Â
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA
SILATURAHMI DENGAN PASUKAN PASKIBRAKA, PADUAN SUARA NASIONAL DAN ORKESTRA GITA BAHANA NUSANTARA, SERTA PARA TELADAN NASIONAL
DI HALL D1 JAKARTA INTERNATIONAL EXPO KEMAYORAN, JAKARTA
PADA TANGGAL 18 AGUSTUS 2009
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Wakil Gubernur DKI Jakarta, para Pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen,
Yang saya cintai dan saya banggakan para Teladan Nasional, para anggota Paskibraka 2009, para atlet nasional berprestasi, dan para anggota Paduan Suara Gita Bahana Nusantara,
Pada kesempatan yang baik, yang indah, yang bersejarah, dan insya Allah penuh berkah ini, saya mengajak Saudara semua untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, karena kita semua masih diberikan nikmat kesempatan, kekuatan, dan kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, perjuangan kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT, kita dapat merayakan secara bersama dengan penuh rasa syukur dan kebanggaan peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan negara kita yang ke 64.
Hadirin yang saya cintai,
Sebelum saya melanjutkan sambutan saya, saya ingin bertanya ada anak-anak kita, empat orang yang di depan kiri, tadi mungkin belum diperkenalkan atau belum berdiri. Pak Presiden, Pak SBY ingin tahu prestasi apa yang diraih oleh anak-anak. Tolong berdiri dan disebutkan. Ada micnya, ada? Ada mic? Berdiri di sini, menghadap ke sana. Tolong dikenalkan apa prestasinya.
(inaudible)
Ya, kembali ke tempat, kasih tepuk tangan yang meriah.
Saudara-saudara,
Saya juga ingin menggunakan kesempatan yang membahagiakan ini, untuk secara tulus mewakili juga jajaran pemerintahan yang sedang mengemban amanah, para Menteri dan para pimpinan Lembaga Pemerintah Non Departemen, untuk mengucapkan selamat, terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara sekalian. Teruslah berprestasi, teruslah memberi contoh, teruslah menjadi contoh, teruslah berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara tercinta, karena semuanya itu sesungguhnya juga ibadah kita sebagai umat beragama, sebagai umat hamba Tuhan dan semoga ibadah para teladan dan semua yang berprestasi mendapatkan imbalan dari Allah SWT.
Banyak yang bisa kita lakukan di negeri ini, terpulang kepada kita, misalnya di dalam pembangunan bangsa, di dalam pembangunan daerah, apakah kita memilih ikut saja dalam pembangunan itu, boleh seperti itu, yang penting ikut, jangan menghalang-halangi, jangan mengganggu, jangan menghambat pembangunan yang dilaksanakan oleh seluruh rakyat Indonesia. Ada juga yang memilih, ah, saya tidak mau hanya sekedar ikut, saya ingin lebih aktif lagi, saya ingin berada di tengah-tengah, ikut bekerja lebih giat, ikut memberi semangat, dan sebagainya sehingga pembangunan berjalan dengan lebih baik lagi. Ada yang berpikir dan bersikap demikian. Tentunya itu juga sikap dan pilihan yang baik. Tetapi ada yang, ah, saya belum cukup kalau hanya itu, saya ingin benar-benar meraih dan mengukir prestasi yang baik, saya ingin menjadi contoh, saya ingin menunjukkan bahwa kalau kita bekerja keras pasti hasilnya akan baik dan akhirnya diam-diam sesungguhnya saya ikut memilih pembangunan yang dilaksanakan di seluruh wilayah tanah air. Saudara semua termasuk yang itu. Tepuk tangan yang paling meriah.
Kalau rakyat kita makin banyak yang ingin berbuat yang terbaik, doing the best, berprestasi, menjadi contoh, memberi contoh, menjadi pelopor, menjadi perintis dan hal-hal yang seperti itu, maka insya Allah dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, negara kita akan cepat maju, cepat makmur, dan cepat sejahtera lahir dan batin. Oleh karena itu, sekali lagi terimalah rasa hormat saya, rasa bangga saya, terima kasih saya, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Saudara semua. Nanti setelah kembali ke tempat tujuan, tempat daerah Saudara-saudara mengabdi, sampaikan salam hormat, salam sayang saya kepada para keluarga dengan harapan dan doa kami semua yang di sini, para keluarga yang ada di daerah-daerah termasuk sahabat dan handai taulan, selalu mendapatkan lindungan dari Tuhan Yang Maha Kuasa dan terus berbakti dan mengabdi yang terbaik bagi negara tercinta.
Saudara-saudara,
Semua tahu bahwa tema besar peringatan atau perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan tahun 2009 ini adalah Bersatu, Bangkit, dan Maju. Sama dengan kita bisa mengatakan kalau Indonesia ingin menjadi negara yang maju, bermartabat, dan sejahtera di abad 21 ini, syaratnya kita semua, seluruh rakyat Indonesia dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote haruslah bersatu, bangkit, dan maju. Setuju Saudara? Ingat sepuluh, sebelas tahun yang lalu, tahun 1998, Indonesia mengalami krisis, krisisnya luar biasa. Banyak yang meramalkan Indonesia sebagai negara akan runtuh, akan tercabik-cabik, akan goyah karena keadaannya justru amat sulit waktu itu, di samping ekonomi kita jatuh, kita juga terlibat dalam konflik, konflik komunal, kemudian huru-hara, hukum dilanggar di sana-sini, keamanan nasional terguncang, dan sebagainya, seolah-olah Indonesia diselimuti awan kegelapan.
Tetapi, bangsa kita membuktikan, dengan ridho Tuhan Yang Maha Kuasa, karena pada prinsipnya kita segera sadar, kita segera bersatu, kemudian tidak mau terus-menerus mengalami krisis dan kita ingin melangkah maju, membangun kembali negara kita, alhamdulillah, sepuluh tahun kemudian negara kita bisa keluar dari krisis itu, selamat, dan sekarang kita tengah meningkatkan pembangunan kita menuju masa depan yang lebih baik. Itu sepuluh, sebelas tahun yang lalu.
Saudara-saudara, anak-anak,
Ternyata tahun lalu, sepuluh tahun kemudian, 2008, sekarang pun masih kita rasakan, dunia tempat kita hidup, bersama bangsa-bangsa yang lain juga mengalami krisis yaitu krisis perekonomian yang juga dahsyat, luar biasa. Ekonomi kita juga terpukul karena krisis itu tetapi alhamdulillah, sekali lagi kita semua sadar menghadapi krisis ini tidak boleh terkotak-kotak, tercerai-berai tetapi harus segera bersatu dan tidak terlena, tidak lengah, kita bekerja lebih giat atau bangkit dan kemudian resepnya kita juga membangun, melangkah maju menuju masa depan yang lebih baik. Kita juga diselamatkan dari krisis dunia yang terjadi sekarang ini. Dari dua cerita saya itu, percayalah bahwa yang bisa menyelamatkan negara kita dari krisis apapun, yang bisa menghantarkan bangsa kita menuju masa depan yang lebih baik, jawabannya, resepnya, kuncinya, adalah manakala kita sungguh bersatu kemudian bangkit dan melangkah maju. Setuju Saudara? Alhamdulillah, bersatu. Mengapa bersatu? Ya tadi. Bercerai kita runtuh, bersatu kita teguh. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing. Semua untuk satu, satu untuk semua, semua untuk semua. Begitu pepatahnya, begitu kata orang-orang bijak.
Satu tahun ini negara kita mengalami atau menyelenggarakan Pemilihan Umum, benar? Ada Pemilu Legislatif, ada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden dan itu kehidupan demokrasi. Negara lain pun juga demikian, bukan hanya Indonesia. Biasanya kalau musim Pemilu suhu politik menghangat atau mendingin? Menghangat. Biasa, ada kampanye di sana, kampanye di sini, ada kompetisi A, kompetisi B, ya begitulah demokrasi. Tetapi, Pemilu sudah selesai atau belum? Sudah, alhamdulillah, karena kedewasaan rakyat Indonesia dalam berpolitik, dalam berdemokrasi termasuk Saudara-saudara para teladan. Pemilu yang berlangsung di negeri kita telah berjalan secara aman, damai, tertib, lancar, dan demokratis. Kalau Pemilu sudah selesai, masih tepat tidak kalau kita masih terus berhadap-hadapan, berjarak, dipisah oleh warna-warni bendera partai politik, kaos-kaos, spanduk, baliho, masih seperti itu atau sudah usai semuanya? Sudah selesai. Sekarang saatnya kita bersatu kembali, bersaudara kembali, rukun satu sama lain antar tetangga, antar sahabat, dan semuanya. Oleh karena itu, saya senang melihat perayaan hari kemerdekaan di seluruh Indonesia, kita saksikan di layar-layar televisi, kita dengarkan di mana-mana warna yang muncul adalah merah, putih seperti warna yang ada dalam ruangan ini.
Disitulah makna persatuan kita, bersatunya kita kembali setelah satu tahun kemarin negara kita menjalankan Pemilihan Umum. Bersatu, sekali lagi itu kunci dari keberhasilan. Tidakkah dalam Pancasila, ada sila yang berbunyi Persatuan Indonesia. Tidak boleh kita tercerai berai, berbeda-beda, bermusuhan, berhadap-hadapan karena perbedaan. Indonesia negara yang majemuk, negara yang beragam dan kemajemukan itu indah, apabila disertai rasa kasih sayang, rasa persaudaraan, toleransi, dan persatuan, betul? Tidak boleh karena kita berbeda agama, berbeda suku, berbeda etnis, berbeda daerah, berbeda identitas yang lain lantas tidak rukun satu sama lain.
Yang kedua, bangkit, meskipun kita menghadapi krisis berkali-kali setelah krisis 1998, ada krisis pangan, ada krisis minyak, sekarang ada krisis dunia bidang perekonomian, ada tsunami, ada bencana alam, jangan pernah menyerah, kita harus tegar dan kemudian bangkit kembali. Dan yang terakhir, melangkah maju, artinya mari kita terus membangun. Tidak mungkin dengan kita bersikap pasif, dengan kita santai, dengan kita tidak ulet dan tidak rajin, negara kita menjadi negara maju. Benar begitu? Tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai tujuan yang mulia. Oleh karena itu, kalau ingin maju ya bekerja keras, berpikir cerdas.
Itulah yang ingin saya sampaikan mengapa kita benar-benar ke depan makin bersatu, kemudian bangkit, membangun kembali, dan melangkah maju. Yang ingin saya sampaikan sebelum kita nanti, ini acara yang penting, yang ditunggu-tunggu foto bersama, setuju?
Saya ingin menyampaikan, besok saya akan menyampaikan pidato, pidato saya yang ketiga dalam rangkaian peringatan 17 Agustus tahun 2009 ini yaitu pidato kenegaraan saya selaku Presiden di hadapan Dewan Perwakilan Daerah dan di hadapan para Gubernur, para Bupati, para Walikota seluruh Indonesia yang akan hadir di Jakarta, besok tanggal 19 Agustus. Yang ingin saya sampaikan adalah kita membangun bangsa dan negara ini, membangun manusia seutuhnya, membangun semua daerah, semua wilayah, sehingga ke depan kita harus maju bersama-sama, makmur bersama-sama, tidak boleh maju sendiri-sendiri, dan makmur sendiri-sendiri. Benar begitu? Karena itulah pembangunan harus berangkat dari kebijakan, dari strategi, dari program-program yang memungkinkan seluruh wilayah Indonesia dibangun secara serentak. Tidak boleh ada provinsi, kabupaten, dan kota yang maju sekali dan melupakan, meninggalkan, tidak peduli pada provinsi, kabupaten, dan kota yang tertinggal.
Pendek kata, sumber daya yang kita miliki secara nasional harus kita gunakan secara adil dan merata. Namanya Pembangunan untuk Semua, pembangunan yang inklusif, anggaran yang dimiliki oleh negara juga kita gunakan untuk membangun secara adil dan merata, termasuk upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk di dalamnya upaya untuk meningkatkan kesejahteraan para pegawai negeri dan abdi negara. Itu menjadi komitmen, menjadi amanah, menjadi tugas pemerintah, mulai dari saya, para Menteri, Gubernur, Bupati, dan Walikota dan saya sudah menyampaikan berkali-kali tugas pemerintah, terutama yang di depan, Bupati, Walikota, diatasnya ada Gubernur, tentu ada Camat, ada Kepala Desa. Teruslah meningkatkan pelayanan yang terbaik kepada rakyat. Rakyat adalah segalanya, segalanya untuk rakyat. Jangan kita bermalas-malas, jangan kita bersikap pasif, jangan kita tidak terdorong untuk terus melayani rakyat dengan baik. Setuju Saudara? Siap Saudara? Mari ke depan kita tingkatkan pelayanan yang terbaik kepada rakyat. Negara, pemerintah memberikan apresiasi kepada Saudara. Imbalannya, berikan pelayanan yang lebih baik lagi kepada rakyat kita di seluruh tanah air.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada jajaran Paskibraka, atlet berprestasi, dan orkestra Gita Bahana Nusantara, saya ucapkan terima kasih secara khusus atas apa yang dilakukan kemarin, pada rangkaian perayaan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan dan kepada Saudara-saudara yang ingin kembali ke daerah, sekali lagi sampaikan salam sayang saya kepada keluarga di rumah, sahabat-sahabat, selamat jalan, sampai di tujuan, selamat semuanya, lancar semuanya sampai di tempat, tambah bersemangat, energinya bertambah kuat untuk melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara.
Demikianlah Saudara-saudara, semoga Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, selalu membimbing, melindungi perjalanan bangsa dan negara kita. Sekian.
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,
Sekretariat Negara RI