SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SIDANG KABINET
PARIPURNA
DI
GEDUNG UTAMA, SEKRETARIAT NEGARA, JAKARTA
PADA TANGGAL 10 AGUSTUS 2010
Â
Â
Â
Â
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Â
Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakaatuh,
Â
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Saudara Wakil Presiden dan para peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati.
Â
Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna. Sidang semacam ini mestinya dilaksanakan pada hari Kamis, dua hari mendatang. Tetapi kita selenggarakan hari ini, karena ada urgency berkaitan dengan perkembangan situasi terakhir ini, dan sekaligus hari Kamis itu sudah masuk dalam rangkaian kegiatan peringatan Hari Kemerdekaan. Sebagaimana saudara ketahui, bahwa rangkaian peringatan Hari kemerdekaan itu berlangsung tujuh sampai delapan hari. Yang kita modifikasi ada beberapa kegiatan, misalnya pawai budaya. Karena bertepatan dengan bulan puasa, tidak kita lakukan tahun ini, dan ada sejumlah modifikasi. Tetapi harinya sesungguhnya berkisar antara tujuh sampai delapan hari.
Â
Saudara-saudara,
Â
Insya Allah besok kita akan memasuki bulan suci Ramadhan 1431 Hijriyah. Oleh karena itu, saya mengucapkan selamat menjalankan ibadah puasa, khususnya kepada saudara-saudara yang beragama Islam, dan semoga ibadah kita diterima oleh Allah Subhaanahu wata'aala. Dan dengan ibadah yang Insya Allah kita jalankan bersama, kita dapat menyempurnakan atau meningkatkan kepribadian kita, sehingga menjadi umat, hamba Allah yang lebih kokoh keimanan, ketaqwaan, dan amal sholeh kita.
Â
Saudara-saudara,
Â
Dalam bulan suci Ramadhan, sebagaimana yang berlangsung setiap tahunnya, rakyat kita di seluruh tanah air, khususnya kaum muslimin dan muslimat, menjalankan ibadah puasa, dan sekaligus nantinya di penghujung dari ibadah itu, bersama-sama merayakan hari lebaran. Oleh karena itu, kita harus memberikan bantuan dan kemudahan kepada mereka. Mari kita jaga keamanan dan keselamatan kegiatan masyarakat kita di bulan suci ini, dan saya selalu mengajak, kita sebagai pemimpin, dan sebagai yang sedang mengemban amanah, itu memang harus lebih banyak berbuat untuk mereka, melayani untuk mereka, berkorban waktu dan pikiran untuk mereka, seraya kita juga menjalankan ibadah kita masing-masing. Ini yang ingin saya sampaikan sebagai pengantar, karena sebentar lagi nanti Insya Allah kita besok akan memasuki bulan yang kita nanti-nantikan, bulan Ramadhan.
Â
Saudara-saudara,
Â
Dalam Sidang Kabinet Paripurna hari ini, ada lima hal yang ingin saya sampaikan. Pertama, upaya kita mencegah dan menghadapi yang saya sebut dengan kecelakaan transportasi. Kedua, apa yang perlu dilakukan, untuk mencegah dan mengatasi kecelakaan tabung LPG 3 kg. Saya tahu, saudara, termasuk jajaran instansi terkait sudah mengambil langkah-langkah selama ini, tetapi masih terjadi lagi kecelakaan ini. Oleh karena itu, harus dilakukan langkah-langkah tambahan, untuk memastikan kecelakaan itu tidak terus terjadi.
Â
Yang ketiga adalah berkaitan dengan, menjaga kerukunan antar umat beragama, karena saya ikuti dinamika dalam kehidupan masyarakat kita, mulai tersentuh masalah yang mengait pada hubungan yang harmonis dan rukun antar umat beragama.
Â
Yang keempat, saya akan berbicara tentang keamanan dan ketertiban masyarakat kita, utamanya di bulan puasa ini. Dan sesungguhnya juga untuk masa-masa selanjutnya. Dan yang kelima atau yang terakhir, berkaitan dengan bagaimana kita menyikapi ancaman terorisme.
Â
Saudara-saudara,
Â
Mari kita lihat satu persatu. Saya akan mulai dari bagaimana kita semua betul-betul bisa secara efektif, mencegah terjadinya kecelakaan transportasi. Dan manakala itu terjadi, maka tindakan seperti apa yang secara efektif harus kita lakukan. Namun sebelum kesitu, saya mengingatkan, bahwa iklim dan cuaca yang ada di dunia sekarang ini memang sedang dalam keadaan yang tidak menentu. Contoh, di Rusia, tiba-tiba terjadi kebakaran yang hebat. Konon, lebih dari enam puluh tahun tidak pernah terjadi, korbannya besar. Sementara itu, bencana banjir dan tanah longsor, land slide, terjadi di tiga negara, yang masing-masing memiliki penduduk yang besar, yaitu Pakistan, India, dan Tiongkok. Dalam mengikuti, bahwa korban yang meninggal ribuan. Yang mengungsi, terdampar, mengalami luka-luka, ratusan ribu, bahkan pengungsinya jutaan. Dan nampaknya masih terus terjadi kecelakan-kecelakaan di banyak tempat di dunia, karena memang faktor iklim dan cuaca.
Â
Di negeri kita sendiri, kita juga mengalami sejumlah cuaca yang ekstrim. Minggu lalu sebagai contoh, saya bersama sebagian saudara, berada di wilayah timur Indonesia, juga menghadapi cuaca yang relatif ekstrim, di Ambon, di Ternate, saya dengar juga di Sulawesi Utara, dan juga di tempat-tempat yang lain. Saya mengingatkan bahwa bulan-bulan sekarang ini, memang iklim dan cuaca tidak bersahabat. Berarti, berbahaya, atau paling tidak, perlu diwaspadai, manakala kita ingin memastikan bahwa transportasi kita dapat berjalan dengan baik.
Â
Yang ingin saya sampaikan, apa yang saya ketahui, baik yang saudara laporkan, atau yang saya ikuti dari media massa, dari sms, dan laporan yang masuk ke saya pribadi, ada peningkatan angka kecelakaan transportasi. Oleh karena itu, saya meminta dengan sungguh-sungguh, Kementerian Perhubungan dan pihak-pihak terkait yang lain, termasuk BMKG misalnya, betul-betul melakukan pengawasan dan pencegahan yang baik. Kalau BMKG harus terus mendistribusikan, menyebarkan informasi tentang cuaca, apalagi kalau itu ekstrim, ya dijalankan. Pastikan informasi itu sampai pada provinsi, kabupaten, kota, termasuk pelabuhan, lapangan terbang, siapapun pengguna jasa transportasi itu. Jangan dianggap remeh, karena memang secara ilmiah sudah ada ramalan cuaca, yang mendekati kebenaran. Saya juga ingin dilakukan koordinasi yang baik, antara operator dengan regulator. Saudara Menteri Perhubungan, harus terus berkomunikasi dengan para operator, pemilik maskapai penerbangan, angkutan laut, angkutan darat, dan sebagainya, untuk meningkatkan kehati-hatiannya, dan langkah-langkah yang mesti diambil.
Â
Demikian pula pastikan jajaran regulator di pusat dan di daerah, juga tidak lalai dan semua menjalankan tugasnya dengan baik. Kalau itu diambil tanggung jawabnya secara bersama, saya kira kita bisa mencegah lebih banyak lagi. Manakala terjadi kecelakaan, maka saya berharap, upaya penyelamatan search and rescue itu dapat dilaksanakan secara efektif, cepat, tepat, dan kemudian usahakan kita bisa menyelamatkan jiwa manusia sebanyak mungkin. Saya instruksikan kepada Menteri Perhubungan dan Kementerian terkait, lembaga terkait, untuk mengambil langkah-langkah yang nyata, sampaikan pula ke seluruh daerah, agar para gubernur, bupati dan walikota juga memiliki kepedulian, dan melakukan tindakan yang nyata. Kita harus sejauh mungkin, mengingatkan saudara-saudara kita yang bepergian, untuk juga memperhatikan faktor cuaca. Tapi di luar itu, pemberi jasa transportasi itulah yang lebih bertanggung jawab. Itu isu yang pertama, berkaitan dengan kecelakaan transportasi yang masih terjadi, dan kontak langsung begitu ada kecelakaan, jam berapa pun, harus segera diberi tahu. Contoh pada saat ada kecelakaan yang mengakibatkan musibah salah satu anggota DPR RI, dan istri dari anggota DPR RI, saya segera tahu. Saya sedang dalam perjalanan di Bandung Selatan waktu itu, tetapi hanya dalam hitungan sepuluh menit saya diberitahu, dengan demikian sistem bekerja. Dan saudara segera mengambil langkah-langkah yang pasti. Saya ingin seperti itu. Beritahu saya, jam berapa pun. Karena ajudan akan menyampaikan kepada saya segera.
Â
Saudara, yang kedua adalah berkaitan dengan kecelakaan tabung gas, tabung LPG 3 kg. Hari Kamis yang lalu, saya sudah menginstruksikan kembali di Bogor, dalam rapat kerja, perlunya diambil langkah-langkah lanjutan dalam mengatasi kecelakaan atau ledakan tabung LPG 3 kg ini. Saya berharap, menteri terkait, termasuk Dirut Pertamina, segera meningkatkan langkah-langkah pencegahan dan mengatasinya. Saya ingin setiap tabung, termasuk regulatornya itu, pastikan ketika akan diisi, itu dalam keadaan baik, betul-betul berfungsi, tidak boleh ada deffect. Oleh karena itulah, pengecekan terus-menerus, tidak boleh hanya sample, tapi one by one harusnya dicek. Tentu memerlukan petugas yang lebih banyak. Konsekuensi dari implementasi kebijakan konversi dari minyak tanah ke LPG ini.
Â
Saya juga menerima laporan kemungkinan terjadinya pengoplosan, dari dua tabung, LPG 3 kg dan LPG 12 kg. Saya minta pengawasan, dan pencegahan dilaksanakan. Kalau pengoplosan terjadi karena selisih harga yang menggiurkan bagi para penjahat itu, cepat carikan solusi dan laporkan kepada Wapres dan kepada saya, seperti apa pricing policy yang tidak menyudutkan orang untuk melakukan pengoplosan. Dulu kita sepakati bau gasnya harus menyengat, sehingga kalau terjadi kebocoran segera tahu, tidak aman, dan tidak bisa kita gunakan. Pastikan baunya seperti itu. Kita juga ingat, dulu harus dilakukan sosialisasi dan edukasi yang efektif, rasanya harus diulang-ulang terus. Dulu saya kira semacam poster di tempel di dapur, dengan gambar yang mudah dibaca, mudah diikuti petunjuknya.
Â
Saudara-saudara,
Â
Saya minta atensi sungguh-sungguh. Kemudian setelah ini, segera dilakukan rapat teknis, dan kemudian diikuti dengan tindakan nyata di lapangan. Kemudian, terhadap korban saya berharap bisa dilakukan tindakan yang cepat, bantuan kemanusiaan dan bantuan lain-lainnya. Saudara-saudara, itu yang kedua.
Â
Yang ketiga, berkaitan dengan kerukunan atau hubungan antar umat beragama. Sebenarnya, kalau kita ini peka dan responsif, kita dalam arti sampai pejabat yang paling depan, di kecamatan barangkali, di kota, di kabupaten, di lingkungan masyarakat, karena benih untuk terjadinya kesalahpahaman, terjadinya konflik, itu sudah bisa diketahui. Kalau itu dibiarkan saja, atau tidak segera secara sungguh-sungguh dikelola, diatasi, dan dicegah untuk tidak terjadi clash, ya terjadi betul. Oleh karena itu, saya berharap, pihak terkait bersama-sama daerah, agar memberikan atensi yang sungguh-sungguh terhadap hal ini. Kalau ada perbedaan pendapat, carikan solusinya. Lakukan persuasi, komunikasi yang baik. Saya mendapatkan laporan, tapi kebenarannya tolong di cek. Ada yang memancing untuk terjadinya bentrokan ini. Ini kalau terjadi luar biasa jahat. Tetapi, ada ataupun tidak ada, saudara-saudara betul-betul yang peka, yang responsif terhadap kemungkinan, terjadinya benturan diantara komunitas kita, misalnya, dalam menjalankan ibadahnya, dan sebagainya. Kembalikan semuanya pada aturan, pada pranata. Dan ketika terjadi perbedaan pandangan, carikan solusinya dengan baik, secara persuasif. Polri, kalau memang ada tanda-tanda terjadinya aksi kekerasan, harus secara efektif bisa mencegahnya. Itulah yang saya harapkan. Semua saling berkoordinasai, saling berkomunikasi. Dengan demikian, tidak ada satu masalah yang sesungguhnya tidak bisa kita cegah, tidak bisa kita atasi. Lalai kita, terlambat kita, sehingga terjadi. Menjelang peringatan kemerdekaan, apalagi di bulan suci Ramadhan, terjadi masalah-masalah seperti ini. Itu yang berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama.
Â
Isu yang keempat adalah berkaitan dengan keamanan dan ketertiban masyarakat. Saudara-saudara, biasanya di bulan lebaran, di bulan puasa, peringatan hari-hari besar, itu ada saja gangguan yang bersifat keamanan dan ketertiban masyarakat. Pastikan bulan ini, tindakan untuk mencegah dan mengatasi kejahatan-kejahatan apapun, berlangsung dengan baik. Cegah terjadinya bentrokan fisik, atau tindakan kekerasan, yang sifatnya main hakim sendiri, tolong dijaga betul, keamanan dan ketertiban ini. Saya berharap pemerintah daerah dan kepolisian daerah, harus betul-betul bersinergi untuk memastikan bahwa situasi keamanan ketertiban kita berlangsung dengan baik.
Â
Yang kelima, atau yang terakhir saudara-saudara, adalah berkaitan dengan terorisme, atau ancaman terorisme. Kita tahu di negeri kita masalah ini adalah masalah yang sensitif, karena sering diantara kita salah paham, terhadap apa yang dilakukan oleh penegak hukum. Oleh karena itu, sejak awal saya mengingatkan, dalam menangani ancaman terorisme ini laksanakan dengan tepat, secara profesional, dan kemudian semuanya itu accountable, dan bisa dijelaskan kepada publik. Saya tidak pernah membawa masalah terorisme ke arena politik, karena bukan politik. Dan kita tidak boleh juga mengaitkan terorisme dengan agama, karena terorisme bukan ajaran agama, tidak berkaitan dengan agama. Terorisme adalah kejahatan. Wilayahnya, adalah wilayah hukum. Dengan demikian, sejak dulu saya mempercayakan dan menyerahkan sepenuhnya, upaya untuk mencegah dan menindak terorisme ini kepada penegak hukum, mulai dari kepolisian, kalau harus masuk ke proses pengadilan, kejaksaan, pengadilan, dan lembaga-lembaga penegak hukum lainnya. Itu harus kita pertahankan, jangan dicampuradukkan, jangan dibawa ke arena politik ataupun arena agama sama sekali.
Â
Mari kita jaga seperti itu, saudara pun bisa menjelaskan kepada masyarakat luas. Saya berharap, dalam sidang kita ini nanti, setelah saya berikan kesempatan, Kapolri bisa menjelaskan kepada kita semua, apa yang kemarin dijelaskan, Â publik kepada rakyat, agar kita semua juga tahu duduk persoalan yang sebenarnya, karena saya yakin apa yang dilakukan kepolisian berdasarkan temuan, bukti, fakta yang cukup, dengan demikian tindakan kepolisian dilaksanakan. Oleh karena itu, selain kita juga bisa mengatahui secara pasti apa yang terjadi, dan apa yang dilakukan oleh Polri, kita dengarkan nanti laporan atau presentasi itu dengan Kapolri. Saya memang mendengar, bukan kali ini, sudah agak lama, ada yang mengancam ketika kita sedang merayakan peringatan kemerdekaan. Yah, bisa saja ada orang yang punya niat seperti itu, untuk membikin onar di negaranya sendiri, mengancam kegiatan yang sangat tidak patut. Tetapi saya berharap, jangan karena ancaman itu, lantas kita surut di dalam merayakan hari yang bersejarah, Proklamasi Kemerdekaan kita itu penting. Pihak kepolisian, pihak TNI, dan lain-lain meningkatkan pengamanan, dan kita juga meningkatkan kewaspadaan, tetapi selebihnya harus berjalan sebagaimana biasa, karena falsafah kita tidak boleh negara kalah dengan kejahatan apapun. Kita harus jalani bersama-sama apa yang harus kita lakukan.
Â
Saudara-saudara,
Â
Itulah yang saya sampaikan, lima agenda, pertama berkaitan dengan transportasi; Kedua, tabung gas LPG 3 kg; yang ketiga berkaitan dengan kerukunan antar umat beragama; yang keempat, keamanan dan ketertiban publik; dan kelima adalah terorisme. Kita akan break sebentar dan kemudian nanti, mempersilahkan Kapolri untuk menjelaskan secara utuh, dan nanti setelah Kapolri yang bersangkutan diminta agar untuk menjelaskan isu-isu tertentu, kemudian Sidang Kabinet akan kita akhiri.
Â
Terima kasih.