Â
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
PERESMIAN JALUR GANDA KERETA API PATUGURAN-PURWOKERTO
DAN PATARUKAN-LARANGAN
DAN PERESMIAN BEROPERASINYA 75 KERETA DAN 2 LOKOMOTIF
DI STASIUN KOTA, JAKARTA
9 SEPTEMBER 2009
 Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,
Panglima TNI, Kapolri, dan para pimpinan jajaran TNI dan Polri,
Para anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,
Saudara Gubernur DKI Jakarta, Gubernur Jawa Tengah,
Pimpinan PT. KAI dan PT. INKA, serta pimpinan badan-badan usaha milik negara yang lain,
Keluarga besar jajaran Departemen Perhubungan,
Hadirin sekalian yang saya muliakan,
Marilah sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan ridhonya, hari ini seraya kita menjalankan ibadah puasa bagi umat Islam, kita juga dapat menghadiri peresmian penggunaan dua jalur ganda kereta api dan peresmian beroperasinya 75 kereta dan 2 lokomotif. Atas nama negara dan pemerintah, saya mengucapkan selamat dan terima kasih dan penghargaan kepada jajaran Departemen Perhubungan, PT. KAI dan PT. INKA, Gubernur Jawa Tengah dan semua perusahaan-perusahaan atau pihak-pihak yang membantu terlaksananya pembangunan prasarana perkeretaapian ini, sekaligus atas telah diproduksinya 75 kereta dan 2 lokomotif yang tentu saja meningkatkan postur dan kehandalan dari transportasi darat, utamanya transportasi kereta api. Semoga jasa saudara semua mendapatkan ridho Alllah Subhanahu wa ta'aala, dan semoga menambah semangat kita untuk berbuat lebih baik, lebih banyak bagi rakyat yang sama-sama kita cintai.
Hadirin yang saya hormati,
Tadi kita telah mendengar laporan Saudara Menteri Perhubungan tentang perkembangan pembangunan subsektor transportasi darat, utamanya kereta api. Saya mengucapkan terima kasih atas semua prakarsa, semua upaya untuk terus meningkatkan prasarana dan sarana perhubungan kita. Apa yang Saudara lakukan sekali lagi, akan pada gilirannya bisa meningkatkan perekonomian nasional dan juga meningkatkan kesejahteraan rakyat seluruh Indonesia. Kita mengetahui bahwa sektor jasa transportasi makin ke depan, makin penting. Mengapa? Ekonomi kita terus tumbuh yang ditandai juga dengan terus meningkatnya mobilitas manusia dan barang, baik intra-pulau, antar-pulau, maupun antara Indonesia dengan negara-negara lain, baik angkutan darat, angkutan laut, maupun angkutan udara. Dengan pertumbuhan ekonomi yang makin baik pada tahun-tahun terakhir ini, pendapatan per kapita rakyat Indonesia, daya beli masyarakat kita juga meningkat. Oleh karena itu, hampir pasti dan juga ditunjukkan oleh laporan Menhub tadi, bahwa jumlah penumpang yang menggunakan jasa angkutan, baik darat, laut maupun udara juga telah meningkat secara signifikan. Angkutan barang pun juga demikian. Oleh karena itu, tidak keliru dan menjadi kewajiban kita untuk terus di tahun-tahun mendatang meningkatkan kemampuan transportasi nasional kita.
Saudara-saudara,
Lima tahun mendatang dan bahkan dalam rentangan waktu 10-20 tahun mendatang, perlu langkah-langkah yang lebih besar lagi, lebih cepat lagi, lebih menjangkau keseluruhan wilayah Indonesia untuk meningkatkan kapasitas jasa angkutan kita. Sekali lagi, darat, laut maupun udara. Pembangunan prasarana juga harus sesuai dengan pembangunan sarana. Kalau kita ingin menambah jumlah angkutan laut, kapal-kapal laut kita, maka kapasitas pelabuhan laut juga mesti ditingkatkan. Kalau kita ingin meningkatkan armada udara kita, penerbangan kita, maka bandar udara di seluruh Indonesia juga perlu ditingkatkan, demikian juga angkutan darat, baik itu kereta api, maupun angkutan umum yang lain. Kebijakan public-private partnership juga harus terus didorong karena tidak mungkin biaya untuk membangun infrastruktur yang begini besar, mesti ditanggung oleh pemerintah maupun pemerintah daerah. Ada keperluan untuk mengajak dunia usaha manakala pembangunan infrastruktur itu memiliki nilai komersial yang tentu akan mendapatkan benefit bagi dunia usaha kita. Yang penting, undang-undangnya jelas, kebijakannya jelas, sinerginya benar dan mekanisme di dalam pekerjaan bersama pemerintah pusat, pemerintah daerah, dunia usaha, juga harus baik. Saya berharap pengembangan prasarana dan sarana transportasi kita benar-benar merujuk kepada undang-undang yang alhamdulillah telah kita lahirkan, baik itu undang-undang perkeretaapian, undang-undang pelayaran, undang-undang penerbangan dan undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan. Peraturan Pemerintah tentang perkeretaapian juga telah kita keluarkan, antara lain, saya ulangi apa yang disampaikan oleh Menteri Perhubungan tadi, agar terjadi sinergi antara pemerintah pusat, Badan Usaha Milik Daerah, dunia usaha, untuk bersama-sama membangun infrastruktur perkeretaapian ini.
Hadirin yang saya muliakan,
Mari kita melihat dalam bentangan waktu yang lebih jauh ke depan, 10-25 tahun mendatang. Pada tingkat negara, pada tingkat pemerintah, membangun dan mengembangkan transportasi nasional harus berangkat dari visi dan rencana strategis. Kalau tidak, apa yang kita lakukan bisa bersifat parsial, situasional dan mungkin tambal sulam, yang itu tentu tidak akan menunjang efisiensi dan efektifitas dari pembangunan ataupun pengembangan transportasi pada tingkat nasional. Berkaitan dengan itu, berkaitan dengan visi dan rencana strategis kita, marilah kita pahami bahwa Indonesia keseluruhan wilayah nusantara harus diletakkan dalam satu kesatuan geo-ekonomi, national geo-economy. Kalau kita sinergis, ekonomi kita terintegrasi, maka ekonomi nasional kita akan kuat, dan kekuatan itu menjadi daya saing, menjadi bargaining position ketika kita memasuki pertarungan dan kompetisi dalam era globalisasi. Diniscayakan, kerja sama ekonomi antar bagian-bagian dari negara kita dengan mitra-mitranya di luar negeri. Namun demikian jangan lupa, kalau kita betul-betul mengintegrasikan dengan baik, ekonomi nasional kita dengan melihat aspek geo-ekonomi tadi, hampir pasti, competitiveness kita, daya saing kita, akan meningkat. Mari kita jemput gambaran keadaan di Pulau Jawa, misalnya, di pulau-pulau luar Jawa, dan Indonesia kita 10-25 tahun mendatang. Ekonomi di Pulau Jawa, pada akhirnya, boleh dikatakan menjadi satu kesatuan ekonomi, one greater economic zone.
Kalau kita memahami gambaran seperti itu, maka transportasi perkeretaapian menjadi sangat-sangat penting. Kembangkan. Baik itu antar provinsi di Pulau Jawa, rute-rute pendek, kereta api commuter, yang akhirnya betul-betul menjadi pilihan yang baik bagi rakyat kita untuk menggunakan jasa transportasi. Kalau kereta api berkembang dengan baik di Pulau Jawa ini, maka jumlah kendaraan pribadi yang bisa memadati dan memacetkan kota-kota besar maupun rute antar kota besar itu bisa dikurangi. Kalau dikaitkan dengan kelestarian lingkungan, juga akan mengurangi tekanan pada perubahan iklim dan pemanasan global. Itu sangat penting. Menurut pandangan saya, keliru kalau para Gubernur di Pulau Jawa berlomba-lomba untuk membangun bandar-bandar udara dari segi efisiensi, dari segi utilitas, dan dari segi kinergi serta integrasi perekonomian di Pulau Jawa ini. Pikirkan, mari kita kembangkan, mengembangkan industri dan sub-sektor angkutan kereta api ini. PT.KAI, PT.INKA, harus betul-betul bisa memiliki business strategy, yang benar-benar bisa membangun keperluan untuk pengembangan kereta api ini. Supporting industries, seperti PT.PINDAD, PT.LEM, PT.WIKA, yang memiliki fungsi untuk membangun prasarana daratnya, juga harus memberikan kontribusi yang baik. Dengan demikian, bukan hanya idenya, bukan hanya konsepnya, tapi dari segi prasarana dan sarana juga dapat dilakukan pembangunan yang nyata.
Lalu lintas, transportasi antar pulau besar di Indonesia ini ke depan harus lebih mengembangkan angkutan laut, armada laut. Di situlah logistik nasional akan dapat kita integrasikan. Demikian juga untuk pelayaran intra-regional dalam kawasan Asia Tenggara maupun Asia Pasifik. Sayang sekali, ketika luar Jawa terus kita dorong infrastrukturnya, kita dorong pertumbuhan ekonominya, sumber daya yang makin kita olah lantas tidak tersedia. Angkutan laut yang berbendera merah putih dan harus diambil oleh bendera-bendera lain. Kita merugi di tanah air kita sendiri. Konsepnya harus seperti itu. Sedangkan angkutan udara mesti dibangun untuk bisa dengan focus angkutan penumpang sebenarnya, bukan angkutan barang yang bisa menjangkau kota-kota dan tempat-tempat strategis, maupun Indonesia dengan dunia. Konsep besar seperti itulah yang harus kita kembangkan, dengan menghindari tumpang tindih, menghindari inefisiensi pada tingkat nasional tentang pengembangan pembangunan transportasi di waktu yang akan datang.
Saudara-saudara,
Itu adalah visi kita yang kita berharap bisa dituangkan dalam cetak biru, blue print, road map, sehingga meskipun pelaksanaannya bertahap, multi year budgeting, tetapi kita tahu bahwa 25 tahun lagi ketika ekonomi dunia telah menjadi satu kawasan bersama yang disebut dengan ekonomi global, kita telah memiliki tumpuan yang kuat, daya saing yang kuat, posisi tawar yang lebih dan kita sendiri bisa memperkuat ekonomi domestik kita dan tidak lagi terus terlalu menggantungkan pada ekspor kita, sehingga kalau terjadi krisis seperti sekarang ini kita tidak mengalami kesulitan yang sangat dalam sebagaimana negara-negara lain yang menggantungkan pertumbuhan ekonominya dari ekspor. Kita punya potensi. Penduduk kita besar. Itu pasar yang besar. Daya belinya makin naik. Sumber daya alamnya banyak. Kita olah di dalam negeri dengan downstream business-nya, dengan transportasinya, dengan infrastrukturnya, dengan pembaiayaan yang baik, co-financing, pemerintah, dunia usaha. Saya yakin bahwa 5, 10, 15 tahun mendatang ekonomi Indonesia akan benar-benar kuat sehingga apa yang ditulis oleh lembaga internasional yang saya baca beberapa minggu yang lalu, istilah "Cindonesia", China, Indonesia, India sebagai tiga ekonomi besar yang akan memiliki kontribusi yang sangat besar pada ekonomi dunia, kemudian yang saya baca istilah BRIICS dengan double I, Brazil, Russia, India, Indonesia, China and South Africa, itu betul-betul dapat kita wujudkan karena ekonomi kita terus tumbuh dan kita menjadi the emerging economy. Saya punya keyakinan itu bisa kita wujudkan manakala visi kita jelas, kebijakan dasar dan strategis kita jelas dan kemudian kita jalankan setiap lima tahun. Lima tahun, lima tahun, lima tahun dengan mobilisasi sumber daya yang ada, dengan managemen pembangunan yang tepat.
Saudara-saudara,
Setelah saya menceritakan visi dan konsep besar itu, maka sesuai dengan hajat kita hari ini, saya ingin melihat sub-sektor perkeretaapian yang alhamdulillah telah menjadi prioritas kita untuk kita tingkatkan di tahun-tahun mendatang. Sekali saya ingin industri kereta api terus ditingkatkan. Jangan tanggung-tanggung. Saya sudah berkunjung ke Madiun. Bagus. Tinggal dipacu sehingga lebih kompetitif lagi. Pengembangan rel-rel ganda harus ditingkatkan. Bersinergilah dengan pemerintah daerah terutama para Bupati, Walikota, terutama sekali dalam penyelesaian pembebasan tanah. Merujuk undang-undangnya, jangan merugikan rakyat, berikan imbal pembelian yang pantas, cegah makelar dan spekulan yang mengganggu semuanya itu, dan kemudian kalau itu terwujud semua akan mendapatkan keuntungan. Penggunaan kereta api commuter tolong ditingkatkan. Jakarta kalau tidak ada solusi. Bandung jika tidak ada solusi. Kota - kota besar lainnya akan menyusul lima sepuluh tahun lagi, termasuk kereta commuter  maka akan terjadi ledakan, dan bisa saja keluar dari garasi, sudah macet. Jangan biarkan generasi yang akan datang mengalami beban atau warisan itu. Mulai sekarang. Investasi awalnya memang mahal. Pemikirannya mungkin dianggap aneh sekarang tapi sepuluh tahun lagi benar. Selalu begitu. Pemikiran yang besar mendahului zamannya. Dikritik, dikecam, aneh-aneh tapi nanti, mereka berterima kasih kepada yang sedang bergulat untuk menyampaikan ide pemikiran dan proyek-proyek besarnya. Penggunaan listrik untuk kereta api tolong ditingkatkan. Ini sejalan dengan pembangunan energi mix yang akan datang, sejalan dengan pembangunan listrik pada 5-10 tahun mendatang. 10.000 megawatt sedang kita bangun. Sebentar lagi satu per satu akan sudah bisa mengaliri listrik. 5 tahun mendatang ini kita ingin menambah lagi 10.000 megawatt, 5 tahun berikutnya lagi 10.000 megawatt. Nah ketika itu sudah kita capai maka saya berharap kereta api listrik semakin ditingkatkan karena tentu baik bagi lingkungan, lebih efisien dan tentunya secara ekonomi juga lebih baik.
Saya juga ingin kepada pengelola bisnis perkeretaapian, jasa perkeretaapian, managemen keselamatan harap ditingkatkan. Saya sudah mendengarkan laporan dari Menhub tadi. Tapi saya ingin managemen operasinya, managemen keselamatan terus menerus ditingkatkan. Dan yang terakhir menyangkut jasa dan bisnis perkeretaapian, teruslah dikembangkan antara, sinergi antara bisnis dengan, dunia usaha dengan pemerintah.
Saudara-saudara,
Saya ingin di kesempatan yang baik karena sebentar lagi kita akan memberikan jasa terbaik bagi Saudara-saudara kita yang akan mudik lebaran menggunakan kereta api. Saya ingin, bicara sekali lagi, masalah keselamatan kereta api. 5 tahun mendatang saya ingin ada perubahan yang dramatis terhadap penurunan angka kecelakaan kereta api. 5 tahun, menuju zero accident. Menuju. Mestinya bisa. Saya tahu kadang-kadang tidak singkron yang dibangun oleh pekerjaan umum, apakah pusat, apakah daerah, jalan-jalan baru karena pemukiman berkembang, daerah berkembang dibangun, yang belum tentu singkron dengan pintu-pintu kereta api yang dibangun oleh jajaran kereta api. Ke depan, tidak boleh terjadi seperti itu. Bisa diinventarisasi berapa banyak di Jawa Tengah, di Jawa Barat, di Jawa Timur, rel-rel perpotongan jalan dengan rel kereta api yang tidak ada pintu keretanya, yang tidak ada petugasnya. Kalau sekian ratus atau sekian ribu, dibagi lima tahun, dengan kerja sama yang baik, saya kira ada solusi. Kalau ingin diselesaikan sekaligus, that's impossible. Tapi kalau setiap tahun ada target, berapa yang harus kita selesaikan, kabupaten, kota, perkeretaapian, siapapun, untuk kepentingan ini, saya kira selalu ada jalan keluar. Saya minta berpikir yang, thinking outside the box. Saya punya keyakinan bisa, untuk negara, pemerintah, tidak bisa mengatasi berkali-kali kereta nabrak bus, nabrak angkotan kota, ya kalau kerbau ini agak susah, kerbaunya mungkin di daerah, tapi tetaplah dicarikan solusinya, begitu. Tapi tidak masuk akal kalau terus terjadi seperti itu. Saya mendengar, jam berapapun saya dengar Pak, entah tengah malam, entah sore, nah, kalau sudah begitu itu kok, masa nggak ada solusi. Ini juga sasaran, prioritas target, kontrak kinerja ke depan, bagiamana kita mengurangi secara drastis kecelakaan kereta api.
Yang terakhir, angkutan lebaran. Mari kita persiapkan dengan baik dan mari kita laksanakan pemberian jasa angkutan kepada mereka untuk rakyat kita. Setahun sekali rakyat kita ingin ber-halal-bihalal, ber-silaturahim, berkunjung ke sanak keluarganya, yang ketika saudara kita kembali ke daerah-daerah itu juga menggerakkan ekonomi lokal. Mari kita berikan pelayanan terbaik, angkutannya, lalu lintasnya, keselamatannya, semuanya. Mari kita berikan pelayanan terbaik. Ambil pengalaman tahun lalu. Mana yang tidak bagus, perbaiki. Yang sudah bagus, pertahankan. Posko tetaplah bekerja 24 jam. Jangan ada sesuatu, sulit menghubungi pejabat yang bertanggung jawab. Bagi kita, mulai dari saya, para Menteri semua, meskipun barangkali ada libur lebaran, sesungguhnya kita harus memantau, mengendalikan sebenarnya, apa yang terjadi di negeri ini. Handphone jangan dimatikan. Tetaplah terbuka sehingga kalau ada apa apa cepat kita bereaksi, cepat kita merespon keadaan. Sambil berlebaran, handphone dibuka, pahalanya makin tinggi. Yang terakhir, berikan insentif kepada Saudara-saudara kita yang melampaui panggilan tugasnya. Lalu lintas, misalnya. Siapapun, saya berikan contoh yang di kepolisian. Lalu lintas itu kehujanan, kepanasan, nggak lebaran, nggak ini, segala macam, pikirkanlah kesejahteraanya. Demikian juga petugas-petugas yang ada sesuai dengan kemampuan kita. Berikan sesuatu yang lebih sebagai ucapan terima kasih kita. Kalau itu kita laksanakan insya Allah semuanya akan bersemangat dan ikhlas menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya.
Saudara-saudara,
Saya kira itulah dan saya lihat wajahnya masih bersemangat. Meskipun ini jam-jam yang kritis sekarang ini, tapi kalau saya dengar lagu Indonesia Raya tadi, ritme-nya itu seperti mau pukul bedug gitu. Semangatnya tinggi sekali. Cepat dan bersemangat. Senang saya. Akhirnya, Saudara-saudara, dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu wa ta'aala, dan dengan mengucapkan bismilahirrahmanirrahiim, Jalur Ganda Kereta Api Patuguran Purwokerto dan Petarukan Larangan, saya resmikan penggunaannya dan bersama dengan itu, 75 Kereta dan 2 Lokomotif saya resmikan berioperasinya.Â
    Â
Sekian,
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI