Sambutan Presiden pada Puncak Hari Lahir (Harlah) Nadhlatul Ulama (NU) Ke-98

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 27 Februari 2021
Di baca 901 kali

Istana Merdeka, Jakarta
 
 

Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirrabbilalamin, wassalatu wassalamu ala ashrafil ambiyai walmursalin, sayyidina wa habibina wa syafiina wa maulana Muhammaddin, waala alihi wasahbihi ajmaâin. Amma badu.

Yang saya hormati, yang saya muliakan, Rais A’am PBNU beserta para kiai, para masyayikh, dan para habaib;
Yang saya hormati, jajaran mustasyar dan jajaran syuriyah PBNU;
Yang saya hormati, Ketua Umum PBNU dan jajaran tanfidziyah PBNU;
Yang saya hormati, lembaga dan laznah PBNU serta Badan Otonom NU, muslimat NU, fatayat NU, Gerakan Pemuda Ansor, IPNU, IPPNU, PMII, Sarbumusi, Serikat Nelayan Nahdlatul Ulama;
Hadirin/Hadirat yang saya hormati.

Dalam kesempatan yang mulia ini, saya mengucapkan selamat Hari Lahir (Harlah) ke-98 Hijriah Nahdhlatul Ulama (NU) yang jatuh pada tanggal 16 Rajab. Puncak harlah ini akan menjadi wasilah untuk mengukuhkan tali persaudaraan, ukhuwah islamiyah, dan ukhuwah wathaniah yang merupakan modal utama ketangguhan bangsa Indonesia.

Puncak Harlah ke-98 NU hari ini, sekaligus mengingatkan kita bahwa dua tahun lagi, kita akan menyongsong satu abad NU, satu abad Nahdlatul Ulama. Hampir satu abad, Aswaja (Ahlussunnah wal Jama’ah) telah tumbuh kokoh di negara kita dengan komitmen kebangsaan yang kuat.

Hubbul wathan minal iman adalah benteng terdepan dalam membela Pancasila, membela Undang-Undang Dasar 1945, membela NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan membela bhinneka tunggal ika. Yang selalu konsisten menebarkan toleransi, kesejukan, dan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat Indonesia, bahkan masyarakat dunia yang semakin majemuk.

Para Kiai dan Hadirin/Hadirat yang saya muliakan,
Pandemi Covid-19 yang melanda dunia selama setahun ini, telah memberikan dampak yang luar biasa kepada masyarakat Indonesia. Krisis kesehatan yang membawa korban dari orang-orang terdekat kita, juga krisis perekonomian yang mengakibatkan banyak warga kehilangan pekerjaan dan penghasilan.

Pemerintah terus bekerja keras untuk mencegah penyebaran Covid-19, mengobati yang sakit, dan melakukan vaksinasi. Alhamdulillah kita telah bergerak cepat, berusaha dengan sekuat tenaga dalam memperoleh vaksin yang sedang diperebutkan oleh negara-negara di dunia. Indonesia sudah berhasil mengamankan pasokan vaksin Covid-19 yang saat ini, sekali lagi, diperebutkan, diperebutkan oleh 215 negara. Yang kita juga menjadi salah satu negara yang melakukan vaksinasi paling awal di Asia Tenggara.

Saya tahu selama pandemi ini, ada jutaan nahdliyin yang terdampak. Ada ribuan pesantren dan lembaga pendidikan agama Islam yang juga terdampak. Pemerintah berusaha keras, berikhtiar meringankan beban masyarakat dengan bantuan sosial, program padat karya, serta program-program pemulihan ekonomi nasional kita. Dan untuk pesantren, pemerintah berusaha untuk memberikan bantuan operasional pendidikan pesantren, bantuan pembelajaran daring, insentif guru pondok pesantren, dan beberapa program lainnya. Juga untuk Madrasah Diniyah Takmiliyah, Madrasah Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah, serta Madrasah Aliyah.

Sementara itu untuk tahun 2021 ini, pemerintah menambah dukungan infrastruktur, pendampingan, pelatihan, dan pengembangan model bisnis untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren sebagaimana amanat Undang-Undang Pesantren.

Para Kiai, Hadirin, Hadirat yang saya hormati,
Dalam ikhtiar kita menangani pandemi, kita harus bersyukur kepada Allah Swt. karena berkat rahmat-Nya, bangsa kita tetap tangguh, bersatu, bergotong royong menghadapi pandemi, saling membantu tanpa melihat perbedaan, saling peduli untuk meringankan beban dan kesulitan saudara-saudara kita.

Saya juga menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada keluarga besar NU di seluruh nusantara dan yang ada di berbagai negara yang telah mengambil peran penting untuk memastikan kesehatan dan keselamatan masyarakat, membantu mengatasi dampak pandemi hingga ke akar rumput, dan dukungan NU bersama ormas keagamaan lainnya, telah membantu pemerintah dalam mengatasi persoalan fundamental kesehatan dan ekonomi di masa pandemi ini. Semua bangsa di dunia mengalami kesulitan yang sama. Butuh kebersamaan, butuh kolaborasi, butuh gotong-royong, dan cara hidup baru untuk mengatasinya.

Saya menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya, yang dalam tuncak Harlah NU kali ini, menggelar tahlil muassis, dan doa. Tahlil dan doa untuk mendoakan keselamatan dan kedamaian bangsa di tengah musibah pandemi Covid-19 dan berbagai bencana alam yang menimpa kita, yang menimpa saudara-saudara kita di berbagai daerah di Indonesia.

Kami mohon dukungan para ulama dan keluarga besar NU untuk ikut membantu pemerintah dalam menyukseskan program vaksinasi nasional kita. Dan mohon bantuan untuk memberikan informasi yang akurat kepada umat. Apalagi, sekarang ini PBNU telah memiliki TV NU yang jaringannya sangat luas, yang bisa dijadikan sarana dakwah yang menyejukkan bagi seluruh umat dan bagi seluruh masyarakat Indonesia, memperkuat toleransi dan persaudaraan dalam negara yang ber-bhinneka tunggal ika, serta membangkitkan optimisme bangsa dalam menghadapi setiap tantangan.

Saya rasa itu yang bisa saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini.

Wallahul muwaffiq ila aqwamit thorieq.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.