Sambutan Presiden RI pada Peresmian Proyek-Proyek Pertamina, Jakarta, 6 Desember 2012

 
bagikan berita ke :

Kamis, 06 Desember 2012
Di baca 996 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA

PERESMIAN PROYEK-PROYEK PERTAMINA

DI KRI MAKASAR 590, JAKARTA

TANGGAL 6 DESEMBER 2012

 

 

 
 

Bismillaahirrahmaanirraahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Para Tamu dan Undangan yang saya hormati,

Saudari Direktur Utama Pertamina beserta jajaran Direksi dan Komisariat yang saya cintai,

 

Alhamdulillaah, hari ini kita dapat kembali menyatukan semangat, tekad, dan langkah kita untuk terus memajukan sektor energi, sebagai bagian dan upaya kita untuk terus meningkatkan pembangunan ekonomi, demi kesejahteraan rakyat yang sama-sama kita cintai. Lebih khusus, hari ini kita akan meninjau fasilitas penting yang telah dibangun dan dihadirkan oleh Pertamina, yaitu clothing storage and gratification unit, dan sekaligus akan saya resmikan proyek-proyek energi yang telah dibangun oleh Pertamina. Oleh karena itu, atas nama negara dan pemerintah, serta selaku pribadi, saya mengucapkan terima kasih dan selamat kepada jajaran Pertamina atas kinerja, kerja keras, dan kontribusinya dalam pembangunan sektor energi.

 

Saudara-saudara,

 

Beberapa saat yang lalu saya telah memberikan arahan dan instruksi kepada jajaran BUMN di Jogjakarta. Waktu itu, saya senang melihat semangat dan tekad jajaran BUMN, untuk melakukan investasi dalam skala yang besar untuk menyukseskan orientasi MP3EI. Bahkan dihadapan para pimpinan BUMN waktu itu, saya challenge, saya tantang dalam arti saya minta mereka semua untuk betul-betul menjadi tuan rumah di negerinya sendiri, dengan cara melakukan investasi di seluruh Tanah Air. Saya senang, dari apa yang saya sampaikan waktu itu di Jogjakarta, maka telah banyak yang dilakukan oleh jajaran BUMN, antara lain yang hari ini akan kita resmikan, yaitu proyek-proyek energi Pertamina dan juga yang akan dilakukan oleh Pertamina dan jajaran BUMN lain ke depan.

 

Saya sering mengatakan, sebagaimana yang juga saya katakan waktu saya meresmikan sejumlah proyek MP3EI di Balikapapan, Kalimantan Timur, bahwa tahun 2012 sampai tahun 2014, dan ke depannya lagi, itu adalah tahun-tahun pelaksanaan pembangunan, termasuk pembangunan ekonomi, termasuk pembangunan sektor energi, dan tentu kita gembira, groundbreaking, demi groundbreaking, telah terus dilaksanakan dari waktu ke waktu. Saya punya catatan, bahwa 41 proyek telah dimulai pada tahun 2012 ini dengan nilai Rp.149 trilyun. Sementara itu investasi di luar Jawa juga meningkat tajam. Contoh, angka pada kwartal ketiga tahun 2012 ini telah mencapai 38 triliyun, atau meningkat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 60%.

 

Ini membuktikan, Saudara-saudara, bahwa MP3EI sebuah masterplan yang kita susun bersama-sama, bersama-sama karena kita melibatkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah, pimpinan dunia usaha, baik milik negara maupun swasta, para ekonom, dan semua yang perlu kita libatkan untuk menyusun masterplan, dan cetak biru pembangunan ekonomi kita hingga tahun 2025 mendatang. Dan sekaligus MP3EI ini tentu bukanlah macan kertas, sebagaimana yang sering dilontarkan oleh kaum skeptis, kaum sinis, dan kaum pesimis. Ini penting. Bangsa ini tidak akan maju, manakala kita lebih senang bersikap skeptis, sinis, dan pesimis. Bangsa ini akan maju, manakala kita semua memiliki sikap optimisme berpikir positif, dan kemudian semua menjadi bagian dari solusi. Semua bersedia bekerja keras untuk mewujudkan apa yang kita cita-citakan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Saatnya sekarang ini kita bertindak lebih banyak dan lebih cepat lagi. Mengapa? Kita sudah tahu masalah dan tantangan yang kita hadapi, sudah tahu. Kita sudah menemukan solusinya, kita juga sudah menetapkan kebijakan, strategi, dan rencana-rencana. Tinggalah semuanya itu kita laksanakan dengan sebaik-baiknya.

 

Saudara-saudara,

 

Kita pernah mendengar ada empat tipe atau golongan manusia, yang pertama adalah mereka yang tidak tahu apa masalah yang dihadapi. Masalahnya ada, tapi gagal untuk menemukan mengapa masalah itu ada, mengapa masalah itu terjadi. Hampir pasti tidak bisa menemukan solusinya. Itu golongan pertama. Golongan kedua adalah mereka yang tahu sebetulnya ada masalah, tetapi tidak tahu solusinya seperti apa, meningkat sedikit. Golongan ketiga, tahu masalahnya, dan bisa menemukan solusinya, tetapi belum bisa melaksanakan. Golongan berikutnya lagi, tahu masalah, tahu solusinya, bisa melaksanakan dan kemudian berhasil. Saya kira, kita yang ada di ruangan ini ingin menjadi golongan yang tahu masalah, tahu solusi, menjalankannya, dan insya Allah berhasil. Kira-kira itu.

 

Di sektor energi, karena hari ini kita berbicara energi. Kita juga sudah sama-sama tahu masalah dan tantangan yang kita hadapi, tiada lain kebutuhan energi meningkat tajam, pricing demand, baik minyak, gas, maupun panas bumi. Solusinya adalah menambah produksi, diversifikasi, efisiensi, dan konversi. Tadi sudah dijelaskan secara gamblang, baik oleh Menteri Perekonomian, maupun oleh Direktur Utama Pertamina. Lantas kebijakan dan rencana untuk itu kita juga sudah tetapkan, dan bahkan sudah kita laksanakan sebelumnya. Lagi-lagi, Pak Hatta dan Ibu Karen sudah menyampaikan kepada kita semua. Oleh karena itu, di bidang ini marilah benar-benar kita laksanakan dengan sebaik-baiknya program aksi kita ini, agar tahun-tahun mendatang sejalan dengan pricing demands on energy, bangsa ini, negara kita, bisa memenuhi semua kebutuhan dan tuntutan itu.

 

Saudara-saudara,

 

Proyek-proyek yang kita resmikan hari ini, ataupun yang akan..., ataupun apa yang dilakukan Pertamina selama ini, Bu Karen dan jajaran kepemimpinan Pertamina adalah langkah nyata untuk mencapai sasaran-sasaran tadi. Jadi bukan hanya talk only, tapi Pertamina juga take actions. Dan ini perlu saya berikan, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi.

 

Adalah penting untuk selalu memahami, mengapa sektor energi ini sektor yang penting, bukan hanya penduduk dunia yang telah mencapai jumlah 7 miliar, akan bertambah terus, dan pada tahun 2045 akan meningkat menjadi 9 miliar. Telah dihitung oleh lembaga-lembaga yang kredibel, bahwa menuju tahun 2045 diperlukan tambahan energi dan tambahan pangan sebesar 60 sampai 70%. Itu kebutuhan global, itu tantangan secara global.

 

Di negeri kita sendiri, di Indonesia, barangkali kurang disadari bahwa sebenarnya ada revolusi peningkatan kebutuhan akan energi. Utamanya bahan bakar minyak dan listrik, tentu kita akan mendiversifikasikannya sehingga bisa dipenuhi dengan mengintroduksi lebih luas lagi penggunaan bahan bakar gas. Mengapa meningkat tajam seperti ini? Mengapa ada revolution of the ricing demands? Karena, ya industri kita tumbuh berkembang, transportasi meningkat dengan tajam, rumah tangga juga demikian, juga dunia komersial, yang semuanya memerlukan energi yang lebih besar.

 

Tuntutan energi 10 tahun yang lalu tidak seperti ini, 20 tahun yang lalu apa lagi, sehingga kalau sekarang tantangannya lebih besar, persoalannya lebih komplek, ya memang, terjadi lonjakan kebutuhan yang luar biasa. Itu semua terjadi karena ekonomi kita  tumbuh tinggi. Berkali-kali saya katakan bahwa cost atau harga dari peningkatan atau pertumbuhan ekonomi kita yang lebih dari 6%, pertumbuhan nomor 2 tertinggi di antara negara-negara G20 setelah Tiongkok, itu memang membawa konsekuensi yang juga tidak kecil. Ekonomi tumbuh tinggi, kelas konsumen atau consumen class juga meningkat secara tajam, mereka mengkonsumsi lebih banyak barang dan jasa, termasuk energi dan pangan.

 

Kembali kepada sektor energi, meskipun secara alamiah produksi minyak bumi kita menurun, tapi tadi dijelaskan oleh kedua pejabat kita dengan teknologi dan pencarian sumber-sumber baru, melakukan eksplorasi dan produksi yang baru, insya Allah, lifting minyak akan tetap terjaga. Meskipun kita tahu, energy  mix, bauran energi menuju tahun 2020, bahkan setelah itu, kita bersepakat untuk mengurangi komponen minyak, atau komponen BBM dalam pemenuhan kebutuhan energi di negeri kita.

 

Sementara itu, karena minyak bumi menurun, kita punya peluang besar untuk meningkatkan produksi gas bumi, dan juga panas bumi, atau geothermal. Dan, bukan hanya itu, bukan hanya sisi hulu, sisi productions, tetapi kita ingat melihat geografi Tanah Air kita, luasnya negeri kita, dan sekian banyak pulau yang disatukan atau dihubungkan oleh lautan, maka sisi distribusi energi itu juga penting. Oleh karena itu, untuk menjaga keamanan supply BBM dalam negeri, dan untuk membikin distribusi energi itu lebih efisien di seluruh Tanah Air, maka kita menyadari, kita mengetahui diperlukan pembangunan dan peningkatan kapasitas kilang minyak kita, penambahan armada kapal angkut untuk mengangkut Bahan Bakar Minyak ataupun Bahan Bakar Gas itu. Dan yang dilakukan Pertamina sekarang ini, yang dilakukan oleh jajaran pemerintah sekarang ini untuk mencapai sasaran-sasaran itu.

 

Dan, benar yang disampaikan Menko Perekonomian tadi, bahwa kalau kita melihat ke depan, 5, 10, 15, 20 tahun mendatang, negeri ini memerlukan investasi, termasuk investasi di bidang energi. Saya undang oleh karena itu Pertamina, dan juga perusahaan migas dalam negeri yang lain untuk pertama-tama melakukan investasi. Itu dulu. Namun, karena kenyataannya dan setelah kita kalkulasi dengan hanya melibatkan Pertamina, dan perusahaan-perusahaan energi dalam negeri, tetap belum bisa menutup semua keperluan untuk meningkatkan produksi minyak dan gas kita, maka kita membangun kerja sama dengan investor dari negara-negara sahabat. Dan ini terjadi di negara mana pun juga, yang penting kita sepakat bahwa era ini ke depan, kontrak-kontrak perjanjian baik antara kita dengan perusahaan dalam negeri maupun kita dengan perusahaan internasional itu adil, benar, dan membawa manfaat sebesar-besarnya bagi negara dan rakyat kita.

 

Saya minta ini dipahami benar, saya mengundang terlebih dahulu national flag company, untuk melakukan investasinya, dan manakala karena kalkulasi kita, kebutuhan teknologi kita, serta sumber-sumber finansial, kita harus menjalin kerja sama, maka kerja sama itu tentu kita laksanakan dengan tujuan dan sasaran yang baik,

 

Saudara-saudara,

 

Untuk memastikan bahwa investasi serta pembangunan, utamanya di sektor energi ini bisa berhasil dengan baik, dalam arti benar-benar bisa kita tingkatkan produksi minyak, gas, dan panas bumi kita. Serta di masa depan juga bisa kita pastikan supply dan distribusi energi itu berjalan dengan baik, maka diperlukan sinergi dan kerja keras bersama. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus mengambil tanggung jawab yang penuh, dan harus memiliki kinerja baik, dengan semangat untuk yang benar-benar untuk menghidupkan investasi dan dunia usaha di negeri kita. Demikian juga perusahaan energi, baik BUMN maupun swasta, utamanya Pertamina, juga harus melakukan langkah-langkah yang betul-betul bisa mengubah keadaan, dalam arti mencapai sasaran-sasaran yang telah kita tentukan.

 

Iklim investasi makin ke depan harus makin baik. Kita telah bekerja keras, bekerja habis-habisan untuk membangun dan menciptakan iklim investasi yang baik. Saya puas sebagian sudah berubah, tapi saya belum puas sebagian belum berubah. Kalau kita tidak memiliki kesadaran di seluruh Indonesia ini untuk menciptakan iklim investasi yang baik, tentu makin panjang upaya bangsa ini untuk membangun masyarakat yang makin sejahtera, adil, dan tentunya membawa kemakmuran bagi semua.

 

Kemarin, pada saat acara Rakernas Real Estate Indonesia (REI), saya menyampaikan, bahwa sudah saatnya kita semua bekerja keras dan menghilangkan hambatan ataupun gangguan dalam proses investasi, termasuk proses perijinan, investasi di pusat maupun di daerah. Saya sudah menginstruksikan, dan sekarang sedang dipersiapkan satu monitoring system. Kita akan tahu nanti ketika proses itu berjalan: Dimana macetnya? Dimana simpul yang tidak bergerak? Kalau di pemerintah pusat: Kementerian apa? Direktorat Jenderal apa? Siapa? Kalau di daerah: Apakah di tingkat provinsi, berarti Gubernur dengan jajarannya? Apakah di tingkat kabupaten/kota, berarti bupati dan walikotanya? Rakyat harus tahu, bahwa banyak yang bekerja keras dan ingin membikin baik negeri ini, tapi masih ada oknum-oknum yang menghambat di sana-sini, mempersulit, menghambat, dan mengganggu. Tentu untuk kepentingannya sendiri. Kita ingin hentikan praktik-praktik seperti ini, dan saya minta dukungan rakyat, dukungan semua pihak untuk betul-betul membangun iklim investasi yang makin baik demi kita sendiri, demi rakyat kita.

 

Saudara-saudara,

 

Dengan penjelasan itu, maka saya ingin menyampaikan harapan dan arahan khusus saya kepada Pertamina. Pertama-tama, terima kasih sekali lagi, dan terimalah penghargaan saya atas apa yang telah dilaksanakan Pertamina selama ini. Saya mencatat sejumlah prestasi Pertamina pada tahun-tahun terakhir ini. Pertama, kontribusi Pertamina dalam penerimaan negara makin besar. Dari sisi pajak saja mencapai hampir 40 trilyun. Dua, sebagaimana saya sampaikan tadi di Jogjakarta, waktu kita bertemu dengan para pimpinan BUMN, saya harapkan masing-masing meningkatkan capital expenditure-nya atau capex. Pertamina telah meningkatkan capex itu dari Rp. 37 trilyun pada tahun 2011, kini menjadi Rp. 52 trilyun pada tahun 2012, jumlah yang patut kita berikan apresiasi. Tiga, catatan saya, eksplorasi dan produksi Pertamina makin meningkat dan makin beragam, tadi Bu Karen menjelaskan, one by one. Tentu Saudara-saudara, itu baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan baru dan juga penciptaan-penciptaan lapangan usaha baru. Dampak positifnya riil. Itu yang ketiga. Yang keempat, saya juga memantau CSR Pertamina nyata-nyata dilaksanakan termasuk program 100 juta tabungan pohon. Ini saya kira komitmen Pertamina untuk menciptakan lingkungan yang baik di negeri tercinta ini. Dan yang kelima, saya juga memantau, Ibu Karen, dan Saudara-saudara, Pertamina terus dengan gigih menyukseskan transformasi dan reformasinya menjadi perusahaan energi berkelas dunia, world class energy, energy company. Teruskanlah upaya dan kerja keras itu, dan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Pertamina pada tanggal 10 Desember 2012 mendatang, ulang tahun yang ke-55, sampaikan ucapan selamat saya kepada keluarga besar Pertamina beserta para karyawan dan keluarganya.

 

Saudara-saudara,

 

Itulah yang dapat saya sampaikan, dan akhirnya dengan terlebih dahulu memohon rida Allah SWT, dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirraahiim, Proyek-proyek Energi Pertamina yang telah dibangun, mulai dari Aceh, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, dan DKI Jakarta, dengan resmi, saya nyatakan penggunaannya.

 

Terima kasih.

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

AsistenDeputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

KementerianSekretariat Negara RI