Sambutan Presiden RI pada Peresmian Pengembangan Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, 2 Agustus 2012

 
bagikan berita ke :

Kamis, 02 Agustus 2012
Di baca 824 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA
PERESMIAN PENGEMBANGAN BANDARA SOEKARNO-HATTA
DI CENGKARENG, BANTEN
2 AGUSTUS 2012

 

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Bapak, Ibu, Hadirin sekalian yang saya hormati dan saya muliakan,

 

Marilah sekali lagi, kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kita semua pada hari ini, bertepatan dengan bulan suci Ramadan dan bulan Agustus yang bersejarah, dapat mengikuti dimulainya pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta.

 

Atas nama negara dan pemerintah, saya juga ingin mengucapkan terima kasih, dan penghargaan kepada semua pihak yang telah bekerja keras untuk bisa mewujudkan upaya kita bersama, cita-cita kita mengembangkan bandar udara ini. Terutama kepada jajaran Kementerian Perhubungan, Kementerian BUMN, PT Angkasa Pura II, Pemerintah Daerah Banten, dan semua pihak yang mampu mewujudkan rencana besar kita, master plan, untuk meningkatkan infrastruktur perhubungan di negeri ini.

 

Dan saya mengajak, mari kita sukseskan pengembangan bandar udara ini, sebagaimana tadi yang disampaikan rinciannya oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II, Menteri Perhubungan, dan kita lihat dalam tayangan yang merupakan grand design dari pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ini.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Saya menilai bahwa pengembangan Bandar Udara Soekarno-Hatta ini adalah tepat waktu dan tepat sasaran. Ada lima hal mengapa kita yakin, bahwa yang kita lakukan ini, di samping benar dan juga diperlukan, sekaligus benar-benar tepat waktu dan tepat sasaran. Pertama, alhamdulillah, berkat kerja keras kita semua, seluruh rakyat Indonesia, ekonomi kita tumbuh rata-rata 6% setiap tahunnya. Pertumbuhan positif yang tergolong tinggi dalam suasana krisis perekonomian dunia sekarang ini. GDP kita sudah tembus 1 triliun dolar Amerika Serikat by Purchasing Power Parity. Dan dari ukuran GDP itu, ekonomi kita sekarang berada dalam urutan 15 ekonomi dunia. Dengan sendirinya, secara domestik dan juga secara kawasan, dengan peningkatan pertumbuhan sebesar itu, maka terjadi peningkatan kebutuhan atau demand. The Demand is rising very significantly, termasuk demand untuk jasa penerbangan.

 

Oleh karena itu, kita harus menjawabnya. Kita penuhi permintaan atau kebutuhan itu dengan supply yang diperlukan, baik itu merupakan prasarana atau infrastructure maupun sarana perhubungan itu. Saya teringat bahwa ketika dilakukan evaluasi kegiatan mudik Lebaran tahun lalu, dilaporkan kepada saya dalam sebuah Sidang Kabinet, hampir semua jasa transportasi mengalami peningkatan yang pesat: darat, laut, maupun udara. Tapi, ada satu hal yang menarik. Waktu itu disampaikan bahwa untuk transportasi kereta api Jakarta-Surabaya, Surabaya-Jakarta, angkanya tidak naik. Karena setelah dianalisis, justru yang meningkat pesat adalah jasa perhubungan antara Jakarta, ulangi, perhubungan udara antara Jakarta-Surabaya, Surabaya-Jakarta. Ini sejalan dengan statistik yang kita dapatkan bahwa golongan menengah atau middle-class di negeri kita juga tumbuh pesat dan bahkan terbesar di Asia Tenggara, yang ini hampir pasti memerlukan jasa angkutan udara yang lebih tinggi lagi di masa mendatang. Jadi, alasan pertama adalah pertumbuhan GDP dan rising demand, utamanya jasa angkutan udara.

 

Yang kedua, kita mengetahui bahwa di kawasan ini, bukan hanya Asia Tenggara atau ASEAN, tapi juga di Asia Timur (East Asia), kita sepakat untuk meningkatkan konektivitas. Di berbagai pertemuan tingkat puncak, baik ASEAN, ASEAN Plus, maupun East Asia Summit, kami semua bersepakat untuk mempercepat yang disebut dengan pembangunan konektivitas itu. Untuk Indonesia, sebelum kita menghubungkan negara kita dan daerah-daerah kita ke kawasan Asia Tenggara dan Asia Timur, bahkan Asia Pasifik, harus dipastikan terlebih dahulu bahwa domestic connectivity itu terbangun dengan baik, dengan percepatan dan perluasan yang kita lakukan.

 

Oleh karena itu, konektivitas ini harus kita bangun secara sungguh-sungguh dalam bentangan waktu 5-10 tahun mendatang secara domestik, kemudian sekaligus kita integrasikan, kita connect-kan dengan negara-negara di ASEAN, dan kemudian di Asia Timur. Konektivitas berarti saling terhubungnya antardaerah (intrastate) maupun antarnegara di kawasan ini. Bisa berupa transportasi, baik darat, laut maupun udara; bisa telekomunikasi; bisa perdagangan; bisa pariwisata; bisa investasi timbal balik. Ini adalah peluang besar bagi ekonomi kita di masa mendatang. Apa yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II ini, oleh kita semua, bagian untuk meningkatkan konektivitas, baik secara domestik, maupun secara regional. Itu yang kedua.

 

Sedangkan yang ketiga, kita punya master plan, MP3EI. Dan inti dari master plan itu tiada lain adalah investasi besar-besaran di seluruh tanah air, enam koridor, dan juga pembangunan infrastruktur yang menyeluruh. Kita ketahui sering ada mismatch, sering ada gap, dunia bisnis dan investasi tumbuh pesat, tetapi sering tidak didukung oleh infrastruktur. Oleh karena itulah, kita bertekad. Dan kita, alhamdulillah, berkat kerja sama dengan DPR RI, kita bisa mengalokasikan anggaran untuk pembangunan infrastruktur yang lebih besar lagi di masa mendatang. Kita berharap dengan tambahan prasarana udara seperti ini dan infrastruktur yang lain, maka peluang investasi yang sangat besar sekarang ini betul-betul bisa didapatkan. Dan akhirnya pertumbuhan ekonomi juga bisa kita tingkatkan lebih tinggi lagi. Itu yang ketiga.

 

Yang keempat, Saudara-saudara, ingat, tiga tahun lagi, tahun 2015. Kita akan menjalankan yang disebut dengan ASEAN Economic Community. Artinya, ekonomi di kawasan ini semakin terintegrasi. Kalau sudah terintegrasi, maka negara-negara yang memiliki daya saing yang tinggi, termasuk daerah, sebutlah provinsi, yang juga memiliki daya saing yang tinggi, merekalah yang akan mendapatkan manfaat yang paling besar, yang akan menang, akan menjadi the winner, dan bukan the loser, yang akan mendapatkan manfaat riil dari integrasi dan kerja sama ekonomi yang makin kokoh itu. Oleh karena itu, tidak ada kata lain, Indonesia harus siap. Kita harus siap. Pemerintah, dunia usaha, termasuk pemerintah daerah, harus bersama-sama mempersiapkan segalanya. Dengan demikian, ketika diberlakukan ASEAN Economic Community ini, negara kita juga mendapatkan manfaat yang nyata bagi rakyat kita, bagi kita semua. Itu yang keempat.

 

Sedangkan yang terakhir, yang kelima, dengan akan dibangunnya atau dikembangkannya Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta ini, dengan tadi rencana yang secara rinci disampaikan oleh Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero), maka akan tercipta benefit economy yang lain. Lapangan pekerjaan (job creation) akan terjadi. Lantas kemudian, industri turunannya, material dan jasa-jasa lain, yang akan dapat digerakkan dari pembangunan, atau pengembangan bandar udara ini, termasuk pengembangan dan pembangunan infrastruktur lain di seluruh tanah air. Bukan hanya transportasi, tapi juga yang lain. Oleh karena itu, ini juga akan memberikan benefit real, tentu pertama-tama, bagi Banten dan DKI, tetapi juga sebenarnya secara nasional.

 

Itulah lima hal yang ingin saya garis bawahi. Dan saya sampaikan bahwa sekali lagi, apa yang kita lakukan ini tepat, benar, dan mari kita sukseskan secara bersama.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan apa yang saya sampaikan tadi, maka akhirnya, dengan terlebih dahulu memohon ridha Allah SWT dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, pengembangan Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta dengan resmi kita mulai pelaksanaannya.

 

Sekian.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI