sudah dipaparkan oleh Dirut, Pak Dony, begitu besarnya perusahaan-perusahaan yang akan di-holding-kan. Mulai dari penerbangan, turun, kemudian pengelolaan airport-nya, berjalan ada 120 hotel, memiliki 120 hotel, artinya jaringannya sudah ada. Kemudian pariwisata dari Nusa Dua, Mandalika, Likupang, Borobudur, ada Taman Mini, kemudian pernik-pernik handycraft-nya, ada Sarinah di situ. Ini kalau di-holding-kan akan menjadi sebuah kekuatan yang besar. Dan saya yakin insyaallah Pak Dirut, Pak Dony, dengan pengalaman yang panjang di bidang ini mampu melakukan itu.
Dan, kendala-kendala yang menghambat kemajuan sektor pariwisata harus segera kita selesaikan. Masalah konektivitas, segera selesaikan. Masalah hambatan infrastruktur, di mana titik-titik yang memerlukan suntikan infrastruktur segera diselesaikan. Begitu juga hambatan lainnya, termasuk dalam hal tata kelola dan manajemen BUMN-BUMN pariwisata, agar ini tidak menggerus kesempatan kita untuk melompat maju.
Bapak/Ibu, Hadirin yang saya hormati,
Saya melihat penataan BUMN pariwisata ini adalah keharusan. Karena selama ini saya melihat BUMN dengan anak yang banyak, dengan cucu-cucu yang banyak, bergerak di sektor pariwisata dan pendukungnya yang jumlahnya juga sangat banyak, bergerak dari hulu sampai hilir. Tadi saya sampaikan, penerbangan, pelayanan bandara, hotel, atraksi, manajemen kawasan destinasi wisata, sampai ke ritel, semuanya ada. Tapi yang kita lihat yang lalu-lalu, BUMN-BUMN beserta anak dan cucunya ini berjalan sendiri-sendiri, tidak terkonsolidasi, sehingga menjadi lemah, lemah, lemah, lemah.
Kalau ini nanti kita konsolidasikan dalam holding ini, akan menjadi sebuah kekuatan besar. Karena kecil, kecil, kecil tadi berjalan sendiri-sendiri, tidak terintegrasi, tidak terhubung satu sama yang lain, karena memang sudah memang jalan sendiri-sendiri. Belum lagi soal manajemen, pengelolaan manajemen yang kalah jauh, kalah jauh sekali dengan perusahaan-perusahaan swasta. Padahal asetnya ini bagus-bagus kalau saya lihat, asetnya bagus-bagus, dengan lokasi-lokasi strategis yang premium tapi tidak dikelola dengan manajemen yang baik.
Oleh sebab itu, tadi disampaikan oleh Pak Menteri Erick, di 2024 akan muncul aset, berapa? Rp260-an triliun. Hati-hati, saya catat.
Sekali lagi, padahal asetnya bagus-bagus dengan lokasi-lokasi yang premium, yang strategis. Karena tidak terkonsolidasi, tidak efisien, tidak kompetitif, bukan menjadi sebuah kekuatan yang besar, tidak menjadi kekuatan yang besar.
Karena itu, sejak awal sudah, sebenarnya sudah bolak-balik ini saya sampaikan sejak tujuh tahun yang lalu. Sudah saya perintahkan konsolidasi, restrukturisasi, karena kuncinya di situ. Dan alhamdulillah hari ini, dengan membentuk holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pengelolaan pariwisata kita akan insyaallah akan bisa dilakukan secara efisien, terintegrasi dari hulu sampai hilir. Mulai penataan rute penerbangan, konten promosi, event, atraksi, kuliner, akomodasi sampai ke penjualan ritel-ritel suvenir dari para perajin-perajin kita yang tentu saja juga sudah terseleksi dengan baik.
Saya juga ingin mengingatkan bahwa holding-isasi ini harus membuat holding BUMN Pariwisata menjadi gesit dan lincah serta profesional, karena kunci ini. Membuat tata kelola menjadi lebih efisien dan lebih simpel dan sederhana. Dan jangan sampai justru muncul keribetan-keribetan baru, atau memindahkan persoalan-persoalan lama ke bentuk persoalan-persoalan baru.
Kunci untuk bergerak lebih maju adalah perbaikan manajemen, perbaikan tata kelola, karena potensi pariwisata masih terbuka lebar. Potensi pasar domestik kita ini sangat besar sekali. Tadi disampaikan oleh Pak Menteri Erick, perjalanan domestik ini mencapai 330 juta perjalanan, 330 juta. Ini potensi yang besar sekali, jangan diambil oleh negara lain. Masih jauh sekali dengan wisatawan mancanegara yang mencapai hanya 17 juta perjalanan, meskipun ini juga penting.
Dan di tahun 2022, kita akan menjadi tuan rumah acara-acara yang berskala internasional. Maret ada MotoGP, nanti November ada G20, dan event-event besar lainnya yang mengarahkan dunia kepada Indonesia. Karena itu, momen emas ini harus dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mempersiapkan 10 destinasi pariwisata super prioritas dan menunjukkan pengelolaan destinasi yang bersih, yang rapi, dan profesional.
Terakhir, saya pesan agar kemajuan sektor pariwisata dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat sekitar. Bisa memperbesar, memperbaiki tata kelola, tetapi juga lingkungannya juga bisa ikut nebeng. Dan segera bentuk ekosistem lintas sektor yang melibatkan BUMN, melibatkan swasta, melibatkan masyarakat lokal dan UMKM-UMKM yang ada di daerah.
Berikan ruang dan kesempatan kepada masyarakat untuk menjadi bagian, ini penting sekali, menjadi bagian dari kemajuan pariwisata yang ada di daerahnya, menjadi bagian dari kemajuan negara kita, Indonesia.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya luncurkan Injourney, Holding BUMN Pariwisata dan Pendukung, pada hari ini di Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.