Sambutan Presiden RI pada Pembukaan Pesta Kesenian Bali XXXI, 13-6-09

 
bagikan berita ke :

Sabtu, 13 Juni 2009
Di baca 3065 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

ACARA PERESMIAN PEMBUKAAN PESTA KESENIAN BALI XXXI TAHUN 2009

DI PANGGUNG TERBUKA ARDHA CANDRA - TAMAN BUDAYA, BALI

TANGGAL 13 JUNI 2009

 

 

Om Swastyastu,

 

Yang saya hormati Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Saudara Jero Wacik, dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Yang saya hormati Saudara Gubernur Bali, dan para pimpinan dan pejabat negara yang bertugas di Provinsi Bali, baik dari unsur eksekutif, legislatif, yudikatif, maupun TNI dan Polri,

 

Yang saya hormati dan saya muliakan para pemuka agama, para pemuka adat, para tokoh masyarakat, para seniman, para budayawan, para cendekiawan, dan para wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri,

 

Hadirin sekalian yang saya muliakan,

 

Pada kesempatan yang baik, malam yang indah, dan semoga senantiasa penuh berkah, marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas perkenan-Nya, kita semua dapat menghadiri acara pembukaan Pesta Kesenian Bali yang ke-31 Tahun 2009 ini. Atas nama pemerintah dan selaku pribadi, saya mengucapkan selamat datang dan selamat mengikuti Pesta Kesenian Bali kepada segenap peserta baik dari Provinsi Bali sendiri, maupun dari luar Provinsi Bali, termasuk dari negara-negara sahabat. Saya juga mengucapkan selamat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara Gubernur Bali dan jajarannya, para pimpinan, dan segenap citivas akademika perguruan-perguruan tinggi, para budayawan, para cendikiawan, para usahawan, para pemuka agama dan adat, dan seluruh masyarakat Bali, yang atas kerja keras dan kerja samanya dapat kembali menyelenggarakan Pesta Kesenian Bali Tahun 2009 yang selalu kita nanti-nantikan.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Sebagaimana disampaikan oleh Saudara Gubernur Bali tadi, bahwa tema Pesta Kesenian Bali Tahun 2009 ini adalah mulat sarira, kembali ke jati diri menuju kemuliaan bangsa dan negara. Saya melihat dan menilai tema ini sungguh relevan, mendasar, memiliki cakupan yang luas, dan sesungguhnya juga berkaitan dengan nilai warisan atau heritage budaya dan peradaban bangsa kita. Berkaitan dengan tema itu, di malam yang membahagiakan ini saya ingin memberikan pandangan saya dari dua perspektif yang berkaitan dengan jati diri bangsa kita.

 

Pertama, pandangan yang lebih formal adalah berkaitan dengan jati diri bangsa sebagai identitas nasional, national identity. Dalam perspektif ini, dalam konteks ini marilah kita pahami bahwa kita memiliki jati diri sebagai sebuah bangsa yang memiliki empat konsensus dasar, yang konsensus dasar itu mesti kita aplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Apa yang saya maksud dengan empat konsensus dasar itu, tiada lain yang pertama adalah Pancasila, sebagai ideologi, sebagai dasar negara, sebagai falsafah, dan sebagai pandangan serta jalan hidup bangsa. Itu konsensus dasar yang pertama, yang membentuk jati diri kita sebagai bangsa Indonesia. Yang kedua, tiada lain adalah konstitusi kita Undang-Undang Dasar 1945, terutama yang tercantum dalam pembukaannya, yang memuat cita-cita, tujuan, dan dasar kita bernegara. Yang ketiga adalah bangun negara kita, yang sama-sama kita ketahui adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, bukan bentuk atau bangun negara yang lain, misalnya negara federal. Yang keempat, yang sama-sama kita junjung tinggi adalah Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tapi satu. Bangsa kita adalah bangsa yang majemuk, kita tidak boleh membeda-bedakan identitas karena suku, karena agama, karena etnis, karena daerah. Semua harus kita hormati dengan kasih sayang dan persaudaraan diantara kita semua. Itulah nilai luhur, yang diwariskan oleh para pendahulu kita, sasanti Bhineka Tunggal Ika.

 

Dalam perspektif pertama, saya katakan tadi, empat konsensus dasar inilah yang membentuk identitas nasional kita, national identity, jati diri kita secara formal sebagai bangsa. Perspektif yang kedua, kalau kita bicara jati diri, hadirin yang saya muliakan, tiada lain adalah kita sebagai bangsa. Kita bangsa Indonesia lahir, tumbuh, dan berkembang hingga hari ini dengan kekhasan yang kita miliki, misalnya sejarah yang mengantarkan kita menjadi bangsa seperti ini, warisan atau heritage, jalan hidup, way of life, sistem kepercayaan, seni budaya, realitas kemajemukan dan karakter ke-Indonesia-an yang lain. Ini perlu kita pahami, bahwa itulah jati diri kita sebagai bangsa Indonesia, bangsa yang besar, yang mesti kita terus bangun menuju bangsa yang maju di abad 21 ini.

 

Saudara-saudara, hadirin yang saya cintai,

 

Jati diri bangsa ini juga sesungguhnya mencerminkan kekuatan, our strength, dan juga kekayaan kita, the richness, sebagai bangsa. Oleh karena itu, sebagai bangsa yang pandai bersyukur, kita mesti harus menjaga dan mengembangkan semua itu secara positif, agar cita-cita para pendiri republik, cita-cita nenek moyang kita dapat kita wujudkan, yaitu Indonesia di abad 21 ini benar-benar menjadi negara yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Sesuai dengan tema besar malam hari ini.

 

Saya ingin menggarisbawahi satu aspek, yaitu seni budaya, sebagai bagian dari jati diri bangsa. Kita mengetahui Indonesia memiliki seni budaya yang tinggi, yang luhur, yang amat beragam, yang mewarnai sekali lagi kekayaan khasanah budaya bangsa. Pesta Kesenian Bali yang telah diselenggarakan sebanyak 31 kali, dan, alhamdulillah, 5 tahun berturut-turut saya dapat hadir pada Pesta Kesenian Bali ini. Adalah contoh dan wujud nyata dari upaya masyarakat Bali yang patut saya hormati untuk melestarikan dan mengembangkan budaya bangsa, khususnya seni dan budaya yang ada di Bali. Saya, terus terang, dari tahun ke tahun, ketika menyaksikan berbagai atraksi, baik itu pawai maupun sendratari di tempat ini, saya selalu kagum. Kagum dengan tingginya nilai seni budaya Bali, berikut kreativitas yang terus dikembangkan. Setiap tahun saya melihat lakon yang berbeda, kreativitas yang berbeda, pesan-pesan moral dan pesan spiritual yang berbeda, ini benar-benar mengagumkan dan patut kita banggakan. Semoga Pesta Kesenian Bali ini, ke depan, semakin memperkokoh Bali sebagai pusat wisata, pusat budaya, pusat kreativitas, dan juga jembatan antar peradaban dunia. Ingat, Saudara-saudara, Bali bukan hanya menjadi kebanggaan masyarakat Bali, bukan juga hanya menjadi kebanggaan bangsa Indonesia, tetapi Bali sangat dicintai dan dikagumi oleh masyarakat dunia. Bersyukurlah, Saudara-saudara, bersyukurlah kita, bahwa Bali selalu dinilai sebagai pusat segalanya dan tujuan wisata yang selalu menarik pada tingkat dunia.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Dewasa ini dunia sedang mengalami krisis perekonomian. Dunia sedang mengalami resesi perekonomian. Tetapi kita bersyukur, meskipun dunia sedang tidak bersahabat, awan mendung menggantung karena krisis ekonomi itu, ekonomi Indonesia tetap terjaga. Ekonomi dan pariwisata di Bali juga tetap bergerak. Ini semua berkat ketekunan dan kerja keras kita semua, dan berkat kecepatan, ketepatan, dan efektivitas kita semua, bukan hanya satu dua orang, bukan satu dua pihak untuk benar-benar mengambil langkah-langkah yang jitu dan menjalankan kebijakan-kebijakan yang tepat. Mari terus kita jaga perekonomian kita ini, termasuk kepariwisataan dan ekonomi yang ada di Bali ini, karena memang resesi perekonomian global belum usai.

 

Saudara-saudara,

 

Menyangkut pembangunan perkembangan perekonomian ke depan, baik secara nasional maupun untuk Bali, saya sering mengingatkan bahwa masa depan perekonomian Indonesia bukan hanya masa depan pertanian, masa depan perindustrian, maupun masa depan jasa-jasa yang reguler, tetapi masa depan perekonomian Indonesia juga akan disumbang oleh ekonomi kreatif dan kepariwisataan. Oleh karena itu, saya menaruh harapan yang sangat tinggi agar Bali terus menjadi motor dan pusat pengembangan dari pariwisata dan ekonomi kreatif, termasuk ekonomi produk budaya, yang Bali memiliki keunggulan dan kekayaan yang juga luar biasa.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Dengan pesan, harapan, dan ajakan itu, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Pesta Kesenian Bali ke-31 Tahun 2009 dengan resmi saya buka. Sekian.

 

Om shanti shanti shanti om.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI