Â
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SIDANG KABINET PARIPURNA
PADA TANGGAL 4 DESEMBER 2009
DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,Â
Saudara Wakil Presiden dan para peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,
Dengan terlebih dahulu memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, kita mulai sidang kita hari ini dengan dua agenda utama, yaitu penjelasan Saudara Ketua Unit Kerja Presiden Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan tentang langkah-langkah terpadu untuk pemberantasan mafia di bidang hukum, sebagaimana yang telah saya sampaikan beberapa saat yang lalu.
Saya ingin pada tanggal 9 Desember, beberapa hari mendatang, langkah terpadu itu sudah kita mulai dan dalam waktu 2 tahun, saya berharap Tim Terpadu bisa bekerja secara penuh untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah kita tetapkan.
Yang kedua, saya juga ingin mendengarkan laporan dari menteri terkait tentang posisi Indonesia untuk menghadapi Konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa di Kopenhagen, Denmark yang berkaitan dengan perubahan iklim. Sebagaimana yang telah saya sampaikan, kita harus menjadi bagian dari upaya global untuk mengatasi perubahan iklim maupun pemanasan global. Dan action plan kita harus realistic, tepat dan menjadi bagian dari kerja sama kita dengan negara-negara sahabat. Namun sebelum itu, saya ingin menyampaikan beberapa pengantar dalam sidang kita hari ini.
Kemarin saya menghadiri rapat kerja nasional Asosiasi Pemerintahan Provinsi se-Indonesia, bersama beberapa menteri yang dilaksanakan di Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Dalam waktu satu hari, satu malam, saya menggunakan waktu sekitar 6 jam penuh untuk bersama-sama para Gubernur seluruh Indonesia, membahas langkah-langkah sinergis antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah di dalam menyukseskan program 100 hari dan tentunya program kita 5 tahun mendatang. Sebagaimana Saudara ketahui, dengan sistem desentralisasi dan otonomi daerah yang telah berlaku di negeri kita ini, maka paduan antara pembangunan yang bersifat sektoral yang dikelola oleh para menteri dan pembangunan regional yang dipimpin oleh para Gubernur, dibantu oleh para bupati dan walikota sangat penting. Saya mengatakan di Palangka Raya berbeda dengan era sebelumnya, di mana belum diberlakukan otonomi daerah maka pusat itu berkontribusi 60 % dari keberhasilan pembangunan. Sedangkan daerah, sekitar 40 % saja. Tetapi dengan desentralisasi pemerintahan dan otonomi daerah yang berlaku dewasa ini, maka 60% keberhasilan pembangunan berada di daerah. Oleh karena itu, diperlukan koordinasi, sinkronisasi, dan sinergi, dalam pembangunan kita. Wewenang yang begitu luas yang kita berikan kepada Pemerintah Daerah, disertai dengan pemberian sumber daya, termasuk desentralisasi fiskal, tentunya menjadi sangat penting agar semua program, sasaran dalam pembangunan daerah dapat diwujudkan.
Saya telah menerima berbagai masukan dari para gubernur yang sangat baik dan positif, dan saya sudah sampaikan pada menteri koordinator terkait untuk segera disampaikan kepada menteri yang lain agar bisa ditindaklanjuti. Saya juga mengundang kembali para gubernur, nanti, bulan depan untuk bersama-sama Saudara kita bahas satu persatu, utamanya program prioritas 100 hari kita, maupun program yang lain untuk 5 tahun mendatang.
Mengemuka dalam pembahasan kemarin di Palangka Raya, misalnya, soal listrik, soal tata ruang, soal perubahan iklim yang dikaitkan dengan tata ruang, demikian juga prioritas yang lain seperti pangan, energi, dan sebagainya. Oleh karena itu, saya berharap dengan selesainya rakernas APPSI kemarin, hasil yang telah dicapai oleh mereka menjadi feedback bagi kita sekaligus rekomendasi para Gubernur agar sinergi pembangunan dapat kita laksanakan lebih baik lagi di masa mendatang.
Saudara-saudara,
Saya juga menyampaikan kepada para Gubernur, sebagaimana yang saya sampaikan kepada Saudara semua, agar program 100 hari kita betul-betul disukseskan. Saya tahu bahwa Saudara terus bekerja. Demikian juga sasaran-sasaran yang telah kita tetapkan, Saudara berusaha untuk mencapainya. Saya berharap apa yang Saudara lakukan itu juga bisa dikomunikasikan ke publik melalui media massa. Saya melalukan berbagai pertemuan dengan para pimpinan dan pengelola media massa, insan pers. Pada prinsipnya mereka semua juga siap untuk ikut menyampaikan kepada publik agenda-agenda utama, prioritas-prioritas, maupun masalah-masalah penting yang perlu diketahui oleh publik. Oleh karena itu, saya berharap kita bisa proaktif dan dalam pembicaraan saya dengan berbagai pimpinan dan manajemen media massa kemarin, meskipun barangkali hari-hari kemarin pemberitaan lebih banyak menyangkut kasus Saudara Candra Hamzah dan Saudara Bibit Samad Riyanto. Sekarang barangkali banyak didominasi oleh pemberitaan tentang Bank Century tapi beliau-beliau mengatakan selalu ada tempat untuk kita bisa menjelaskan ke publik karena rakyat juga ingin tahu apa yang dilakukan oleh pemerintahnya, apa yang menjadi sasaran, apa yang menjadi prioritas, dan itu bagus dalam rangka keterbukaan kita sebagai bagian dari nilai-nilai demokrasi atau good governance yang kita kembangkan sekarang ini.
Saudara mengetahui bahwa benar situasi politik relatif menghangat akhir-akhir ini dan barangkali untuk satu, dua, tiga, empat, lima minggu ke depan masih akan begitu, dan saya katakan dalam kehidupan demokrasi tidak sangat luar biasa. Ini ekspresi dari kebebasan, bagian dari demokrasi itu sendiri, sepanjang semua itu tidak sampai kepada tergoncangnya stabilitas di negeri ini, yang akhirnya apa yang harus dilakukan oleh pemerintah tidak bisa dilakukan dan yang menjadi korban adalah rakyat kita. Tetapi kalau tidak menyentuh pada situasi seperti itu, marilah kita hormati dinamika politik sebagai bagian dari demokrasi kita. Tentu saja, Saudara juga memantau bahwa saya berharap agar dalam demokrasi ini tetap di satu sisi ada kebebasan, namun di sisi lain ada rules, ada etika yang sama-sama kita junjung tinggi. Dengan demikian, demokrasi kita akan menjadi lebih sehat, lebih bermartabat, dan membawa manfaat bagi rakyat.
Sembilan Desember itu hari Anti Korupsi. Sejak tahun 2004, hari ini selalu kita gunakan untuk meningkatkan semangat kita, kinerja kita, upaya gigih kita untuk memberantas korupsi di negeri ini. Dan banyak langkah yang sudah kita lakukan selama lima tahun yang lalu dan terus akan kita lakukan lima tahun mendatang, bukan hanya dengan retorika tetapi dengan langkah nyata. Indeks Pemberantasan Korupsi kita semakin hari semakin membaik meskipun kita sendiri belum puas dan harus terus kita pacu agar lebih baik lagi hasilnya. Ini menunjukkan bahwa arah pemberantasan korupsi sudah benar. Oleh karena itulah, ini misi besar yang harus kita sukseskan.
Saya juga mendapatkan informasi bahwa pada tanggal 9 Desember akan ada gerakan-gerakan sosial. Sebagian ingin betul memperingati hari Anti Korupsi Sedunia itu. Bagus, sebagaimana yang saya sendiri dan sebagian besar dari Saudara juga melakukan selama lima tahun berturut-turut ini, satu kepedulian, satu komitmen bahwa kita harus menyukseskan langkah pemberantasan korupsi ini. Informasi yang saya dapat, tetapi juga ada yang motifnya bukan itu tapi motif politik yang sesungguhnya tidak senantiasa selalu terkait dengan langkah pemberantasan korupsi. Mungkin saja akan muncul tokoh-tokoh nanti 9 Desember yang selama lima tahun yang lalu tidak pernah saya lihat kegigihannya di dalam memberantas korupsi, mungkin akan tampil, selamat datang kalau memang ingin betul memberantas korupsi di negeri ini bersama-sama. Dengan demikian akan membawa manfaat bagi rakyat kita.
Hiruk-pikuk Bank Century, saya juga melihat ada yang benar-benar ingin tahu, ingin mendapatkan jawaban ada apa dengan Bank Century, dan itu bagus, itu hak rakyat, harus kita hormati dan akan kita berikan jawaban sebagaimana yang saya katakan dalam sambutan-sambutan saya sebelumnya. Tetapi juga, saya mengetahui ada yang tidak selalu berkaitan dengan rasa ingin tahu masyarakat tentang Bank Century itu sendiri, tetapi ada motivasi politik yang lain, yang di satu sisi kalau itu memang menjadi bagian dari demokrasi, fine, baik-baik saja sepanjang tentunya menghormati rules, etika dan tata krama yang mestinya kita junjung bersama-sama. Saya harus menyampaikan seperti itu supaya Saudara tidak surprised nanti. Tetapi pesan saya apa pun yang akan terjadi di Jakarta utamanya, jangan mengganggu sama sekali konsentrasi dan kegigihan kita untuk melaksanakan tugas pokok kita, menjalankan tugas-tugas kita bersama, suksesnya pembangunan dan tentunya dapat ditingkatkannya kesejahteraan rakyat kita.
Saya kira itu pengantar saya, Saudara-saudara.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI