Sambutan Presiden RI pada Silaturahim dengan Paskibraka, Jakarta, 18 Agustus 2011
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA SILATURAHIM
DENGAN PASUKAN PENGIBAR BENDERA PUSAKA,
PASUKAN KEHORMATAN TARUNA AKADEMI TNI DAN AKPOL,
PADUAN SUARA DAN ORKESTRA GITA BAHANA NUSANTARA,
PARA TELADAN NASIONAL, SERTA PESERTA LOMBA DAN PAMERAN KEBUDAYAAN INDONESIA TAHUN 2011
TANGGAL 18 AGUSTUS 2011
DI JI EXPO KEMAYORAN, JAKARTA
Â
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam sejahtera untuk kita semua
Â
Yang saya hormati Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia beserta Ibu Herawati Boediono,
Para Menteri dan Anggota Kabinet Indonesia Bersatu II,
Panglima TNI dan Kapolri, beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara,
Para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Kementerian,
Para teladan, para putra-putri bangsa berprestasi, para juara lomba, para partisipan perayaan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia Tahun 2011,
Hadirin sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,
Â
Alhamdulillah, pada malam hari ini, kita dapat bertatap muka dan bersilaturahim setelah kita bersama-sama mengemban tugas yang amat penting, yaitu memperingati hari kemerdekaan negara yang kita cintai, tepatnya kemarin tanggal 17 Agustus tahun 2011. Saya, atas nama negara dan pemerintah, pertama-tama ingin mengucapkan selamat dan menyampaikan rasa bangga saya kepada para teladan dan putra-putri bangsa yang meraih prestasi maupun yang menjadi juara dalam berbagai perlombaan. Boleh tepuk tangan.
Â
Tepuk tangan itu setia, sayang, menghormati kawan-kawan yang mengukir prestasi atau yang berbahagia, yang patut kita berikan tepuk tangan ataupun salut kepada mereka. Saya berharap prestasi yang telah dicapai, yang telah diraih itu dipertahankan, dan ditingkatkan di waktu yang akan datang. Di samping itu, saya juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas partisipasi dan kontribusi Saudara dalam rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan kita yang sebenarnya sudah kita mulai sejak tanggal 15 Agustus, 16 Agustus, 17 Agustus, dan hari ini, 18 Agustus. Kita ketahui, dengan tentu mengucap syukur alhamdulillah kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, semua rangkaian peringatan Hari Kemerdekaan, baik yang dilaksanakan di Jakarta, di tingkat pusat, maupun di daerah-daerah, saya mendengar laporan semuanya berjalan baik, aman, dan lancar. Meskipun ini bulan puasa, Bulan Ramadhan, dan umat Islam menjalankan ibadah pada bulan suci ini, tetapi semangat untuk merayakan hari kemerdekaan cukup tinggi. Saya senang, saya bersyukur, dan saya bangga atas semangat dan kesadaran untuk memperingati hari yang paling bersejarah ini.
Â
Tentu ada sejumlah modifikasi, sejumlah penyesuaian, termasuk pengaturan jadwal. Contoh, sebelum jatuh pada bulan puasa, puncak Peringatan Hari Kemerdekaan yang kita laksanakan setiap tahun, sebelum tanggal 17 biasanya diawali dengan lomba pada tingkat SD dan SMP, yaitu lomba mencipta puisi, lomba melukis, lomba mencipta lagu, dan lomba desain batik. Tetapi karena bertepatan dengan Bulan Suci Ramadhan, maka lomba itu akan kita laksanakan Insya Allah pada Bulan September mendatang. Demikian juga, biasanya ada Pawai Budaya Nusantara. Setiap Provinsi akan tampil untuk mengirimkan kontingen budayanya dan melaksanakan pawai di Ibukota Jakarta. Sekali lagi, karena bertepatan dengan bulan puasa, maka ditiadakan, dan penggantinya sebagaimana kita saksikan tadi, yang meraih juara adalah Lomba Foto atau Fotografi pada tingkat nasional. Tentu saja ada sejumlah penyesuaian yang lain, tetapi sekali lagi tidak mengurangi sama sekali kemeriahan dan keagungan dari peringatan hari kemerdekaan ini.
Â
Tujuh tahun terakhir ini, tampilan seni budaya yang ditampilkan di istana, baik Istana Merdeka maupun Istana Negara, setiap tanggal 17 sore dan malam hari nampak makin meriah. Oleh karena itu, saya sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi untuk memeriahkan rangkaian Hari Kemerdekaan kita. Terima kasih.
Â
Saudara-saudara, Putra-putri bangsa teladan dan yang berprestasi,
Â
Usia negara kita genap 66 tahun. Sejak merdeka, pada tanggal 17 Agustus 1945 hingga hari ini, negara kita terus membangun diri, melakukan perubahan-perubahan yang konstruktif menuju masa depan yang lebih baik. Sejak Indonesia merdeka, Indonesia telah memiliki enam Presiden yang resmi memimpin pemerintahan di negeri ini, mulai dari Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Baharuddin Jusuf Habibie, Presiden Abdurrahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, dan saya. Kesemua pemerintahan, mulai dari Presiden Soekarno hingga saya, dan akan terus berlanjut ke depan, semuanya juga membangun negara ini dan gigih berjuang untuk menuju masa depan yang kita cita-citakan, yaitu Indonesia yang lebih maju, lebih adil, dan lebih sejahtera. Banyak hasil dan capaian yang kita raih dalam pembangunan bangsa sejak merdeka hingga hari ini, meskipun masih banyak pula tantangan dan persoalan yang harus kita jawab dan atasi. Demikianlah hakikat sebuah pembangunan bangsa, sebuah proses panjang, bukan proses satu hari, satu tahun, dua tahun, tetapi proses berlanjut yang dilaksanakan dari satu generasi ke generasi yang lain. Tetapi percayalah, siapapun yang memimpin negeri ini, pemerintahan manapun yang menjalankan roda pemerintahan, akan senantiasa berjuang dan bekerja dengan gigih untuk memajukan kehidupan rakyat Indonesia yang kita cintai bersama.
Â
Saya harus mengatakan bahwa prospek kita di masa depan baik. Marilah kita bersikap optimis bahwa Indonesia di masa depan dengan izin Allah akan lebih baik dari Indonesia sekarang ini. Yang bisa mewujudkan cita-cita besar itu, yang benar-benar bisa menghantarkan negara kita ke arah yang lebih baik tadi, syaratnya adalah kita harus punya keyakinan yang kuat bahwa negeri kita dengan pembangunan yang sungguh-sungguh akan lebih baik, yang kedua diperlukan persatuan dan kebersamaan di antara kita di seluruh Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Dan, di samping keyakinan dan persatuan tadi, semua warga bangsa harus bekerja dengan sungguh-sungguh, harus bekerja keras, tidak boleh bermalas-malas, agar sekali lagi masa depan kita jauh lebih baik dari masa sekarang. Itulah hakikat dari perjalanan negara yang kita cintai dari tahun ke tahun, dari dasawarsa ke dasawarsa, dan demikian seterusnya.
Â
Saudara-saudara,
Para teladan, para partisipan upacara, dan putra-putri bangsa yang berprestasi,
Â
Dalam pembangunan yang dilakukan oleh bangsa kita di seluruh tanah air, saya mesti mengatakan bahwa negara dan pemerintah tidak pernah berhenti di dalam membangun negerinya, di dalam melaksanakan pembangunan di segala bidang. Pembangunan ini tidak kita laksanakan asal-asalan, tidak mungkin kita laksanakan tanpa rencana, begitu-begitu saja, tidak mungkin. Ini negara, ini bangsa, yang tentu harus punya masa depan yang baik. Maka, di dalam membangun bangsa, membangun negeri kita, kita telah menetapkan arah, kebijakan, dan program-program pembangunan yang tepat, benar, dan jelas. Semua itu akhirnya, mengapa kita membangun, tiada lain untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat di seluruh tanah air.
Â
Saya ingin mengatakan, bahwa lima tahun ini, 2009 - 2014, di samping pembangunan secara menyeluruh, kita juga menggarisbawahi, mengagendakan, dan memprioritaskan tiga hal. Pertama, kita ingin meningkatkan pembangunan ekonomi di seluruh Indonesia, agar dengan ekonomi yang berhasil, kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Itu pertama. Yang kedua, kita juga ingin membangun kehidupan politik dan demokrasi yang bermartabat dan membawa manfaat bagi seluruh rakyat Indonesia. Dan yang ketiga, yang tidak kalah pentingnya, kita ingin menegakkan hukum dan keadilan, keadilan bagi semua. Agar dengan tegaknya hukum dan keadilan, negara kita akan menjadi tentram, menjadi damai, dan bebas dari kejahatan, termasuk kejahatan korupsi. Itulah tiga hal yang menjadi prioritas. Saudara tahu, bahkan sebagian ikut menyaksikan, ketika saya menyampaikan pidato di depan DPR RI dan DPD RI tentang anggaran pembangunan yang akan kita alokasikan tahun 2012 mendatang.
Â
Saudara-saudara,
Â
Membangun negeri, menjalankan roda pemerintahan, meningkatkan pendidikan, kesehatan, dan apa saja yang ada di negeri ini, tentu memerlukan biaya. Biaya itulah yang kita gunakan untuk membangun diri. Rencana pembiayaan itulah yang kita sebut dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Saudara sudah mendengar sendiri, dari tahun ke tahun kita meningkatkan jumlah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara kita. Apabila APBN terus meningkat, makin banyak anggaran atau dana yang kita gunakan untuk membangun semua sektor pembangunan di negeri ini. Kalau biayanya makin besar, pengunaan biayanya tepat dan benar, hampir pasti, hasilnya adalah kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat kita. Dengan penerimaan negara yang makin baik, dengan ekonomi yang terus tumbuh, dengan pengaturan yang tepat, kita juga ingin ke depan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat kita, termasuk gaji para pegawai.
Â
Sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Ini tahun ketujuh saya memimpin negeri ini, dengan izin Allah dan dengan mandat yang diberikan oleh rakyat, Saudara tahu, agar penghasilan makin layak, maka gaji setiap tahun terus kita tingkatkan. Termasuk gaji ketiga belas. Dan sejumlah tunjangan bagi yang tepat menerima tunjangan itu. Tetapi, negara, pemerintah, tentu tidak mungkin hanya memikirkan gaji pegawai, termasuk guru, termasuk TNI, termasuk Polri, termasuk pensiunan. Kita juga ingin saudara-saudara kita yang tidak menjadi pegawai juga memiliki tingkat kesejahteraan yang lebih baik. Apakah mereka petani, nelayan, buruh, atau pekerja, atau yang bekerja di swasta, semuanya, kita berharap, kita berjuang, kita berikhtiar, dengan ekonomi yang makin tumbuh, mereka juga bisa menikmati kehidupan yang lebih layak. Itulah yang kita perjuangkan bersama.
Â
Oleh karena itu, dengan Saudara sudah mengetahui perjalanan bangsa kita sejak merdeka, dan apa saja yang kita lakukan dalam pembangunan ini yang akhirnya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, maka marilah kita ciptakan keadaan dalam negeri kita yang baik, politik yang stabil, keadaan sosial yang baik, rukun, dan harmonis, hukum yang tegak, keamanan yang bisa kita pelihara. Kalau semua bisa dijaga, semua ikut bertanggung jawab di seluruh negeri ini, termasuk para pemimpin di daerah, Gubernur, Bupati, Walikota, Camat, sampai Kepala Desa, Lurah, semua ikut bertanggung jawab, ikut bekerja keras, maka keadaan Indonesia akan makin baik, tenang, stabil, tentram, dan dengan kondisi itu kita bisa meningkatkan perekonomian kita lebih maju lagi, sebagai jalan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, kesejahteraan Saudara-saudara semua.
Â
Itulah yang harus kita ketahui, itulah yang menjadi tugas kita. Dengan tantangan-tantangan yang kita hadapi, tetapi, saya yakin dengan izin Allah sekali lagi, masa depan kita baik dan marilah tidak kita sia-siakan momentum dan kesempatan sejarah ini untuk bekerja lebih giat lagi, lebih bersatu lagi, lebih rukun lagi, dengan keyakinan diri agar semua pembangunan yang kita laksanakan berhasil dengan baik.
Â
Saudara-saudara,
Putra-putri bangsa teladan, berprestasi, dan yang menjadi juara di berbagai perlombaan,
Â
Akhirnya saya ucapkan selamat kembali ke daerah masing-masing, jaga keselamatan di perjalanan. Ceritakan pengalaman Saudara selama berada di Jakarta sekian hari ini kepada handai taulan dan sanak saudara. Tidak semua mendapatkan izin Tuhan yang Maha Kuasa, lulus seleksi, dan akhirnya bersama-sama kita semua memperingati detik-detik Proklamasi Kemerdekaan di Ibukota Jakarta ini. Tolong disyukuri, dan tolong itu menjadi catatan dalam perjalanan hidup Saudara-saudara semua. Saya pada saatnya akan terus berkunjung ke daerah. Sampai ketemu lagi dengan saya, dan semua nanti dan sampaikan salam sayang saya kepada para keluarga yang ada di daerah. Semoga para keluarga mendapatkan lindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa. Sekian, selamat berjuang, terima kasih. Dirgahayu Republik Indonesia!
Â
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI