SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
SIDANG KABINET PARIPURNA
DI ISTANA BOGOR, JAWA BARAT
TANGGAL 23 DESEMBER 2011
Â
Â
Â
Assalaamu'alaikum Warahmatullaahi Wabarakaatuh,
Bismillahirrahmaanirraahiim,
Alhamdulillahirabbil'alamin,
Â
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Saudara Wakil Presiden, Saudara-saudara, kita berada di penghujung tahun 2011 dan sebentar lagi kita akan memasuki tahun 2012, tahun kerja, tahun anggaran 2012. Sebagaimana yang sering kita lakukan, di penghujung tahun kita melakukan semacam evaluasi. Pernah kita laksanakan di Bogor ini, pernah kita laksanakan di Cipanas maupun di Istana Negara.
Â
Sebagaimana yang kita lakukan di waktu yang lalu, retreat seperti ini, tentu dengan suasana yang lebih baik, kita akan melakukan evaluasi secara jernih, objektif, kemudian bersama-sama pula kita bisa melakukan koreksi untuk kinerja yang lebih baik dan untuk pengingkatan prestasi kita di tahun mendatang.
Â
Dalam kaitan itu, ada beberapa hal yang patut kita bicarakan dengan baik pada forum hari ini, nanti, tentu setelah pengantar saya ini, agar kita bisa bertukar-pikiran menyatukan tekad dan langkah kita untuk, sekali lagi, meraih prestasi yang lebih baik.
Â
Yang pertama, nanti kita awali dari evaluasi bersama tahun 2011, utamanya pekerjaan yang belum tuntas diselesaikan. Saya mencatat, Wakil Presiden juga mencatat, Saudara pun juga mencatat, ada sejumlah isu yang belum kita selesaikan secara tuntas. Boleh jadi, belum selesai dan belum tuntasnya itu karena masalahnya memang kompleks, kemudian, diperlukan waktu yang lebih lama untuk menyelesaikannya, bisa begitu. Tetapi juga, sebagian saya nilai, cara-cara yang ditempuh untuk menyelesaikan persoalan itu kurang efektif, sehingga tidak selesai, tidak tuntas.
Terhadap hal-hal seperti itu, tentu harus kita jadikan prioritas di tahun depan. Saya melihat isu itu ada di bidang politik, hukum, dan keamanan, ada di bidang perekonomian, dan juga ada di bidang kesejahteraan rakyat.
Â
Saya juga menilai, kalau saya memberikan penilaian atau koreksi, berlaku untuk kita sendiri, kita semua. Ada sejumlah isu yang, menurut saya, putus-putus di dalam menyelesaikannya, akhirnya tidak konklusif, akhirnya belum tuntas. Kita harus menyadari bahwa di samping banyak sekali capaian dan keberhasilan, ada sejumlah pekerjaan rumah kita yang seperti itu. Dengan semangat yang baik, mari kita perbaiki bersama-sama. Apa yang saya maksudkan akan saya jelaskan nanti.
Â
Yang kedua, setelah kita mengevaluasi dengan jujur, dengan objektif, dan dengan sungguh-sungguh, maka kita akan melihat langsung, insya Allah, nanti kita bahas setelah shalat Jum'at, yaitu, prioritas tahun depan. Kalau namanya prioritas, ya, tidak semua, meskipun tidak berarti yang tidak diprioritaskan tidak penting. Tetapi, dari RKP 2012 dan APBN 2012, memang ada prioritas, baik di bidang politik, hukum, dan keamanan, di bidang perekonomian, maupun di bidang kesejahteraan rakyat. Kita akan pastikan bahwa itu menjadi prioritas kita, seraya kita juga melihat atau mempertimbangkan dinamika dan perkembangan situasi, baik global, regional, maupun nasional, kita harus sungguh-sungguh capai apa yang menjadi sasaran dari prioritas-prioritas itu.
Â
Beberapa saat yang lalu, ada satu pertemuan, kebetulan Ketua Komite Ekonomi Nasional hadir, kemudian, dari pertemuan itu saya ketahui, juga masukan, feed back, dari Saudara yang lain, juga apa yang saya ikuti penilaian dari lembaga internasional, termasuk komunitas dalam negeri sendiri, yaitu, apa yang menghambat pembangunan ekonomi di negeri ini. Meskipun, patut kita syukuri, ketika dunia mengalami krisis dan ketidakpastian perekonomian seperti ini, ekonomi kita tumbuh baik, tubuh tinggi, lantas, Saudara juga tahu, credit rating kita juga kembali seperti sebelum krisis. Jadi, setelah 14 tahun tidak kita dapatkan, status investment grade itu, kembali kita dapatkan, itu fakta dan itu real.
Â
Namun, meskipun kita bersyukur dan bergembira ada capaian kita yang penting seperti itu, ternyata ada tiga masalah yang menghambat. Kalau saya katakan ada tiga masalah yang menghambat, tolong dibaca. Ketiga hambatan itu kita hilangkan atau kita perkecil, tentu, prestasi dan capaian ekonomi kita akan berkembang lebih maju lagi.
Â
Tiga itu apa? Kalau dahulu, yang menjadi hambatan adalah situasi keamanan, dahulu begitu. Terutama awal krisis dahulu ataupun tahun-tahun setelah krisis. Tetapi, sekarang ternyata birokrasi yang dianggap menjadi penghalang. Yang kedua, infrastrukstur.
Â
Dan yang ketiga, korupsi. Birokrasi ini ya pusat, ya daerah. Mari kita cam-kan dengan baik. Dan saya ingin dalam retreat ini, hari ini, kita bukan hanya bertekad dan berkomitmen, betul-betul mengubah segalanya secara fundamental.
Â
Kalau korupsi memang tugas semua, tidak semua di bawah kendali Presiden, dalam penegakan hukum, dalam pencegahan korupsi, tetapi, kita harus bersama-sama penegak hukum yang lain di luar jajaran pemerintah untuk betul-betul mengefektifkan upaya pencegahan dan pemberantasan korupsi ini. Peringkat nomor tiga, katakanlah, yang menjadi penghalang perkembangan ekonomi kita, infrastruktur. Saya kira kita semua tahu, MP3EI intinya di situ juga, mari kita mobilisasi ke depan nanti segala potensi yang kita miliki. Oleh karena itu, waktu saya bertemu dengan para gubernur, di Jawa Tengah kemarin, semua minta tambahan infrastruktur. Saya jawab, mau tidak para gubernur, bersama-sama kami yang di pusat, mengurangi belanja rutin, sebutlah begitu, membikin lebih efisien pembiayaan kegiatan seperti itu, dan kemudian lebih banyak kita alokasikan untuk infrastruktur, jawaban mereka bersedia dan mudah-mudahan tertuang dalam APBD dan APBN kita.
Â
Nah, kemudian birokrasi, birokrasi ini kompleks, tetapi, tidak ada alasan apa pun untuk kita tidak sungguh melakukan perubahan-perubahan yang fundamental. Reformasi birokrasi tidak cukup dengan rencana aksi, tidak identik dengan remunerasi, yang kita lihat output-nya, outcome-nya, berubah tidak. Dan, kalau memang sungguh menjadi penghalang, mereka-mereka yang tidak mau dan tidak bisa berubah, ya, harus kita ikhlaskan untuk tidak bersama-sama menjalankan tugas karena akan mengganggu segalanya. Saya ingin tiga tahun mendatang, tiga hal ini sungguh kita sentuh dan tangani dengan baik. Kalau bisa kita selesaikan, masalah masalah seperti itu, tentu pengaruhnya akan sangat besar bagi perkembangan perekonomian kita ke depan. Dan, ekonomi tumbuh, tentu, kesejahteraan rakyat juga dapat kita tingkatkan.
Â
Itu yang kedua, nanti, sedangkan yang ketiga, kita tahu ada sejumlah isu yang sensitif dan menjadi perhatian publik dan juga perhatian dunia. Saya ingin kita  membahasnya dengan baik dengan tekad dan kerja nyata, nanti tahun depan, untuk mengelolanya dengan baik, mencari solusi, dan kemudian kita bergerak ke depan lagi untuk menyelesaikan isu-isu yang lain.
Â
Itulah yang menjadi agenda utama dari pertemuan kita pada hari ini. Dan, sekali lagi, ini forum yang bagus, saya ingin nanti, bersama-sama, kita rumuskan cara yang terbaik untuk mengatasi persoalan-persoalan yang ada itu untuk meningkatkan capaian dan prestasi kita di masa depan.
Â
Satu tahun itu tidak lama, tetapi, kalau satu tahun kita isi dengan semua upaya, kerja keras, dan langkah-langkah yang efektif, hampir pasti, hasilnya akan nyata. Dan, tahun depan, insya Allah, lebih baik dari tahun sekarang ini. Saya kira demikian pengantar saya, Saudara-saudara, dan kita break sebentar untuk mengorganisasi kegiatan berikutnya lagi.
Â
Terima kasih.
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI