Sambutan Presiden RI pada HIPMI Economic Outlook 2013, Bali, 12 Desember 2012

 
bagikan berita ke :

Rabu, 12 Desember 2012
Di baca 847 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA
ACARA HIPMI ECONOMIC OUTLOOK-2013

DI HOTEL THE STONES, BALI

TANGGAL 12 DESEMBER 2012




Bismillaahirrahmaanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Om Swastyastu,

 

Para Tamu Undangan dan Hadirin sekalian yang saya hormati dan saya muliakan,

Pimpinan dan Keluarga Besar Himpunan Pengusaha Muda Indonesia, yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillah, kita dapat bertemu kembali untuk bersama-sama membulatkan tekad kita dan menyatukan langkah kita untuk meningkatkan dunia usaha dan perekonomian di negeri tercinta ini. Saya menyampaikan penghargaan kepada HIPMI atas prakarsanya, yang kembali menggelar acara penting ini, satu diskusi yang tentunya konstruktif menyangkut masa depan ekonomi kita, utamanya di tahun 2013 mendatang dan tentu tahun-tahun setelah itu.

 

Saya berharap acara penting ini dapat menghasilkan sesuatu yang membawa kebaikan, baik kepada para pengusaha pemula, para pengusaha muda di daerah, HIPMI, dan tentu akhirnya bagi perekonomian kita dan bagi peningkatan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Temanya tepat, saya senang, karena HIPMI mengangkat isu yang menjadi perhatian kita semua, yaitu mengembangkan pengusaha daerah, saya garis bawahi, pengusaha muda di daerah, dan juga apa yang bisa dilakukan secara bersama untuk mendorong berkembangnya pengusaha pemula.

 

Saya menyimak dengan baik, sambutan dari Ketua Umum HIPMI, Bung Okto, Bung Okto baik sekali saya senang, termasuk sambutan Ketua Panitia, ada pesan sponsor sedikit tentang Papua. Baik, I am telling the truth, saya bangga, saya optimis, kalau begini cara berpikir anak-anak muda kita, pengusaha muda kita, ekonomi Indonesia tidak lama lagi akan bangkit. Ini para Duta Besar juga hadir di sini, saya kira negara mana pun mengharapkan kebangkitan para pengusaha muda, para entrepreneurs dan semua yang gigih, ulet untuk membangun dunia usahanya dan membangun perekonomiannya. Sekali lagi dengan tulus, terimalah ucapan terima kasih dan kebanggaan saya.

 

Hajat kita hari ini adalah melihat, mengintip ekonomi kita tahun depan di economic outlook of twenty thirteen, dan bukan hanya itu tentunya. Apa yang mesti kita lakukan bersama, dunia usaha harus berbuat seperti apa? Demikian pula pemerintah, kalau saya berbicara pemerintah berarti pemerintah nasional atau pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Kolaborasi seperti inilah yang penting, sehingga setelah kita tahu kira-kira seperti apa prospek ekonomi kita tahun depan. Dengan kebersamaan itu kita bisa memenangkan, kita bisa menggunakan momentum baik bagi pertumbuhan ekonomi di negeri kita.

 

Saudara-saudara,

 

Saya tidak ingin menyampaikan forecast atau prediksi, biarlah prediksi atau perkiraan ekonomi kita tahun mendatang dibuat oleh lembaga-lembaga yang profesional, yang dedicated memang untuk melakukan prediksi seperti itu. Dan ingat, kalau kita bicara outlook, bicara prediction, itu lebih banyak pada unsur apa yang bisa terjadi di tahun mendatang. Bukan apa yang akan terjadi, kalau sudah akan itu biasanya hanya satu yang bisa melakukan forecast yaitu Tuhan Yang Maha Kuasa. Tetapi kalau yang mungkin terjadi, yang bakal terjadi, dengan method...metode yang ilmiah scientific methodology kita bisa melakukan prediksi atau perkiraan itu.

 

Oleh karena itu, saya lebih menyukai berbicara tentang tren, kecenderungan. Sebenarnya melihat 5 tahun yang lalu, kita bisa memproyeksikan ekonomi kita 5 tahun ke depan. Menganalisis dan menyimpulkan ekonomi tahun ini, tahun 2012, menggunakan tren lain, hukum-hukum kecenderungan, kita bisa memperkirakan ekonomi kita tahun 2013 mendatang seperti apa. Kita bisa menyusun atau melakukan perkiraan ekonomi 2013 dengan basis kecenderungan tadi sepanjang tidak ada discontinuities tidak ada shock pada perekonomian dunia dan perekonomian kawasan, atau bisa jadi shock di dalam negeri kita. Insya Allah tidak akan terjadi di negeri kita. Mari kita berdoa kepada Tuhan, bekerja sekuat tenaga, agar tidak ada garis yang memotong kecenderungan yang ada sekarang ini, dalam perkembangan ekonomi Indonesia. Sambil berharap, sambil mendorong negara-negara di Kawasan Eropa, Amerika Serikat, dan sejumlah negara untuk menjaga perekonomiannya masing-masing, tidak menimbulkan resesi yang berkepanjangan, dan tidak menghasilkan discontinuities baru, yang mengganggu perekonomian di seluruh dunia. Itu yang saya anggap, yang saya sebut dengan kontrak tanggung jawab, semua negara, semua pemimpin di dunia ini.

 

Saudara tahu dalam era globalisasi, satu krisis di sebuah negara dengan cepat menjalar dan berpengaruh kepada perekonomian negara yang lain. Dengan penjelasan itu, maka pahamilah perkembangan ekonomi di dunia dan juga ekonomi di kawasan kita. Apakah  Kawasan Asia Tenggara, atau ASEAN, juga Kawasan Asia Timur yang membentang dari Korea, Jepang, Tiongkok, terus sampai ASEAN sampai Australia, dan New Zealand seperti itu. Dan juga perkembangan ekonomi di Kawasan Asia Pasifik. Ekonomi lintas pasifik yang akhir-akhir ini melalui forum APEC juga terus meningkatkan kolaborasi dan kerja samanya.

 

Dengan penjelasan itu Saudara semua tahu bahwa pertumbuhan global diperkirakan akan menurun tahun depan. Semua lembaga telah merevisi down work correction, IMF misalnya semula diperkirakan pertumbuhan tahun depan 3,9% pada tingkat dunia ini, dikoreksi hanya 3,6%. OECD semula memperkirakan dunia akan tumbuh 4,2%, dikoreksi tajam hanya 3,4%, WTO menggambarkan selama 20 tahun ini rata-rata pertumbuhan perdagangan internasional itu 5,4%, tahun depan diperkirakan hanya 4,5%.

 

Lingkungan global, lingkungan regional belum cerah benar. Maknanya apa? Kita harus sangat serius, bekerja lebih keras untuk menjaga kinerja perekonomian nasional kita, sekaligus kita juga harus ikut mengatasi permasalahan ekonomi pada tingkat kawasan maupun pada tingkat dunia. Alhamdulillah, Indonesia sekarang anggota G-20, tahun depan kita menjadi ketua APEC, kita sangat aktif pada ekonomi...ulangi, kerja sama ekonomi di Asia Tenggara dan Asia Timur, semua forum itulah yang kita gunakan untuk mendorong dunia, do something agar ekonomi global not only survive tetapi juga terus tumbuh melebihi perkiraan-perkiraan yang cenderung kurang optimis dewasa ini.

 

Saudara-saudara,

 

Kita juga tahu yang disebut dengan SWOT analysis, karena kita bicara outlook, bicara masa depan, mari kita pandai benar mengenali our strength and our weakness, kekuatan dan kelemahan kita. Untuk apa? Untuk akhirnya bisa mengenali peluang seperti apa yang tersedia, sekaligus tantangan seperti apa pula yang kita hadapi, opportunity and track. Kalau kita selalu menggunakan SWOT sebagai pisau analisis, maka menghadapi kompleksitas seperti apa pun perekonomian baik di tingkat nasional, regional maupun global kita akan jernih akhirnya menentukan haluan, menentukan posisi, mengembangkan strategi, dan semua upaya untuk menjaga perekonomian kita, dan lebih lanjut mengembangkannya di masa depan.

 

Saudara pernah menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Komite Ekonomi Nasional, mendengarkan laporan lembaga internasional yang credible yaitu McKinsey. Saya kira banyak yang hadir waktu itu, itu juga faktor SWOT. Itu juga outlook. Itu juga prospek perekonomian Indonesia di masa mendatang. Memang horizon-nya lebih panjang itu prospek atau prediksi perekonomian kita jangka panjang, menuju tahun 2030. Tetapi tidak perlu menunggu, Saudara, melakukan sesuatu menjelang menjelang tahun 2030, justru apa yang kita lakukan sekarang ini, yang Saudara lakukan sekarang ini, buahnya akan didapatkan di tahun-tahun mendatang. Insya Allah pada tahun 2030 itu sudah bisa memanen dengan hasil yang lebih tinggi lagi. Apa yang saya maksudkan, McKinsey mengatakan, ini fakta dan realitas bahwa demand kebutuhan akan barang dan jasa di Indonesia ini terus meningkat. Mengapa meningkat? Karena kelas konsumsi atau consumer class juga meningkat, middle class juga meningkat, daya beli mereka juga meningkat, ini bagi bisnis adalah opportunity.

 

Kalau sekarang kita punya 45 juta consumer class dan menuju tahun 2030 akan menjadi 135 consumer class, for business it means opportunity. Kemudian side of busines report itu mengatakan, sekarang ukuran bisnis kita untuk sejumlah sektor saja itu bernilai 0,5 triliun dolar Amerika Serikat. Menuju 2030 akan menjadi 1,8 triliun dollar Amerika Serikat. Itu juga opportunity di kelak kemudian hari. Bisnis di luar Jawa, catatan kita juga meningkat 60 % dibandingkan investasi sebelumnya. McKinsey, mengatakan structure ekonomi Indonesia itu juga tidak benar kalau dimitoskan hanya terjadi di Jawa, kecenderungannya justru mengalir ke wilayah luar Jawa, ini juga prospek yang baik di masa depan.

 

Last but not least, government spending. Saudara masih ingat tahun 2004, kita punya APBN hanya 500 triliun. Sekarang yang baru saja saya tanda tangani sudah lebih dari 1600 triliun. Dengan belanja barang dan belanja modal yang makin meningkat. What does it mean? It means dari sisi pembelanjaan pemerintah juga peluang bagi bisnis baik di pusat maupun di daerah. Bicara APBN, bicara APBD meskipun saya ingatkan untuk kesekian kalinya, bagi pengusaha muda, bagi dunia usaha, kalau melihat ke depan jangan hanya menggantungkan pada ekonomi APBN, haruslah menjadi atau mengembangkan ekonomi GDP. Dengan demikian, Saudara akan lebih kreatif, akan lebih inovatif, dan bisa mendapatkan, serta menciptakan peluang-peluang dengan ruang yang lebih lebar kalau menggunakan ekonomi GDP dan bukan ekonomi APBN.

 

Saudara-saudara,

 

Masih bicara tahun 2013, saya sudah menjelaskan apa bedanya ramalan atas apa yang akan terjadi dengan perkiraan berdasarkan trend line, dan juga SWOT analysis, dan juga meletakkan ekonomi Indonesia dalam konteks, dan termasuk ruang apa yang tersedia dari meningkatnya APBN dan APBD. Maka kalau saya boleh mengintip ekonomi 2013, yang jelas Pemerintah bersama-sama DPR-RI telah menetapkan asumsi dan sasaran yang hendak dicapai. Ada catatan saya untuk diketahui supaya Saudara-saudara juga jeli dan cerdas mendapatkan peluang ini.

 

Pertumbuhan ekonomi kita tetapkan 6,8 %, sebenarnya ini sangat ambisius. Mudah-mudahan kita dengan kerja keras yang luar biasa mencapai itu, meskipun kalau lihat perkembangan ekonomi global tadi itu, ini target yang sangat tinggi tapi let's do our best, mari kita bekerja sekuat tenaga, agar kita bisa mencapai setinggi-tingginya dari target itu. Nilai tukar rupiah 9300 diasumsikan ini bagi eksportir dan importir ini sudah bisa menghitung, seperti apa cost and benefit-nya, seperti apa return, dan profit yang bisa didapatkan dengan asumsi nilai tukar rupiah seperti itu.

 

Inflasi 4,9%, ini tentu bagus untuk stabilitas harga, tapi tetap memberikan ruang bagi kebangkitan bisnis. Harga minyak diperkirakan 100 dolar per-barel, trennya memang masih relatif tinggi, tapi ada penurunan yang cukup signifikan pada bulan-bulan terakhir ini. Lifting minyak kita memang menurun hanya 900-barel, tapi ingat kalau kita bicara lifting energi komponen gas dimasukkan, komponen batu bara dimasukkan, maka meningkat itu bukan hanya 900, apa namanya...barrel per day, tapi menjadi lebih dari 4 juta total kita punya, apa namanya,...energy production setiap tahunnya. Lifting gas ada di sini 1360 thousand barrel oil equivalent per day.

 

Jadi, ini asumsi dengan target juga pengangguran Insya Allah bisa kita turunkan menjadi antara 5,8 sampai 6,1%,, dan angka kemiskinan ini penting bagi saudara-saudara kita, apa artinya ekonomi berkembang, apa artinya dunia usaha meningkat tajam, tapi kalau saudara-saudara kita yang belum mampu itu tidak tersentuh. Ini tugas moral kita, kewajiban moral kita, untuk terus menurunkan angka kemiskinan, dan inequality itu racun. Oleh karena itu, kita belajar dari banyak negara pertumbuhannya tinggi tapi gap itu semakin menganga. Mari kita jaga agar tidak terjadi seperti itu, sehingga semua sektor harus kita sentuh. Ekonomi tumbuh tapi tidak menghasilkan inequality yang berlebihan.

 

Saudara-saudara,

 

Dari situ, saya ingin mengajak Saudara untuk benar-benar berpegang teguh pada economic strategy dan economic policy yang kita jalankan. Mengapa saya berani mengatakan bahwa pilihan kita ini tidak salah. Terbukti ketika terjadi krisis 2008-2009 yang lalu, sampai sekarang pun resesi global masih terjadi, banyak negara yang rontok, negara berjatuhan ekonominya, kita selamat dan bahkan tetap tumbuh tinggi, karena pilihan, strategi dan kebijakan kita. Oleh karena itu, saya mengingatkan kembali bahwa strategi empat jalur itu masih tetap kita anut.

 

Pertama, ekonomi yang pro-pertumbuhan, pro-growth strategy, kita berharap mencapai sasaran sebagaimana diasumsikan dalam APBN kita, ya meskipun cukup tinggi, 6,8 persen, tapi mari kita dekati, sedekat-dekatnya. Saudara tahu, kalau kita bicara six point eight percent of our growth next year artinya bagi dunia usaha, GDP yang bisa kita tingkatkan ini akhirnya, benar seperti Bung Okto sampaikan tadi, consumption itu ciri dari sebuah ekonomi yang lebih berorientasi pada domestic economy, domestic market, dan bukan export oriented economic, seperti Singapura, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Korea. We are not seperti itu. Karena pasar dalam negeri kita besar, resources kita besar, masih ada ruang untuk tumbuh, sehingga consumption ini tentu penting. Yang penting mari kita jaga daya beli ini, consumption ini,  supaya sustain. Dengan demikian menghadapi apa pun kalau pasar di global berat, ekspor kita drop ada penyangganya. Jadi, consumption tidak boleh menjadi satu-satunya gantungan pertumbuhan kita, tapi dalam situasi global seperti ini mesti kita jaga. Yang kedua adalah government expenditure. Saya sudah katakan tadi insya Allah akan terus kita naikkan, baik belanja modal maupun belanja barang. Yang ketiga investment. Investment pertumbuhannya bagus. Perkembangannya bagus, kita jaga. Oleh karena itu, iklim investasi harus kita bereskan, masih banyak hambatan di negeri kita ini. Kita bikin lebih bagus lagi. Kemudian ekspor dan impor nettonya berapa? Ini tantangan yang luar biasa, ekspor kita menurun, demikian juga ekspor negara-negara lain. 2013 mari kita dekati dari segi komponen growth seperti itu.

 

Yang kedua, mengapa enterpreneurship harus tumbuh. Belum cukup wirausahawan di negara kita, belum. Oleh karena itu, saya dukung semua upaya untuk meningkatkan dan mengembangkan entrepeneurship itu. Why? Jangka menengah dan jangka panjang tidak boleh pertumbuhan hanya digantungkan pada demand side economy, sebagaimana saya sampaikan tadi. Ekonomi itu akan merupakan fungsi, maksud saya, pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah fungsi dari capital, modal finansial utamanya. Resources dulu land sekarang resources potensi. Berikutnya lagi adalah technology, kemudian sumber daya manusia sendiri kita surplus, kita punya harapan dan kemudian entrepreneurship. Yang bisa menjaga pertumbuhan kita jangka panjang. Dan saya lengkapi lagi, ekonomi kita akan tumbuh tahun depan dan seterusnya. Jika dari segi supply side itu kita beresin. Infrastruktur, ini supply side economy harus habis-habisan, policy, regulation, para Menteri ada di sini. Jangan mengeluarkan policy regulation yang menghambat. Itu juga mengganggu supply side economy. Mari kita beresin semua pusat dan daerah. Artinya apa? Kalau tiga perspektif pertumbuhan tadi untuk tahun depan, dan tahun depan, juga tahun depannya lagi kita beresin, saya yakin pertumbuhan kita akan sustain, akan terjaga. Itu dari segi pro-growth economy.

 

Pro-job, kita sudah membahas pada tingkat Sidang Kabinet yang saya pimpin langsung, benar, net kita harapkan mencapai 1 juta, paling tidak di atas 700 ribu. Kalau tiap tahun kita netnya antara angkatan kerja dengan yang diserap ada positif net 700 ribu, kita serap tenaga kerja up to 1 juta, maka pengangguran kita akan susut terus dan menuju 5 persen, dan kalau itu terjaga di bawah 5 persen. Tapi bukan hanya itu, dengan makin banyaknya lapangan pekerjaan, maka daya beli akan meningkat. Yang tadinya nganggur punya penghasilan, bisa membeli barang dan jasa, berarti dunia usaha terjaga, sektor riil terjaga. Kalau ndak ada yang beli akan bangkrut, terpaksa PHK dan sebagainya. Oleh karena itu, job creation ini juga meningkatkan daya beli, meningkatkan domestic market kita. Tentu usaha mikro kecil dan menengah digalakkan di situ untuk mencipta lapangan pekerjaan. Entrepreneurship didorong. Pemerintah hanya mampu mengangkat pegawai negeri maksimal 4 juta. Itu sudah termasuk TNI dan POLRI. Oleh karena itu, job creation harus berdasarkan market economy, market mechanism. Dengan demikian akan terserap lapangan pekerjaan di berbagai sektor riil. Itu yang pro-job.

 

Yang pro-poverty reduction, pro-poor policy, kami akan terus jalankan program-program pro-rakyat. Puluhan triliun kami keluarkan dari APBN untuk rakyat miskin. Dari ekonomi, Saudara harus paham, kalau kita bantu orang miskin untuk membebaskan berobatnya kalau sakit, kita bantu membebaskan sekolah putra-putrinya yang tidak mampu, kita bantu dengan BLT bersyarat, kita bantu dengan semua itu, akhirnya penghasilan yang pas-pasan, bisa untuk membeli barang dan jasa, kebutuhan dia itu, akhirnya secara nasional karena puluhan dan ratusan juta menyelamatkan usaha untuk tidak bangkrut karena masih ada yang membeli. Itu pun ada kaitannya di situ, Saudara-saudara. Dan di samping program-program pro-rakyat, juga financial inclusion kita galakkan, kita dorong lebih kuat lagi. Dengan demikian sabuk pengaman ini juga penting bagi keberlanjutan pertumbuhan kita.

 

Enviromental protection, pro-lingkungan. Saudara tahu bahwa kita serius mencegah kerusakan lingkungan kita. Ada program REDD+ dengan negara sahabat itu juga gunakan untuk peluang usaha. Ada carbon treat, meskipun belum berkembang benar di negara kita, jadikan juga untuk peluang usaha.

 

Saudara-saudara, saya ingin menggarisbawahi bahwa ekonomi yang mengejar pertumbuhan, mengejar pengurangan pengangguran, mengejar pengurangan kemiskinan, dan tetap memelihara lingkungan itu masih valid. Tadi dikatakan bahwa dunia sedang merumuskan sekarang ini, konsep dan kerja sama pembangunan global pasca MDGs. Saya salah satu ketua. Kami sedang bekerja. Ada sekitar 26, yang mewakili dunia untuk merumuskan ini, dan konsepnya mirip atau hampir sama dengan strategi pembangunan ekonomi empat jalur yang kita pilih. Oleh karena itu, this is the right concept, the right strategy and policy yang harus kita jalankan bersama di tahun-tahun mendatang. Dengan penjelasan yang baru saja itu, mari kita sekarang melihat peluang dan tantangan khusus tahun depan, maaf, dan tahun-tahun depannya lagi.

 

Bung Okto, kemarin saya ke Magetan, dari Maospati, Madiun, Magetan, mulai jam 9 sampai jam 5 sore naik mobil jendela saya buka, ketemu rakyat, angin kencang, hujan, panas, hasilnya sedikit batuk. Saya minta maaf. Saya meninjau penggemukkan sapi. Saya meninjau kerajinan kulit. Saya meninjau upaya untuk mobil ramah lingkungan, dan ini terobosan yang luar biasa bagi bangsa Indonesia, becak dengan listrik. Yang itu juga merupakan bagian dari entrepreneurship, bagian dari kebangkitan ekonomi, termasuk small and medium enterprises. Jadi, ternyata apa yang diharapkan HIPMI juga terjadi di banyak daerah, meskipun harus kita dorong untuk bisa berkembang lebih banyak lagi.

 

Saya tadi ingin mengatakan, peluang dan tantangan khusus. Peluangnya, keperluannya. MP3 itu riil, bukan omong kosong, bukan macan kertas. Saya belum lama meresmikan proyek Pertamina. Sebelumnya di Kalimantan Timur dan di banyak tempat, itu riil. Oleh karena itu, kewajiban para menteri, kewajiban para gubernur, untuk juga memberikan informasi kepada pengusaha pemula dan pengusaha muda di daerah. Jangan tertinggal karena MP3 itu intinya ya daerah di seluruh Indonesia. APBN, sudah saya katakan tadi, ini juga peluang, totalnya adalah 1683 triliun dengan kenaikan belanja modal dan belanja barang. Saya harus mengatakan bagi yang merintis usaha di sektor pangan, food security, food business ini juga memiliki prospek yang bagus. Karena kenaikan middle class, kenaikan consuming class, pertumbuhan penduduk mereka mengkonsumsi makanan yang tidak tergantikan. Dimensinya meningkat, potensinya ada. Peluang usaha untuk energy security itu juga meningkat. Pasti meningkat. Oleh karena itu, kalau Saudara sudah masuk di situ, baik itu energi konvensional, maupun energi baru dan terbarukan. Dimensi yang meningkat, potensinya masih ada.

 

Peluang usaha untuk konektifitas itu juga sangat memiliki prospek yang bagus di jangka menengah dan jangka panjang. Oleh karena itu, pembangunan infrastruktur, transportasi, telekomunikasi, tourism, semua itu wilayah yang jangan ragu-ragu untuk memasukinya tentu dengan kalkulasi yang tepat. Peluang usaha industri kreatif dan jasa khusus ini tren dunia, Saudara-saudara. Saya menghadiri APEC Summit di Vladivostock salah satu topik diskusi kami adalah pentingnya komponen pertumbuhan dari industri kreatif dan yang disebut innovative growth, pertumbuhan yang inovatif, saya merasa Indonesia masih ada. Tahun-tahun terakhir kontribusi industri kreatif pada total growth kita meningkat signifikan. Jangan canggung-canggung misalkan menggeluti jasa ataupun industri kreatif, fashion, film, animasi, dan lain-lainnya, dan banyak lagi. Ada belasan ekonomi kreatif yang orang Indonesia punya keunggulan, memang kadang-kadang kalau tidak punya keunggulan ya disabet orang...ya apa namanya...kita unggul tapi kalau tidak dijalankan disabet oleh negara lain. Saya sudah membahas tadi malam di Madiun.

 

Saudara-saudara, para Pimpinan, dan Anggota HIPMI,

 

Tadi malam, tengah malam saya dengan para menteri membahas termasuk bagaimana ekonomi kreatif mendapatkan aliran dana dari perbankan kita, ini Pak Sofyan Basir ada di sini, dan para pimpinan Perbankan. Kalau regulasinya masih kaku, masih tidak bisa diubah ya tidak berkembang. Kita berpikir kalau bank seperti itu bagaimana proposalnya, pemerintah seperti apa. Jadi jangan dikira kami juga tidak mencari solusi terhadap apa yang disampaikan oleh pimpinan HIPMI tadi. Itu semua peluang yang ada di mata, depan mata kita, tahun depan, dan tahun-tahun depannya lagi. Tapi supaya tidak ada dusta di antara kita, ada juga tantangan, bottlenecking. Saya ini kalau dibilang apa namanya, frustasi sudah di sini frustasinya, karena masih ada hambatan di banyak tempat, di simpul-simpul bottlenecking, harusnya seminggu, tiga bulan, harusnya sebulan, satu tahun. Masih ada orang yang kebahagiaannya menghambat, Kebahagiaannya membikin sulit setiap urusan, mungkin tepuk tangan tapi masih ada di banyak tempat di negeri ini, baik di pusat maupun di daerah. Itu tantangan, itu bukan hero itu, tapi itu mereka yang harus mendapatkan sanksi.

 

Bisnis berbiaya tinggi ada saja pungutannya, mau izin ini minta ini, mau izin itu minta itu, bagaimana mau bersaing dengan negara lain. Ini juga bisnis berbiaya tinggi, masih ada korupsi. Terus terang dengan otonomi daerah saya menandatangani 100 lebih gubernur, bupati, walikota, dengan jajarannya yang diperiksa oleh penegak hukum, ya begini ini, meminta, memungli, menyiasati, dengan banyak idenya di daerah, korbannya Saudara-saudara.

 

Oleh karena itu, oleh karena itu, ini kan tidak mungkin hanya dengan ngomong doang. Kita sedang menyusun mudah-mudahan segera selesai, monitoring system, dengan IT, sehingga kita punya peluang, punya sistem, kalau ada izin usaha macetnya di mana? Siapa tahu di kementerian X harusnya seminggu, dua bulan. Siapa tahu di provinsi A yang seharusnya selesai nggak selesai. Siapa tahu di Kabupaten atau Kota X malah lebih parah lagi, karena minta bagian A dan B. Nah itu, dengan monitoring system, dengan IT, information and technology akan bisa dilacak. Jelaskan kepada rakyat juga, ini lho yang bikin menghambat ini. Kalau melanggar hukum, ya siap dihukum.

 

Sekarang kita permudah kalau memang mau maju bersama-sama, dunia usaha yuk bareng-bareng lah gitu, bareng-bareng. Dan di sini ada pers, ada wartawan nanti kalau sudah ada monitoring system ceritakan, ceritakan juga di mana kemacetan, jangan setiap ada urusan unjuk rasa di depan Istana, yang salah mesti SBY. Saya bertanggung jawab secara nasional. negeri ini, tetapi negeri sudah dibagi habis, masing-masing provinsi, kabupaten, dan kota, mereka juga bertanggung jawab. Mari kita berbagi tanggung jawab, itu peluang sekaligus tantangannya. Peluang jangan disia-siakan, tantangan kita perangi bersama-sama, bareng-bareng.

 

Saudara-saudara,

 

Saya akan menjawab yang diharapkan oleh HIPMI, ya yang diperlukan kan kebijakan khusus dan juga upaya pemerintah seperti apa, agar bisnis pemula, dan pengusaha muda di daerah, dan para wirausahawan itu benar-benar memiliki peluang yang makin baik. Tapi saya mulai dari dunia usaha sendiri. Saudara juga punya tugas, kewajiban, dan tanggung jawab. Sebelum yang lain melakukan apa yang perlu dibantukan kepada para pengusaha pemula dan pengusaha muda. Yang penting Saudara harus focus, ini mau usaha di mana, banyak pilihannya, banyak peluangnya, tapi fokus lah tahun depan apa yang akan dikejar dan demikian tahun-tahun depannya lagi. Kalau memang belum bisa menciptakan peluang, dapatkan peluang itu. Saya jelaskan tadi APBN, ada MP3EI, ada macam-macam di situ. Tapi kalau sudah bisa menciptakan, ya ciptakan peluang itu.

 

Kemudian manajemen bikin baiklah, tidak usah menunggu, wah ini kan, company saya masih kecil Pak, nggak perlu manajemen. Wrong? Sekecil apa pun, ya perlu ada manajemen. Perencanaan yang baik, pengawasan yang baik, kalkulasi yang baik, apa namanya..cost and benefit-nya dihitung, dan sebagainya. Belajarlah dari situ, karena begitulah yang sukses sekarang ini, Pak Latief cs, dulunya juga seperti itu. Pak Chairul Tanjung, saya kira banyak yang di sini adalah veteran-veteran pengusaha muda, yang juga sukses, Pak Tantri Abeng nggak ada di sini ya? Ada, beliau juga bisa banyak bercerita, banyak sekali, tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai tujuan yang besar, berkeringat, terjatuh, terbanting, hampir menyerah, tapi itu kalau dilewati semua, ya Insya Allah sampai gitu.

 

Jadi, saya pesan kepada Adik-adik saya, masa depan negeri ini, lakukan sesuatu terlebih dahulu pada dirinya, pada perusahaannya, pada company-nya, kepada usahanya. Nah kemudian setelah itu, mari kita lihat apa yang bisa dilakukan negara dan pemerintah. Masalah penyediaan modal awal. KUR ini, tahun ini sudah mencapai, khusus tahun ini saja sudah mencapai 30 triliun. Jadi, bukan isapan jempol, sudah tahu sejak tahun 2007 hampir mencapai 100 triliun, dan kita ingin terus tingkatkan. Kita dengar tadi memang KUR ini diniati untuk usaha mikro, dan kecil, dan menengah. Nah kalau lebih dari itu, ya convensional credit, skim bukan KUR, tetapi saya bisik-bisik sama Pak Hatta tadi, tolong perhatikan untuk pengusaha pemula, barangkali kalau ada aturan khusus yang credible itu juga bisa dilakukan. 

 

Kemudian, sudah kita terbitkan regulasi tentang lembaga kredit mikro. Mana Menteri KUKM Koperasi, sudah berlaku toh? Ya, ini salah satu jalan juga di samping KUR dengan menghidupkan Lembaga Keuangan Mikro tadi. Lembaga Kredit Mikro atau Lembaga Keuangan Mikro yang betul? Mikro? Kalau model ventura masih ada plus minus di negeri kita ini. Saya minta ada 2 jalur, satu, Kredit Usaha Rakyat, barangkali ada ekspansi sedikit untuk pengusaha pemula, yang kedua, yang jalur Lembaga Keuangan Mikro, yang penting ada solusi lah, apa namanya...untuk keperluan modal instan...bukan instan...infant industry dan juga small and medium enterprises, terutama mereka yang baru menjadi entrepreneurs. Modalnya seperti itu, bicarakan dengan baik.

 

Menteri Keuangan ada enggak nih? Ok saya lewat Menko Perekonomian saja, lewat Mensesneg, Seskab, duduk bersama ada HIPMI, ada KADIN, ada KEN, duduklah bersama, bagaimana yang paling baik, aman untuk APBN tapi mengalir juga, supaya mereka bisa berusaha dengan baik, tahun mendatang dan tahun-tahun depannya lagi, jadi modal awal. Yang kedua, tadi malam saya juga mendengar pandangan Meneg BUMN, Pak Dahlan Iskan, dan juga menteri yang lain. Begini, kalau usaha pemula, pengusaha muda di daerah bersaing dengan raksasa, menang atau kalah kira-kira? Saya mendengar, BUMN konon sudah bersepakat kalau kredit atau usaha itu hanya bernilai 25 miliar ke bawah, lepaskan kepada pengusaha, kepada pengusaha pemula, dan juga pada pengusaha muda yang ada di daerah. Ini para bupati, para walikota juga harus seia-sekata, jangan dikasih yang besar-besar terus.

 

Saya mengimbau di banyak tokoh-tokoh penting di negeri ini, kita tidak boleh antidunia usaha yang besar, karena usaha yang besar itu juga menciptakan lapangan pekerjaan, membayar pajak, menggerakkan yang lain, nggak boleh pertentangan kelas yang kecil lawan yang besar, rakyat lawan bisnis, nggak boleh. Semua juga rakyat, semua juga penting untuk ekonomi kita. Jadi jangan... jangan dibikin teori pertentangan kelas, tidak bagus itu. Tetapi, ya tenggang rasa, maksud saya untuk usaha di daerah yang nilainya tadi 25 miliar ke bawah, kata Pak Dahlan Iskan, BUMN kasih lah. Saya pikir pengusaha besar, big business, juga bisa seperti itu, kasih lah, kepada pengusaha pemula dan kepada pengusaha muda yang ada di daerah. Setuju nggak kira-kira ini? Tidak mungkin dengan Keppres, kalau Keppres dituntut saya ke Mahkamah Agung dan Mahkamah Konstitusi. Tetapi ini imbauan moral, saya pikir rakyat bisa mendukung, pers bisa mendukung. Dengan demikian yang sudah mapan, sudah kuat, bersainglah dengan yang kuat dengan luar negeri. Nah, yang masih awal kasih lah kesempatan supaya menjadi besar. Ini sudah dua upaya dan kebijakan khusus yang perlu saya sampaikan.

 

Yang terakhir, keberpihakkan Pemda. Ya ini, memang tidak bisa kita larang, tetapi morally secara moral, para pimpinan daerah yang biasa bergelut langsung kan para bupati, para walikota, jangan hanya mengutamakan dan melayani usaha-usaha besar semata, katanya ingin memajukan UMKM, begitu janji pada saat Pilkada. Betul? Oleh karena itu, kalau ingin merealisasikan janji Pilkada, kalau proyeknya, proyek nasional di provinsi itu, bisa jadi kan? Energi, listrik, kemudian infrastructure yang besar, yang raksasa, ya memang pengusaha besar, meskipun tetap mengajak pengusaha yang kecil, tidak salah gubernur, bupati, dan walikota itu. Tetapi ketika itu patut diserahkan pengusaha pemula, pengusaha muda di daerah, UMKM, maka keberpihakan pemerintah harus kepada mereka. Ini sesuai dengan janji pilkada, sesuai katanya ingin memeratakan, katanya ingin memberikan kesempatan kepada yang lain. Saya kira tiga itu yang harus kita lakukan. Saya ulangi lagi, pertama kali modal pikirkan, akurkan. Yang kedua, BUMN dan big business tolong berikan ruang kepada mereka. Yang ketiga, keberpihakan pemerintah daerah utamanya untuk Saudara semuanya.

 

Bagian terakhir dari yang ingin saya sampaikan, Saudara-saudara, tadi sudah disinggung 3 tahun lagi ekonomi ASEAN akan terintegrasi. Saya mendengar, Pak, bagaimana kalau kita belum siap? Begitu. Tapi ingat, Deklarasi ASEAN untuk menyatukan ekonomi menjadi ASEAN Economic Community itu dilaksanakan di Bali, Indonesia, pada tahun 2003. Jadi kalau tiba-tiba kita mengatakan belum siap, padahal Laos siap, Kamboja siap, yang masih jauh di bawah kita ekonominya, Myanmar siap, Vietnam siap-siap. Bagaimana? Tentu tidak bagus bagi kehormatan sebuah bangsa.

 

Yang kedua, saya akan cerita sedikit nanti masalah ASEAN Economic Community by 2015, tapi saya masuk dulu, karena saya ingin mengajak kita nih betul-betul perlu mempersiapkan diri bagi integrasi dan kerja sama ekonomi kawasan, pertama sudah tadi ASEAN Economic Community in 2015. Kemudian Kerja Sama Ekonomi Asia Timur makin terbuka Saudara-saudara, makin terbuka, saya selalu hadir dalam pertemuan puncak, peluangnya masih ada, makin terintegrasi, dan makin konektif. Tapi semangatnya kita lawan Pak, usaha dari luar negeri yang masuk ke pasar kita. Semangat itu bagus dengan cara tingkatkan daya saingnya, tingkatkan efisiensinya, dan investasi kita di negara mana pun diperlakukan secara tidak baik oleh negara itu. Oleh karena itu, dalam ekonomi yang saling konektif sekarang ini yang paling cerdas seperti tadi itu. Kita persiapkan sebaik-baiknya dan kemudian kebijakan, regulasi, dan keberpihakan harus semakin kuat. APEC juga makin terintregrasi, tahun depan di Bali Insya Allah akan kita laksanakan APEC Summit. Mari kita gunakan kesempatan ini juga untuk melebarkan akses kita, dan mencari peluang-peluang yang baru.

 

Saya kembali kepada yang tadi itu, masalah ASEAN Economic Comunity by 2015 di Phnom Pehn, Kamboja, kemarin sudah kita sepakati, yang dimaksudkan 2015 itu bukan Januari 2015 tetapi Desember 2015. Artinya apa? Kita masih punya waktu 3 tahun atau kalau saya gunakan istilah yang lain tinggal 3 tahun. Tidak usah kita panik, tidak usah kita mencari... mencari-cari alasan apapun. Segera kita persiapkan dengan baik-baik. Saya minta jajaran Kementerian Perekonomian, KEN, KADIN, HIPMI, APINDO dan semua duduk bersama. Misalnya dari 30 sektor perekonomian kita, ada empat yang nampaknya perlu atensi khusus, dalam waktu 3 tahun mari kita persiapkan baik-baik. Apanya? Apanya yang harus kita dipersiapkan? Paling tidak sebelum Desember 2015 kita jauh lebih siap dibandingkan yang lain. Dan ingat Saudara-saudara, kita ini anggota G-20, ekonomi kita terbesar di Asia Tenggara. Ya, kalau kita ingin harga diri kita tetap terjaga ya harus siap, dan insya Allah kalau kita siap betul peluang kita juga makin terbuka, kita menang dalam kerja sama ekonomi di kawasan ini.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan dan setelah ini nanti ada diskusi dengan para menteri. Diskusikan baik-baik apa yang saya sampaikan ini. Saya tidak masuk terlalu dalam urusan policy, urusan regulasi, para menteri semua yang punya portofolio, bicarakan dengan baik-baik.

 

Satu nasihat untuk Adik-adik saya. Adik-adik saya, saya berharap banyak kepada pengusaha muda, karena itu soko guru perekonomian kita di masa mendatang. Begini nasihat saya, menghadapi keadaan apapun, tantangan apapun, kesulitan apapun, tetaplah optimis, gigih, dan ulet. Jangan takut gagal. Memang semua mengalami tantangan dan ujian bahkan sering kegagalan yang tidak terelakkan dalam upaya untuk mencapai tujuan yang besar. Saya pernah diundang oleh Bung Erwin Aksa dulu dalam sebuah acara HIPMI. Saudara masih ingat ya, pengalaman di bidang politik, di bidang militer, dan di bidang bisnis itu hampir sama, hampir sama, semua ada resikonya. Politik ada resikonya, militer ada resikonya, bisnis juga ada resikonya, tapi toh harus dijalankan, toh Saudara harus mengambil keputusan. Saudara harus take action, Saudara harus kadang-kadang menerima hal-hal yang tidak diinginkan, dan seterusnya, dan seterusnya. Tapi entah...apakah politisi, apakah perwira militer, apakah businessmen, yang bisa melewati semua itu mereka lah yang jadi...mereka lah yang jadi. Ini seperti hukum yang berlaku secara universal, misalkan Saudara ingin menjadi pengusaha yang terkemuka di provinsi misalnya, ya harus siap mental, untuk jatuh bangun ya begitu. Saya jadi Danrem di Yogya dulu, setelah 23 tahun saya berdinas di tentara, tiba-tiba saya jadi Danrem Yogya. Kalau saudara ingin jadi pengusaha terkemuka di Yogyakarta, harus mengalami pasang surut, hantaman, dan sebagainya. Untuk tingkat nasional, kelasnya lebih berat lagi, sama saja politisi, militer, ataupun bisnis tertantang sana, terguncang sini dan seterusnya, tapi nyampe juga, itu contoh.

 

Saudara-saudara,

 

Tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai tujuan yang besar. Tidak seperti di jalan, di bawah bulan purnama tidak, tapi I trust you, saya dengar pidatonya tadi, saya yakin masa depan masa depan Saudara semuanya. Itulah nasehat-nasehat seorang kakak dan nanti setelah 2014, saya ingin mendengar cerita yang baik. Mudah-mudahan kalau saya datang jangan pura-pura lupa gitu. Saya sudah pensiun menjadi warga negara biasa. Doa saya Adik-adik semua menjadi pengusaha yang handal, ekonomi kita tumbuh.

 

Saya tutup dengan pantun, saya tutup dengan pantun, balasan pantunnya Bung Okto tadi: Bunga selasih tetap bersemi, tak kan pernah layu, terima kasih HIPMI, thank you.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI