Sambutan Presiden pada Peresmian Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 14 Agustus 2021
Di baca 1138 kali

Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat
 

Bismillahirrahmanirrahim.

 

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Selamat pagi,
Salam sejahtera bagi kita semuanya.
Om Swastiastu,
Namo Buddhaya,
Salam kebajikan. 

 

Yang saya hormati, Menteri Pertanian beserta seluruh Menteri yang hadir;
Yang saya hormati, para Gubernur, Bupati, Wali Kota, dan Forkopimda yang hadir;
Para pelaku usaha, para eksportir, para buyers, hadirin, dan undangan yang berbahagia,

 

Pertama-tama, saya ingin menyampaikan penghargaan, apresiasi, yang setinggi-tingginya kepada para petani, peternak, pekebun, pelaku-pelaku usaha agrobisnis, dan pemangku kepentingan pertanian lainnya yang selama masa pandemi telah bekerja keras, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat tetapi juga telah berhasil meningkatkan ekspor produk-produk pertanian.

 

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang mampu bertahan dari hantaman pandemi (Covid-19). Ekspor pertanian di tahun 2020 seperti tadi yang disampaikan oleh Menteri Pertanian, mencapai Rp451,8 triliun, naik 15,79 persen dibandingkan tahun 2019 yang angkanya Rp390,16 triliun. Dan, pada semester pertama tahun 2021, dari (bulan) Januari sampai dengan Juli 2021, ekspor mencapai Rp282,86 triliun, naik 14,05 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020 yaitu sebesar Rp202,05 triliun.

 

Peningkatan ekspor komoditas pertanian ini berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani juga. Saya mendapatkan angka, jadi Nilai Tukar Petani (NTP) kita terus membaik. Pada (bulan) Juni 2020, Nilai Tukar Petani berada di angka 99,60 secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 mencapai 103,25 dan Juni 2021 mencapai 103,59. Menurut saya, ini sebuah kabar yang baik yang bisa memacu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi.

 

Tadi juga disampaikan oleh Pak Menteri Pertanian bahwa sudah dimulai ekspor beras ke (Arab) Saudi kalau memang dihitung betul beras kita ini berlebih dan mampu kita ekspor, ya, ekspor saja. Tetapi sekali lagi dikalkulasi, dihitung, bahwa benar-benar stok yang ada itu cukup untuk kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu. Artinya, kebutuhan dalam negeri didahulukan, kalau hitung-hitungan ada sisa, silakan diekspor.

 

Hadirin yang saya hormati,


Saya juga minta kepada para gubernur, bupati, dan wali kota untuk menggali potensi ekspor di daerahnya masing-masing. Segera garap komoditas-komoditas pertanian yang potensial untuk dikembangkan. Perkuat petani dengan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan. Saya sudah banyak berbicara dengan dirut-dirut perbankan agar pertanian mendapatkan perhatian khusus karena ini ada kesempatan seperti tadi disampaikan oleh Menteri Pertanian mengenai porang. Ada pasar yang besar yang bisa kita masuki tetapi juga ekspornya jangan mentahan apalagi masih dalam bentuk umbi-umbian. Ya paling tidak sudah dalam bentuk tercacah atau syukur bisa (dalam bentuk) barang jadi atau beras porang yang sudah jadi. Saya kira target kita memang hilirisasi.

 

Dan juga saya minta sambungkan dengan supply chains nasional dan supply chains global sehingga petani mudah untuk mengekspor, pelaku-pelaku usaha pertanian juga mudah untuk mengekspor sehingga bisa berkembang menjadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor.

 

Saat ini, dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, baru 293 kabupaten/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggul ekspor, baik itu produk sawit, karet, kopi, dan beberapa komoditas lain yang diminati pasar global. Masih banyak komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan, sarang burung walet, tadi sudah saya sebut porang, mungkin minyak asiri yang dalam beberapa tahun terakhir ini cukup berkembang, juga ada komoditas lain bunga melati, tanaman hias, edamame, produk hortikultura lainnya yang kalau kita betul-betul berikan perhatian akan menjadi sebuah produk yang baik untuk kita ekspor. Dan juga produk olahan peternakan yang juga semakin terbuka pasarnya.

 

Namun, kita tidak cukup hanya fokus untuk meningkatkan produksi, yang paling penting juga kita harus menguasai teknologi untuk meningkatkan produktivitas, melakukan hilirisasi untuk meningkatkan nilai tambah, dan menghitung skala ekonomi dengan klasterisasi, ini penting sekali, serta melakukan mekanisasi pengembangan produk dan juga promosi produk berbasis digital ini juga harus kita kembangkan agar produk-produk pertanian kita semakin dikenal luas dan semakin kompetitif.

 

Pasar dalam negeri dan luar negeri juga harus terus kita perkuat. Di dalam negeri, kita ajak masyarakat untuk mencintai, untuk membeli, hasil-hasil pertanian kita sendiri dan untuk mengonsumsi pangan yang sehat produksi bangsa kita sendiri. Pasar di luar negeri juga digarap dengan intensif dan terintegrasi, terpadu, dan mulai masuk ke pasar-pasar negara-negara nontradisional yang ini (merupakan) kesempatan kita, momentum kita yang sangat baik di kala pandemi (Covid-19) ini sehingga potensi pasar semakin meluas.

 

Hadirin yang saya hormati,


Hari ini kita akan lakukan ekspor komoditas pertanian secara serentak dari 17 pintu ekspor melalui bandar udara dan pelabuhan laut di berbagai daerah di Indonesia sebagai momentum penguatan ekspor komoditas pertanian Indonesia dan menandai kebangkitan ekonomi nasional di tengah pandemi (Covid-19). Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini. Dan, dengan mengucap bismillahirrahmanirrahim, hari ini, saya resmikan Pelepasan Merdeka Ekspor Pertanian Tahun 2021.

 

Terima kasih.

 

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.