Sambutan Presiden Ri pada Hari Kebangkitan Nasional Menuju Keunggulan Bangsa, 20-5-09

 
bagikan berita ke :

Rabu, 20 Mei 2009
Di baca 2316 kali

 

SAMBUTAN DAN DIALOG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

HARI KEBANGKITAN NASIONAL MENUJU KEUNGGULAN BANGSA

DI SENAYAN CITY, JAKARTA

TANGGAL 20 MEI 2009

 

 

 

 

Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarrakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para tamu undangan dan hadirin yang saya muliakan,

 

Saudara-saudara sebangsa dan se-tanah air yang saya cintai dan saya banggakan,

Pada kesempatan yang baik dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wa Ta'ala karena kita semua dapat memperingati Hari Kebangkitan Nasional yang ke-101 pada hari, ini sekaligus  menghadiri acara peluncuran televisi digital Indonesia.

 

Saudara-saudara, hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Tahun lalu kita memperingati satu abad kebangkitan bangsa, satu abad Kebangkitan Nasional. Dalam pidato yang saya sampaikan pada tanggal 20 Mei Tahun 2008 yang lalu, saya menyampaikan dengan penuh keyakinan bahwa insya Allah dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, dan dengan persatuan, kebersamaan, dan kerja keras kita, Indonesia di di abad 21 ini akan menjadi negara maju, bermartabat, dan sejahtera.

 

Waktu itu, saya ingatkan jalan menuju masa depan yang gemilang seperti itu, tentu bukanlah jalan yang lunak, dan kepada kita dipersyaratkan untuk membangun dan memperkuat tiga pilar utama. Yang pertama adalah kemandirian bangsa, yang kedua, daya saing bangsa, dan yang ketiga adalah peradaban bangsa yang unggul dan mulia.

 

Setahun telah kita lewati dengan semangat dan tekad yang membara waktu itu, Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu Wa Ta'aala, telah menunjukan kepada bangsa kita, bahwa Indonesia pada masa-masa sulit sekarang ini dalam konteks krisis dalam tingkat global, kitapun mencetak beberapa tonggak-tonggak sejarah. Pertama, meskipun dunia mengalami krisis pangan dan krisis energi kita bisa melampauinya, bahkan FAO memberikan apresiasi kepada Indonesia sebagai negara yang berhasil mengatasi krisis pangan dunia. Sekarang dunia mengalami krisis keuangan yang berlanjut kepada resesi perekonomian global, alhamdulillah berkat kerja keras kita semua, kitapun dinilai dapat meminimalkan dampak dari krisis dunia ini dan ekonomi kita masih tumbuh secara positif. Ini juga capaian yang patut kita syukuri dalam masa-masa sulit dewasa ini.

 

Yang kedua, yang merupakan tonggak sejarah yang tercetak pada era dewasa ini. Ketika dunia sedang menyatukan tekad, langkah, dan tindakan untuk mengatasi perubahan iklim dan pemanasan global, Indonesia juga ikut berkontribusi bagi upaya global itu, antara lain, kita berhasil menyelenggarakan pertemuan Perserikatan Bangsa-Bangsa, yang dilaksanakan di Bali pada akhir tahun 2007, yang telah melahirkan Bali Road Map yang menuju jalan bagi penyusunan protokol baru di Kopenhagen, Denmark, pada tahun ini.

 

Dan bukan hanya itu, baru saja di Menado Sulawesi Utara, Indonesia berhasil menjadi tuan rumah didalam menyelenggarakan World Ocean Conference dan sekaligus Coral Triangle Insiative Summit yang itu juga merupakan kontribusi bagi upaya dunia agar kita bisa memelihara wilayah lautan yang membentang atau meliputi wilayah 6 negara Indonesia, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Papua Nugini, dan Solomon Islands. Yang semuanya itu bersama-sama dengan upaya global untuk mengatasi perubahan iklim ini menjadi satu kontribusi yang patut dicatat dalam sejarah kita semua.

 

Yang ketiga, yang kita acarakan hari ini alhamdulillah sebagaimana yang disampaikan oleh pimpinan SCTV tadi dan Komisaris dari Konsorsium Televisi Digital Indonesia, yang diperkokoh dengan Saudara Menteri Komunikasi dan Informatika, kita menoreh sejarah baru setelah pada era Bung Karno kita telah melakukan revolusi teknologi informasi gelombang pertama, pada era Pak Harto revolusi gelombang kedua, dan era kita, kita menorehkan kembali tinta sejarah, melaksanakan revolusi teknologi informasi gelombang ketiga. Dengan cerita singkat saya tadi, tidak ada alasan bagi bangsa Indonesia, bangsa yang besar untuk tidak maju, menjemput masa kejayaan di abad ke-21 ini.

          

Hadirin yang saya hormati,

 

saudara-saudara sebangsa dan setanah air dimanapun saudara berada,

 

Saya menyambut baik, mendukung penuh dan mengajak semua pihak untuk menyukseskan apa yang dilakukan oleh jajaran pemerintah untuk betul-betul menyebarluaskan teknologi informasi di seluruh wilayah Indonesia. Teknologi informasi, kemajuan, peradaban yang unggul, bukan hanya milik warga bangsa yang hidup di kota-kota, tetapi milik semua, semua bahkan yang tinggal di pelosok-pelosok negeri ini, di desa-desa, di pulau-pulau terdepan yang semuanya menjadi bagian dari keluarga besar bangsa Indonesia.

 

Kita merasa berbahagia jika desa-desa, di pedalaman, di pulau terdepan, juga dapat meningkatkan kemajuannya karena kontribusi dan teknologi informasi ini, seperti istilah desa berdering, desa pintar karena memiliki teknologi internet yang bisa meningkatkan derajat kesehatan, derajat pendidikan, maupun transaksi bisnis dalam bentuknya yang sederhana. Pendek kata saudara-saudara teknologi informasi ini menurut saya bukan hanya mendatangkan kemajuan tetapi sekaligus mendatangkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Oleh karena itu, saya mengajak marilah kita terus membangun dan membangun negeri tercinta ini. Kita tidak boleh merasa menjadi bangsa yang kecil. Karena kalau kita berfikir seperti itu, kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar.

 

Kita harus berfikir besar tetapi juga harus berkarya besar. Dengan cara itulah kita akan mengubah jalannya sejarah, membangun Indonesia di masa depan sebagaimana yang kita cita-citakan bersama. Indonesia yang lebih aman, Indonesia yang lebih adil, Indonesia yang lebih demokratis, dan Indonesia yang lebih sejahtera. Mari kita songsong bersama saudara-saudara, datangnya era baru yang menjanjikan itu di abad 21 ini.

 

Akhirnya, saya mengucapkan selamat, terima kasih dan penghargaan kepada semua pihak yang telah dapat menghadirkan teknologi informasi yang baru ini siaran televisi digital utamanya kepada Departemen Komunikasi dan Informatika, kemudian kepada Konsorsium Televisi Digital Indonesia, dan Konsorsium TVRI dan Telkom, semoga Tuhan Yang Maha Besar meridhoi kita semua agar bangsa kita terus maju di waktu yang akan datang. Dan akhirnya dengan memohon ridho Allah Subhaanahu Wa Ta'aala dan dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim siaran televisi digital Indonesia dengan resmi saya nyatakan dimulai.    

      

Sekian.

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh.

 

 

(Dilanjutkan dengan  dialog Presiden RI dengan para tokoh masyarakat, pelajar)

 

Presiden RI:

 

Menyimak dengan seksama apa yang disampaikan oleh para sesepuh founding fathers, pemimpin, termasuk tokoh generasi muda kita ibu Nasution, Gus Dur, Pak Emil Salim, Anis Bawedan, dan kemudian Mas W.S. Rendra, budayawan kita, saya kira pesannya sangat jelas, negara kita adalah negara yang mendapatkan anugerah dari Allah Subhaanahu Wa Ta'aala yang luar biasa, mesti dibangun untuk menuju masa depan yang baik.

Membangun itu memerlukan persatuan, memerlukan kerja keras, dan perjuangan, dan kita siap-siap membangun negeri di era keterbukaan, di era yang semuanya serba terbuka pada tingkat dunia. Menurut saya pesan beliau-beliau itu relevan, marilah kita jadikan satu pedoman untuk sama-sama kita membangun negeri ini menuju masa depan yang lebih baik. Itu komentar saya dan sekaligus apresiasi saya kepada beliau-beliau yang telah memberikan pandangannya di hari yang bersejarah ini.   

   

Pembawa acara:

 

Seperti yang Bapak katakan tadi dan sebagaimana yang diinginkan oleh para founding fathers. Bapak, bangsa kita, kita semua ingin Indonesia menjadi bangsa yang punya jati diri yang kuat Pak. Jati diri seperti apa yang ingin Bapak Prersiden perjuangkan untuk bangsa ini?

 

Presiden RI:

 

Jati diri kita adalah kita ini bangsa yang majemuk, yang harus menghormati kemajemukan tetapi bangsa yang religius, bangsa yang tentu mengedepankan nilai-nilai agama, yang menjadi tuntunan dalam hidup dan kehidupan kita, juga bangsa yang tentunya memiliki warisan sebagai bangsa pejuang. Saya kira identitas diri seperti itu, karakter seperti itu yang harus kita bangun, dengan demikian kalau kita memang menjadi bangsa pejuang, bangsa yang bersatu, menghormati kemajemukan tanpa meninggalkan kedekatan dan kepasrahan kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, insya Allah jalan kita ke depan akan terang.

      

Pembawa acara:

 

Ya tapi Pak sebagian kelompok masyarakat secara individu maupun kelompok, masyarakat kita sekarang ini seperti kehilangan jati diri Pak. Ada yang mudah terhanyut, mudah ikut-ikutan, mudah terprovokasi, mudah main keroyok sehingga tidak pernah menjadi diri mereka sendiri sementara sebagian lainnya terlanjur skeptis. Tanggapan Bapak Presiden?

    

Presiden RI:

 

Kita tidak boleh pernah menyerah, kita tidak boleh menganggap bahwa itu semuanya tidak bisa ditata kembali. Saya yakin bahwa dalam era demokrasi, kebebasan itu merupakan nilai yang perlu kita anut tetapi kebebasan itu selalu ada batasnya, ada akhlak, disitulah pentingnya kita menghormati pranata hukum, kemudian di atas segalanya, apapun yang terjadi tidak boleh kita melakukan tindakan-tindakan kekerasan karena itu bertentangan dengan peradaban. Peradaban itu esensinya adalah cara hidup yang tidak menyenangi kekerasan, marilah kita menuju ke situ, membangun nilai, melanjutkan character building, akhirnya masyarakat kita akan menjadi masyarakat yang baik, yang kita idam-idamkan bersama.   

    

Pembawa acara:

 

Tampaknya peradaban memang menjadi salah satu poin penting dari Bapak Presiden karena sejak tahun lalu juga dalam pidato Harkitnas, Bapak juga menyebut civilization atau peradaban itu merupakan faktor kunci ya Pak untuk Indonesia yang maju begitu Pak.

 

Presiden RI:

 

Betul, tidak ada artinya kita menguasai pengetahuan dan teknologi, tidak ada artinya kita ingin mengubah segalanya untuk menuju masa depan yang baik tanpa kita memiliki nilai, karakter, jati diri, sifat-sifat untuk menjadi bangsa yang baik, bangsa yang berjuang, dan juga bangsa yang anti dengan kekerasan-kekerasan yang sekali lagi bertentangan dengan nilai-nilai civilization. Saya punya keyakinan yang tinggi bangsa Indonesia akan menjadi bangsa yang unggul kalau mulai sekarang kita membangun peradaban kita, peradaban yang mulia.    

 

Pembawa acara:

 

Bapak Presiden, teman-teman di Liputan 6.com juga beberapa saat ini membuat poling melalui website kami dengan satu pertanyaan penting, mungkin ada di layar monitor, kita bisa lihat bersama-sama. Pertanyaannya, di era globalisasi sekarang ini Kebangkitan Nasional bangsa Indonesia sangat penting, menurut anda di bidang apakah bangsa Indonesia mampu bangkit? 1. ekonomi, 2. pendidikan, 3. teknologi, 4. Budaya? Kita masih mengumpulkan poling pendapat ini Bapak, mana nanti yang paling banyak dipilih oleh para pemirsa di Liputan 6.com. Bapak kita sekarang menuju ke-empat pulau yang ada di Indonesia. Hari ini kita juga, memang kita sudah mempersiapkan ada empat wilayah di pulau-pulau yang bisa dikatakan jauh dari pusat  kota Jakarta. Telah bergabung bersama kita, halo empat pulau? Sudah tampak di layar ada empat pulau Pak, masing-masing itu dari ujung Timur Indonesia ada Ubrub Papua kemudian ada Desa Adaut di Maluku Tenggara, kemudian di Sakatak Kalimantan Timur, dan di Lumajang Jawa Timur.

 

Selamat sore Bapak-bapak semua di sana? Halo, kita akan langsung Bapak Presiden, silakan Pak.

 

Presiden RI:

 

Saya ingin menyapa dulu yang dari Papua, apa kabar? Selamat sore, apa kabar semuanya? Saya senang bisa berbicara langsung melalui siaran digital seperti ini, saya ingin mendengar apa yang ingin disampaikan kepada saya, barangkali ada pesan untuk saya sebagai Presiden atau pesan untuk saudara-saudaranya yang lain, silakan.

 

Penanya (Wakil Desa Ubrub, Papua):

 

Nama saya Darius pekerjaan petani, saya mohon penambahan sarana telpon ditambah?

 

Presiden RI:

 

Jadi pertanyaannya kapan telponnya ditambah begitu? Ini juga didengar oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, saya kira Pak Gubernur Papua juga mendengar, akan kita perhatikan Saudara-saudara, mudah-mudahan ada tambahan saluran telponnya, dengan demikian lebih banyak lagi yang bisa menggunakan telpon tersebut, ada lagi yang dimintakan kepada saya? Kepada pemerintah?

 

Lanjutan Penanya (Wakil Desa Ubrub, Papua):

 

Bapak Presiden usul ada dua. Pertama, agar tarif telpon dipermurah dan kedua, untuk dapat memperbaiki jalan di daerah kami.

 

Presiden RI:

 

Baik yang saya dengar Bapak ingin agar jalan-jalan diperbaiki, dibikin lebih baik, satu lagi agak kurang dengar tadi apa ya? Oh tarif telponnya dibikin lebih murah begitu? Saya kira kita harus memperhatikan kondisi sosial dan ekonomi saudara-saudara kita di pedalaman-pedalaman dengan demikian saya kira tepat kalau difikirkan harga khusus dengan demikian terjangkau oleh mereka. Untuk jalan-jalan insya Allah, sebenarnya di Papua ada program khusus, ada kebijakan khusus untuk Papua menambah infrastruktur, termasuk jalan, kemudian kesehatan, pendidikan, pemberantasan penyakit menular dan sebagainya. Insya Allah ini akan kita tindaklanjuti dan nanti saya akan minta Pak Gubernur, Pak Bupati untuk membikin baik jalan-jalan yang tadi Bapak sampaikan. Terima kasih, salam saya untuk semua.

 

Pembawa acara:

 

Terima kasih Papua, tadi diwakili oleh Bapak Darius, kemudian kita menuju desa Adaud di Maluku Tenggara, selamat sore, bisa menyapa Bapak Presiden di Jakarta.

 

Presiden RI:

 

Selamat sore Bapak-Ibu, Saudara-saudara yang ada di Maluku Tenggara, apa kabar semuanya? Baik, masih sering hujan tidak di situ? Baik ini hari yang bersejarah 20 Mei, kebangkitan kita semua, saya ingin mendengar apa yang dipikirkan, yang diusulkan, yang ingin dilakukan oleh saudara-saudara kita di Maluku, saya persilakan.

 

Penanya (Wakil Desa Adaud Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara):

 

Selamat sore Bapak Presiden, sebelumnya saya mau memperkenalkan dulu bahwa saya tinggal di Desa Adaud, Kecamatan Laut, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, nama saya Alili Dasdue pekerjaan petani, petani yang selalu mengusahakan memperluas pasar untuk menjual hasil komoditi saya sangat terbatas karena transportasi kurang bagus oleh sebab itu saya akan melaporkan bahwasanya hasil umbi-umbian Pak, saya selalu jual di pasar ibukota kabupaten.

 

Presiden RI:

 

Baik, Pak Alili saya akan mengecek ke Gubernur Maluku, Pak Bupati nanti apa yang bisa dibantu, saya belum bisa berjanji sekarang. Tetapi ada program pemerintahan daerah, ada program pemerintah pusat untuk meningkatkan infrastruktur termasuk menambah sarana transportasi, mudah-mudahan termasuk prioritas yang bisa segera di acarakan di tempat Pak Alili. Terima kasih.

 

Lanjutan penanya (Wakil Desa Adaud Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Maluku Tenggara):

 

Ada tambahan satu permintaan Pak, kalau bisa disediakan satu kapal putih, kapal Pelni, agar hasil bumi saya bisa dipasarkan ke luar.

 

Presiden RI:

 

Begini, beberapa saat yang lalu saya baru meresmikan kapal Pelni, saya resmikan di Makassar untuk trayek Indonesia bagian timur, ini terus kita kembangkan sesuai dengan anggaran kita Bapak, sesuai dengan kemampuan kita menambah angkutan laut oleh Pelni baik di wilayah timur maupun di wilayah barat. Saya akan cek nanti sekali lagi, apa yang bisa dilakukan oleh pemerintah untuk menambah jumlah transportasi laut sehingga membantu betul penjualan komoditas pertanian tadi. Begitu terima kasih.

 

Pembawa acara:

 

Terima kasih Bapak Alili dan teman-teman di Adaud, Maluku Tenggara Barat, salam buat semuanya disini. Dan sekarang kita menuju desa di Kalimantan Timur, selamat sore Kalimantan Timur.

 

Presiden RI:

 

Selamat sore Bapak-Ibu. Saya ingin mendengar sekarang apa yang menjadi permasalahan yang ada di situ, apa saran dan usulnya, silakan.

 

Penanya (Wakil Desa Sakatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur):

 

Assalamu'alaikum Bapak Presiden nama saya Mahfud Pak, tinggal di desa Sakatak Kabupaten Bulungan Pak, pekerjaan Guru Honorer Pak. Saya merasa terima kasih atas bantuan pihak Telkomsel karena kami selama ini masih menggunakan jasa-jasa manual Pak. Nah, dengan berkat peluncuran program Telkomsel kami bisa menggunakan akses internet dan dapat mengerjakan soal-soal secara lancar Pak. dan permintaan kami di SD 005 Pilihan Masa Depan. Harapan Bapak membantu 1-2 buah laptop buat kami Pak. 

 

Presiden RI:

 

Pak Mahfud, pertama, yang ada digunakan dengan baik. Saya senang komputer sudah masuk desa, masuk sekolah, masuk SD, berarti tentu proses belajar mengajar akan lebih baik lagi. Bapak sebagai guru, sebagai pendidik akan bisa mendidik siswa-siswanya untuk mulai mengenal teknologi, kemudian tentu nanti dalam perkembangannya, barangkali masih ada kekurangan kita pikirkan lagi untuk penambahan sesuai dengan program yang ada. Penambahan itu bisa dilakukan oleh pemerintah daerah, Pak Bupati, Pak Walikota, Pak Gubernur ataupun menjadi program pemerintah pusat. Ya begini saja untuk SD Bapak, saya tau sangat bersemangat untuk menggunakan teknologi yang baru ini tolong dikirimkan saja alamatnya, apa yang bisa kita bantu untuk menambah komputer yang ada. Begitu Pak Mahfud.

   

Lanjutan Penanya (Wakil Desa Sakatak, Kabupaten Bulungan, Kalimantan Timur):

 

Satu lagi Pak, permintaan kami Pak, ini masalah energi listrik Pak. Energi kelistrikan kurang memadai. Di daerah kami Pak mulai jam 6, jam 12 malam sudah mati Pak. Jadi jam mulai hidup jam 6 sore Pak. lampu mati jam 12 malam. Jadi bagi masyarakat kami, sekitar kami Pak, istilahnya kurang memadai untuk kegiatan-kegiatan ekonomi Pak. Mohon Bapak pikirkan masalah listrik di daerah kami Pak, terima kasih Pak.

 

Presiden RI:

 

Pak Mahfud benar di seluruh tanah air, bukan hanya Kalimantan Timur, kita masih mengalami kekurangan listrik. Mengapa listriknya kurang? Karena ekonomi kita meningkat, rumah tangga meningkat, bisnis meningkat, industri meningkat dengan demikian listriknya kurang. Sekarang ini sedang kita tambah 10 ribu mega watt, sedang kita rencanakan untuk menambah lagi 10 ribu mega watt berikutnya lagi. Harapan saya, harapan kita semua, dengan penambahan itu secara bertahap daerah-daerah termasuk desa-desa bisa ditingkatkan listriknya. Itu yang perlu saya sampaikan, dan biayanya tidak sedikit  oleh karena itu uang yang dimiliki pemerintah, yang tentu ada batasnya percayalah akan kita alokasikan untuk termasuk membangun tenaga listrik, yang bisa melistriki daerah-daerah di seluruh tanah air, demikian Pak Mahfud.

 

Pembawa acara:

 

Selanjutnya ke daerah terakhir yaitu Desa Ranupani di Lumajang, Jawa Timur, yang merupakan kamp pendatang. Halo semuanya, ya sudah ada Bapak Presiden di sini, silakan menyapa Bapak Presiden.

 

Presiden RI:

 

Assalamu'alaikum, selamat sore, apa kabar Saudara-saudara di Desa Ranupani, Lumajang, Jawa Timur? Apa kabar semuanya? Baik, silakan tadi sudah mendengar dialog saya dengan saudara-saudara kita yang ada di Papua, di Maluku Tenggara Barat, dan juga yang di Kalimantan Timur. Monggo sekarang dari Lumajang, apa yang ingin disampaikan?

 

Penanya (Wakil Desa Ranupani, Lumajang, Jawa Timur):

 

Terima kasih Bapak, Ranupani memang dikenal sebagai desa wisata Pak, tapi jalannya kurang bagus. Kami mohon Pak untuk perbaikan jalan di Lumajang, desa Ranupani juga dari Malang ke Ranupani Pak. Tapi untuk Ranupani ke Semerunya mohon tidak diperbaiki Pak artinya jalannya tetap dibiarkan natural Pak, karena itu yang turis-turis senang Pak.

 

Presiden RI:

 

Baik, begini Bapak. Saya tidak hapal jalan-jalan di seluruh Indonesia satu persatu begitu, tetapi yang jelas mestinya Lumajang lebih baik di banding yang jauh di pedalaman. Namun demikian ada Pak Bupati Lumajang tolong sampaikan perlu mendapatkan perhatian. Saya kira kalau jalan-jalan di kecamatan, antar kecamatan itu dalam jangkauan, Pak Gubernur maupun Pak Bupati, kalau sangat diperlukan sampaikan kepada pemerintah pusat. Tapi yang jelas infrastruktur itu penting dan kita terus membangunnya. sekarang saya mau tanya ini digitalnya gimana, internetnya, telponnya gimana, tadi yang saya dengar kebanyakan jalan, sekarang apa yang berkaitan dengan internet ataupun teknologi informasi ini.

 

Lanjutan Penanya (Wakil Desa Ranupani, Lumajang, Jawa Timur):

 

Untuk desa Ranupani untuk internet belum pernah ada dan baru kali ini dari guru di Ranupani akan memperagakan akses internet.

 

Presiden RI:

 

Bapak internetnya ada yang mengajari tidak?, yang mendidik?, yang membimbing supaya semuanya bisa menggunakan dengan baik, sampun wonten? Sudah ada?saya kira bisa digunakan dengan sebaik-baiknya supaya lebih maju lagi, pendidikannya, anak-anak kita, proses belajar dan mengajar. Silakan digunakan tekonologi yang telah dapat kita bangun di negeri kita dan dirawat baik-baik supaya tidak lekas rusak dan terus bisa dipakai di waktu yang akan datang. Demikian Pak Nyoto Adiwiguno, terima kasih.

 

Pembawa acara:

 

Ya terima kasih dari Desa Ranupani di Jawa Timur, sudah empat wilayah di berbagai daerah di Indonesia. Pak, bagian yang saya catat, kebanyakan itu minta akses jalan, listrik, internet pada terpencil tertentu seperti di Ubrub, ujung Timur Papua hingga desa Ranupani itu sudah ada tv itu artinya IT kita sudah sangat maju ya Pak, bagaimana kita memaknai?

 

Presiden RI:

 

 Sudah makin masuk ke wilayah-wilayah pedalaman, wilayah terdepan, wilayah terluar,    dan itu tandanya persatuan kita akan makin baik, wawasan nusantara dapat diaplikasikan. Kita akan saling mengenal satu sama lain, belajar satu sama lain, dan yang jelas untuk membawa kebaikan-kebaikan bagi seluruh rakyat Indonesia. itu yang harus kita catat.

 

Pembawa acara:

 

Setelah rehat dan tadi Bapak Presiden sudah berbicara dengan empat warga di empat pulau, nanti akan ada pembicaraan dengan warga negara Indonesia di Tokyo dan Den Haag, Belanda. Tapi Pak sebelumnya akan mendampingi kita berbicara di atas panggung ini adalah seorang siswa yang memenangkan International Conference of Young Scientist 2009 peraih emas, kita panggilkan Dwinandra Lukman Jatikusumo. Selain Dwinandra juga di tengah sana 17 teman-teman Dwinandra, mereka juga masing-masing meraih medali untuk lomba untuk International Conference of Young Scientist  di Polandia. Silakan berdiri teman-temannya Dwinandra.

 

Pak tentu Bapak punya banyak cita-cita untuk negeri ini, untuk bangsa ini, bila Bapak melihat Putera-puteri, pemuda-pemudi seperti Dwinandra dan rekan-rekannya di ujung sana, apa perasaan Bapak?

 

Presiden RI:

 

Congratulation, selamat, saya bangga, saya makin optimis negara kita akan maju karena Indonesia punya putera-puteri bangsa yang cerdas, yang unggul. Gimana perasaannya menjadi juara.

 

Dwinandra Lukman Jatikusumo:

 

Senang sekali Pak dan bercampur bangga dan haru karena bisa membawa nama Indonesia di skala internasional.

 

Presiden RI:

 

Apa yang terpikir bagi anda yang berprestasi seperti ini menjadi champion dalam sebuah olympiad yang sangat bergengsi. Apa yang dirasakan dan apa tekad yang ada di hati kalian, dalam pikiran kalian untuk someday bisa mengubah jalannya negeri ini untuk menjadi bangsa yang unggul.

 

Dwinandra Lukman Jatikusumo:

 

Jadi kami sebelum pergi ke acara di Polandia, kami sudah melakukan suatu visi bahwa kami memang harus mengangkat nama Indonesia di skala internasional dan skala global. Dan terbukti dalam International Conference of Young Scientist, Indonesia berhasil menduduki peringkat 1 atau juara dunia, mengalahkan negara-negara yang umumnya dan yang notabene negara-negara super power di bangsa ini. Dan untuk menuju Indonesia yang lebih unggul kedepannya karena kami adalah orang-orang yang memiliki fokus di bidang science tentunya kami akan selalu meningkatkan hal-hal di bidang science dan technology.

 

Presiden RI:

 

Ya itu benar Ananda, kita akan maju kalau kita juga menguasai teknologi maju, high technology akan memiliki daya saing yang tinggi, nilai tambah yang tinggi. Oleh karena itu saya ingin sebagai yang sedang mengemban amanah agar putera-puteri bangsa young generation betul-betul tumbuh menjadi putera-puteri bangsa yang berkarya, berprestasi, dan unggul dalam bidang science, technology, biology, chemistry apapun yang kira-kira akan menjadi hak science yang bisa mengangkat peradaban dan kemajuan bangsa kita. Mudah-mudahan semua bisa tumbuh seperti itu. Silakan apa yang ingin disampaikan kepada saya.

 

Dwinandra Lukman Jatikusumo (Juara Dunia pada International Conference of Young Scientist):

 

Ya Bapak Presiden, saya tentunya mewakili teman-teman saya di seluruh wilayah Indonesia ini. Banyak manusia-manusia, anak-anak, siswa-siswa yang berpotensial di pelosok-pelosok Indonesia tapi umumnya mereka ketika hendak maju, hendak berkembang, mereka terhambat dengan apa yang disebut krisis finansial. Di sisi lain banyak juga siswa-siswa Indonesia yang telah mengharumkan nama bangsa Indonesia di skala internasional, tentunya kami selaku orang-orang tersebut tampaknya agak sedikit mengalami kesulitan dalam mendapatkan ruang berkarya Indonesia. untuk itu kami ingin menanyakan tanggapan Bapak Presiden mengenai kedua hal tersebut.

 

Presiden RI:

 

Ya ini penting didengar suara mereka, mereka berprestasi, mereka ingin menyumbangkan yang mereka miliki untuk negeri kita. Kadang-kadang tidak mudah untuk mencari tempat untuk berkarya dan berprestasi. Saya mengajak seluruh komponen bangsa, mereka yang ingin meraih kemajuan, terimalah mereka, perankan mereka, tugasi mereka untuk akhirnya bisa meningkatkan semuanya itu. Saya kira sudah tiba saatnya bahwa kita harus memberikan apresiasi kepada yang berprestasi. Apresiasi itu dalam bentuk memberikan ruang untuk mereka bisa berkarya, untuk mereka bisa berkarier. Dan khusus yang menjadi juara olympiad di Bali, saya juga mengatakan, kami akan memberikan satu kemudahan untuk meneruskan menuntut ilmu di university manapun juga tentunya dengan persyaratan-persyaratan yang kita tentukan. Teruslah berkarya, teruslah berprestasi kemudian ananda sudah mendengar tadi, saya ingin semua cabang profesi di negeri ini betul-betul memerankan kalian semua yang memiliki keunggulan yang luar biasa, begitu ya.

 

Pembawa acara:

 

Bapak Presiden Majalah Time belum lama ini memasukkan Bapak sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh Pak, dan salah satu tokoh kebangkitan Indonesia Sutan Sjahrir ya, seorang pengamat Indonesia, Herbert Smith, pernah mengatakan Sjahrir adalah tokoh besar kebangkitan Asia. Apa refleksi Bapak atas pencapaian ini?

 

Presiden RI:

 

Banyak putera-puteri bangsa Indonesia yang telah menorehkan tinta emas dalam sejarah di negeri kita ini, banyak mereka yang memotivasi dan memberikan semangat kita semua. Saya yakin deretan itu tidak akan berhenti sekarang. Ke depan akan muncul tokoh-tokoh baru, figur-figur baru sebagaimana founding fathers kita termasuk ananda generasi muda semua.

 

Pembawa acara:

 

Hadirin dan pemirsa, kita jadi besar, jadi pintar, bisa menjadi pemimpin bahkan bisa menjadi apapun tentu ini tidak lepas dari pengaruh orang-orang yang pernah dekat dengan kita. Mereka bisa siapa saja, bisa orang tua, teman atau sahabat, atau bahkan orang-orang yang mungkin sudah kita lupakan dan kita tidak ingat. Nama mereka mungkin tidak pernah ada di buku-buku meskipun mungkin kita sudah keliling dunia, menjadi pemimpin, menjadi pengusaha, menjadi ilmuwan bahkan menjadi presiden, tapi mereka tetap berada di tempatnya menjalani hidupnya dengan sederhana. Dan hari ini kita hadirkan orang sederhana itu di tengah-tengah kita dan di hadapan seorang Presiden, siapakah dia?

 

Kita sambut bersama-sama Ibu Sri Banon, Bapak masih ingat dengan Ibu Sri? Ibu Sri Banon adalah salah seorang guru SD dari Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat di Pacitan ya Pak?

 

Presiden RI:

 

Ibu assalamu'alaikum, betul, saya jadi terharu ibu. Saya bersekolah dulu di sebuah SD di desa Purwa Asri Pacitan, SD yang sederhana, saya juga dari keluarga yang sederhana, dan bimbingan seperti ibu Sri Banon dan semuanya itulah mengantarkan saya sampai pada tingkat seperti ini. Saya kira banyak sekali tokoh seperti beliau di seluruh tanah air yang mengabdi tanpa pamrih, membesarkan semuanya hingga menjadi putera-puteri bangsa, matur nuwun sanget ibu. Barangkali ada yang ingin disampaikan kita dengar bersama. Silakan apa yang ingin ditanyakan ibu?

 

Pembawa acara:

 

Mungkin ibu ingin ngobrol dengan murid ibu yang sekarang menjadi Presiden. Mungkin pengen tanya dulu, boleh ya Pak ya? Ini gimana perasaan Ibu punya murid sekarang jadi Presiden Republik Indonesia.

 

Ibu Sribanon:

 

Mulai hari ini saya bangga sekali, bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, seperti hari ini karena saya bisa bertemu dengan beliau.

Presiden RI:

 

Matur nuwun, terima kasih-terima kasih, dulu kan saya bukan termasuk murid yang nakal Bu ya?

 

Pembawa acara:

 

Padahal saya baru mau nanya itu, apa Bapak termasuk murid yang bandel?

 

Ibu Sribanon:

 

Tidak pernah, selalu menyenangkan, kalau saya lihat Mas Sus itu, senang begitu.

 

Pembawa acara:

 

Ibu panggilnya Mas Sus ya?

 

Presiden RI:

 

Ya, kalau oleh keluarga saya dipanggil Sus karena Susilo, jadi keluarga memanggil saya Sus, demikian juga teman-teman, para guru yang ada di Pacitan selalu manggil saya bukan Bambang, bukan Yudho apalagi SBY, panggilnya adalah Sus, dari kata-kata Susilo.

 

Pembawa acara:

 

Ya saya juga tadi sempat ngobrol dengan Ibu Sri, katanya dulu Bapak Presiden adalah murid yang paling necis di kelas ya Bu ya?

 

Ibu Sribanon:

 

Ya, yang paling necis, rapi, necis itu rapi.

 

Presiden RI:

 

Ibu negara tertawa, dibilang yang paling necis, yang paling rapi. Baik Ibu, saya matur nuwun sanget, bagaimanapun Ibu telah membimbing saya dulu waktu saya bersekolah di awal saya menuntut ilmu, dan semoga semangat seperti Ibu ini juga turut dilakukan oleh para guru, para pendidik di seluruh tanah air untuk dengan ikhlas, menganggapnya ibadah untuk mendidik putera-puterinya, matur nuwun sanget.

 

Pembawa acara:

 

Ya ibu kalau setiap hari melihat Bapak Presiden di televisi, apa yang Ibu ingat pertama kali di benak Ibu?

 

Ibu Sri Banon:

 

Pertamanya kebanggaan, kegembiraan, teringat pada masa kecilnya pernah di sekolah itu sudah kelihatan jiwa kepemimpinan. Misalnya pada waktu anak-anak akan masuk kelas, itu biasanya berjajar di serambi, nanti masuk satu-satu, setelah masuk kelas Mas Sus, ayo hormat bu guru, hormat bu guru, itukan pemimpin. Selain itu, kalau pulang itu juga begitu, belum hormat kok pulang, belum hormat kok pulang, itu zaman dulu.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih ibu masih mengingat semua.

 

Pembawa acara:

 

Dari jiwa pemimpinnya sudah menonjol, kalau dari nilai-nilai pelajarannya gimana Ibu?

 

Ibu Sri Banon:

 

Kalau nilai pelajaran, ya barangkali kalau pertama masuk ya, di desa, di kota sebelum maju seperti sekarang ini, ya nilai biasanya belum 10,10,10, misalnya 6,7,8 diawali dari nilai yang kecil dulu nanti satu kwartal, dulu itu kalau menyebut 4 bulan itu namanya satu kwartal, mendapat satu raport, lalu kwartal kedua 4 bulan lagi, itu ada kenaikan.

 

Pembawa acara:

 

Ibu masih menyimpan raport Bapak?

 

Ibu Sri Banon:

 

Masih.

 

Pembawa acara:

 

Oh masih, sudah berapa puluh tahun yang lalu.

 

Ibu Sribanon:

 

Buku besar SD itu yang namanya Buku Induk, mulai anak yang sebelum Mas Sus ini sudah ada nilai-nilainya. Tapi saya mengajar di kelas 2, yang kelas 1 bukan saya. Gurunya sepuh, yang mengajar di kelas 1 itu gurunya sepuh.

 

Pembawa acara:

 

Ibu saya lihat di situ banyak angka 7,8,9 juga ya Bu?

 

Ibu Sri Banon:

 

Setelah kelas tiga, kelas empat nilainya menanjak. Setelah kelas empat pindah ke Pacitan terus, terus menanjak terus di Pacitan. Akhirnya menjadi putera yang nomor satupak, putera trbaik bangsa, di negara. Seperti sekarang ini, di dunia juga saya dengar nomor satu saya sangat bersyukur.

 

Pembawa acara:

 

Ya kita lanjutkan obrolan nanti lagi Bapak dan Ibu, juga Dwinandra dan hadirin, kita sekarang akan melanjutkan dialog dengan warga kita yang ada di luar negeri, kita akan tersambung dengan Tokyo dan Belanda. Halo Tokyo dan Belanda.

 

Presiden RI:

 

Assalamu'alaikum, selamat apa ya? Selamat pagi barangkali, selamat pagi di Den Haag, selamat sore di Tokyo, apa kabar semuanya?

 

Pembawa acara:

 

Kita mulai mungkin dari Tokyo, Jepang terlebih dulu.

 

Bapak Yusuf Anwar (Duta Besar RI di Jepang):

 

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Bapak Presiden, Ibu Negara Hj. Ani Yudhoyono, setiap warga negara Indonesia yang berada di Tokyo, meski kita sangat beragam, baik dari latar belakang pendidikan maupun asal-muasal, tapi selalu siap mengemban tugas-tugas pembangunan, selain itu juga kami selalu bersilaturahmi dalam memasyurkan nama bangsa dan negara. Kami selalu berdo'a untuk kesehatan Bapak-Ibu serta Putera wayah di rumah dan baru-baru ini kami tadi pagi selamat melaksanakan upacara Harkitnas yang ke-101.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih Pak Yusuf Anwar, Pak Dubes. Meskipun di luar negeri, tetap tinggi semangat kebangsaannya memperingati 101 tahun kebangkitan nasional. Mudah-mudahan Pak Dubes, ibu, para diplomat semuanya termasuk warga Indonesia yang ada di Tokyo, di Jepang, juga melanjutkan tugas-tugas untuk kebaikan negara kita.

 

Duta Besar RI di Jepang:

 

Demikian Pak laskar pelangi yang berada di Jepang, yang ada di belakang saya. Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, tidak saja generasi tua seperti saya yang cuma satu-satunya tapi juga generasi-generasi muda yang siap untuk berdialog dengan Bapak. Kami persilakan Saudara Surya.

 

Suryanegara:

 

Selamat siang Pak Presiden, disini pak saya, Surya, mewakili teman-teman, mahasiswa dari Persatuan Pelajar Indonesia Tokyo. Disini juga telah hadir wakil dari trainee Pak, dari pekerja-pekerja, dan juga perawat, dan juga dari pekerja profesional yang ada di Jepang, serta siswa-siswa dan guru-guru sekolah Republik Indonesia di Tokyo, serta di sini ada Pak Dubes, dan juga Bapak Wakil Kepala Pemerintahan RI, Bapak Atase Pendidikan, serta staf-staf KBRI di Tokyo. Semua lengkap berkumpul disini Pak, untuk menyapa Indonesia, khususnya Pak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

 

Presiden RI:

 

Baik, silakan lanjut.

 

Suryanegara:

 

Alhamdulillah Pak, jadi kabar pertama yang kami sampaikan di sini alhamdulillah dari pelajar-pelajar Indonesia yang jumlahnya 1980 disini semua alhamdulillah menunjukan prestasi yang baik dan di mata warga Jepang, warga Indonesia adalah termasuk warga negara Indonesia yang baik. Juga pelajarnya dinilai sebagai pelajar yang baik atau gambate Pak, bahasa Jepangnya, pekerja keras, pekerja-pekerja serta kaum profesionalnya juga adalah  pekerja yang baik, serta warga negara Indonesia di sini dinilai juga sebagai warga yang ramah. Rata-rata orang Jepang kalau bertemu dengan orang Indonesia, kesan pertama yang mereka sampaikan adalah Indonesia adalah negara yang indah dan pasti menunjukan keinginannya untuk mengunjungi Indonesia.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih, saya mendengarnya bangga, ananda Muhammad Suryanegara oleh karena itu anda semua membawa nama baik bangsa dan negara kita apakah yang bertugas sebagai diplomat, apa yang berkarier di berbagai profesi, yang mengikuti pendidikan termasuk yang menjadi nurses tadi dalam rangka kerja sama kita dengan Jepang, berbuatlah yang terbaik, tunjukan bahwa kita adalah bangsa yang baik dengan demikian makin baik hubungan kita dengan Jepang. Saudara ketahui hubungan Indonesia dengan Jepang baik dan terus tumbuh, disini juga hadir Duta Besar Jepang untuk Indonesia sebagaimana Duta Besar kita untuk Jepang, marilah kita tingkatkan kerja sama bilateral diantara kedua negara ini untuk kepentingan bersama. Saya juga mendo'akan yang sedang studi di situ berhasil dengan baik, setelah itu mengabdilah untuk kepentingan bangsa kita. Bisa kembali ke tanah air, bisa dimanapun yang penting saudara berbuat untuk bangsa dan negaranya.

 

Suryanegara:

 

Terima kasih Pak, boleh kami memberi masukan Pak? ini sebenarnya banyak sekali masukan dari warga Indonesia baik dari teman-teman trainee, pekerja, dan khususnya dari pelajar. Yang pertama pak kami dari pelajar di sini, kami ingin menyampaikan masukan bahwa, kami ketika belajar di luar negeri, kesan yang kami dapatkan dari universitas-universitas khususnya di Jepang ini ada tentunya selain dari ilmu dan knowledge yang lebih baik juga adanya fasilitas kalau kita merujuk ke peradaban-peradaban maju dunia tentu hanya ada 2 fasilitas utama yang wajib dimiliki sebuah negara yang ingin maju yaitu perpustakaan dan universitas. Nah kaitannya dengan peluncuran zaman content atau teknologi informasi ini Pak, kami dari pelajar di sini sangat mengharapkan supaya pemerintah Indonesia dapat mendukung universitas-universitas, perguruan-perguruan tinggi yang ada di Indonesia untuk dapat menyediakan fasilitas teknologi informasi yang memadai, khususnya, bukan hanya dari sudut infrastrukturnya tetapi juga contentnya Pak. Misalnya fasilitas jurnal ilmiah berlangganan secara on line, fasilitas literatur-literatur ilmiah serta fasilitas content-content perpustakaan yang memadai, karena tentunya kalau dari brain Pak, dari otak saya jamin dan teman-teman kami bisa jamin disini bahwa bangsa Indonesia atau pelajar-pelajar Indonesia memiliki kedudukan yang sama. Kami bisa jamin bahwa mungkin kita lebih baik, bahkan dari otaknya insya Allah sama dan lebih baik. Hanya tinggal fasilitasnya saja Pak, khususnya fasilitas untuk dapat mendayagunakan IT, informasi dan tehnologi, secara lebih maksimal lagi.

 

Presiden RI:

 

Baik saya dukung ide itu dan untuk diketahui alhamdulillah anggaran pendidikan di negeri kita sudah mencapai 20%. Nah dari 20% dari APBN itu antara lain kita gunakan untuk mengembangkan aplikasi IT di negara kita. Yang anda sampaikan tadi, disini ada Menteri Komunikasi dan Informatika akan berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan Nasional agar university kita, lembaga-lembaga pendidikan kita segera dikembangkan lagi sebagaimana yang anda sarankan librarynya, on line system study termasuk content yang akan cepat kita akan mendapatkan subject dari apa yang kita pelajari dengan catatan memang semuanya kita laksanakan secara bertahap sesuai dengan anggaran yang kita miliki. Tapi idenya ke situ dan kita akan lakukan bersama-sama dan saya minta anda nanti setelah tamat masuklah dalam upaya besar kita untuk mengembangkan semuanya tadi.

 

Pembawa acara:

 

Cukup dari Tokyo tidak ada pertanyaan lain?  

 

Duta Besar RI di Tokyo:

 

Barangkali ada sedikit catatan dari teman kita yang mewakili sektor perawat.

 

Zaini Wardhani Sitorus:

 

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Bapak Presiden terima kasih atas waktu dan kesempatannya, saya Zaini Wardhani Sitorus mewakili perawat EPA dan care giver EPA yang datang ke Jepang ini 9 bulan yang lalu. Setelah 6 bulan belajar di LPES belajar bahasa Jepang, LPES Tokyo sekarang ini saya dan teman-teman sudah melaksanakan tugas masing-masing, di rumah sakit masing-masing. Khususnya rumah sakit saya sedikit tidak begitu jauh dari Tokyo Cibatashi Watanaka Hospital sampai saat ini kami belajar sehari-harinya, di samping bekerja 4 jam pagi, sorenya kita belajar bahasa Jepang dan belajar juga bahasa Jepang dalam dunia keperawatan 4 jam lagi untuk menghadapi ujian nasional tahun depan 2010 Februari. Di sini juga kami sangat berterima kasih kepada Bapak Presiden juga yang telah membuka jalannya program perawat dan karir kita EPA ini, sehingga sampai sekarang ini kami dapat melaksanakan tugas masing-masing dengan baik, alhamdulillah sekali. Begitu juga terima kasih dengan pihak KBRI dan masyarakat Indonesia yang ada di Jepang yang telah mendukung kami, yang mensupport kami di sini karena kedatangan kami di sini sebagaimana kita ketahui basic bahasa Jepang sangat minim sekali dan di LPES Tokyo kita dididik dalam pendidikan bahasa Jepang selama 6 bulan, berbekal dengan pendidikan itu, alhamdulillah sekarang kita dapat menjalani sedikit demi sedikit kehidupan di Jepang.

 

Saya mewakili perawat-perawat EPA Pak, sedikit ada pemikiran dan ide-ide mengenai program EPA ini untuk kelanjutan program gelombang yang kedua nanti, sebenarnya program yang pertama pun sudah alhamdulillah sangat baik. Sekedar ide-ide pemikiran sedikit lagi untuk menambah tingkat peminat perawat dari Indonesia yang akan mau datang lagi ke Jepang ini maka masalah-masalah pertama yaitu satu agar, untuk lebih jelas lagi sebagaimana sistem pendidikan bahasa Jepang nanti sesampainya kita disini sebab pendidikan bahasa Jepang sangat kita butuhkan sekali dalam menghadapi ujian nasional untuk mendapatkan certificate atau license, Kambosi Japanese atau perawat Jepang disini. Selanjutnya, masalah job description disini untuk lebih diperjelas lagi.  

         

Pembawa acara:

 

Mbak yang dari Jepang, mungkin kita sudah bisa menangkap maksudnya.

 

Presiden RI:

 

Terima kasih, saya hargai, terima kasih, saya bangga dengan semangatnya, keinginannya untuk berbuat yang terbaik, mudah-mudahan lulus dan bisa segera mengemban tugas. EPA ini salah satu saja dari kerja sama kita. Economic, Partnership Agreement jadi care givers dengan nurses itu salah satu kerja sama kita, mudah-mudahan kita akan tata apakah sebagian pendidikan di sini. Sebagian di sana dengan demikian lebih cepat untuk bisa menjalankan tugasnya. Salam untuk semuanya. Arigato Gozaimasta.     

      

Pembawa acara:

 

Selain kita berbincang dengan warga di Jepang sana, kita juga menghadirkan orang tua dari mahasiswa, tadi ada mahasiswa Muhammad Suryanegara, Bapak Ibraham Ilyas dan Ibu Tuti Purwatin, silakan berdiri Bapak. Mungkin puteranya di Tokyo bisa melihat Bapak Abraham, bisa berdiri, bisa berbicara sedikit Pak? memberikan briefing kepada puteranya.

 

Bapak Ibraham Ilyas:

 

Assalamu'alaikum, sebelumnya saya minta izin kepada Bapak Presiden yang bergelar Maharajo Dirajo Lacak Sarialam. Saya ingin menyampaikan pesan kepada ananda Suryanegara, yang pertama pesan itu dalam rangka memperingati hari Kebangkitan Nasional ke-101 tahun, pertama-tama kita wajib berterima kasih kepada para pahlawan yang telah memperjuangkan terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Kita wajib berterima kasih, yang kedua, ananda patut bersyukur karena telah mendapat beasiswa atau pendidikan di luar negeri yang mana tidak banyak anak-anak di Indonesia mendapat kesempatan seperti ini dan gunakanlah kesempatan ini sebaik-baiknya sesuai dengan pesan daripada datuk-datuk kita dahulu yang mana dalam bentuk metafora, kembali bapak ingatkan peliharalah minang atau sumber air bersih di dalam hidupmu, dan perbanyaklah mendapat kerbau untuk hidup di dunia ini. Pesannya dalam bentuk metafora. Saya kira itu saja dan terima kasih. Dan bila selesai kuliah kembalilah ke tanah air untuk membangun bangsa Indonesia yang jaya ini.

 

Presiden RI:

 

Nasihatnya bagus, Muhammad Suryanegara, harus ingat jalankan amanah ayahanda, kembali ke tanah air untuk mengabdi nanti.

 

Pembawa acara:

 

Terima kasih Tokyo, Jepang, dan kini kita beralih ke Den Haag, selamat pagi waktu Den Haag, halo,

 

Bapak Fanny Habibie (Duta Besar RI di Belanda):

 

Selamat siang Bapak Presiden, saya Habibie Duta Besar Republik Indonesia di Den Haag bersama teman-teman mahasiswa PPI se-Belanda yang diwakili, semenjak tadi pagi walaupun dingin menunggu dan mendengarkan wejangan-wejangan Bapak Presiden, saya perkenalkan Ketua PPI Belanda, Johannes Widodo.

 

Presiden RI:

 

Baik sebelumnya dulu Pak Duta Besar, Pak Fanny Habibie, selamat pagi saya senang mendengar suaranya, semangatnya masih tinggi dan saya senang melihat semua di sana mudah-mudahan energi yang dipancarkan oleh semua yang ada di Den Haag ini energi yang positif sehingga membawa kebaikan bagi kita semua. Silakan, Bung Johannes.

 

Johannes Widodo:

 

Baik terima kasih Bapak Presiden, nama saya Johannes Widodo panggilannya Mas Boy, saya mahasiswa master di bidang ilmu komunikasi di HONINGEN University atas nama PPI Belanda saya ingin mengucapkan selamat atas terselenggaranya pemilu legislatif kemarin dan kemenangan Partai Demokrat Pak, sukses. Kemudian atas nama PPI juga saya sangat bangga bahwa Indonesia sudah melakukan perubahan yang sangat signifikan di bidang teknologi informasi dan itu sangat membantu kami, para mahasiswa yang di luar negeri untuk berkomunikasi juga memantau perkembangan dinamika Indonesia detik demi detik.

 

Presiden RI:

 

Bung Johannes terima kasih ucapan selamat kepada Indonesia karena pemilu legislatif  yang baik tentu saya hargai siapapun yang menang bagi kita pemilu itu harus demokratis, jujur, adil, tenang, dan damai sudah kita capai mudah-mudahan ke depan kita bisa pertahankan wajah demokrasi kita yang semakin mapan. Terima kasih pula anda telah memberikan apresiasi terhadap pengembangan teknologi informasi, hari ini kita luncurkan tepat tanggal 20 Mei televisi digital yang telah mulai dioperasikan. Saya juga ingin mengucapkan selamat PPI telah melaksanakan satu simposium internasional, itu prakasa yang luar biasa, saya bangga seperti itu teruslah kreatif, teruslah inovatif, ajak putera-puteri bangsa di luar negeri tidak pernah berhenti memikirkan bangsa dan negaranya, terima kasih atas semuanya itu.

 

Johannes Widodo:

 

 Jadi sedikit lagi yang ingin saya sampaikan terkait dengan PPI. Kita sekarang bukan hanya PPI Belanda Pak tapi terkait dengan PPI Dunia Pak, dua minggu yang lalu tanggal 14 kita meluncurkan radio PPI dunia yang para penyiarnya adalah para mahasiswa yang menyediakan waktunya untuk siaran, dan di situ kita bisa saling berinteraksi, saling berbagi, saling kirim salam seluruh mahasiswa Indonesia di seluruh dunia Pak. Jadi ini sungguh-sungguh kami merasa dengan teknologi informasi kita bisa melanjutkan semangat persatuan dan juga interaksi seluruh mahasiswa dan kekuatan mahasiswa dimanapun berada Pak.

 

Presiden RI:

 

Ya saya ada sedikit gangguan komunikasi tapi saya bisa tangkap yang intinya marilah kita gunakan, kita aplikasikan teknologi yang kita miliki ini untuk lebih meningkatkan intensitas komunikasi, diantara semua dalam negeri, luar negeri atau sesama yang ada di luar negeri. Saya kira itu prakarsa yang baik jangan sampai kita tidak mengikuti perkembangan what's going on? Di negeri sendiri sebagaimana kita mengikuti what's going on di dunia. Alhamdulillah negara kita makin masuk ke orbit, radar dunia dan ini adalah tonggak alami, era yang bagus untuk sama-sama tidak kita sia-siakan momentum pertumbuhan ini, momentum perkembangan baru Indonesia ditengah dunia.

 

Pembawa acara:

 

Terima kasih warga negara Indonesia dan juga ada Pak Dubes di Den Haag dan sebelumnya juga di ada di Tokyo. Pak tadi sebelumnya saya sudah menyampaikan, kita dari liputan6.com melakukan poling duet dengan pertanyaan di era globalisasi sekarang ini kebangkitan nasional bangsa Indonesia menjadi faktor sangat penting dan menurut anda di bidang apakah Indonesia mampu bangkit? Ternyata Pak peserta yang paling banyak itu adalah yang memilih bidang pendidikan ya Pak? 616 dari 1511, 37%, 1/3 lebih, kemudian yang kedua adalah ekonomi disusul budaya dan teknologi. Bapak bisa mengomentari poling ini Pak?

 

Presiden RI:

 

Ya saya kira empat-empatnya penting bahwa pendidikan adalah pilar utama landasan dari segalanya setuju. Nah, dengan demikian pendidikan akan makin bagus civilization  akan makin bagus, kalau teknologi juga kita aplikasikan termasuk budaya dan kemudian ekonomi yang makin berkembang. Saya kira bacaan saya seperti itu, dan correct kalau pendidikan memang menjadi pilar dari segalanya.

 

Pembawa acara:

 

Kalau begitu mungkin kita kasih kesempatan kepada Ibu Sri Banon sebagai seorang guru sebelum kita akhiri acara ini Ibu ada permintaan khusus kepada Bapak Presiden.

 

Ibu Sri Banon:

 

Ya ada permintaan, ngalem dulu boleh ya, membesar-besarkan hati. Kalau Mas Sus jadi presiden itu bukan kehendak sendiri, itu pertama kali dari cita-cita Mas Sus sendiri, yang kedua ada ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala, yang ketiga dari pendukung masyarakat Indonesia.

 

Pembawa acara:

 

Ibu berapa kali sih Ibu mendo'akan Bapak setiap hari atau seperti apa Ibu?

 

Ibu Sribanon:

 

Saya tidak bohong ya, setiap habis sholat, do'a ibu ada yang tertuju kepada Bapak. Mudah-mudahan agar menjadi seorang pemimpin yang bijak, yang adil, yang selalu amanah, itu do'a saya tiap sehabis sholat.

 

Pembawa acara:

 

Kalau begitu boleh dong ya bu ya minta bapak sesuatu secara khusus dari seorang guru SD, apa ibu mungkin Bapak nyanyi?

 

Ibu Sri Banon:

 

Ya Pak ya, apakah suaranya masih seperti dulu. Seperti melihat di tv-tv itu, Mas Sus tampil, menyanyi untuk bangsa Indonesia, sebagai tanda mata.

 

Presiden RI:

 

Baik karena dulu beliau ngajari saya nyanyi sekarang hari yang penting 20 Mei hari kebangkitan nasional, saya mengajak marilah kita menyanyi satu lagu yang sangat indah yaitu Tanah Airku.

 

 

                        

Biro Naskah dan Penerjemahan

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan

Sekretariat Negara RI  Â