SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA PENYERAHAN PENGHARGAAN UPAKARTI TAHUN 2009, 7-01-2009

 
bagikan berita ke :

Rabu, 07 Januari 2009
Di baca 2675 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PENYERAHAN PENGHARGAAN UPAKARTI,

RINTISAN TEKNOLOGI INDUSTRI DAN INDONESIA GOOD DESIGN SELECTION (IGDS) TAHUN 2009
DI ISTANA NEGARA, JAKARTA
 7 JANUARI 2009

 

Bismillahirrahmanirrahim,


Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,


Salam sejahtera untuk kita semua,


Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ketua KADIN, Saudara Gubernur DKI Jakarta, dan para Wakil Gubernur, Bupati, dan Walikota, para Pimpinan baik dari lembaga eksekutif, maupun TNI dan POLRI.


Yang saya cintai para Pimpinan dan tokoh yang berkarya dan berprofesi dibidang perindustrian, usaha atau bisnis, di bidang research dan teknologi.


Hadirin sekalian yang saya muliakan,


Marilah sekali lagi pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kepada kita semua masih diberi kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan karya, tugas, dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara yang sama-sama kita cintai. Kita juga bersyukur hari ini dapat menghadiri acara penyerahan penghargaan bagi mereka-mereka yang berprestasi, sebagaimana kita saksikan tadi penghargaan Upakarti, penghargaan bagi yang melakukan rintisan teknologi industri maupun yang juga berprestasi dalam good design selection. Atas nama negara dan pemerintah, dan juga selaku pribadi, saya mengucapkan selamat, disertai terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas semua prestasi yang Saudara-saudara raih. Teruslah menjadi contoh, teruslah memberi contoh, teruslah menjadi inovator untuk pengembangan perekonomian, industri, dan teknologi pada umumnya yang tentu akan terus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat kita.

 

Hadirin yang saya hormati,


Di berbagai kesempatan selalu saya ingatkan, marilah kita membangun budaya yang baik, budaya berterima kasih, budaya memberikan penghargaan termasuk budaya bersyukur. Karena itu nilai dan karakter yang baik, yang tentu kita harus lebih generous, lebih bermurah hati, bersyukur kepada Allah, berterima kasih dan memberikan apresiasi bagi mereka yang berhak. Meskipun saya juga sering mengatakan kita apalagi sebagai pemimpin jangan segan dan ragu-ragu untuk menegur, menindak, memberikan sanksi bagi mereka yang lalai, bagi mereka yang khilaf, bagi mereka yang kurang baik dalam menjalankan tugasnya. Keseimbangan ini penting ada reward dan ada punishment, kalau itu kita hadirkan secara tepat maka kehidupan akan makin adil, keadilan itu bagian dari ketentraman, sesungguhnya bagian dari kesejahteraan lahir dan batin.


Saudara-saudara,


Saya juga sering menyampaikan bahwa setelah kita merdeka lebih dari 60 tahun, kita banyak belajar, termasuk belajar tentang bagaimana kita membangun negeri ini. Apakah yang berkaitan dengan ideologi pembangunan, paradigma pembangunan, kebijakan dan strategi pembangunan, maupun rencana dan pelaksanaan pembangunan itu. Tidak berarti apa yang dilakukan di waktu yang lalu itu serba keliru. Tetapi barangkali kondisi dan situasi di waktu yang lalu, sejak Presiden pertama kita yang fotonya ada di depan kita, sampai saya sekarang ini selalu terjadi dinamika dan perkembangan atas tantangan dan permasalahan yang dihadapi. Yang penting dengan cerdas dan arif kita terus melakukan perubahan manakala itu diperlukan agar lebih baik lagi hasil pembangunan kita dan mempertahankan kesinambungan apa-apa yang masih relevan dan baik kalau itu semua kita pertahankan. Dalam konteks itu berkaitan pula dengan dunia industri, dunia teknologi, dunia usaha termasuk usaha kecil dan menengah adalah bahwa yang harus kita jadikan semacam pendekatan pembangunan atau landasan pembangunan, itu haruslah utuh baik itu yang bertumpu kepada sumber daya kita resources based development atau yang bertumpu pada ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin berkembang knowledge based development dan jangan lupa Indonesia sebagai sebuah bangsa memiliki nilai, memiliki karakter, memiliki tradisi, memiliki budaya. 

 

Oleh karena itu membangun negeri pun, membangun bangsa pun selalu kita tidak boleh dan tidak boleh tercabut dari akar budaya kita. Itulah akhirnya pembangunan pun harus culture based menjadi culture based development kalau tiga-tiganya kita hadirkan saya yakin tidak ada konflik, tidak akan shock, tidak akan ada shock atau goncangan. Mari kita ingat-ingat tiga-tiganya penting jangan didebatkan, penting mana antara sumber daya dengan teknologi, semuanya penting. Saya mengajak Saudara-saudara untuk memperbaiki paradigma pembangunan kita dengan melakukan pendekatan yang utuh sekali lagi resource based, knowledge based, culture based development.


Indonesia adalah negara berkembang meskipun kita bersyukur akhir-akhir ini Indonesia sudah dikategorikan sebagai emerging nation, emerging economy bersyukur tapi sekaligus sebagai tantangan bagaimana kita bisa melanjutkan pembangunan ini sehingga di abad 21 ini dengan ridho Allah kita menjadi negara maju, negara bermartabat, dan negara sejahtera. Saya ingin mengatakan mengapa pemahaman atas diri sendiri sebagai negara berkembang ini penting, karena kebijakan dan strategi membangun Indonesia misalnya amatlah berbeda dengan kebijakan dan strategi membangun negara Singapura misalnya, negara Korea Selatan misalnya berbeda sama sekali.


Saya ingin mengatakan kalau Saudara pernah tahu yang namanya Alvin Toffler pernah dengar ya? ahli fisiologi yang terkenal di dunia. Saya beberapa kali bertemu beliau, berdiskusi, Toffler mengatakan bahwa di dunia ini ada tiga gelombang peradaban, ada tiga gelombang kemajuan masyarakat, begitu katanya. Yang pertama ditandai dengan masyarakat pertanian, agriculture society. Lantas makin berkembang menjadi masyarakat industri, industrial society, konon dengan pengembangan IT, information and technology atau information technology sekarang banyak yang menuju ke masyarakat informasi, information society. Untuk diketahui, untuk kita sadari bersama negara kita tiga-tiganya ada.


Masyarakat pertanian masih luas di negeri ini, masyarakat industri makin kuat, masyarakat informasi dengan ekonomi jasa services economy itu juga makin berkembang. Kesimpulannya untuk membangun Indonesia perlu kita pahami tiga, tidak harus tingkatan, tiga jenis masyarakat atau budaya seperti itu. Oleh karena itu lagi-lagi kalau kita ingin melihat pembangunan itu secara utuh, mari kita majukan semuanya. Masyarakat pertanian mesti kita kembangkan, bahwa teknologi ke situ pula agar lebih produktif. Produktivitasnya meningkat sehingga kita bisa berswasembada.


Adalagi kita kembangkan industri agar lebih kompetitif agar kita bisa memproduksi barang yang lebih bagus dan lebih murah karena makin efisien. Dan era sekarang, era globalisasi, ekonomi jasa tumbuh dengan cepat, kita tidak boleh kalah. Dalam kaitan itu maka apa yang kita lakukan hari ini memberikan apresiasi pada Saudara-saudara termasuk Saudara-saudara kita di tempat yang lain. Semata-mata bahwa masyarakat industri, ekonomi industri itu juga merupakan pilar yang penting. Sama pentingnya dengan ekonomi pertanian maupun ekonomi jasa. Oleh karena itu, kalau kita ingin lebih baik lagi dunia industri kita, dunia bisnis, dunia riset dan teknologi maka diperlukan inovator, diperlukan mereka yang berkreasi dan berkarya.


Saya pernah beberapa kali bertemu Bill Gates. Bill Gates pernah datang belum lama ke Indonesia. Kami mendiskusikan bagaimana sebuah bangsa itu ada percepatan-percepatan untuk menguasai ilmu pengetahun dan teknologi, termasuk IT. Kata Bill Gates bagus kalau sebuah bangsa itu memiliki yang namanya, bukan hanya innovation center tapi apa namanya Pak Menristek dulu? Bagus, innovation center sambil membangun the power of imagination jadi daya khayal, tapi bukan khayalan sembarang khayalan tapi dengan curiousity. Ide-ide yang gila dalam tanda kutip, ide-ide opo yo biso, apa yang mungkin, mungkin bisa suatu saat. Ini seorang inovator, seorang yang berkreasi, yang memiliki the power of imaginations itu akan terus menggagas melahirkan sesuatu yang baru.


Harapan saya karena bangsa Indonesia ini bangsa yang unggul, banyak putra-putri yang cerdas tidak kalah dengan putra-putri bangsa manapun. Mari kita hidupkan budaya inovasi, budaya penelitian dan pengembangan, budaya untuk mengembangkan yang saya katakan creativity, the power of imagination tadi. Tahun ini adalah tahun Indonesia kreatif, saya kira semua tahu, jangan hanya tahun ini saja kita berkreasi tahun depannya boleh istirahat. Justru makin ke depan makin kreatif, makin inovatif bangsa kita.


Saudara-saudara,


Dari penjelasan saya tadi membangun Indonesia seperti apa, saya makin yakin tidak benar kalau ah itu pertanian sudah kuno, industri pun sudah sunset sekarang itu ekonomi jasa katanya. Saya tidak setuju, semuanya masih penting, negara maju pun juga tiga-tiganya ada apalagi Indonesia. Coba tahun lalu, sekarang ekornya masih kita rasakan tiba-tiba dunia mengalami krisis energi. Krisis harga pangan, bukan hanya harga kalau pangan tapi juga supply atau kecukupan pangan. Lantas ada krisis lingkungan yang disebut dengan climate change dan global warming. Sekarang bahkan dunia mengalami resesi perekonomian global. Nah kalau kita bicara pangan pertanian, agar penduduk dunia yang jumlahnya 6,6 miliar bisa makan dan makanannya cukup, jangan abaikan pertanian, jangan abaikan pangan kita. Lantas supaya tidak rusak lingkungan kita, mari kita memelihara way of life yang bagus, memelihara lingkungan, industri maju, pertanian maju tanpa merusak lingkungan dan sebagainya. Makin yakin bahwa paradigma, kebijakan, dan strategi pembangunan yang kita jalankan sekarang ini tepat dan pada arah yang benar.


Hadirin yang saya hormati,


Beberapa saat yang lalu di depan civitas akademika Institut Pertanian Bogor, saya kedepankan satu pikiran baru, pikiran kita sebenarnya. Perekonomian Indonesia ini baiknya ke depan ini seperti apa, apakah kita ikut-ikut yang disebut empat macan Asia dulu. Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, Singapura disamping Jepang. Negara yang berorientasi pada ekspor, ekspor manufaktur, apa itu? Ternyata untuk kita tidak cocok, apalagi Saudara tahu ketika dunia mengalami resesi perekonomian, negara-negara yang ekonominya sangat bergantung kepada ekspor sekarang ini mengalami kesulitan yang luar biasa. Mengapa barang-barang mereka banyak yang tidak laku di dunia? Mengapa tidak laku? Tidak banyak yang membeli, Mengapa tidak membeli? Kantongnya sedang bokek, dangerous, berbahaya.


Oleh karena itu pilihan kita tetap kita juga menjual barang-barang kita, begitu perekonomian global, international economy ada yang jual ada yang beli, trade and investment tetapi jangan sia-siakan potensi yang maha besar di negeri ini. Penduduk Singapura, penduduk Hongkong, penduduk Taiwan, penduduk Korea Selatan tidak sebanyak penduduk kita, termasuk penduduk Malaysia, Thailand, jadi kalau kita cerdas mengelola perekonomian kita, sumber daya alamnya besar, sumber daya manusianya besar, banyak yang pandai-pandai di negeri kita yang trampil, pasarnya besar karena jumlah penduduk kita 230 juta dan masih akan bertambah, daya belinya makin meningkat, income perkapita makin meningkat karena pendapatan domestik bruto juga makin meningkat.


Itu semua potensi yang luar biasa untuk kita jadikan our domestic market, pasar dalam negeri. Kalau itu yang kita bangun tahun-tahun mendatang, saya yakin dengan ridho Allah Subhanahu Wa Ta’ala sepuluh tahun lagi, lima belas tahun lagi, dua puluh tahun lagi, ekonomi domestik Indonesia akan kuat, pasarnya akan kuat, nah di situ kita bisa menjual, memasarkan produk untuk rakyat kita sendiri. Seraya mempertahankan sebagai keniscayaan perekonomian global, kita menjual dan kita membeli. Tetapi tidak usah kuatir suatu saat kalau ada resesi perekonomian dunia lagi, kita sudah bisa menjual barang-barang untuk kepentingan dalam negeri kita.


Syaratnya penting untuk dunia industri, penting untuk jajarannya Pak Hidayat, KADIN, penting untuk para peneliti, pengembang yang sekarang di pemerintahan, dikomandoi oleh Pak Kusmayanto Kadiman termasuk yang dipimpin Pak Fahmi Idris, Pak Suryadharma Ali semua, syaratnya adalah industri dalam negeri harus kompetitif jangan harganya malah lebih mahal dibanding barang-barang yang diekpor oleh negara lain. Sama-sama ingin beli gelas misalnya kalau bikinan luar negeri kualitasnya baik, harganya separuhnya bikinan dalam negeri, ya terus kita memaksa rakyat kita belilah bikinan dalam negeri, aku cinta produk Indonesia, ya tidak adil. Kita harus sama kompetitifnya bahkan lebih murah karena tidak ada ongkos untuk ngangkut dari sini ke negara manapun. Syaratnya adalah industri dalam negeri, produk dalam negeri harus berkualitas, sama baiknya. Syukur-syukur lebih bagus, sama harganya. Syukur-syukur lebih murah, dan kemudian layak kalau dengan gerakan aku cinta produk Indonesia. Jangan hanya cinta, ya belilah begitu, aku membeli produk Indonesia, semua akan berkembang. Tidak boleh berlindung di balik nasionalisme. Tidak boleh berlindung di balik aku cinta produk Indonesia, lantas industri kita, produksi kita tidak efisien, tidak bisa bersaing karena saya yakin bisa bersaing, insya Allah bisa ditambah tentu ada kebijakan pemerintah tertentu yang membantu usaha dalam negeri kita. Nah kalau barang-barangnya kompetitif apalagi dengan inovasi, dengan rintisan, dengan design tadi, mau jual kemana? Mau dalam negeri oke, mau luar negeri oke. Pasar luar negeri paceklik, ndak apa-apa, jual dalam negeri. Begitu cara berfikir kita, itulah saya mendorong terus inovasi teknologi, research, pengembangan agar makin kompetitif, makin berdaya saing.


Saudara-saudara,


Saudara tadi mendengar penjelasan dari Menteri Perindustrian dan juga mendengar penjelasan dari jajaran pemerintah termasuk saya sendiri, sudah amat sering. Tahun 2009 ini setelah kita lampaui tahun 2008 dengan terucap syukur alhamdulillah karena ekonomi kita dibandingkan negara-negara lain pada posisi yang baik 6%, paling tidak pertumbuhan ekonomi 2008 mungkin lebih sedikit untuk ukuran resesi perekonomian dunia termasuk baik. Masalahnya karena tahun ini sudah dirasakan oleh seluruh bangsa akibat resesi perekonomian dunia, apa yang mesti kita lakukan dengan penuh kebersamaan, dengan usaha yang lebih keras, dengan kebijakan yang tepat, agar ekonomi tahun 2009 juga selamat dan terus tumbuh. Ini tantangan tapi ini juga tugas dan di sisi lain juga peluang, jangan kecil hati, jangan terlalu cemas, jangan terlalu gamang, insya Allah bisa kita lewati asalkan betul-betul kita menjadikan krisis menjadi peluang, tidak boleh santai harus bekerja lebih keras untuk menyelesaikan masalah-masalah ini.


Yang perlu Saudara ketahui melihat tantangan ekonomi tahun ini maka saya menetapkan tujuh prioritas, di sini hadir Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati, Walikota, tolong diimplementasikan dan dilaksanakan karena ini kebijakan pemerintah, pertama mari kita lakukan upaya untuk mencegah PHK, kalau terpaksa ada PHK mari kita carikan solusinya dengan baik satu, nah yang kedua agar tidak ada PHK atau PHK kecil, bisa kita minimalkan sektor riil kita usahakan tetap bergerak meskipun ada masalah-masalah, nah mari kita keluarkan kebijakan yang tepat, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, propinsi, kabupaten, dan kota karena kalau sektor riilnya bangkrut PHK tidak bisa dielakkan, dua-duanya harus kita kelola dengan baik itu nomor dua, nomor tiga, mari kita lakukan stabilisasi harga, akibat krisis pangan dan krisis energi tahun lalu di dunia memang ada kenaikan harga-harga, sebagian sudah bisa kita turunkan, kita ini yang mekanisme termasuk kebijakan pemerintah sebagian ada yang belum, sambil kita mengelola krisis ini maka stabilisasi harga harus terus kita lakukan.


Di sini pemerintah juga melakukan banyak stimulus untuk menstabilkan harga itu nomor tiga. Berkaitan dengan harga, maka kita perlu jaga daya beli rakyat kita, daya beli itu penghasilan dikaitkan dengan kemampuan untuk membeli barang dan jasa itu. Dari segi pemerintah tentu kita akan terus meningkatkan kesejahteraan pegawai, yang bukan menjadi pegawai, pemerintah akan terus memberikan bantuan-bantuan kepada mereka, termasuk bantuan langsung yang sudah sering saya sampaikan. Saya berharap di seluruh Indonesia tolong juga lakukan sesuatu agar daya beli rakyat ini bisa kita jaga. Nah berkaitan dengan itu tentu masih ada saudara-saudara kita yang miskin, yang belum sejahtera, harus ada kebijakan khusus untuk melindungi dan membantu yang miskin dari APBN, sudah kita keluarkan cukup banyak, saya meminta dari APBD tolong dianggarkan pula seperti itu nomor lima.


Nomor enam, kebutuhan yang paling azasi sekarang ini kan pangan, energi, termasuk bahan bakar listrik memang karena pertanian kita tumbuh pesat, industri tumbuh memerlukan listrik disana-sini, ada shortage demikian juga kebutuhan bahan bakar makin meningkat tapi tidak boleh ada alasan kelalaian, keterlambatan, tidak cepat tanggap terhadap masalah-masalah energi dan pangan oleh karena itu saya tetapkan sebagai prioritas tahun ini saya ingin semua bekerja sama, pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan tidak boleh ada yang lalai, tidak boleh.


Kemarin saya menegur PERTAMINA karena saya anggap tidak cepat mengantisipasi, tidak cepat untuk mengatasi sehingga terjadi keresahan-keresahan di lapangan. Dan yang terakhir, atau ketujuh prioritasnya adalah kalau semua itu kita jalankan yang enam pertama tadi maka insya Allah kita bisa menjaga pertumbuhan.


Saudara-saudara,


Supaya diketahui, negara-negara lain itu mengoreksi pertumbuhannya ke bawah dan sudah terjadi, tahun 2007 misalnya pertumbuhannya tinggi, tahun lalu saja sudah drop, ada yang minus 2%, ada yang 3% tapi alhamdulillah kita hanya minus 0.3% oleh karena itu mari kita jaga bersama tahun ini kalau toh minus tentunya karena ada pengaruh resesi dunia ini tidak terlalu jauh berkurangnya dibandingkan pertumbuhan tahun 2007 dan pertumbuhan tahun 2008.


Itulah tujuh prioritas dan saya tahu KADIN berkali-kali bertanya kepada saya, daerah juga bagaimana ini stimulus package kita lakukan, stimulus package itu bukan hanya insya Allah ada 38 triliun plus 12 triliun yang itu cukup besar 50 triliun untuk mengatasi persoalan, memelihara pertumbuhan, membangun infrastruktur, juga kebijakan-kebijakan di bidang perpajakan, di bidang kepabeanan, yang akhirnya mengurangi tekanan kepada sektor riil itu juga stimulus package hitung semuanya, besar, saya minta para menteri jelaskan kepada publik, Menteri Keuangan jelaskan, Menteri Perekonomian, yang lain jelaskan, supaya mengerti stimulus package itu apa? Berapa angkanya? Dari mana asalnya, tertuang dalam APBN atau dalam format yang lain, gamblang begitu.
Nah setelah gamblang mari kita sukseskan, dunia usaha, pemerintah bersama-sama jangan semua yang menanggung pemerintah, jangan juga pemerintah tidak punya empati pada dunia usaha yang sedang mengalami kesulitan, dan dua-duanya dunia usaha dan pemerintah juga berempati kepada rakyat, mari kita saling sharing, saling berbagi antara pemerintah dengan dunia usaha agar rakyat pada tingkat grass root bisa kita lindungi, bisa kita bantu, itu amanah untuk kita jadi menjadi adil jangan semua beban diserahkan kepada pemerintah, demikian juga jangan pemerintah tidak mau tahu dengan kesulitan yang dihadapi dunia usaha demi kepentingan rakyat tadi.


Itulah Saudara-saudara yang saya ingin sampaikan dan Saudara makin yakin apa yang Saudara lakukan bukan hanya yang berkaitan dengan prestasi Pak Fahmi Idris tapi di sektor perindustrian, sektor usaha kecil dan menengah dan koperasi, sektor penelitian dan pengembangan dan semuanya menjadi penting, di satu sisi mengatasi krisis, di sisi yang lain terus menunjang perkembangan dan pertumbuhan perekonomian kita. Sekali lagi saya ucapkan selamat, terima kasih dan penghargaan bagi yang menerima penghargaan, mari kita lanjutkan tugas kita bersama-sama ke depan ini untuk membangun negeri tercinta menuju hari esok yang lebih baik.

 

Sekian.                              
                    
Wassalamu alaikum Warahmatullahi wabarakatuh