SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PERDANA MENTERI THAILAND,20 FEBRUARI 2009

 
bagikan berita ke :

Jumat, 20 Februari 2009
Di baca 1081 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
KUNJUNGAN KENEGARAAN PERDANA MENTERI THAILAND,
YANG MULIA ABHISIT VEJJAJIVA
PADA TANGGAL 20 FEBRUARI 2009
DI ISTANA MERDEKA, JAKARTA



Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Saudara-saudara,

Hari ini Indonesia mendapat kehormatan untuk menerima kunjungan resmi Perdana Menteri Thailand, Yang Mulia Abhisit Vejjajiva dan merupakan kunjungan pertama beliau ke Indonesia, dan dalam kunjungan ini baru saja kami melaksanakan pertemuan bilateral yang berjalan amat baik, produktif, dan dengan semangat meningkatkan kerja sama dan kemitraan di waktu yang akan datang.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada beliau berkunjung ke Indonesia kali ini mengingat tentu saja Thailand sedang mempersiapkan untuk Pertemuan Puncak ASEAN yang akan dilaksanakan pada akhir bulan ini dan dilanjutkan dengan Pertemuan Puncak ASEAN + 3 maupun EAST ASIAN Summit.

Sebagaimana kita ketahui bahwa hubungan Thailand dan Indonesia berjalan dengan baik dan terus berkembang dari waktu ke waktu. Dalam hubungan perdagangan, kedua negara mencapai nilai US $ 8,7 milyar dari bulan Januari ke Oktober tahun lalu dan ini angka yang menggembirakan. Selama lima tahun terakhir, tiap tahun tumbuh 21% dan kami ingin berupaya mempertahankan atau mengembangkan nilai perdagangan ini meskipun kita menghadapi resesi perekonomian global.

Di bidang investasi saya mengusulkan kepada Yang Mulia Perdana Menteri Thailand untuk bersama-sama melakukan pengembangan energi alternatif dengan melibatkan private sectors kedua negara mengingat bahwa setelah resesi perekonomian dunia selesai kemungkinan harga minyak mentah akan melonjak lagi. Dengan kerja sama itu kita bisa mendapatkan keuntungan untuk sebuah energi alternatif.

Di bidang ketahanan pangan dan kerja sama pertanian, kami sependapat untuk melanjutkan atau meningkatkan kerja sama di bidang food security dan pertanian ini. Thailand memiliki teknologi yang tinggi, pengalaman yang luas, dan termasuk negara yang menghasilkan produk-produk pertanian yang besar utamanya padi. Kita sependapat untuk saling berbagi pengalaman dan bersama-sama membangun kerja sama agar baik talent Indonesia bisa menyumbang terhadap ketahanan pangan Asia Tenggara.

Di bidang perikanan atau fishery, kita ketahui bahwa, baik Thailand maupun Indonesia memiliki sumber daya kelautan dan perikanan yang besar. Kami juga menghadapi persoalan yang sama yaitu illegal fishing. Oleh karena itu, kami sepakat untuk membangun kerja sama yang lebih efektif agar kedua negara bisa mendapatkan benefit yang setinggi-tingginya dalam bidang perikanan ini.

Saya menyampaikan pada Perdana Menteri Thailand bahwa Indonesia mengembangkan sistem yang kita sebut dengan integrated fishing industry dan kami berharap kita bisa mempercepat penyelesaian Memorandum of Understanding agar kerja sama di bidang perikanan ini bisa dilaksanakan dengan baik.

Menyangkut pertemuan puncak ASEAN, saya yakin bahwa Thailand akan bisa menyelenggarakan pertemuan puncak dengan baik dan dalam pertemuan puncak, kita membahas tadi dua agenda penting, yaitu tentang transformasi ASEAN berdasarkan piagam yang baru dan juga kerja sama regional untuk mengatasi resesi perekonomian global.

Kami juga mendiskusikan kerja sama bilateral dan regional untuk menghadapi people smuggling, trafficking in persons, maupun kejahatan transnasional yang lain sehingga kita bisa mengatasi secara bersama-sama dengan sebaik-baiknya. Kami berdua melihat pentingnya untuk mengadopsi Bali Process, bagaimana kerja sama regional untuk mengatasi persoalan seperti ini.

Yang terakhir dalam pertemuan tadi, Perdana Menteri Thailand juga menjelaskan keadaan di Thailand Selatan dan kita sepakat untuk terus memelihara komunikasi, konsultasi, dan kerja sama dengan sebaik-baiknya. Indonesia menghormati dan mendukung setiap upaya nasional Thailand untuk mengatasi permasalahan di Thailand Selatan.


Terima kasih. Saya berikan kesempatan jika ada yang ingin mengajukan pertanyaan.


Wartawan:
This is about illegal fishing. Many of Thai fishery firms lessly benefit from the policy in Indonesian regulation by applying license to the Indonesian government but they don’t fill the processing plan as required. And when the license has expired, they apply for a new one, joint venturing with new Indonesian firms. What are the concrete solutions that Indonesia and Thailand will do to resolve this issue. Thank you.

Presiden:
Dari saya juga segaris dengan yang disampaikan Perdana Menteri Thailand. Tujuannya dengan format kerja sama yang baru ini agar kedua negara mendapatkan benefit yang setinggi-tingginya. Kemudian, kita sedang merundingkan format apa yang secara konkret bisa dilakukan, misalkan joint investment ataupun kerja sama-kerja sama apa pun yang kira-kira kedua resources ini bisa kita kelola dengan sebaik-baiknya. Saya tadi mengusulkan untuk dilanjutkan proses perundingan dan negosiasi dari kerangka baru kerja sama ini.


Wartawan:
Saya ingin menanyakan mengenai persoalan Rohingya. Ada informasi bahwa Pemerintah Thailand sebelumnya menolak penyelesaian melalui mekanisme Bali Process. Dan tadi disampaikan bahwa Pemerintah Thailand akhirnya sepakat untuk menyelesaikan itu lewat mekanisme Bali Process. Saya ingin tanyakan apa yang menyebabkan Thailand berubah pikiran untuk kemudian menjadi mekanisme ini? Dan kemudian mengenai penyelidikan atau investigasi Indonesia pada 198 lebih yang masih ada di Sabang, sampai sejauh ini bagaimana hasilnya Pak?


Presiden:
Dari saya satu jawaban untuk penanganan illegal migrant. Yang jelas Pemerintah Indonesia, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah melanjutkan langkah-langkah penanganan untuk pertama, investigasi dari mana mereka berasal, kemudian yang kedua, bantuan kemanusiaan apa yang bisa kita berikan sekarang ini, dan setelah itu bersama-sama dengan IOM dan UNHCR, dan tentunya dengan negara-negara Asia Tenggara under Bali Process mencari solusi yang lebih permanen. Setelah nanti ketemu, bagaimana kelanjutannya dari bagi hampir 400 illegal migrants yang diketemukan di wilayah Aceh, Indonesia.


Terima kasih.