Bismilahirahmanirrahim.
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat sore,
Salam sejahtera bagi kita semuanya,
Shalom,
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan.
Yang saya hormati, Pak Menteri PUPR, Bapak Sekretaris Kabinet;
Yang saya hormati, Bapak Gubernur beserta Bapak Wakil Gubernur;
Pak Bupati Sikka beserta Bapak Wakil Bupati Sikka yang saya hormati;
Yang saya hormati, Pangdam, Kapolda;
Yang saya hormati para tokoh agama, para tokoh masyarakat yang hadir;
Bapak/Ibu sekalian seluruh masyarakat Kabupaten Sikka dan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) yang saya cintai.
Saya sudah tidak bisa menghitung lagi sudah berapa kali saya datang ke NTT. Setiap saya datang ke NTT, awal-awal, selalu yang diminta adalah bendungan, yang diminta adalah waduk. Dan permintaan itu adalah betul, jangan minta yang lain-lain, karena kunci kemakmuran di NTT ini adalah air, air. Begitu ada air, semua bisa ditanam, tanaman tumbuh, buahnya diambil, daunnya bisa dipakai untuk peternakan, karena di NTT sangat bagus untuk sektor peternakan.
Dan tadi pagi juga Pak Gubernur menyampaikan, bahwa di Kabupaten Sumba, Sumba Tengah dulunya banyak ekspor sapi dari sana, ekspor sapi ke Hongkong, kok berhenti? Ya karena memang kecukupan airnya kurang. Sehingga di NTT dalam proses dibangun, itu ada tujuh bendungan. Bendungan Raknamo di Kabupaten Kupang sudah selesai 2018. Bendungan Rotiklot di Kabupaten Belu juga sudah selesai di 2019. Sekarang, kita patut bersyukur, Bendungan Napun Gete di Kabupaten Sikka juga sudah selesai, alhamdulillah, ini patut kita syukuri. Tinggal empat (bendungan) dalam proses.
Tapi tadi pagi, Gubernur menyampaikan kepada saya, minta tambahan dua lagi. Padahal provinsi yang lain paling banyak itu dua (bendungan) atau satu. Tapi ya memang di sini dibutuhkan, sangat dibutuhkan, sangat dibutuhkan. Seperti bendungan Napun Gete, tadi sudah disampaikan oleh Pak Bupati, menyangkut keluasan 99 hektare, kapasitas tampung airnya bisa 11,2 juta meter kubik, bisa mengairi 300 hektare, ini kan sebuah lompatan yang tidak kecil. Tetapi produktivitasi itu betul-betul harus dimunculkan, jangan hanya pertaniannya saja. Limbah pertanian bisa dipakai untuk makanan ternak. Kalau nanti satu persatu bendungan selesai, selesai, selesai, saya meyakini insyaallah dengan gubernur dan wakil gubernur baik, bupati dan wakil bupati yang baik, memimpin rakyatnya, menggiring semuanya untuk produktif, saya yakin NTT akan makmur dan tidak menjadi provinsi yang kategorinya kalau di negara kita masih pada kondisi yang kurang, kita lihat nanti kalau bendungannya sudah selesai.
Tadi pagi juga, di Kabupaten Sumba Tengah, Pak Gub minta bendungan. Saya cek lagi ke Bupati apa masih ada yang diminta, juga sama, “Pak, waduk atau bendungan.” Sama ternyata. Apakah tidak mau embung? Embung juga mau. Semuanya yang berupa air, mau. Dan itu betul. Apakah sumur bor? Juga mau. Tambahannya sudah…”Pak, kalau embung sekian. Kalau sumur bor sekian. Bendungan, dua.” Inilah permintaan yang benar, permintaan yang betul. Jangan minta yang lain-lain, itu betul, sudah ini benar.
Dan nanti akan kita lihat lumbung pangan yang ada di Kabupaten Sumba Tengah. Nanti di sini juga kalau hamparannya jadi, juga bisa menjadi lumbung pangan. Saya kemarin sudah perintah juga ke Kabupaten Belu untuk menarik air dari Bendungan Rotiklot untuk masuk ke…juga sama, pangan lagi. Inilah masa depan yang kita inginkan. Yang minus menjadi semuanya surplus, karena tadi misalnya di Sumba Tengah, setahun baru panen satu kali. Dengan air tadi saya minta kepada Menteri Pertanian, panen dua kali, plus jagung sekali, artinya tiga kali (panen). Ini lompatan produktivitas yang saya ikuti.
Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan dengan mengucap bismillahirahmanirrahim, hari ini saya resmikan Bendungan Napun Gete di kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.