Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, washolatu wassalamu ‘ala asrofil ambiya’i wal mursalin, sayyidina wa habibina wa syafi’ina wa maulana Muhammadin, wa ‘ala alihi wasohbihi ajma’in. Amma ba’du.
Yang saya hormati, Yang Mulia para Ulama, para Kiai, Ibu Nyai, para Habaib, para cendekiawan muslim, dan para sesepuh;
Yang saya hormati, para tokoh agama dan tokoh masyarakat, kaum muslimin di seluruh Tanah Air;
Saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air yang saya cintai.
Banyak hal yang berubah di masa pandemi Covid-19 ini. Bulan yang lalu, kita merayakan Hari Raya Iduladha dengan cara yang tidak biasa. Sebagian besar dari kita menjalani malam takbir dan salat id di rumah. Masyarakat pun tidak lagi melakukan takbir keliling seperti biasanya. Itu semua karena kita mematuhi protokol kesehatan demi mengatasi pandemi.
Ancaman Covid-19, utamanya varian Delta telah memaksa kita untuk berubah dan melakukan penyesuaian dalam berbagai kegiatan termasuk aktivitas keagamaan. Itu adalah ikhtiar kebaikan. Itu salah satu contoh dari hijrah yang diamanahkan oleh Nabi Muhammad saw.. Kesadaran untuk menjadi lebih baik. Kesadaran untuk rela berkorban demi hal-hal yang lebih besar. Kesadaran untuk membangun budaya hidup baru yang lebih bermanfaat dan produktif.
Masa pandemi ini juga memberikan pelajaran berharga untuk kita renungkan. Dulu perjuangan Rasulullah saw. berhijrah dari Makkah ke Madinah telah membuat Islam berkembang pesat, menyebar luas, dan menjadi kekuatan yang disegani di jazirah Arab. Dibutuhkan pengorbanan untuk meninggalkan hal-hal yang menghambat kemajuan. Diperlukan kebersamaan, diperlukan keberanian, dan solidaritas untuk mengatasi ancaman.
Perbedaan latar belakang sosial dan budaya justru menjadi kekuatan. persaudaraan kaum Muhajirin dan Ansar dalam menyukseskan perjuangan dakwah Nabi (Muhammad saw.) merupakan uswah, merupakan contoh. Kepatuhan umat Islam memakai masker, menjaga jarak, dan membatasi mobilitas mencerminkan semangat hijrah dalam perilaku keseharian kita. Semua itu untuk menghindari terinfeksi virus Covid-19, demi keselamatan dan kesehatan bersama, serta membangun pola hidup yang lebih sehat dan meninggalkan kebiasaan yang merugikan kesehatan.
Para Ulama dan Bapak/Ibu yang saya muliakan,
Pada kesempatan ini, saya mengajak kepada semua umat Islam untuk terus meneguhkan ukhuwah islamiah, ukhuwah wathaniah, dan ukhuwah basyariah. Mari terus kita kembangkan budaya moderasi beragama, toleransi, inklusivitas, dan ta’awun. Sebarkan nilai-nilai Islam rahmatan lil ‘alamin. Teladani akhlak Nabi (Muhammad saw.) dengan mengajarkan kebersamaan dan toleransi serta menghindari syiar kebencian.
Kita memasuki tahun baru, hijrah ke 1443 (hijriah) ini, bertepatan dengan bulan kemerdekaan Republik Indonesia. Proklamasi 17 Agustus, 76 tahun yang lalu, merupakan wujud hijrah kita melepaskan diri dari kolonialisme untuk menjadi bangsa yang merdeka dan berdaulat. Momentum ini harus kita manfaatkan untuk melipatgandakan ikhtiar lahiriah dan batiniah dalam melawan pandemi (Covid-19).
Saya menyampaikan apresiasi, penghargaan, dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para masayikh, para ulama, para kiai, dan para habaib. Juga kepada para pimpinan umat agama lain yang selalu membantu dan bekerja sama dengan pemerintah. Tidak henti-hentinya memanjatkan doa dan melakukan ikhtiar batin untuk keselamatan bangsa dan negara.
Mari kita masuki tahun baru dengan penuh harapan, dengan doa dan keyakinan. Semoga Allah Swt., senantiasa memberkahi dan melindungi bangsa Indonesia. Segera dibebaskan dari wabah dan mara bahaya, aamiin aamiin yaa rabbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.