Sambutan Presiden pada Peresmian Pabrik Gula di Bombana

 
bagikan berita ke :

Kamis, 22 Oktober 2020
Di baca 478 kali

Kabupaten Bombana, Provinsi Sulawesi Tenggara
 
 
 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.

Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Maju divisi bidang perindustrian, Pak Menteri Pertanian, Bapak Sekretaris Kabinet;
Yang saya hormati, Gubernur Sulawesi Tenggara beserta Pak Bupati Kabupaten Bombana;
Yang saya hormati, Chairman PT Jhonlin Group, Bapak Haji Isam (Bapak Andi Syamsuddin Arsyad) beserta seluruh jajaran komisaris dan direksi, baik PT Jhonlin maupun PT Prima Alam Gemilang;
Bapak Andi Amran Sulaiman yang juga hadir di sini, serta Bapak Syafruddin;
Bapak, Ibu, hadirin yang berbahagia.

Ini adalah sebuah keberanian, keberanian membuka sebuah investasi, keberanian untuk membuka sebuah usaha di tempat ini. Ini yang harus kita apresiasi dan kita hargai. Dimulai tiga tahun yang lalu, dan sekarang selesai dan sudah berproduksi. Membuka industri, membuka pabrik gula, dan yang paling penting ini membuka lapangan kerja bagi masyarakat, ini poin yang paling penting yang ingin saya garisbawahi, 15.000 (tenaga kerja), tadi Pak Ghimoyo, CEO (PT Jhonlin Group) menyampaikan 15.000 (tenaga kerja), di pabriknya sendiri 4.700 (tenaga kerja) di kala situasi ekonomi seperti ini semua pengusaha pasti wait and see, berpikir untuk berinvestasi, berpikir untuk membuka usaha baru. Keputusan yang digagas oleh Pak Haji Isam patut, patut kita hargai.

Negara kita sekarang ini, membutuhkan 5,8…5,8 juta ton (gula) per tahun. Produksi dalam negeri baru memenuhi 2,1 juta (ton gula). Artinya, sisanya tadi masih impor. 3,7 (juta ton gula) itu masih impor. Sehingga juga, pendirian pabrik gula di (Kabupaten) Bombana ini, sekali lagi, patut kita hargai karena nanti akan mengurangi impor. Artinya bisa memperbanyak devisa negara, memperkuat transaksi berjalan kita, neraca transaksi berjalan.

Oleh sebab itu, tadi saya di lapangan menyampaikan apakah lahan yang sudah dibuka ini, sekarang 20.000 (hektare), apakah masih ada ekspansi yang bisa dikerjakan di sini? “Masih, Pak” tadi Pak Amran menyampaikan, masih ada kurang lebih 80.000 (hektare). kalau masih ada opportunity seperti itu, masih ada peluang seperti itu, segera berikan kepada yang mau membangun lagi pabrik gula seperti ini. Tadi saya bisik-bisik ke Pak Haji Isam, “Apakah masih memiliki minat untuk membangun yang kedua dan yang ketiga,” beliau sampaikan, “Masih, Pak”. Saya menunggu tiga tahun lagi, meresmikan lagi di sini.

Daripada kita impor, impor gula itu kita ruginya…sudah neraca transaksi berjalan kita, neraca perdagangan kita enggak baik, lapangan pekerjaan juga yang mengambil negara lain, devisa kita tidak tambah. Kalau ada yang memiliki keberanian membangun pabrik gula di Kabupaten Bombana ini, kalau ada yang menghambat, entah itu dari sisi perizinan dan yang lain-lain, kebangetan.

Negara membutuhkan gula, tadi saya sampaikan, 5,8 juta (ton), baru terpenuhi 2,1 (juta ton), masih kurang 3,7 (juta ton). Dari sini nanti, kurang-lebih setahun berapa? 400 ribu ton? Berarti juga masih kurang.

Inilah yang bisa saya sampaikan sekali lagi. Saya sangat menghargai investasi ini dan dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan Pabrik Gula Bombana, Gulata, PT Prima Alam Gemilang, hari ini, sekali lagi, saya resmikan.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.