Sambutan Presiden RI pada Pemberian Gelar Adat kepada Presiden RI, Maluku, 24-11-09

 
bagikan berita ke :

Selasa, 24 November 2009
Di baca 1237 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

PEMBERIAN GELAR ADAT KEPADA PRESIDEN RI

TANGGAL 24 NOVEMBER 2009 DI MALUKU

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua, 

 

Syalom,

 

Yang saya hormati, Saudari Wakil Ketua MPR RI,

 

Para Menteri dan Wakil Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,

 

Saudara Panglima TNI, Kepala Badan Intelejen Negara, Kepala Staf TNI Angkatan Darat, yang mewakili KAPOLRI,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Maluku beserta para Pejabat Negara yang bertugas di Maluku, baik dari unsur eksekutif, legislatif, judikatif, maupun TNI dan POLRI,

 

Yang saya muliakan Pimpinan Majelis Adat Latupati, para Raja dan para Pemuka Adat, para Pemuka Agama, para Tokoh Masyarakat, para Pemuda,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Pada kesempatan yang bersejarah dan semoga senantiasa penuh berkah ini, marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita masih diberikan kesempatan, kekuatan, dan semoga kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas dan pengabdian kita kepada Maluku, Indonesia yang kita cintai bersama.

 

Saya ingin menggunakan kesempatan yang amat membahagiakan ini, terlebih dahulu untuk menyampaikan hormat,  terima kasih dan penghargaan saya kepada masyarakat Maluku, utamanya kepada para Majelis Adat yang telah sudi memberikan gelar adat kehormatan kepada saya pada malam hari ini, gelar Upuh Latuh Ratmaran Siwa Lima. Tentu ini merupakan kehormatan yang amat tingggi kepada saya. Oleh karena itu, saya tidak ingin banyak berjanji dengan anugerah yang luar biasa ini, Saudara-saudara, kecuali semoga apa yang telah diberikan kepada saya pada malam hari ini bisa menambah tekad, semangat, dan bakti saya kepada Maluku yang kita cintai dan tentunya bagi Indonesia yang sama-sama kita banggakan.

 

Saudara-saudara, 

     

Saya mendengarkan dengan seksama pertimbangan Majelis Adat untuk memberikan gelar adat kehormatan kepada saya tadi. Saya menjadi teringat ketika sebelum mengemban tugas sebagai Presiden Republik Indonesia amat sering saya dulu berkunjung ke Maluku.

 

Pada tahun tahun yang menjadi bagian dari sejarah yang kita petik hikmah dan pelajarannya, sebuah era yang penuh tragedi. Saya tidak ingin mengangkat kembali karena kita semua merasakan suasana waktu itu. Tapi, marilah kita bersyukur bahwa masa-masa yang merobek rasa persaudaraan dan kebersamaan kita itu telah usai, telah menjadi bagian dari masa lalu.

 

Dan, alhamdullilah, sekarang kita, Saudara, bersatu dalam damai, dan semoga damai ini berkelanjutan untuk membangun Maluku di masa depan.

 

Besok, berbicara pembangunan Maluku di masa depan, ketika saya diacarakan untuk meresmikan berbagai proyek pembangunan di provinsi ini, saya ingin menyampaikan visi dan strategi pembangunan kita baik, untuk Indonesia maupun untuk Maluku. Yang saya ingin, mari kita sukseskan bersama. Antara lain bagaimana ekonomi di maluku ini terus dapat kita tingkatkan, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang ada di provinsi ini.

 

Tapi hadirin sekalian, malam ini izinkan saya berbicara lebih banyak tentang sejarah dan budaya. Sebagaimana hajat pada malam hari ini, yang telah memberikan anugerah kepada saya yang tiada tara, sekali lagi, berupa gelar adat kehormatan. Dengan sejarah, dengan warisan atau heritage dengan nilai-nilai budaya yang saya maksudkan, kita bisa membangun peradaban yang lebih unggul, yang lebih mulia, yang lebih maju, tentu untuk masa depan negeri kita, masa depan provinsi yang sama-sama kita cintai ini.

 

Saya memiliki memori. Saya bukan hanya memiliki kesan, tetapi penilaian bahwa masyarakat Maluku adalah masyarakat yang dinamis, bukan tipe masyarakat yang statis, yang menyerah pada keadaan. Dan disitu, muncul karakter yang kedua, setelah karakter pertama dinamis tadi masyarakat Maluku memiliki fighting spirit yang tinggi, ingin berjuang, membangun hari esoknya yang lebih baik. Oleh karena itulah, muncul berbagai pejuang, tokoh-tokoh sejarah dan pergerakan di bumi Maluku ini. Salah satunya yang kita kenal adalah Kapitan Pattimura dengan para pahlawan yang telah menjadi  bagian sejarah negeri kita.

 

Masyarakat Maluku juga dikenal sebagai masyarakat yang kreatif, memiliki seni budaya yang tinggi. Ambillah contoh, betapa banyak penyanyi-penyanyi tingkat nasional dan internasional yang berasal dari Maluku ini. Mendiang Broery, kemudian Bob Tutupoly, Pak Zen yang tadi saya sempat ketemu, dan tentu banyak lagi.  Ada Dharma Oratmangun yang juga membawakan lagu-lagu komtemporer. Semua itu adalah modal, semua itu adalah capital untuk membangun peradaban Maluku, untuk membangun kemajuan provinsi ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Bicara sejarah, saya teringat bahwa ada tokoh besar dari Maluku, ini Om Des Alwi, saya kira beliau ada disini. Beliau adalah pejuang, pelaku sejarah, sinematografer, penyelam, dan banyak lagi yang dilakukan oleh Om Des Alwi. Kita kenal dulu adalah anak atau adik kesayangan Bung Hatta dan Bung Syahrir, yang kemudian ikut berjuang pada masa-masa revolusi dan menjadi bagian dari pergerakan di negeri kita.

 

Ingat beliau, ingat Banda. Ingat Banda, ingat masa lalu kita. Betapa tidak, abad ke 7, bangsa Tiongkok sudah hilir mudik ke Maluku, ke Banda dan pulau-pulau di sekitarnya untuk mencari pala diperjualbelikan dan cengkeh. Abad ke 9 bangsa Arab datang, antara lain juga  ikut memperjualbelikan yang namanya pala, cengkeh dan rempah-rempah yang lain. Abad ke 12, Sriwijaya datang, abad ke 14 Majapahit datang, abad ke 16 Portugis datang, abad ke 17 Belanda, dan hampir bersamaan dengan Inggris datang. Artinya apa? Dari sisi itu saja, Maluku, Banda dan pulau-pulau itu sudah terkenal di seluruh dunia, Bahkan terjadi peperangan dan konflik untuk memperebutkan pulau-pulau di Maluku ini. Saudara masih ingat, para sejarawan masih ingat, ada sebuah pulau kecil di Maluku. Pulau Rum, betul namanya? Dulunya adalah milik Inggris. Pulau itu ditukar dengan milik Belanda yang bernama New Amsterdam, yaitu Manhattan, yang sekarang menjadi jantung New York di Amerika Serikat pada tahun 1667. Kita juga punya pengalaman. Bengkulu itu milik Inggris dulunya, Singapura milik Belanda, ketika Raffles berkuasa, ditukar pada tahun 1825. Tahun 1824 ada traktat Anglo Dutch Treaty. Dan setelah itu dipertukarkan tukar guling antara Bengkulu dengan Singapura, sama dengan Pulau Rum dengan Manhattan di New York City, di Amerika Serikat. Saya ingin menggambarkan betapa dahulu kala Maluku sudah dikenal oleh masyarakat global.

 

Belum seni budaya, adat, dan banyak lagi yang tentu merupakan heritage, merupakan warisan, merupakan peninggalan nenek moyang kita. Saya hanya ingin mengingatkan bahwa banyak capital, banyak modal yang apabila bisa dibangun dengan baik oleh kita semua, oleh Saudara-saudara semua, tapi itu juga merupakan sumber-sumber kemajuan. Ingat ada yang disebut ekonomi kreatif, ekonomi profil budaya, ekonomi pariwisata, banyak sekali. Tahun-tahun  2001, 2002 saya sering mondar mandir, saya berbicara dulu alangkah indahnya bumi Maluku kalau konflik waktu itu segera selesai. Biru, hijau dengan berbagai keindahan alam. Saya, kita merindukan waktu itu, Tuhan Maha Besar, akhirnya semua itu telah berlalu. Tadi sejak  mendarat, saya di bandar udara sepanjang perjalanan, saya melihat keindahan kembali, Maluku kembali berseri, menyambut semua yang datang, menaburkan salam perdamaian dan itulah masa depan Maluku yang sama-sama kita cintai.

 

Dan Maluku bukan hanya itu. Dulu barangkali yang diandalkan adalah rempah-rempah, pala, cengkeh, sekarang lebih dari itu. Saya tadi berbicara dengan Pak Gubernur, Pak Karel, saya mendorong agar lapangan gas yang ada di Marsela segera bisa dikerjakan agar keuntungannya lebih banyak digunakan untuk membangun Maluku di masa depan. Dan sumber-sumber kelautan,  sumber-sumber perikanan yang lain, Pak Fadel Muhammad saya ajak kesini, pikirkan dan pikirkan bagaimana mengembangkan sumber kelautan dan perikanan di tempat ini supaya lebih tumbuh lagi di masa depan.

 

Ada mutiara, kembangkan kepariwisataan, pemerintah pusat, para Menteri harus merapat ke depan apa yang bisa kita bantukan kepada para gubernur, para bupati, para walikota.  Dengan demikian daerah-daerah di Indonesia akan terus berkembang dan perkembangan semua daerah sama saja dengan perkembangan Indonesia kita. Konsep yang kita kembangkan haruslah  begitu. Itulah makna desentralisasi dan otonomi daerah yang harus sama-sama kita sukseskan. Saya telah mengatakan bahwa pendekatan pembangunan kita di masa kini dan masa depan adalah bukan hanya menggunakan potensi sumber daya alam. Memang itu juga perlu, oleh karena itu, approach kita yang pertama adalah resource based economic development; tambang, hutan, perikanan, pertanian, semua resource based development. Tapi pengalaman negara-negara lain, meskipun mereka tidak memiliki sumber daya alam, tapi kalau sumber daya manusianya unggul, mereka juga bisa maju, oleh karena pendekatan itu mesti dipadukan dengan satu pendekatan lagi, yaitu knowledge based economic development.

 

Masyarakat Maluku yang punya fighting spirit yang tinggi pastilah akan menjadi human capital, menjadi sumber daya manusia. Apalagi disertai dengan penguasaan ilmu  pengetahuan dan teknologi yang bersama-sama dengan sumber daya alam yang ada di wilayah ini, akan bisa membangun daerah dan masyarakatnya lebih baik lagi. Dan satu lagi, saya titipkan, not only resource based and knowledge based economic development, tetapi diatasnya segalanya kita punya culture, kita punya way of life, kita punya nilai, kita punya sejarah, kita punya warisan, heritage. Tolong jangan disia-siakan itu. Padukan sehingga pendekatan pembangunan Indonesia dimasa depan adalah resource based, knowledge based dan culture based development.

 

Dengan pendekatan itu, marilah kita bangun negeri kita, marilah kita bangun Maluku kita. Apa yang kita perlu bangun esok hari, insya Allah saya akan ikut berkontribusi agar Pak Gubernur, Pak Bupati, Pak Walikota dengan semua masyarakat Maluku, dengan dukungan Bapak, Ibu, dan Saudara-saudara sekalian, pembangunan di wilayah ini makin efektif.

 

Kesan yang baik, saya dengan istri tadi menaiki mobil melihat jalan yang lebar, bersih, masyarakatnya sepanjang jalan menyapa, tersenyum, dengan wajah yang cerah. Alhamdullilah, luar biasa, jangan sampai situasi seperti ini terganggu lagi. Marilah kita pertahankan, marilah kita capai banyak hal lagi dengan modal yang kita miliki ini.

 

Itulah Bapak, Ibu sekalian yang dapat saya sampaikan. Sekali lagi terima kasih dan penghargaan saya kepada Pemuka Adat yang telah menganugerahkan kepada saya. Dan marilah kita memohon ridho Allah Subhaanahu wa Ta'aala, Tuhan Yang Maha Kuasa agar pembangunan di wilayah ini dan di seluruh tanah air mendapat jalan yang baik sehingga Maluku kita makin maju, makin bermartabat di masa depan.

 

Sekian,

 

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI