Sambutan Presiden RI pada Peresmian Perumahan Paspampres Bojong Nangka, Bogor, 25-5-09
Â
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
 PADA ACARA
PERESMIAN PERUMAHAN PASPAMPRES BOJONG NANGKA
BOGOR, JAWA BARAT, 25 MEI 2009
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati, Saudara Menteri Pertahanan dan para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Panglima TNI, Komandan Paspampres, Pangdam Siliwangi, Kapolda Jabar, para Pejabat Teras Dephan dan Mabes TNI, Ibu-ibu, Hadirin sekalian yang saya cintai,
Alhamdulillah, hari ini kita dapat mengunjungi satu kompleks bangunan yang penting, yang telah dirampungkan pembangunannya sebagaimana yang dilaporkan tadi bahwa fasilitas untuk akomodasi Pasukan Pengamanan Presiden ini sangat penting. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Menhan dan Panglima TNI beserta jajaran, yang telah bisa menghadirkan flat ataupun bangunan untuk perumahan prajurit Paspampres ini. Dengan demikian lebih terkonsentrasi sekarang, dibandingkan dulu, berserakan di mana-mana, di Jabodetabek, padahal dalam waktu cepat harus bisa berkumpul, harus memiliki kesiagaan yang tinggi untuk mengemban tugas-tugas yang penting. Ingat tugas Paspampres itu bukan hanya mengamankan Presiden, tetapi juga Wakil Presiden, juga tamu-tamu negara yang tidak pernah sepi.
Kemarin di Manado ada 6 Kepala Pemerintahan, Kepala Negara yang harus diamankan, yang namanya Asian Development Bank Meeting di Bali pun juga ada pengerahan Paspampres untuk mengemban tugas-tugas yang sangat penting itu.
Sekali lagi, dengan dibangunnya kompleks Perumahan Bojong Nangka, sebetulnya bukan Cikeas, Cikeas agak jauh, tetapi sekarang mudahnya orang menyebut Cikeas karena lebih terkenal, barangkali. Sekarang kita punya di Bogor, yang ke dua di Bojong Nangka ini, yang ke tiga di Cijantung, kemudian yang ke empat adalah di Tanah Abang.
Ya, paling tidak empat ini lebih terkonsentrasi dibandingkan sebelumnya, sehingga dulu banyak sekali, tidak banyak sekali, sering terjadi pelanggaran-pelanggaran anggota Paspampres karena tempatnya berserakan, tidak mudah untuk diberikan pengawasan. Harapan saya tentu masalah-masalah yang dulu ada, tidak terjadi lagi. Dan, saya senang lokasi ini di sini, karena laporan yang saya terima dari jajaran TNI, jajaran Dephan, Paspampres, relatif dekat dengan kompleks daerah Polisi, yang bisa digunakan untuk latihan bersama.
Saya kira jangan disia-siakan peluang yang ada untuk latihan bersama dengan jajaran Kepolisian. Kalau tidak salah tidak terlalu jauh dari sini ya, berapa kilo itu? 2 kilo dari sini, ya. Silahkan digunakan, daripada kita membangun daerah latihan khusus Paspampres, nanti malah boros.
Saudara-saudara,
Saya mengajak Ibu Negara juga, karena bagus kalau dibikinkan seperti yang ada di Divisi I, Divisi II Kostrad, yaitu Kompleks Rumah Pintar dengan outbound-nya, sehingga anak-anak kita bisa sekaligus belajar di situ, mengembangkan bakatnya, kreativitasnya, sehingga menjadi center of education tersendiri, nanti biasanya SIKIB akan membantu untuk pengadaan fasilitas dari rumah pintar itu.
Saya pesan saja agar dijaga dengan baik, Danpaspampres ya, bikin hijau, jangan terlambat membikin indahnya, hijaunya kompleks ini, lantas tingkatkan keamanan, meskipun Paspampres itu mbahnya pengamanan, jadi jangan sampai teledor, maksud saya listrik, ada flat tadi, keamanan anak-anak, dan lain-lain. Biaya yang digunakan tentu tidak sedikit, tetapi karena ini program tahun 2007, saya minta betul-betul didayagunakan sebaik-baiknya.
Bicara anggaran pertahanan, Saudara-saudara, ya memang kalau kita menggunakan pendekatan yang ideal, jauh dari memadai. Oleh karena itu kebijakan yang kita ambil kebijakan pemerintah ya, tentunya kita sejalan dengan pertumbuhan ekonomi, insya Allah, setelah krisis kita lewati, tahun ini dan tahun depan, anggaran kita bisa kita tingkatkan. Siapa pun Presidennya nanti, pemerintahnya ini, harapan Saudara-saudara, tentunya, mendekati yang disebut dengan minimum essential fund, untuk bisa membiayai minimum essential forces, seperti itu, sekarang masih di bawah. Oleh karena itu, biaya yang ada, saya minta digunakan dengan sebaik-baiknya, apakah itu biaya operasional, biaya pendidikan dan latihan, biaya pemeliharaan, biaya kesejahteraan prajurit, dan secara bertahap biaya pengadaan atau modernisasi Alutsista.
Gunakan dengan baik semuanya itu. Saya tahu, meskipun kalau dari segi peringkat, anggaran Pertahanan ini nomor 3, pertama adalah Diknas, kalau anggaran kita Rp 1000 triliun, APBN, untuk Diknas sendiri Rp 200 triliun, karena itu amanah Undang-Undang. Setelah itu, kita tahu memang karena 10 tahun yang lalu kita mengalami krisis, tahun-tahun setelah itu kita tidak banyak membangun infrastruktur. Infrastruktur yang ada rusak berat, ekonomi terganggu, maka tahun-tahun terakhir ini kita menggunakan anggaran infrastruktur yang tidak sedikit, supaya ekonomi bergeliat kembali, oleh karena itu, nomor 2 dari segi peringkat anggaran jatuh pada Departemen Pekerjaan Umum, dan baru Dephan yang ketiga, dengan nilai Rp. 33,6 triliun.
Sepertinya besar atau banyak, sesungguhnya, sekali lagi, kalau kita ingin membangun tentara yang, tidak usah kuat sekali, yang bisa mempertahankan negaranya, menjalankan tugas-tugas pertahanan, tentu diperlukan lebih banyak lagi. Oleh karena itu, ya kita bekerja keras untuk melampaui krisis ini, 2 tahun ini, insya Allah, kita bisa, karena sekarang pun Indonesia itu dianggap negara ajaib, setelah China dan India, pertumbuhannya positif, dan insya Allah, di atas 4%, ketika yang lain minus, tentu ini luar biasa.
Harapan saya, atau maksud saya, setelah nanti kita lewati dan kita bisa membangun perekonomian kembali, maka anggaran pertahanan, bagaimanapun, Â harus ditingkatkan untuk modernisasi sistem persenjataan termasuk biaya operasi, dan biaya pemeliharaan, pendidikan, latihan, termasuk kesejahteraan prajurit.
Itulah yang ingin saya sampaikan, Saudara-saudara. Saya ingin melihat langsung, dan tidak usah, nanti sampaikan pada keluarga Ibu-Ibu, ini sudah jauh lebih baik ketika dahulu saya perwira, saya sampai Letnan Satu, anak saya yang pertama lahir, yang sekarang Kapten, saya menempati yang tipe 36, sebetulnya, kurang sedikit, untuk Tamtama, rumahnya gedek. Saya kira sebagian pernah datang ke Dayeuhkolot, setelah saya Kapten, Dandim, belum tipe 60, dapat 45. Tetangga saya namanya Pak Endriartono Sutarto, jadi sama-sama Kapten, Tipe 45, setelah jadi Danyon, baru dapat yang 60 lebih sedikit, 90. Toh, kita bisa melaksanakan tugas dengan baik. Toh, keluarga bahagia-bahagia saja.
Oleh karena itu, disyukuri sebesar apapun rumah itu, dipelihara dengan baik, bikin hubungan yang harmonis dengan tetangga, dengan semuanya, dengan jiwa karsa, insya Allah, tugas akan dilaksanakan dengan baik, Paspampres, keluarga pun akan bahagia.
Itulah harapan saya, Saudara-saudara, dan sekali lagi gunakan fasilitas ini dengan sebaik-baiknya, untuk lebih baik lagi menjalankan tugas, dan lebih baik lagi kehidupan keluarga. Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI