SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA ACARA PELUNCURAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI INDONESIA, 11-11-2008
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PELUNCURAN SISTEM PERINGATAN DINI TSUNAMI INDONESIA
DI GEDUNG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI DAN GEOFISIKA,
JAKARTA, 11 NOVEMBER 2008
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Para tamu undangan yang saya hormati,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah pertama-tama kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena hari ini kita dapat menghadiri acara Peluncuran Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia atau Indonesia Tsunami Early Warning System, InaTEWS, yang dirangkaikan dengan Peresmian Gedung Pusat Pelayanan Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, serta peresmian 2 buah konferensi tentang tsunami dan pengurangan bencana. Saya ingin menggunakan kesempatan yang baik ini untuk menyampaikan ucapan selamat dan terima kasih kepada segenap instansi Pemerintah Republik Indonesia atas kerja keras dan kerja samanya dalam membangun Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia atau Indonesia Tsunami Early Warning System. Saya juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada negara-negara sahabat, utamanya dari Jerman, China, Jepang, Perancis, Australia, dan Amerika Serikat, serta lembaga-lembaga dunia, utamanya UNESCO dan UNDP, atas semua bantuan dan dukungannya sehingga telah mempercepat proses penyelesaian pembangunan sistem peringatan dini ini.
Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia merupakan komitmen dan kesadaran dari bangsa Indonesia yang berada pada wilayah dengan tingkat aktivitas kegempaan yang tinggi untuk selalu waspada terhadap bahaya tsunami. Pembangunan sistem peringatan dini yang juga telah memperoleh dukungan dari berbagai negara dan Perserikatan Bangsa-Bangsa merupakan wujud perhatian besar dari masyarakat internasional untuk membangun sistem ini yang dapat mengurangi dampak dari bencana tsunami.
Keberadaan Sistem Peringatan Dini Tsunami merupakan wujud kemajuan dan kesiapsiagaan kita dalam upaya mencegah atau paling tidak dalam upaya mengurangi dampak dari bahaya gempa bumi dan tsunami yang dapat timbul kapan saja dan di mana saja. Masih segar dalam ingatan kita pada bulan Desember tahun 2004 yang lalu, di Aceh dan di Nias terjadi gempa bumi berskala besar yang diikuti tsunami. Bencana itu telah menghancurkan Aceh dan Nias dan telah memberikan dampak yang besar pula ke sejumlah wilayah negara lainnya, antara lain di Srilanka, Thailand, dan India. Korban jiwa seluruhnya mencapai lebih dari 250.000 orang meninggal dunia. Bencana seperti itu setiap saat dapat terjadi karena sebagaimana kita ketahui bersama keadaan geografis tanah air kita, Indonesia, berada pada pertemuan 3 patahan, Eurosia, Indo-Australia, dan Pasifik. Pertemuan ketiga patahan itu saling bergerak mendekat, melengkapi potensi kebencanaan di laut. Pergerakan lempeng ini berpotensi menimbulkan tsunami.
Berbagai bencana yang kita alami menyadarkan kita untuk sungguh berhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaan sejak dini. Kita bersyukur bahwa kita telah memiliki Undang-Undang No. 24 tahun 2007 yang mengatur secara rinci penanggulangan bencana alam. Sesuai dengan amanat Undang-Undang itu, Pemerintah terus mengembangkan teknologi, mengembangkan alat dan peralatan, mengembangkan sistem dan tata cara serta organisasi untuk menghadapi beragam bencana alam. Namun, apa yang telah saya kemukakan tadi akan menjadi sia-sia jika tidak didukung oleh sistem peringatan dini yang dapat memberikan peringatan dalam waktu yang cepat, secara tepat.Â
Kita bersyukur Sistem Tsunami Early Warning yang dibangun sejak tahun 2005, tahap pertamanya sebagaimana disampaikan oleh Kepala BMKG tadi, telah dapat diselesaikan. Pada Hari Meteorologi Dunia tanggal 23 Maret 2007 yang lalu, saya meminta untuk mempercepat pembangunan informasi peringatan dini ini sehingga penyebaran informasi bahaya tsunami akan lebih cepat diteruskan ke masyarakat kita di seluruh Indonesia. Alhamdulillah, saat ini informasi gempa dan potensi tsunami sudah dapat di-diseminasikan dalam waktu 5 menit. Kita telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dalam membangun sistem ini. Jika pembangunan sistem peringatan dini di negara lain sebagaimana disampaikan tadi memerlukan waktu 50 tahun agar bisa memproses informasi gempa dalam waktu 2 menit, pembangunan sistem yang serupa di negeri kita dapat dibangun dalam waktu yang lebih cepat dengan capaian 5 menit untuk menyebarluaskannya. Tentu kita terus berikhtiar dan berupaya untuk mempercepat waktu pemberitahuan dini ini.
Melalui kerja sama dan dukungan dari banyak negara sahabat, pembangunan sistem peringatan dini ini, percepatannya sungguh kita berikan penghargaan dan marilah kita terus bekerja sama membangun kemitraan agar lebih efektif lagi kerja sama kita di dalam membangun sistem peringatan dini maupun dalam rangka menghadapi berbagai bencana alam di seluruh dunia.
Hadirin yang saya hormati,
Pada kesempatan yang baik ini, saya ingin mengingatkan bahwa Sistem Peringatan Dini Tsunami yang beroperasi selama 24 jam terus-menerus memerlukan pemeliharaan yang intensif. Saya minta kepada semua pihak terkait untuk memberikan perhatian pada 2 hal penting. Pertama, pemeliharaan yang sebaik-baiknya dari seluruh fasilitas. Berikan perawatan yang sebaik-baiknya terhadap sensor-sensor gempa, fasilitas processing, dan sistem komunikasi, serta sistem diseminasi warning-nya. Kedua, lakukan pemeliharaan yang sebaik-baiknya atas sistem back up untuk mengantisipasi bila sistem utamanya mendadak berhenti.
Pembangunan Sistem Peringatan Dini Tsunami tentu terus kita lanjutkan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran atau awareness dan kesiapan atau prepareness yang semakin baik dari seluruh warga masyarakat terhadap bencana. Pemerintah melanjutkan pembangunan pemasangan sirine penerima warning, server dan sirine pembuatan dan pemasangan peta evakuasi, pelatihan evakuasi yang dilakukan secara reguler dan terstruktur sampai dengan pembangunan shelter dan jalan masuk menuju lokasi pengungsian, excess road.
Kita terus melanjutkan pembangunan sistem perlindungan, untuk pengungsian berupa bangunan tinggi tahan gempa atau shelter di lokasi-lokasi rawan bencana dengan rute yang jelas. Shelter itu akan kita pasok dengan sistem pengadaan air yang cukup atau proses penjernihan yang tepat dan cadangan pangan untuk beberapa hari. Kita juga terus meningkatkan dan memperluas kerja sama riset untuk pengembangan dan penguasaan teknologi mitigasi bencana alam. Kita terus menyempurnakan keberadaan sistem dan peralatan untuk peringatan dini bencana alam, meningkatkan ketepatan pengumpulan data, dan akurasi prosesnya. Tentu saja dari semua yang saya sampaikan tadi, saya sependapat dengan dengan Tuan Retzel tadi yang mewakili Pemerintah Jerman bahwa teknologi peringatan dini yang sangat handal sekalipun hanya akan dapat membantu apabila disertai dengan kesadaran dan kesiagaan masyarakat di sekitar wilayah yang terkena bencana untuk bereaksi secara cepat dan tepat terhadap peringatan dini tersebut.
Karenanya hal yang terpenting adalah upaya kita bersama untuk terus membangun dan meningkatkan pemahaman kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Oleh karena itu, kita akan terus memperluas upaya penyebaran informasi gempa bumi dan potensi tsunami ke seluruh lapisan masyarakat. Kita terus tingkatkan kualitas kesiapan masyarakat, kita juga terus melakukan evaluasi secara berkala atas kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana. Peran dan kepemimpinan para Pimpinan Daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, Kepala Desa, sangat kita harapkan. Merekalah yang sehari-hari bersentuhan dengan masyarakat kita. Dengan demikian, kepemimpinan yang tepat, langkah-langkah yang cepat dan tepat pula akan membantu di dalam meminimalkan dampak dari sebuah bencana.
Untuk itu, Saudara-saudara, pada kesempatan yang baik ini, saya mengajak kepada seluruh institusi, baik Pemerintah maupun swasta untuk terus memberikan perhatian dan dukungan yang lebih konkret dalam penyelenggaraan pembangunan nasional yang berwawasan antisipatif terhadap bencana alam. Saya menyambut baik kerja sama antar instansi Pemerintah yang telah terbina selama ini, misalnya kerja sama antara Kementerian Ristek, Depdagri, Bakornas, LIPI, BPPT, Perguruan Tinggi, dan tentunya Departemen Perhubungan dalam upaya untuk menyebarkan dan meningkatkan kehandalan sistem peringatan dini tsunami dan juga sistem peringatan dini iklim dan cuaca ekstrim.
Kerja sama antara Departemen Pekerjaan Umum, Bakorsutanal, dan Departemen Pertanian, dalam upaya pemetaan potensi rawan longsor dan banjir serta kebakaran hutan. Demikian pula upaya Kementerian Budaya dan Pariwisata yang telah mengembangkan sebuah perangkat yang kita kenal dengan Tsunami Ready Tool Box. Semua upaya dan kerja sama itu harus terus kita perluas, kita tingkatkan, dan kita kembangkan. Saya juga meminta kepada instansi pemerintah dan swasta serta segenap komponen bangsa lainnya untuk saling bersinergi dan bekerja sama dalam penelitian dan research untuk mengembangkan sistem dan peralatan mitigasi bencana. Dengan berbagai upaya itu, insya Allah, kita akan memiliki tatanan mitigasi dampak secara nasional yang lebih kokoh dan lebih baik di masa depan.
Saudara-saudara,
Saya mengajak untuk terus meningkatkan integrasi di antara upaya kita meningkatkan keterpaduan upaya kita, baik atas perangkat keras maupun perangkat lunak yang kita gunakan dengan sistem yang digunakan oleh negara-negara tetangga terdekat. Melalui sistem integrasi yang terpadu, memungkinkan penanggulangan bencana secara bersama-sama antar negara dapat dilakukan secara lebih efektif. Saya juga menyambut gembira kerja sama dengan sejumlah negara sahabat serta badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan lembaga internasional lainnya yang telah membantu dalam memperkuat brainware, software, dan hardware. Saya meminta kepada semua pemangku kepentingan, stakeholder, dalam penanggulangan bencana di tanah air untuk terus meningkatkan kerja sama semacam ini.
Hadirin yang saya hormati,
Sebelum saya mengakhiri sambutan ini, saya mengajak kepada seluruh rakyat Indonesia untuk kita benar-benar siap dan terbiasa hidup di negeri sendiri yang kita ketahui rawan terhadap gempa bumi, tsunami, dan bencana alam. Ada yang mengatakan we are living on the edge. Tapi percayalah Tuhan Yang Maha Kuasa memberikan rahmat, memberikan anugerah yang besar kepada tanah air Indonesia. Mari tidak kita sia-siakan sumber daya alam anugerah Allah SWT itu untuk kesejahteraan kita, untuk masa depan kita, dan tentunya kerawanan-kerawanan yang sifatnya natural sebagaimana saya sampaikan tadi, mari kita sikapi dengan pikiran yang positif, semakin waspada, semakin sadar, dan semakin kita membangun segala instrumen untuk meminimalkan bencana, insya Allah kehidupan kita akan tetap tentram, dan kita akan tetap nyaman tinggal di negeri sendiri membangun hari esok yang lebih baik.
Akhirnya, Saudara-saudara, dengan mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia saya nyatakan dengan resmi diluncurkan dan gedung pusat pelayanan data dan informasi BMKG saya nyatakan dengan resmi dimulai penggunaannya. Dengan ucapan yang sama, International Conference On Tsunami Warning dan ASEAN Conference On Disaster Reduction yang mulai diselenggarakan esok, 12 November 2008, di Bali, saya nyatakan pula dengan resmi dimulai. Sekian.
 Wassalaamu’alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.