SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA
SIDANG KABINET PARIPURNA
DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
TANGGAL 19 JULI 2012
Â
Â
Â
Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Â
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Saudara Wakil Presiden dan Peserta Sidang Kabinet Paripurna yang saya hormati,
Â
Alhamdulillah, kita kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna. Tidak ada agenda yang sangat khusus dalam sidang kita hari ini. Tetapi, sebagaimana Saudara ketahui bahwa tahun ini adalah tahun ketiga, di mana antara kegiatan memperingati Hari Proklamasi Kemerdekaan, Agustus, itu bersinggungan, berhimpitan, dan bersamaan dengan bulan suci Ramadhan.
Â
Sebagaimana yang kita lakukan pada tahun 2010, dan 2011, kita melakukan beberapa penyesuaian agar dua-duanya dapat kita laksanakan dan kita selenggarakan dengan baik. Termasuk beberapa acara kita modifikasi, kita majukan, atau kita mundurkan. Termasuk pula nampaknya justru kegiatan kita jauh lebih padat, dan lebih sibuk dibandingkan kalau tidak bersamaan antara rangkaian kegiatan Peringatan Hari Kemerdekaan dengan bulan suci Ramadhan. Terlebih tahun ini, setelah kita memperingati Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus mendatang, insya Allah, dua hari setelah itu atau terpulang nanti penetapan resmi dari pemerintah sehingga dua atau tiga hari setelah itu kita merayakan Idul Fitri. Ini juga meniscayakan, mengharuskan kita semua untuk lebih tertib, cermat, dan tepat di dalam mengatur kegiatan kita utamanya dalam kegiatan kenegaraan dan kepemerintahan termasuk merayakan Hari Raya Idul Fitri itu.
Â
Oleh karena itu, Saudara-saudara, jauh hari saya mengingatkan kepada para menteri terkait untuk mempersiapkan pidato presiden, baik itu Pidato dalam rangka Penyampaian RAPBN dengan Nota Keuangannya untuk Tahun Anggaran 2013, maupun Pidato Kenegaraan. Persiapkan dengan baik, tepat, kontekstual, relevan, dan juga menjawab banyak hal yang menjadi kepedulian dan perhatian masyarakat luas.
Â
Kami berencana, saya dengan staf utama di Lembaga Kepresidenan untuk Ramadhan tahun ini untuk lebih memfokuskan, untuk memastikan bahwa kita semua, kabinet ini, pemerintahan ini benar-benar menjalankan program dan anggaran tahun 2012 sebaik-baiknya agar semua sasaran bisa kita capai, dan kemudian bersiap-siap untuk melakukan kegiatan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan tahun 2013 - tahun 2014 sampai akhir bakti masa Kabinet Indonesia Bersatu Kedua ini. Saya bersama staf sedang, atau telah menyusun jadwal kegiatan selama bulan Ramadhan ini. Akan banyak, kalau tidak bisa semua, kementerian dan lembaga yang akan saya kunjungi.
Â
Dan, sebagaimana pengalaman kita 4-5 tahun yang lalu ketika saya dengan wapres dan menteri-menteri terkait nanti berkunjung ke kementerian x misalnya, kita melaksanakan Sidang Kabinet Terbatas yang diajukan di tempat itu, katakanlah 2 sampai 3 jam kita akan fokus. Jadi, misalnya 40 menit saya beri kesempatan kepada menteri yang bersangkutan untuk melaporkan program kerja termasuk anggarannya untuk tahun ini, sasarannya seperti apa, yang telah dicapai hingga bulan Juli ini seperti apa, termasuk anggarannya. Kemudian kalau ada hambatan, hambatan juga seperti apa, dan bagaimana solusinya, saya akan melihat langsung ke situ dan harus saya kritisi, saya kritisi. Dan setelah itu bagian kedua, saya minta setelah menyukseskan program kerja tahun ini, 2 tahun mendatang apa yang hendak dilakukan, rencananya, anggarannya, kemudian hal-hal seperti apa yang mengemuka. Setelah itu saya beri kesempatan Saudara untuk mengajukan rekomendasi, Selesai sidang itu setelah break secukupnya, kita akan langsung melaksanakan konferensi pers/press conference dengan tanya jawab.
Â
Dengan demikian rakyat akan mengikuti apa yang dilakukan kita semua, oleh pemerintah, utamanya kementerian-kementerian yang saya kunjungi itu, dan harapan saya juga menjawab berbagai isu yang selama ini diangkat oleh masyarakat luas. Yang saya kunjungi bukan hanya kementerian tapi juga lembaga yang juga sering menjadi sorotan dan kepedulian publik, dan bisa saja 2-3 kementerian kita gabung di satu tempat tapi subtansi dan agendanya mencakup ke 3 kementerian itu.
Â
Sudah saya persiapkan dengan baik mulai dari minggu pertama hingga minggu ke tiga bulan suci Ramadhan ini. Minggu terakhir bertepatan dengan saat-saat untuk memperingati rangkaian kemerdekaan cukup banyak, di samping pidato di hadapan Dewan Perwakilan Rakyat dan Dewan Perwakilan Daerah, atau yang disebut dengan joint session, sidang gabungan/sidang bersama, dan saya sudah berpesan kepada Menteri Sekertaris Negara dengan belajar dari pengalaman yang lalu, kalau saya pidato satu hari pagi sampai siang misalnya RAPBN dengan nota keuangan break  satu jam kemudian pidato kenegaraan itu audience pun nampak letih, kemudian tentu yang berbicara juga memiliki tantangan tersendiri.
Â
Saya pernah berbicara dengan ketua DPR dan ketua DPD tahun lalu, bagaimana kalau Pidato RAPBN dan Nota Keuangannya itu disampaikan malam hari sebelum Pidato Kenegaraan. Jadi kalau insya Allah nanti, saya menyampaikan Pidato Kenegaraan pada tanggal 16 Agustus, maka Pidato RAPBN dengan Nota Keuangannya tanggal 15 malam atau tarawih itu misalkan jam 20.00 saya sampaikan, saya kira suasananya akan lebih bagus. Dan, baru esoknya fokus  pada Pidato Kenegaraan dan terus mengalir sampai biasanya tiga hari non stop  pagi, siang, sore dan malam. Itu gambaran apa yang akan kita laksanakan pada bulan Agustus sekaligus bulan Ramadhan pada tahun ini.
Â
Saudara-saudara,
Â
Dan, pesan saya sekali lagi, ketika saya nanti mendengarkan laporan dan presentasi para menteri betul-betul yang fokus, tidak perlu dilaporkan yang kita semua sudah tahu, tidak perlu dilaporkan yang sebenarnya bukan menjadi isu utama. Oleh karena itu, ada bagusnya sebelum kunjungan atau rapat Sidang Kabinet Terbatas dilaksanakan di kemeterian-kementerian tertentu bisa dikirim dulu draft-nya seperti apa, supaya kalau sudah ok, ok, kalau belum ya belum.
Â
Kalau saya berkunjung ke Kementerian dan Kebudayaan saya harus mendapatkan penjelasan yang gamblang: Â policy, program, Â dan aksi yang dilakukan oleh kementerian itu dalam menggunakan anggaran pendidikan yang begitu besar. Supaya rakyat juga tahu anggaran itu diarahkan dan jatuh pada pihak-pihak yang tepat dan memang didayagunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan kita, itu sebagai contoh.
Â
Kalau saya berkunjung ke Kementerian Keuangan saya ingin melihat titik berat di bea dan cukai dan perpajakan kongkrit, riil, kalau ada masalah, masalahnya seperti apa. Yang sudah diupayakan oleh kementerian atau direktorat jenderal baik pajak maupun bea cukai itu seperti apa. Kalau itu belum efektif, saya bisa membantu berpikir, saya bisa memberikan instruksi, seperti apa yang harus dilakukan ke depan ini.
Â
Demikian juga ketika saya berkunjung ke kepolisian dan kejaksaaan, nanti akan menjadi satu saja supaya menghemat waktu, karena kalau satu persatu perlu waktu dua bulan. Karena hanya sebulan kurang ada yang kita gabung. Demikian juga tentunya law enforcement, Â pemberantasan korupsi, sinkronisasi penegakan hukum pusat dan daerah. Saya ingin gamblang, ingin jelas termasuk isu-isu besar, kasus-kasus besar yang sedang ditangani sekarang ini, itu contoh. Jadi, tolong persiapkan, bentuklah presentasi atau laporan 40 menit gitu, dan manakala ada kementerian yang tidak bisa saya datangi tetap saja disampaikan itu laporan singkat tentang perkembangan kementerian Saudara kepada saya dan wakil presiden dan tentunya pejabat-pejabat terkait.
Â
Saudara-saudara,
Â
Nanti ada berapa arahan khusus saya kepada para menteri, tetapi kalau kita melihat perkembangan dan dinamika global saat ini. Memang tetap penuh dengan ketidakpastian, dan justru sekarang melebar. Bukan hanya masalah krisis atau kesulitan ekonomi yang dihadapi oleh banyak negara oleh sejumlah kawasan. Tetapi sekarang juga lebih complicated lagi, lebih kompleks lagi karena juga menyangkut masalah keamanan dan perdamaian dunia, international peace and security. Contoh, apa yang terjadi di Suriah sekarang ini, sangat-sangat memprihatinkan. Saya merancang atau berencana untuk mengeluarkan statement  kalau tidak hari ini, besok. Karena saya terus mengikuti dinamika dan perkembangan situasi di negara itu korban terus berjatuhan tidak ada tanda-tanda akan ada solusi yang cespleng termasuk yang dilakukan Kofi Annan misalnya atau yang dibicarakan di Dewan Keamanan PBB. Belum ada tanda-tanda untuk mengakhiri tragedi untuk menghentikan pertempuran yang makin berkecamuk menggunakan senjata konfensional yang menjadi korban penduduk sipil.
Â
Saya kira dunia akan bersalah dan berdosa, tidak ada tindakan sama sekali untuk menyelesaikan. Saya juga bertanya kenapa PBB, kenapa Dewan Keamanan PBB gagal untuk bersatu, bersepakat, dan menghentikan kekerasan atau perang saudara tragedi kemanusiaan itu. Sebagaimana yang pernah saya sampaikan, Saudara juga sudah tahu, sebenarnya saya sudah menyampaikan rekomendasi kepada Sekjen PBB tapi nampaknya tidak semudah itu, Sekertaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon untuk juga bersama-sama yang lain mencari solusi yang betul-betul efektif. Oleh karena itu, ada kewajiban moral kita untuk juga terus aktif ikut mencari solusi, dan saya katakan tadi saya akan mengeluarkan statement segera, agar juga didengarkan oleh pemimpin-pemimpin negara yang lain terutama mereka yang memiliki hak veto, yaitu Amerika, Rusia, Tiongkok, Perancis, dan Inggris.
Â
Jangan sampai karena tidak sepakatnya lima negara yang memiliki hak veto pada tingkat Dewan Keamanan PBB itu, maka tragedi kemanusiaan terus berlangsung makin memburuk, dan tidak bisa dihentikan. Kalau itu terjadi tentu mereka memiliki yang kita sebut dengan moral  responsibility,  dan itu berat kalau apa yang dimilikinya, kewenangan yang luar biasa, hak untuk mem-veto itu tidak digunakan untuk kebaikan, kemanusiaan dan kebaikan umat manusia sedunia.
Â
Dari sisi geopolitik, dari sisi perdamaian dan keamanan internasional seperti itu, ekonomi juga belum ada tanda-tanda yang lebih pasti terjadinya pemulihan di kawasan, zona Europe dan juga kebangkitan perekonomian di sejumlah negara yang ditengarai atau bahkan sudah mulai mengalami slowdown penurunan pertumbuhan. Ini juga tentu berita yang tidak positif, lembaga-lembaga internasional telah melakukan koreksi pertumbuhan global lebih rendah dari apa yang diperkirakan sebelumnya dan impact-nya ke mana-mana. Indonesia sendiri sudah berdampak.
Â
Oleh karena itu, di bulan suci Ramadhan sambil kita beribadah, sambil kita memperingati hari yang paling bersejarah di negeri kita, saya berharap kita tidak lalai, kita terus berkerja melaksanakan segala sesuatunya, mencari peluang, menciptakan peluang baik di dalam maupun di luar negeri agar ekonomi kita tetap tumbuh baik, dan kemudian dampak dari krisis global ini bisa kita minimalkan untuk negeri kita. Itu juga hal yang ingin saya sampaikan.
Â
Saudara-saudara,
Â
Dari itu semua, saya ingin menyampaikan tiga hal kepada Saudara semua, dan tentu juga berlaku bagi diri saya. Yang pertama, sekali lagi, lihat kembali RKP tahun 2012, lihat kembali APBN perubahan 2012, dan kemudian cocokkan dengan apa yang telah Saudara lakukan di kementerian atau lembaga masing-masing. Yang merasa masih ada kekurangan SWOT  dari sasaran yang hendak  kita capai, lakukan percepatan-percepatan. Sekarang sudah bulan Juli, tinggal Agustus, September, Oktober, November, Desember, lima bulan. Sudah puluhan kali saya mengatakan persoalan besar yang dihadapi dunia adalah sekarang pertumbuhan yang rendah/resesi. Negara bergulat untuk menjaga pertumbuhannya, banyak yang gagal. Tiongkok yang biasanya pertumbuhannya 8,9,10,11 persen, kuartal yang baru lalu ternyata hanya tumbuh 7,6 persen. Demikian juga India lebih rendah lagi.
Â
Semua negara sekarang mengalami persoalan besar bagaimana menjaga pertumbuhan. Kita masih bersyukur, sungguh bersyukur kuartal pertama tumbuh 6,3 persen, andaikata kuartal kedua juga tumbuh 6,3 persen atau 6,2 persen dalam situasi dunia seperti ini, itu menurut saya sebuah prestasi yang perlu kita syukuri, yang saya harus berterima kasih kepada semua pihak yang bisa menjaga seperti itu.
Â
Saudara tahu mengapa kita banyak tamu sekarang ini, dari Eropa dari negara mana pun? Karena mereka sadar pasar tradisional mereka menciut. Ada negara x di Eropa sendiri 60 persen komoditasnya dijual di Eropa. Ketika Eropa mengalami masalah seperti ini collapse, dia menoleh ke timur, go east , melihat India ada slowdown , melihat Tiongkok ada slowdown, melihat Vietnam ternyata ada batas kemampuan pertumbuhannya. Maka mereka melihat Indonesia sah dan logis cara berpikir seperti itu, karena kita oleh mereka dilihat masih tumbuh. Tetapi ketika mereka punya kepentingan seperti itu, kita juga harus punya kepentingan. Misalnya, kalau ekonomi kita masih tumbuh, demand kita masih raising kita punya purchasing power growing berarti ada something to buy dan kemudian trade meningkat kita bisa membeli barang-barang, baik produksi dalam negeri maupun produksi luar negeri tetapi kita perlu yang disebut investasi. Investasi inilah harus kita dorong habis-habisan.
Â
Saya sudah sampaikan berpuluh kali, segala sesuatu yang menghambat investasi hilangkan, atasi, cegah. Apakah hukum yang tidak pasti? Infrastruktur dasar yang masih kurang? Kebijakan ekonomi yang tidak pas? Peraturan Menteri Keuangan yang tidak cocok? Semua yang kira-kira itu menghambat investasi, mari kita perbaiki. Dengan demikian investasi mengalir, itu juga sumber pertumbuhan. Ekspor terganggu bukan hanya kita, hampir semua negara. Nah, Kemudian satu lagi yang mengait kepada poin pertama arahan saya kepada Saudara, pembelanjaan pemerintah government spending/government expenditure jangan telat, kalau telat momentumnya lepas. Sasaran yang hendak kita capai bisa tidak kita capai. Jangan karena urusan administrasi, kelambatan, kelalaian, berhenti di sebuah tempat, kantor bawahan Saudara entah tingkat direktur, entah tingkat dirjen, atau di biro, terhambat semuanya meruginya berlapis-lapis. Kita sudah susah payah menaikkan pertumbuhan, susah payah menaikkan APBN, susah payah menaikkan belanja pemerintah, susah payah menaikkan belanja modal dan barang. Ketika tidak mengalir ada lost yang lain. Kontribusi, government expenditure pada pertumbuhan ikut terganggu.
Â
Kalau investasi juga begitu, pengeluaran pemerintah juga begitu, lampu kuning untuk pertumbuhan kita. Tolong, tolong sekali lagi, saya tidak bisa menerima alasan "nah itu berhenti di anu pak staf saya" kalau terhenti di staf saya yang salah Saudara. Saya tidak bisa terima. Dalam management dalam leadership itu bagian dari pengawasan. Pastikan semua mengalir tidak ada yang berhenti. Jadi itu yang pertama, sekali lagi RKP, APBN, sasaran, apa yang sudah kita putuskan dalam sidang kabinet, apa yang sudah Wapres arahkan dalam rapat-rapat pimpinan Wapres, jalankan semuanya.
Â
Yang kedua, masih kelanjutan dari itu, kalau dalam entah sidang kabinet, entah rapat terbatas, atau forum apa pun, sudah menjadi Keputusan Presiden, sudah menjadi kebijakan kita, jalankan, laksanakan. Tidak ada ruang untuk menafsir-nafsir, tidak ada ruang untuk "ah saya ngga setuju", tidak ada ruang nanti saja, tidak ada. Kalau Saudara-saudara ada setelah kita putuskan dalam sidang kabinet solusinya A, instruksi saya A, itu dijalankan, setelah dicek ada masalah let me know, let wapres know. "Pak Presiden, Bapak Wapres, setelah kami cek ada masalahnya apa itu? Undang-undang. Bagaimana bunyinya? Begini". Mungkin dengan input atau feedback itu saya akan memodifikasi. "Oh, kalau begitu yang ini tidak perlu, tapi ini tetap jalan", bisa begitu. Tapi kalau kami tidak diberi tahu kan tidak berlanjut, bahaya sekali. Tidak jalan pemerintahan ini, dan kita kehilangan opportunity. Jadi yang kedua, kalau sudah kita putuskan, jalankan. Bisa jadi sudah kita putuskan tapi setelah dicek ada yang perlu diklarifikasi, sampaikan. Kalau tidak, saya tidak ingat berapa puluh instruksi, Wapres pun juga ingat, UKP pun karena banyak sekali yang ditangani tidak selalu ingat. Saya kira sudah dijalankan nggak tahu terhenti. Enam bulan baru sadar, akhir tahun baru sadar, dan kita sama-sama seperti koor itu, andaikata, yang dulu tidak mengalir-tidak mengalir, itu mengalir semua, mungkin pertumbuhan kita bukan hanya 6,5 persen, mungkin tambah 0,2 persen, menjadi 6,7 persen. Jangan menghina 0,2 persen, banyak negara yang tumbuh hanya 0,3 persen. Negara tumbuh 1 persen tumbuh 2 persen. Jadi 0,2 persen untuk GDP kita yang lebih dari 1 triliun by purchasing power parity yang sudah di atas 850 miliar dolar, secara nominal 0,2 persen itu angka yang besar. Tolong, sampai segitunya kita berpikir, dan bertindak ketika sekali lagi, perekonomian dunia masih belum cerah seperti ini.
Â
Kemudian yang ketiga atau yang terakhir, ini saya prihatin benar makin terbuka makin terkuak penyimpangan dalam penggunaan anggaran yang melibatkan eksekutif dan legislatif. Yang melibatkan jajaran pemerintahan dan jajaran DPR RI utamanya. Boleh saya sebut dengan istilah saya kongkalikong. Sejak perencanaan sudah kongkalikong, pelaksanaannya kongkalikong, negara dirugikan. Muncul sekarang satu-persatu, saya senang sekali. Siapa pun, dari mana pun, dari partai mana pun saya senang sekali. Sekaligus kita ambil tindakan yang tegas. Sudah 8 tahun kita berteriak-berteriak, 8 tahun kita menata, 8 tahun kita mengatur, 8 tahun kita mengawasi, masih ada orang yang atau pihak yang sepertinya tidak peduli, sepertinya menganggap ini angin kosong. Poin saya apa? Kalau ada bawahan Saudara yang terlibat penyimpangan, main-main dengan APBN dengan oknum di DPR, komisi mana pun dan Saudara tahu, Saudara tahu, tapi tidak menghentikan, tidak mencegah, berarti Saudara bersalah. Saya akan mengikuti dinamika persidangan di KPK ataupun di pengadilan yang lain. Apakah Saudara tahu kalau bawahan Saudara melakukan korupsi, melakukan kejahatan bersama-sama oknum DPR, yang menyangkut APBN. Kalau Saudara tidak tahu, Saudara sebetulnya is not commited to crime, not commited to crime meskipun tetap ada yang namanya command responsibility ada tanggung jawab moral.
Â
Saudara-saudara saya serius, ayolah mulai sekarang ini, saya tahu banyak hal meskipun tidak selalu bicara. Saya hemat berbicara supaya tidak gaduh, secara politik tidak nanti menimbulkan yang tidak-tidak. Tapi saya tahu dan saya mengikuti. Sekarang pun masih ada yang berani di antara parlemen mengajak eksekutif atau kongkalikong dengan eksekutif, ini sekian anggarannya, sekian persen tolong dikeluarkan, masyaallah, na'uzubillah, luar biasa.
Â
Saya tahu, dan jangan underestimate ya, saya ingin bersama-sama sampai akhir masa bakti kabinet ini, 2014. Tetapi terpulang pada kita semua, terpulang pada Saudara semua, apakah bisa sama-sama menjaga amanah, apakah bisa sama-sama tidak tergoda untuk meladeni yang aneh-aneh. Saya punya informasi yang shahih, tetapi saya mempercayakan kepada penegak hukum, KPK utamanya ditambah dengan penegak hukum yang lain. Ini bulan Ramadhan, marilah kita sambil beribadah berserah diri kepada Allah SWT memohon petunjuk, memohon bimbingan agar diingatkan, janganlah kita melakukan hal-hal yang tercela, yang tidak terpuji.
Â
Saya sudah mengingatkan, bantulah saya untuk bersama-sama Saudara semua menyelesaikan masa bakti kabinet ini yang tidak ringan, dunianya juga sedang begini. Selesai bulan Agustus, bulan Ramadhan akan memasuki tahun-tahun politik, situasinya akan menjadi lebih panas secara politik, itu wajar demokrasi begitu. Saudara tentu yang berasal dari partai politik, juga menjalankan tugas-tugas politik. Tetapi sekali lagi saya ingatkan jangan tinggalkan tugas utama kita, tugas pokok kita, sumpah kita, untuk memrioritaskan tugas-tugas pemerintahan, memrioritaskan tugas-tugas melayani rakyat. Mari bersama-sama, dan seperti dulu tahun 2008, bagi Saudara yang memang tidak bisa membagi waktu, dan harus menyukseskan tugas politik, partai politik mana pun, saya persilakan baik-baik untuk mengundurkan diri.
Â
Jadi kalau memang "Pak SBY, saya nggak bisa membagi tugas begini, karena saya punya tanggung jawab untuk ini, kalau begini bagaimana kalau saya tidak di pemerintahan, biar saya bisa tugas di politik". Kalau itu memang pilihan dan tujuannya jelas, saya tidak bisa halang-halangi, tidak bisa. Tetapi kalau misalnya "Pak SBY memang saya melaksanakan tugas politik tapi tidak ada satu pun pekerjaan pemerintahan yang saya tinggalkan". "Terima kasih", saya bilang begitu. Berarti kita tetap kompak sudah sekian jauh kita bersama-sama. Kita selesaikan bersama-sama pula tugas pemerintahan ini. Lebih suka saya, dengan catatan betul-betul bisa mengatur dan membagi tugasnya dengan baik. Saya kira itulah Saudara-saudara yang ingin saya sampaikan, tiga hal instruksi saya, ini juga berlaku bagi semua termasuk bagi saya, bagi Pak Boed, semua, untuk kita jalankan bersama-sama.
Â
Demikian yang ingin saya sampaikan Saudara-saudara, nanti setelah break ini, saya ingin kita berkonsolidasi dulu, ada satu dua hal yang ingin kita sampaikan juga pada kesempatan ini. Terima kasih.
Â
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI