Sambutan Presiden RI pada Hari Anak Nasional, 23 Juli 2010

 
bagikan berita ke :

Jumat, 23 Juli 2010
Di baca 1721 kali

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA HARI ANAK NASIONAL ,

TANGGAL 23 JULI  2010

DI TAMAN MINI INDONESIA INDAH (TMII), JAKARTA

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para tamu undangan dan hadirin sekalian yang saya muliakan,

Anak-anakku yang hadir baik di tempat ini maupun di seluruh tanah air yang saya cintai dan saya banggakan.

Marilah sekali lagi, pada kesempatan yang baik dan Insya Allah penuh berkah ini kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkenan rahmat dan ridha-Nya, kita sekalian dapat menghadiri puncak peringatan Hari Anak Nasional tahun 2010 yang dipusatkan di Jakarta. Atas nama negara dan pemerintah dan selaku pribadi beserta Ibu Negara, saya mengucapkan Selamat memperingati Hari Anak Nasional, terutama kepada anak-anak semua dan para orang tua. Saya juga ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang mendapatkan penghargaan dari pemerintah dan dari lembaga-lembaga terkait atas darma bakti dan prestasinya dalam upaya melindungi anak-anak kita, mendidik anak-anak kita, dan memajukan mereka semua menuju ke masa depan yang baik.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Memperingati hari Anak Nasional mengingatkan kita pada tiga hal, pertama, kita memang harus memberikan perlindungan kepada anak; kedua, kita harus terus mendidik anak-anak kita;  dan yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya, kita harus senantiasa memberikan kasih sayang kepada mereka semua. Saya ingin mengelaborasi secara singkat ketiga hal yang telah saya sampaikan tadi. Melindungi anak, memberikan perlindungan kepada anak, berarti kita menjaga atau melindungi mereka di berbagai bentuk kejahatan, melindungi mereka dari kekerasan, melindungi mereka dari eksploitasi, melindungi mereka dari diskriminasi, melindungi mereka untuk tidak diterlantarkan, melindungi mereka untuk mendapatkan sanksi hukuman yang tidak adil dan tidak tepat bagi anak-anak kita, melindungi mereka dari pergaulan yang sesat, dan melindungi mereka dari perilaku yang buruk.

 

Itu semua sesungguhnya merupakan bagian dari child protection dan juga hakekatnya child security, perlindungan hakiki kepada anak-anak kita. Pada pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu ke-2 ini, secara khusus saya menambahkan satu fungsi yang amat penting, yaitu fungsi perlindungan anak, sehingga semula Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, kini dengan bertambahnya fungsi itu menjadi Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Dengan harapan Ibu Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak bisa lebih efektif  lagi di dalam menjalankan tugas-tugasnya untuk  memberdayakan perempuan dan memberikan perlindungan kepada anak secara menyeluruh.

 

Saudara-saudara,

 

Itu yang berkaitan dengan perlindungan anak. Yang berkaitan dengan pendidikan anak, saya ingin mengingatkan bahwa pendidikan anak harus dimulai atau bermula dari pendidikan anak-anak di rumah yang menjadi tugas dan tanggung jawab para orang tua, khususnya berupa pengasuhan, pembimbingan, dan pemberian arahan untuk menuju masa depan yang benar. Termasuk di dalamnya orang tua juga bertanggung jawab di dalam membentuk kepribadian anak. Termasuk nilai, etika, dan perlikunya. Di rumah pulalah sesungguhnya dimulai pembangunan kecerdasan anak-anak kita, termasuk yang saya sebut dengan intellectual curiosity, rasa ingin tahu kita terhadap berbagai ilmu pengetahuan. Dalam konteks ini meskipun di era modern ini banyak sekali kesibukan para orang tua tetapi tetaplah dijaga kualitas pembimbingan dengan pengasuhan kepada anak-anak kita. Kuantitas bisa berkurang, tetapi kualitas saya harapkan justru harus bertambah. Dengan demikian, para orang tua, keluarga benar-benar dapat membimbing dan mengarahkan putra putrinya dengan benar. Pendidikan yang kedua adalah di sekolah, sebagaimana yang kita jalankan sekarang ini. Guru dan pendidik memiliki peran yang besar. Pendidikan yang benar tentu saja bukan hanya berkaitan dengan ilmu dan pengetahuan, tetapi para pendidik, para guru, pada hakekatnya juga mendidik anak-anak kita untuk memiliki mental kepribadian yang baik, fisik yang baik, dan intelek atau kecerdasan yang baik. Melalui pendidikan di sekolah pula, anak-anak kita diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik, yang nantinya mereka akan turut aktif  di dalamnya. Yang tidak kalah pentingnya, melalui pendidikan pula kita berharap bisa dibangun dan dikembangkan bakat dan potensi anak-anak kita.

 

Sedangkan jenis pendidikan yang ketiga, yang pertama tadi di rumah, yang kedua di sekolah, dan yang ketiga, ini yang sering dilupakan, dan saya ingatkan kepada seluruh rakyat Indonesia, masyarakat Indonesia arti penting dari pendidikan yang ketiga ini adalah pendidikan anak di lingkungan masyarakat. Sekali lagi ini sangat penting. Setelah mereka mendapatkan bimbingan di rumah, mereka juga mendapatkan ajaran di sekolah, anak akan melihat apakah yang diajarkan oleh orang tuanya, yang diajarkan oleh para gurunya, ikut pula yang dilihat dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat kita. Kalau anak kita melihat dan merasakan, sama, hati mereka akan tentram. Mereka mengatakan benar, apa yang diajarkan oleh orang tua saya dan oleh guru-guru saya. Dan manakala begitu berbeda, maka yang terjadi adalah anak akan berbicara secara kritis, mengapa berbeda antara yang diajarkan kepada saya dengan apa yang saya lihat dalam kehidupan masyarakat kita. Bahkan anak bisa frustasi, bisa masa bodoh, bisa tidak percaya lagi, mistrust kepada ajaran yang diberikan oleh orang tua dan guru-gurunya, meskipun bisa saja seorang anak dengan cerdas dan bijak mengetahui yang diajarkan itu benar semua, oleh ayah ibu saya, oleh guru-guru saya, yang nggak benar sebagian perilaku di masyarakat kita. Tetapi ini satu hal yang perlu saya ingatkan, agar kita semua, para orang tua, dan warga masyarakat luas bisa menjelaskan pada saat memberikan bimbingan dan ajaran pada anak-anak kita. Bisa saja, ada penyimpangan di masyarakat luas, agar secara mental mereka siap. Tetapi yang lebih baik adalah semua berupaya supaya gap itu makin kecil antara apa yang seharusnya terjadi dan apa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Meskipun semua pejabat negara, semua pemuka agama, semua tokoh masyarakat harus menjadi contoh dan memberi contoh dalam kehidupan yang baik di negeri ini. Tapi hakekatnya adalah tanggung jawab kita semua. Masyarakat yang berperadaban tinggi, Civilize Society, agar dapat menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di rumah dan di sekolah, itu pula yang akan dijumpai oleh anak-anak kita dalam kehidupan di masyarakatnya.

 

Hadirin sekalian, anak-anak yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Setelah kita bicara tentang perlindungan anak dan yang kedua tentang pendidikan anak, maka yang ketiga adalah menyangkut kasih sayang. Menyangkut perlunya kasih sayang kepada anak-anak kita yang harus kita berikan.

 

Saudara-saudara,

 

Perlindungan anak dan pendidikan anak akan berhasil manakala semua itu berangkat dan disertai dengan kasih sayang kepada mereka. Kasih sayang dalam arti, ya, kasih sayang itu sendiri, dalam arti kepedulian dan perhatian kepada anak-anak kita, dan juga tanggung jawab untuk memberikan arah kepada mereka untuk mencapai cita-cita yang diidam-idamkan.

 

Saudara-saudara,

 

Saya ingin memberi contoh pada satu tragedi, tragedi akhlak, tragedi moral, yang belum lama ini terjadi; yang disebut dengan kasus video porno. Apa yang dapat kita petik dari semuanya itu. Pelajaran apa yang kita dapatkan, siapa yang bertanggung jawab, dan yang pasti, apa yang harus kita lakukan agar jangan terjadi kasus-kasus seperti itu di masa depan. Jawabannya saya kira kembali kepada apa yang telah saya sampaikan tadi. Perlunya bimbingan orang tua di rumah, perlunya pendidikan yang benar di sekolah, perlunya bimbingan para pemuka agama di masyarakat, perlunya contoh kehidupan yang baik di masyarakat kita. Dan manakala itu berkaitan dengan hukum, perlunya penegakan hukum dan aturan dari negara yang tegas dan tepat. Mari kita camkan, mari kita introspeksi terhadap mengapa tragedi itu terjadi.

 

Hadirin yang saya muliakan, anak-anak yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Akhirnya saya mengajak Saudara semua dan saya ingin menyampaikan harapan-harapan saya sebagai berikut: pertama, mari dengan penuh tanggung jawab dan kasih sayang kita lindungi, kita didik, dan kita majukan anak-anak kita. Yang kedua, mari kita lakukan bantuan dan perlakuan khusus, saya ulangi lagi, khusus kepada anak-anak kita yang berkategori penyandang cacat, anak-anak yatim, anak-anak dari keluarga miskin, termasuk anak-anak jalanan. Kita harus memberikan bantuan dan perlindungan khusus kepada mereka dengan tindakan-tindakan yang nyata. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak, Yayasan, Dermawan, Orang tua Asuh dan semua yang dengan tekun dan dengan pengabdian yang tinggi, tak kenal lelah, terus memberikan perlindungan dan bantuan kepada anak-anak kita yang berkategori khusus seperti itu. Pemerintah akan terus menjalankan kebijakan dan program-program aksi untuk lebih memberikan perlindungan dan bantuan kepada mereka semua. Yang ketiga, harapan dan ajakan saya, meskipun anak-anak juga memiliki haknya, the rights of the child, dan tidak sepantasnya anak-anak kita itu serba kita dikte dan kita paksa, untuk mengikuti kehendak orang tua, kehendak kita, tetapi tetaplah mari kita pastikan mereka memiliki akhlak, moral, budi pekerti, perilaku, semangat dan cita-cita yang baik dan benar. Yang keempat, kepada anak memang perlu kita berikan kebebasan, freedom, untuk memilih dan menentukan masa depannya serta memilih jalan yang ditempuh untuk menuju ke masa depan itu. Tetapi marilah tetap kita pastikan bahwa pilihannya itu benar dan jalan yang ditempuhnya juga benar.

 

Yang kelima, disamping sering terjadi tragedi kehidupan menyangkut anak-anak kita, tetapi saya mengetahui dan melihat langsung dari apa yang saya lihat di berbagai kesempatan, dibanyak komunitas di seluruh Indonesia, bahwa banyak anak Indonesia yang berprestasi dan memiliki potensi yang besar untuk tumbuh menjadi putra putri bangsa yang unggul. Yang disampaikan Mendiknas benar, saya kerap sekali bertemu dengan mereka anak-anak kita yang jenius, anak-anak kita yang berprestasi, anak-anak kita yang memiliki bakat dan potensi yang luar biasa. Yang keenam, saya tetap optimis, masa depan anak-anak kita akan baik, Insya Allah, lebih baik dari kita semua. Oleh karena itu, mari kita lakukan sesuatu yang nyata dan sungguh-sungguh agar optimisme itu benar-benar menjadi kenyataan. Dan terakhir kepada anak-anak semua, anak-anak Indonesia di seluruh tanah air, saya ingin menyampaikan bahwa kami semua menyayangi anak-anak. Saya berpesan, Pak SBY berpesan, rajinlah beribadah, rajinlah belajar, rajinlah berolahraga, rukunlah sesama teman, patuhlah kepada orang tua, hormatilah guru, dan teruslah berkarya dan berkreasi.

 

Demikinlah, hadirin dan anak-anak sekalian yang dapat saya sampaikan,

 

Sekali lagi, selamat memperingati Hari Anak Nasional dan semoga putra putri Indonesia akan tumbuh menjadi generasi muda yang lebih unggul sehingga dapat melanjutkan pembangunan bangsa menuju Indonesia yang maju, bermartabat, dan sejahtera.

 

Sekian,

 

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI