Sambutan Presiden RI pada Sidang Kabinet Paripurna, Jakarta, 3 Januari 2012

 
bagikan berita ke :

Selasa, 03 Januari 2012
Di baca 837 kali

SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SIDANG KABINET PARIPURNA
DI KANTOR PRESIDEN, JAKARTA
TANGGAL 3 JANUARI 2012



Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

Hadirin Peserta Sidang Kabinet sekalian yang saya cintai,

Alhamdulillah, hari ini, kita dapat kembali melaksanakan Sidang Kabinet Paripurna karena sidang kita hari ini adalah sidang pertama yang kita laksanakan di tahun 2012 ini, maka saya ingin terlebih dahulu menyampaikan Selamat Tahun Baru, Tahun 2012 kepada Saudara semua dan sekaligus ini tahun kerja baru, tahun anggaran baru yang harus kita sukseskan bersama-sama.

Sebagaimana Saudara ketahui bahwa pada malam tahun baru yang lalu, di sebuah ruangan di Rumah Sakit Gatot Subroto, saya mengeluarkan statement kepada rakyat Indonesia, untuk bersama-sama melakukan segala sesuatu di tahun baru ini, yang membawa kebaikan bagi kita semua. Dan khusus kepada jajaran pemerintahan, pada saat itu pula, saya sampaikan ajakan saya untuk menjadikan tahun 2012 ini sebagai tahun peningkatan kinerja dan peningkatan prestasi. Saya berharap kabinet berada di depan untuk memastikan kita bekerja keras bersama untuk meningkatkan kinerja kita.

Dalam Sidang Kabinet Paripurna di Bogor, di akhir tahun lalu, sudah saya sampaikan apa saja prestasi dan hasil baik yang alhamdulillah kita capai di tahun lalu, sekaligus apa saja yang belum sepenuhnya dapat kita capai, atau boleh disebut pekerjaan rumah yang harus kita selesaikan di tahun ini.

Tahun 2011 yang lalu, Saudara-saudara, banyak capaian kita sebenarnya, terutama di bidang ekonomi, fakta dan angka menunjukkan banyak prestasi yang kita raih di tahun lalu. Ada prestasi yang dinyatakan terbaik di tingkat ASEAN, ada prestasi terbaik di tingkat Asia Pasifik, dan bahkan ada prestasi yang termasuk 3 terbaik di tingkat dunia. Nanti akan dijelaskan oleh menteri-menteri terkait tentang apa saja yang kita capai. Ini angka, ini fakta, dan ini juga sebagian diangkat oleh lembaga-lembaga internasional.

Dalam kaitan itulah, Saudara-saudara, kalau tahun lalu kita bisa menghasilkan sejumlah capaian, saya yakin tahun 2012 ini, jika kita bekerja lebih keras lagi dan lebih sinergis, baik di antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, antara pemerintah dengan dunia usaha, antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif, maka tahun 2012 ini, kita bisa kembali mencetak prestasi yang sama-sama kita harapkan, bahkan tidak mustahil kita bisa meningkatkan prestasi-prestasi itu.

Saudara-saudara,

Dalam Sidang Kabinet Paripurna pertama di tahun 2012 ini, ada sejumlah agenda yang akan kita bahas. Pertama, nanti kita akan mendengarkan laporan realisasi APBN 2011 yang akan disampaikan oleh Menteri Keuangan. Saya dengan rasa syukur dan gembira menyampaikan kepada Saudara, bahwa realisasi penggunaan APBN 2011 ternyata jauh lebih baik dari evaluasi yang kita dilakukan bulan November, dan lebih baik dari koreksi saya pada saat penyerahan DIPA, di akhir bulan Desember yang lalu. Meskipun saya masih menganggap dua komponen penting, yaitu belanja barang dan belanja modal masih dapat kita tingkatkan di tahun ini.

Pendapatan nasional mencapai 102,5 persen dari apa yang ditetapkan dalam APBN-P 2011, jumlahnya Rp1.199,5 triliun. Pembelanjaan kita mencapai 97,6 persen atau sama dengan Rp1.289,6 triliun. Defisit yang dalam APBN-P ditetapkan sebesar 2,09 persen atau setara dengan Rp150,8 triliun yang terealisasi, yang terjadi adalah 1,27 persen. Alhamdulillah, di bawah 1,5 persen dengan besaran Rp90,1 triliun. Inilah potret atau realisasi dari APBN 2011. Kita ingin, Saudara-saudara, dan saya mengajak Saudara semua, agar realisasi APBN tahun 2012 ini lebih baik lagi dari capaian tahun lalu. Nanti akan kita dengar rincian dari realisasi APBN itu.

Setelah itu, agenda kedua, kita juga akan mendengarkan laporan dan presentasi dari Kepala BPS, tentang kondisi perekonomian nasional kuartal keempat. Saya katakan tadi, banyak yang perlu kita syukuri. Sebagai contoh, inflasi tercatat 3,79 persen, ini terendah di kawasan Asia Pasifik. Inflasi tahun 2009 kalau Saudara ingat, waktu itu mencapai 2,78 persen, itu terendah sepanjang sejarah republik. Pertumbuhan ekonomi kuartal ini 6,5 persen itu tertinggi di kawasan negara-negara ASEAN. Bahkan good news yang lain, adalah ekspor kita tembus angka psikologis, yaitu 200 miliar dolar Amerika Serikat. Ini tentu memberikan spirit kepada kita, semangat pada kita, untuk bukan hanya mempertahankannya, tapi lebih meningkatkan lagi di tahun anggaran 2012 ini. Itu agenda kedua.

Agenda ketiga, nanti kita akan mendengarkan presentasi berkaitan dengan kebijakan energi nasional, baik yang berlingkup jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Untuk kita ketahui, Saudara-saudara, dan berkali-kali saya sampaikan penduduk bumi ini makin besar, 7 miliar sudah, demikian juga penduduk di negeri kita sudah tembus 240 juta. Ini tentu mengubah pola produksi dan konsumsi, supply and demand, termasuk supply and demand, produksi dan konsumsi energi. Sedangkan kita tahu di negeri ini kita bisa memproduksi, apakah itu minyak, gas, batubara, panas bumi ataupun sumber-sumber energi lain yang lebih ramah lingkungan.

Saat ini, sebagaimana Saudara ketahui, produksi energi kita total, itu sekitar 6 juta barrel oil equivalent per hari. Cukup besar, kalau ditotal. Namun yang perlu kita ketahui, jangka panjang 10, 15, 20 tahun dari sekarang, maka akan terjadi pelonjakan demand ataupun konsumsi yang sangat signifikan. Oleh karena itu, kita mulai sekarang ini harus mengembangkan kebijakan, untuk menjemput ketika keadaan itu terjadi di negeri kita, termasuk kebijakan berkaitan dengan perdagangan energi, ekspor energi.

Sebenarnya saya sudah jelaskan kepada negara-negara sahabat yang selama ini menjadi mitra dagang kita di bidang energi, kebutuhan domestik Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, tentu kami akan memprioritaskan kepentingan dalam negeri. Tetapi kalau mereka sungguh ingin bekerja sama dengan Indonesia untuk menemukan sumber-sumber energi baru, apakah dalam bentuk joint investment ataupun kerja sama apa pun, maka setelah memenuhi kepentingan dalam negeri kita, juga bisa menjalin kerja sama perdagangan energi ini. Bahasa terang itu sudah saya sampaikan, sehingga kalau suatu saat kita lebih, menggunakan produksi energi ini untuk kepentingan dalam negeri kita. mereka sudah mendapatkan penjelasan sebenarnya.

Disamping itu, Saudara-saudara, kita juga mesti menjalankan energy mix policy, kebijakan bauran energi yang telah kita tetapkan sesuai dengan kepentingan kita, produksi, dan konsumsi kita, juga sesuai dengan upaya global untuk menjaga kelestarian lingkungan.

Saudara-saudara,

Disamping yang berjangka panjang seperti itu, jangka pendek dan jangka menengah kita harus juga menjalankan kebijakan pengaturan volume BBM, dan juga konversi atau perubahan jenis BBM ke bahan bakar gas, dan sejumlah kebijakan yang lain. Di Cilacap kemarin, saya sampaikan bahwa melihat perkembangan dunia seperti ini, termasuk perkembangan harga-harga minyak. Dan dengan menyadari pengaruhnya pada APBN, pada subsidi, kita harus mengembangkan kebijakan yang tepat. Saya mengatakan, opsi yang kita pilih sekarang ini untuk mengurangi subsidi berkaitan dengan subsidi BBM dan subsidi listrik, adalah pengaturan atau pembatasan volume. Kita cegah pemborosan, dengan demikian, besaran dari subsidi itu akan berkurang. Saya mendapatkan laporan akhir, sebetulnya subsidi tahun ini juga sudah berkurang dibandingkan tahun lalu. Namun kita ingin ke depan betul-betul memastikan subsidi ini tepat sasaran, kemudian dalam jumlah yang proporsional dibandingkan keseluruhan besaran APBN kita.

Kalau kita berbicara tentang energi nasional, dan ini harus menjadi basic policy kita, ada dua hal yang sama-sama penting. Pertama adalah kecukupan energi, energy security. Yang kedua adalah efisiensi penggunaan energi, energy efficiency.

Kita ingin memastikan dengan policy yang benar, dengan manajemen yang benar, ke depan, kebijakan kita tepat dua-duanya, teknologi juga bisa kita hadirkan dan yang lebih penting, gaya hidup atau perilaku masyarakat harus kita bawa, mereka harus sadar suatu saat energi sangat penting dan kebutuhan akan meledak bisa kita pecahkan masalah itu, manakala, sekali lagi, energi kita cukup, dan kemudian kita betul-betul efisien dalam menggunakan hal energi. Dalam konteks ini, nanti Meteri Perekonomian dan Menteri ESDM akan melapor dan mempresentasikan tentang kebijakan energi nasional ini.

Kemudian yang agenda keempat atau yang terakhir, Saudara-saudara, kita telah melakukan evaluasi, saya bersama Wapres dan para menteri koordinator beberapa saat yang lalu. Nampaknya manajemen kegiatan kabinet kita ini harus diperbaiki, disempurnakan, supaya lebih efisien dan lebih efektif, antara lain, bukan satu-satunya, antara lain, sidang dan rapat kabinet harus kita tata lebih baik lagi.

Sudah saya sampaikan bahwa hari Kamis itu adalah Sidang Kabinet Paripurna atau sidang kebinet bidang, bidang polhukam, bidang perekonomian, bidang kesejahteraan rakyat. Kemudian ada satu ratas, satu saja ratas yang saya pimpin langsung. Itu supaya tidak terikat para menteri dengan jadwal kedua sidang ini, maka kita dekatkan waktunya adalah pada hari Rabu. Dengan demikian Rabu dan Kamis, terutama Kamis itu siap untuk Sidang Kabinet Paripurna. Rabu terpulang apa topik yang dibahas dalam kabinet terbatas itu.

Wapres tentunya ada ratas, satu kali juga, pimpinan Wapres sendiri memilih topik apa minggu itu yang penting dan memanggil sejumlah menteri, selebihnya adalah forum menteri. Menko tentu ada satu kali rakor seperti biasanya. Nah, harapan saya dengan waktu seperti ini, Saudara memiliki waktu yang lebih banyak untuk melakukan manajeman di kementerian Saudara sendiri untuk datang ke sana, ke mari untuk memastikan bahwa program Kementerian Saudara bisa dilaksanakan dengan baik.

Saya berharap kalau tahu Kamis itu Sidang Kabinet Paripurna, para menteri menyesuaikan, jangan membikin acara sendiri, terus yang disuruh menyesuaikan saya. Jadi tolong disesuaikan seperti itu. Tolong dikomunikasikan ke DPR RI baik-baik, bahwa hari Kamis diharapkan para menteri bisa full untuk mengikuti Sidang Kabinet, sehingga pilihlah hari lain kalau memang ada acara dengan DPR, sarankan seperti itu.

Kalau ada perubahan misalkan Kamis, saya di luar kota atau di luar negeri, ada tamu negara atau apa pun, Sekretaris Kabinet mesti menyampaikan jauh hari. Kesempatan pertama mungkin Seninnya diberitahu kepada menteri, hari Kamis ini tidak ada Sidang Kabinet Paripurna, atau berubah apa dan seterusnya, sehingga menteri juga bisa menggunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya.

Setiap akhir sidang, ini saya koreksi, ada pengantar, setiap sidang ada pengantar saya seperti ini, kemudian kita melaksanakan sidang, di akhir sidang tetap harus ada press conference, press statement yang dikoordinasikan oleh menteri koordinator dan diikuti menteri-menteri terkait.

Selama press conference berlangsung, kita menunggu sampai itu selesai dan kemudian sama-sama kita akhiri. Dengan demikian, nanti tidak menteri kesana kemari, di-sanggong sana, sanggong sini, akhirnya hasil dari sidang itu tidak bisa diketahui oleh rakyat, karena wartawan tidak bisa fokus untuk mendengarkan dulu hasil sidang, kemudian setelah itu silakan kalau masih ingin bertanya kepada menteri, jangan menghindar. Mereka juga ingin mewartakan apa yang kita lakukan, yang Saudara lakukan kepada rakyat. Saya harus sampaikan seperti itu, karena kita ingin lebih bagus lagi, yang sudah bagus kita pertahankan, yang harus kita perbaiki, kita perbaiki. Itulah empat agenda, terutama tiga agenda penting yang akan kita acarakan pada sidang kita hari ini.

Demikian pengantar pertama saya Saudara-saudara, dan setelah break nanti akan kita lanjutkan acara kita ini.

Terima kasih.



Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI