Sambutan Presiden RI pada Peresmian Proyek-Proyek Pembangunan Prov. Maluku, 25-11-09
Â
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
PERESMIAN PROYEK-PROYEK PEMBANGUNAN PROVINSI MALUKU
DI PELABUHAN PERIKANAN NUSANTARA TANTU, AMBON
PADA TANGGAL 25 NOVEMBER 2009
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Syalom,
Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya muliakan,
Alhamdulillah, seletah tadi malam kita mengikuti acara adat, tadi pagi kita bersama-sama memperingati Hari Perdamaian Dunia, sore hari ini kita hadir di tempat ini untuk menyaksikan peresmian proyek-proyek pembangunan sekaligus pemberian bantuan kepada masyarakat untuk menjalankan usaha pembangunan. Kita telah menyimak laporan dan penjelasan Saudara Gubernur Maluku, Menteri Pekerjaan Umum mewakili Menteri-menteri terkait, dan saya sungguh bersyukur, gembira, dan bangga terhadap apa yang dilakukan oleh Maluku, terutama tahun-tahun terakhir setelah, alhamdulillah, konflik komunal dapat diakhiri.
Apa yang saya saksikan, apa yang saya terima laporannya dari berbagai sumber dan apa yang dijelaskan oleh Saudara Gubernur tadi, terbukti bahwa ketika situasi telah pulih benar, kehidupan masyarakat telah berjalan normal, disertai dengan tekad dan kegigihan para pemimpin di Maluku yang didukung oleh masyarakatnya, maka banyak hal yang dapat dilakukan oleh Maluku. Saya berharap, tahun-tahun mendatang, situasi ini dipertahankan dan pembangunan lebih ditingkatkan agar apa yang diinginkan oleh Saudara semua, sebagaimana laporan Saudara Gubernur tadi, kesejahteraan makin meningkat, itu betul-betul dapat diwujudkan.
Terhadap prakarsa daerah untuk menyelenggarakan semacam hari investasi, saya dukung penuh dan saya akan perintahkan Menteri-menteri terkait serta Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal untuk membantu menyukseskan agar investasi itu betul-betul berhasil. Demikian juga Sail Banda, saya juga ingin itu berhasil dengan baik. Beberapa saat yang lalu, tepatnya sekitar tanggal 9 Agustus yang lalu, di Sulawesi Utara dilaksanakan Sail Bunaken. Itu berhasil dengan baik. Saya ingin Sail Banda sama berhasilnya, bahkan bisa lebih dari Sail yang dilaksanakan di tempat yang lain. Saya mendorong pihak-pihak terkait dalam hal ini, Menteri Perhubungan, Menteri Kelautan dan Perikanan, TNI utamanya TNI Angkatan Laut, Departemen Luar Negeri juga, untuk menyukseskan Sail Banda yang akan dilaksanakan di wilayah ini.
Saudara-saudara,
Kita semua tahu bahwa kita membangun ini adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Sejak Indonesia merdeka, sejak mendiang Bung Karno, mendiang Pak Harto, Pak Habibie, Gus Dur, Ibu Megawati, saya sendiri, dan nanti pemimpin setelah saya, semua ingin melanjutkan pembangunan yang tujuannya adalah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kesejahteraan rakyat akan meningkat apabila kemiskinan secara bertahap kita bisa susun. Demikian juga pengangguran bisa berkurang, ditandai dengan makin terciptanya lapangan pekerjaan. Manusia yang tidak menganggur, yang bekerja, tentu akan mendapatkan penghasilan dan manakala penghasilannya semakin meningkat, rumah tangga demi rumah tangga, maka kemiskinan akan berkurang. Orang yang bekerja, yang mendapatkan penghasilan juga bisa disejahterakan batinnya. Sehingga kalau kita bisa menciptakan lapangan pekerjaan, maka sesungguhnya rakyat kita meningkat kesejahteraannya dan kesejahteraan itu bersifat lahir dan batin.
Oleh karena itu, tujuan dari pembangunan ekonomi di Indonesia termasuk di Maluku, Pak Gubernur, para Bupati, Walikota, dan semuanya, yang dicapai bukan hanya growth atau pertumbuhan tetapi juga lapangan kerja atau employment dan juga agar harga-harga itu terkelola tidak terjadi inflasi. Itulah tritunggal dalam makro ekonomi kita. Ekonominya tumbuh, lapangan pekerjaan tercipta, harga-harga barang tidak terus-menerus naik atau inflasi terjaga. Tiga tujuan itulah yang harus dicapai dalam pembangunan di negeri kita termasuk pembangunan ekonomi di Maluku. Intinya adalah ekonomi harus tumbuh, tumbuhnya harus adil dan harus merata.
Tanpa pertumbuhan tidak mungkin kita bisa mengurangi kemiskinan dan mengurangi pengangguran. Agar ekonomi tumbuh, dunia usaha harus bergerak, sektor riil harus berjalan dengan baik. Agar sektor rill berjalan dengan baik, dunia usaha tumbuh, investasi harus berkembang, ada orang yang mau menanamkan modalnya di Maluku ini. Apakah para pemilik modal di Maluku sendiri atau di luar Maluku tapi masih termasuk pengusaha dalam negeri atau pengusaha, mitra-mitra kita dari negara sahabat. Manakala mereka semua mau berusaha, mau menanamkan modalnya di Maluku ini, maka investasi bergerak. Dan mereka baru hanya mau kalau mereka menanamkan modalnya, ada keuntungannya, tidak merugi, itu logis. Dan mereka yakin Maluku tempat modal itu ditanamkan, keadaannya baik, aman, damai, hukumnya tegak, tidak ada korupsi kemudian masyarakatnya giat bekerja, dan sebagainya. Itu mata rantainya. Jangan harapkan kesejahteraan meningkat kalau ekonomi tidak tumbuh. Jangan harapkan ekonomi tumbuh kalau tidak ada investasi. Jangan harapkan investasi terjadi manakala keadaan di daerah ini tidak kondusif untuk investasi itu. Mari kita pahami benar semua ikut bertanggung jawab, ya pemimpin, ya masyarakat. Tidak boleh hanya diserahkan kepada pemimpin semata. Semua bertanggung jawab agar kondisinya ini baik. Sama saja dengan Indonesia kita, kalau negara kita tidak stabil, gaduh terus, sosialnya tidak baik, panas-panasan, bagaimana investasi bisa datang? Bagaimana ekonomi bisa berkembang? Sama saja.
Saudara-saudara,
                                                               Â
Kegiatan hari ini, kita saksikan bersama-sama tadi, berbagai proyek pembangunan telah diresmikan, insya Allah saya resmikan nanti. Silahkan digunakan. Kalau itu digunakan dengan baik, ekonomi akan berkembang, pelayanan publik akan baik. Itu juga konsep keadilan. Kemudian kita saksikan bantuan kredit usaha, baik itu Kredit Usaha Rakyat maupun dana bergulir, gunakan dengan baik agar berkembang, dikelola dengan baik usahanya itu. Kalau dikelola dengan baik akan tumbuh, penghasilannya meningkat, barangkali ikut mempekerjakan saudara-saudara kita yang tadinya menganggur, membawa manfaat. Kemudian ada latihan ketrampilan, itu bagus. Orang yang terlatih, orang yang terdidik, lebih siap dia bekerja. Oleh karena itu, kalau ada yang memerlukan tenaga kerja, dia tentu akan dilirik karena memiliki ketrampilan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada Menteri PU dan Menteri-menteri terkait bersama Saudara Gubernur dengan jajarannya yang telah berhasil membangun proyek-proyek infrastruktur itu.
Terima kasih kepada ketiga Direktur Utama bank kita yang sangat berjasa selama tiga tahun terakhir bersama-sama saya keliling Indonesia, Direktur Utama Bank Rakyat Indonesia, Direktur Utama Bank Nasional Indonesia, Direktur Utama Bank Mandiri. Itu telah mengalirkan trilyunan kredit untuk rakyat kita, dan ingat scheme ini akan kita kembangkan lima tahun mendatang. Saya telah menetapkan tiap tahun akan saya cadangkan dari APBN Rp 2 trilyun  atau sama dengan Rp 20 trilyun kita alirkan nanti untuk Kredit Usaha Rakyat dengan perbaikan policynya dengan perbaikan regulasinya sehingga 5 tahun mendatang insya Allah akan ada Rp 100 trilyun khusus untuk Kredit Usaha Rakyat, kredit mikro yang 5 juta, 10 juta, 15 juta, dan sebagainya. Kredit yang besar ikuti scheme yang lain, tidak usah dengan kebijakan Kredit Usaha Rakyat, ada aturan lainnya. Tapi usaha mikro, usaha kecil, usaha menengah kita bantu dengan scheme Kredit Usaha Rakyat maupun dana bergulir.
Saya juga berterima kasih terhadap latihan ketrampilan, vocational training, yang dilaksanakan di desa-desa, di kota-kota kecil, dan sebagainya agar mereka siap bekerja karena memiliki ketrampilan yang diperlukan. Semuanya itu, sekali lagi mencapai dua tujuan, tujuan perekonomoian dan tujuan keadilan. Rakyat kita dengan infrastrukur yang makin baik, listrik, jembatan, jalan, transportasi, pelabuhan, dermaga, mereka akan merasa dilayani lebih baik oleh negaranya, oleh pemerintahnya termasuk pemerintah daerahnya. Oleh karena itu, saya dorong untuk terus dilanjutkan dan ditingkatkan kegiatan seperti ini.
Saudara-saudara,
Hadirin sekalian yang saya cintai,
Saya ingin menyampaikan satu hal. Tadi malam, saya menyampaikan dalam satu acara adat, hari ini saya akan sampaikan bagaimana sebaiknya kebijakan dan strategi pembangunan di negara kita ini, kita jalankan di masa depan. Belajar dari krisis global yang sangat dahsyat yang dialami oleh hampir semua negara di dunia ini. Mengapa? kalau tidak mengubah kebijakan dan strategi kita, kita salah, kita merugi. Bahkan suatu saat ketika terjadi krisis lagi di dunia ini, kita tidak tahu, kita akan lebih terpukul. Negara lain barangkali yang sadar ada kesalahan perekonomian dunia, dia melakukan perbaikan, akhirnya kalau ada apa-apa lagi di masa depan dia selamat. Kita ingin menjadi negara yang selamat manakala ada krisis global lagi. Kita ingin menjadi negara yang menang dalam globalisasi untuk membangun perekonomian kita di waktu yang akan datang.
Saudara-saudara,
Saya baru saja kembali dari mengikuti pertemuan puncak yang dihadiri oleh para Presiden, Perdana Menteri, dan Kepala Pemerintahan yang lain di Singapura. Sebelumnya saya hadir pertemuan puncak G-20, G-20 Summit di Pittsburgh, Amerika Serikat. Sebelumnya di berbagai tempat. Semua pemimpin bekerja keras sekarang ini untuk menyadari akan kekeliruannya di dalam pembangunan ekonomi di era globalisasi ini dan kemudian bersama-sama ingin menyusun tatanan perekonomian yang lebih baik, termasuk sistem keuangan, sistem perdagangan, sistem investasi dan sebagainya.
Mengapa dunia sejak tahun lalu, sekarang masih  kita rasakan meskipun tanda-tanda untuk kepulihan tahun depan sudah terbayang? Tapi dunia boleh dikatakan sudah selesai krisis karena selama ini, terutama 20 tahun terakhir ini, pertumbuhan perekonomian dunia timpang, tidak balance, tidak baik, tidak tepat. Akhirnya ketika ada krisis, rontok semua. Negara-negara maju berjatuhan perekonomiannya. Indonesia yang 10 tahun yang lalu ekonomi kita hancur, kali ini kita ditolong Tuhan karena kecepatan gerak kita tahun lalu, karena berbagai reformasi yang kita lakukan setelah sadar sepuluh tahun ekonomi kita hancur maka Indonesia dinilai sebagai sebagian kecil negara yang dianggap mampu mengurangi dampak krisis. Ekonomi Amerika hancur, Eropa hancur, banyak yang rusak tetapi tiga negara tercatat tumbuh dengan baik, relatif baik maksud saya, yaitu Tiongkok, India, dan Indonesia. Ini menurut saya patut kita syukuri dan terima kasih saya kepada seluruh rakyat Indonesia. Kalau ini dapat kita lakukan karena kita bersama-sama mengatasi, kita bersama-sama selama ini melaksanakan reformasi.
Saudara-saudara,
Mengapa saya katakan timpang? Karena ada negara yang kegemarannya menjual barangnya besar-besaran. Ada negara yang kegemarannya membeli barang itu besar-besaran, tidak seimbang. Ada negara yang surplus, berlebihan keuangannya, ada negara yang banyak hutangnya. Justru negara yang maju seperti Amerika tidak seimbang antara produksi dengan konsumsi, tidak seimbang antara supply dengan demand, penawaran dan permintaan, boros dimana-mana, tidak hemat, pangan, energi. Disamping lingkungan rusak, ekonominya juga tidak sehat. Itulah yang membikin krisis terjadi lagi di dunia sejak tahun lalu, sekarang masih dirasakan pengaruhnya.
Oleh karena itu, seluruh pemimpin dunia sepakat bahwa pertumbuhan di masa depan haruslah pertumbuhan yang kuat, tidak boleh kecil, strong. Tetapi juga pertumbuhan yang inklusif, lebih adil, lebih merata, yang tumbuh jangan hanya satu, dua negara saja. Kalau dalam negeri jangan sampai yang tumbuh hanya satu, dua provinsi saja tapi semuanya mesti tumbuh dan pertumbuhan itu haruslah sustainable, berkelanjutan, jangan merusak begitu saja. Kalau rusak, sekarang tumbuh, lima tahun mendatang tumbuh, sepuluh tahun anak-cucu kita menderita. Oleh karena itulah, konsep pertumbuhan perekonomian dunia yang akan datang termasuk ekonomi kita haruslah pertumbuhan yang tetap kuat, tetapi adil dan merata atau inklusif, dan yang ketiga berkelanjutan, tidak merusak lingkungan kita.
Apa implementasinya? Apa yang harus kita lakukan bersama-sama sekarang dan ke depan? Mari, Saudara-saudara, kita perkuat ekonomi domestik, ekonomi dalam negeri. Kalau tetangga-tetangga kita, misalnya Singapura, Malaysia, Hongkong, Taiwan, Korea Selatan, yang disebut dengan Asian Tigers itu, berlomba-lomba untuk mengekspor barang-barangnya, barangkali memang penduduk di negerinya tidak banyak. Ekonomi tumbuh dengan pesat memang, tapi itu karena mengekspor barang-barangnya ke luar negeri, menjual barang-barangnya ke luar negeri antara lain, yang paling banyak ke Amerika Serikat dan Eropa. Ketika pasar Amerika dan Eropa jatuh, jatuh pula perekonomian mereka, hancur pula ekspor mereka, pertumbuhannya minus. Kita tidak minus.
Kita insya Allah tahun ini masih di atas 4%. Itu kita syukuri. Oleh karena itu, kita memiliki wilayah yang luas, jauh lebih luas dibandingkan negara-negara ASEAN yang lain. Kita memiliki penduduk yang besar, 235 juta, jauh lebih besar dibandingkan negara-negara ASEAN. Sumber daya alam kita tidak sedikit, jauh lebih banyak yang dimiliki oleh mereka. Tidak ada kamus, ekonomi Indonesia tidak bertambah kuat. Mari kita ubah cara pandang kita, jangan hanya ekspor, ekspor, ekspor, meskipun ekspor juga penting. Tapi mari bangun ekonomi domestik kita.
Sekarang barangkali belum terasa kita membangun, tapi lima tahun lagi, sepuluh tahun lagi, lima belas tahun lagi, ekonomi domestik kita akan kuat. Ada gonjang-ganjing apapun di dunia, insya Allah kita tidak akan ikut-ikutan rusak, kita bisa bertahan. Caranya, ekonomi daerah kita bangun, jangan hanya Jakarta, jangan hanya Jawa. Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua, semua harus kita bangun. Itulah gunanya desentralisasi. Itulah gunanya otonomi daerah. Itulah gunanya investasi kita dorong ke daerah supaya masing-masing tumbuh. Kalau ekonominya masing-masing tumbuh, pertaniannya, industrinya, jasanya maka tidak harus kita mengandalkan perdagangan antar negara. Kita bisa melakukan perdagangan antar daerah yang saya sebut dengan intra state trade. Perdagangan dalam negeri antar pulau, antar provinsi, antar daerah.
Dan Saudara tahu, dunia sekarang ini semangatnya keterhubungan, kesinambungan atau dalam bahasa asing disebut connectivity. Maunya antara Singapura, Jakarta, Kuala Lumpur, Taipei, Tokyo, Seoul, Beijing, itu ada keterhubungan, bisa dengan transportasi udara, transportasi laut, perdagangan, IT, dan sebagainya agar kawasan tumbuh, agar Asia Tenggara tumbuh, agar Asia Pasifik tumbuh, agar dunia tumbuh. Saya setuju, tetapi jangan sampai yang saling terhubung itu hanya satu, dua bagian dari Indonesia saja. Saya katakan, sebelum kita betul-betul menjadi keterhubungan mereka-mereka itu, mari kita pastikan keterhubungan diantara kita berjalan dengan baik dulu. Connectivity d idalam negeri kita. Jangan sampai transportasi laut, transportasi udara, transportasi darat, IT, telekomunikasi, itu justru belum tersambung di dalam negeri kita. Mari kita sambungkan, dengan demikian maka bukan hanya keterhubungan antar negara tapi juga keterhubungan secara nasional. Tolong dipahami konsep ini. Itulah konsep yang akan kita jalankan dalam strategi dan kebijakan mendatang.
Saudara-saudara,
Dengan demikian apakah kerja sama internasional tidak diperlukan lagi? Masih diperlukan. Kita tentu memerlukan perdagangan, kita menjual barang-barang kita yang lebih. Yang tidak lagi diperlukan di Indonesia kita jual dong, dengan harga yang baik. Kita membeli barang-barang yang belum bisa diproduksi, trade atau perdagangan diperlukan. Investasi, kita ingin ekonomi kita tumbuh tujuh persen tahun 2014. Kita ingin supaya kemiskinan cepat turun, supaya pengangguran cepat turun. Apa konsekuensinya? Kita perlu investasi. Satu tahun saya hitung sekitar Rp 2000 trilyun. Kemampuan dalam negeri, pemerintah-pemerintah daerah, perbankan kita, dunia usaha kita paling banter separuh. Kita masih memerlukan Rp 1000 trilyun pertahun. Darimana kalau tidak dari sahabat-sahabat kita? Bisa dari Timur Tengah, bisa dari Jepang, bisa dari Tiongkok, bisa dari mana saja yang penting menguntungkan negara kita, kerja sama yang adil. Jadi jangan sampai keliru, seolah-olah kita tidak memerlukan kerja sama internasional. Dua-duanya kita perlukan. Membangun ekonomi domestik dan kemudian kerja sama perekonomian dengan negara-negara sahabat. Itu implementasinya. Nah sekarang yang terakhir, bagaimana Maluku?
Saudara-saudara,
Kalau kita sepakat untuk tidak merugi, kita hidupkan perdagangan antar pulau, antar daerah, antar provinsi maka masing-masing daerah, masing-masing provinsi, masing-masing pulau harus punya keunggulannya masing-masing. Itulah konsep perdagangan menjadi relevan. Jangan semua memproduksi barang yang sama, siapa yang beli? Kalau Kalimantan yang diproduksi utama adalah barang-barang atau komoditas sumber daya mineral ya keunggulannya di situ. Kalau Sumatera, misalnya ini, keunggulannya komoditas pertanian, perkebunan, ya keunggulannya di situ. Nah, kalau Maluku, karena dari geografisnya lebih banyak lautannya didandingkan daratannya, nanti keunggulannya adalah industri perikanan, industri kelautan, di situ keungulannya. Saling beli akhirnya antara Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Jawa, Papua, Nusa Tenggara, dan sebagainya. Itu maknanya. Oleh karena itu, ingat Saudara-saudara, setiap kali saya terbang, apakah dari Timur ke Barat, maksud saya dari wilayah Barat melintasi Maluku ke arah Papua atau dari Papua ke arah Barat, atau saya berkunjung ke tempat-tempat di Maluku ini, selalu saya berjam-jam terbang di atas lautan.
Maknanya apa? Kalau konsep Saudara ingin bersaing dengan Kalimantan yang penuh dengan daratan, ya kalah, ya keliru. Tapi, kalau dikembangkan pemikirannya bagaimana menggali sumber-sumber kelautan, alhamdulillah ditemukan kandungan gas yang besar di Marsela, di perbatasan antara Maluku dengan Australia saya ingin segera diwujudkan agar hasilnya nanti bisa untuk menambah pembangunan di Maluku agar lebih cepat lagi. Itu contoh. Itu sumber daya lautan karena di bawah laut, ikan. Ikan kalau dibangun betul industrinya, downstreamnya, investasinya, perdagangannya, transportasinya. Ini punya masa depan yang baik. Lagi-lagi, dari sumber kelautan, pariwisata, luar biasa indahnya, bisa dikembangkan sektor kepariwisataannya lebih baik lagi di tempat ini, mutiara, dan lain-lain.
Saya kira, berpikirlah untuk mengembangkan, terutama keunggulan Maluku ini, yaitu sumber daya kelautan apakah tambangnya, apakah ikannya, apakah pariwisatanya atau modal transportasinya, transportasi laut, udara atau infrastruktur yang berkaitan dengan itu. Itu yang harus dibangun ke depan.
Itu semua bisa dibangun kalau ada modal, betul? Kalau ada sumber keuangan, kalau ada anggaran, kalau ada investasi. Oleh karena itu, tolong dalam menjalin kerja sama dengan pihak di dalam negeri ataupun mitra-mitra kita di luar negeri, ajak, di masa depan, untuk mengembangkan apa keungulan yang ada di Maluku ini. Universitas Pattimura mestilah menjadi center of excellence di bidang kelautan dan perikanan. Harus begitu konsepnya. Dengan demikian lulusan Pattimura, dia yang paling punya visi, punya wawasan, punya keterampilan, mengerti betul tentang pengembangan kelautan dan perikanan, misalnya, disamping yang lain-lain. Jadi memerlukan totalitas dari potensi yang ada di Maluku ini dengan visi yang jelas, dengan sasaran yang jelas, dengan strategi yang jelas, dengan kepemimpinan yang jelas, yang baik, dengan manajemen yang baik dan dukungan seluruh rakyat. Hanya dengan cara itu, insya Allah dengan ridho Tuhan, Maluku akan berubah di masa depan menjadi Maluku yang lebih maju dan lebih sejahtera.
Saudara-saudara,
Selebihnya, yang lebih tahu Saudara, pulau demi pulau, apa saja. Saudara, bukan saya. Saya hanya melihat dari sisi makro, dari aspek policy, dari aspek visi, dari aspek strategi, selebihnya Saudara. Tugas saya membantu, mendorong, memfasilitasi, saya sampaikan kepada Pak Gubernur, waktu bertemu dengan saya beberapa saat di kantor saya. Saya akan bantu nanti untuk menemukan investor yang pas, yang berminat, dengan demikian makin tumbuh. Kalau sudah investasi datang, permudah setiap urusan, jangan dipersulit. Supaya berkembang semuanya dengan transparansi, akuntabilitas, semuanya untuk rakyat, semuanya untuk Maluku yang sama-sama kita cintai.
Itulah Saudara-saudara yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang baik ini. Dan akhirnya, dengan ajakan saya seperti tadi, dengan pesan dan harapan kepada Saudara-saudara utamanya Saudara Gubernur, para Bupati, Walikota, dan semua pihak, akhirnya berkaitan dengan hajat kita hari ini maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, seraya mengucapkan bismillaahirrahmaanirrahiim, proyek-poyek pembangunan di Provinsi Maluku dengan resmi saya nyatakan mulai dioperasikan. Sekian.
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
                               Â
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI