Sambutan Presiden pada Peluncuran Program Merdeka Belajar Episode 6

 
bagikan berita ke :

Selasa, 03 November 2020
Di baca 863 kali

Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat
 
 
 

Bismillahirrahmanirrahim.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Salam sejahtera bagi kita semua, 
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam Kebajikan. 

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju, para Rektor Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta (PTN/PTS);
Yang saya hormati, perwakilan BUMN dan industri serta para dosen dan mahasiswa; 
Undangan dan hadirin yang berbahagia.

Tekad kuat untuk mewujudkan Indonesia Maju tidak boleh surut meskipun saat ini, kita sedang dilanda pandemi Covid-19. Upaya mencetak SDM (sumber daya manusia) unggul tidak boleh berhenti. Pandemi Covid-19 justru menyadarkan kita pentingnya SDM yang tangguh, orang-orang yang mampu berpikir dan bertindak dengan cara-cara extraordinary, kemampuan beradaptasi cepat agar bisa survive menghadapi kesulitan, tidak tertinggal, dan menang dalam persaingan.

Karena itu, pandemi harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperbaiki ekosistem pendidikan nasional, salah satunya perguruan tinggi. Perguruan tinggi perlu merelaksasi kurikulum, dari yang kaku menjadi fleksibel. Membuka diri terhadap paradigma-paradigma baru, terhadap cara-cara yang lebih responsif, dari mono menjadi multi, dari mono menjadi inter, bahkan transdisipliner. Dari berorientasi theory building menjadi problem solving bahkan impact making

Kita harus siap menjalani standar normalitas baru. Dosen yang baik adalah dosen yang memfasilitasi mahasiswanya belajar kepada siapa saja, melalui media apa saja, dan dilakukan kapan saja. Perguruan tinggi yang baik adalah perguruan tinggi yang membangun ekosistem merdeka belajar, dan memanfaatkan materi dan media belajar yang terbuka luas.

Standar normalitas baru tersebut harus dirumuskan dalam berbagai kebijakan. Kebijakan tentang KPI dosen, tentang Key Performance Indicator dosen, kebijakan tentang program prioritas perguruan tinggi dan kebijakan tentang alokasi anggarannya, kebijakan infrastrukturnya, termasuk berbagai SOP (Standard Operating Procedure) baru yang harus dirumuskan. 

Demikian pula halnya di bidang penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Berbagai standar normalitas baru harus dirumuskan. Saat ini adalah awal abad digital. Berbagai riset dan pengembangan teknologi di bidang digital, seharusnya memperoleh prioritas. Bagaimana teknologi digital, big data analytic, artificial intelligence, bisa dimanfaatkan untuk berbagai bidang.

Perguruan tinggi harus berlomba-lomba agar inovasi digital bisa dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat dan kemajuan bangsa. Bisa dimanfaatkan untuk pengembangan kemandirian pangan, untuk kemandirian energi, dan pengembangan kewirausahaan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) di berbagai sektor.

Hadirin yang saya hormati, 
Perguruan tinggi harus bertransformasi menjadi lebih dinamis. Ciptakan terobosan, bangun iklim kompetisi, iklim kompetitif untuk meningkatkan daya saing, jalin sinergi, jalin kolaborasi dengan BUMN, dengan industri, matching fund, talent pool berbasis digital ini penting, dan model-model kerja sama lain untuk mengoptimalkan kemampuan, mendorong prestasi yang lebih baik.

Karena itu, jangan terjebak pada rutinitas perguruan tinggi, harus punya waktu, harus punya energi, dan harus punya keberanian untuk melakukan perubahan. Harus terus-menerus mengembangkan inovasi dengan memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan generasi unggul untuk mewujudkan Indonesia Maju.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, Merdeka Belajar Episode 6, saya luncurkan hari ini.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Om Shanti Shanti Shanti Om, 
Namo Buddhaya