Sambutan Presiden RI pada Silaturahmi Kel. Besar Persatuan Tuna Netra Indonesia, 03-7-09
SAMBUTAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
PADA ACARA SILATURAHMI KELUARGA BESAR PERSATUAN TUNA NETRA INDONESIA (PERTUNI)
DI CIKEAS, BOGOR, JAWA BARAT
3 JULI 2009
Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Yang saya hormati, para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Saudara Ketua Umum PERTUNI, Bapak Didi Tarsidi, Mas koco Sugiarto.
Saudara-saudara,
Para Tuna Netra yang sangat saya cintai dan saya muliakan.Â
Pada kesempatan yang baik dan semoga senantiasa penuh berkah ini, saya mengajak hadirin sekalian untuk sekali lagi memanjatkan puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhanahu Wata'alla, karena pada sore hari ini kita dapat bersilaturahim di tempat ini dan semoga pertemuan kita membawa berkah dan membawa kebaikan bagi Saudara semua dan bagi bangsa Indonesia. Saya juga patut untuk memanjatkan puji syukur ke hadirat Yang Maha Kuasa karena saudara-saudara baru saja, mengakhiri penyelenggaraan musyawarah nasional yang menghasilkan sejumlah program kerja, memilih untuk memimpin organisasi ini 5 tahun mendatang dan juga berbagai komitmen, termasuk rekomendasi yang disampaikan kepada Pemerintah.
Setelah saya mendengarkan dengan seksama, apa yang disampaikan oleh Pak Didi Tarsidi tadi, di sini hadir beberapa Menteri, termasuk Sekretaris Kabinet, saya meminta kepada Sekretaris Kabinet, Pak Sudi Silalahi, agar nanti segera setelah 8 Juli dilakukan Sidang Kabinet Terbatas, undang menteri-menteri terkait untuk bisa menindaklanjuti apa yang diharapkan dan direkomendasikan oleh PERTUNI ini. Mengapa setelah tanggal 8 Juli? saya khawatir, kalau ini kita laksanakan besok, atau lusa, dikira ada kaitannya dengan politik. Banyak orang salah sangka, termasuk nanti buruk sangka, padahal niat kita baik. Supaya enak semuanya, Insya Allah, setelah 8 Juli berarti minggu depan, kami akan berkumpul untuk memastikan bahwa Pemerintah bisa meningkatkan bantuan dan dukungannya kepada keluarga besar PERTUNI.
Sering, untuk hal-hal khusus, kita setelah ada rekomendasi, ada pikiran-pikiran, ada pandangan, dari seperti PERTUNI ini, kita bahas, kita rumuskan, agar harapan Pak Didi tadi jangan hanya dipikirkan oleh Menteri Sosial saja, meskipun secara fungsional memang, Menteri Sosial memiliki kewajiban untuk mengelola, membina, membantu para penyandang cacat, termasuk PERTUNI, tetapi tentu mengait kepada Departemen atau Kementerian yang lain. Â Â
  Â
Oleh karena itulah, karena menyangkut pendidikan nanti Mendiknas akan saya undang, Menteri Agama juga perlu hadir, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi hari ini juga hadir, dan tentunya menteri-menteri terkait lainnya. Dengan demikian, apa yang Saudara-saudara harapkan itu bisa ada tindak lanjutnya. Tentu saja karena keberadaan Saudara-saudara penyandang tuna netra ini juga ada di seluruh Indonesia, saya juga berharap para Gubernur, para Bupati, dan para Walikota, juga memiliki kepedulian, kesadaran, dan juga memberikan bantuan yang diperlukan bagi PERTUNI yang ada di daerah masing-masing. Dengan demikian bukan hanya situasional, tetapi ini bagian dari sistem supaya ada kelanjutannya.
Saudara-saudara,
Pemerintah sesungguhnya terus meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, termasuk memberikan bantuan dan perlindungan kepada mereka-mereka yang perlu mendapatkan bantuan. Diantaranya adalah yang tahun-tahun terakhir terus kita tingkatkan wujud bantuan dan perlindungan itu adalah para penyandang cacat, utamanya penyandang cacat berat dan tentunya secara khusus para tuna netra. Kita ingin, sejalan dengan peningkatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, sejalan dengan perkembangan perekonomian kita, Pemerintah terus meningkatkan bentuk dari bantuan bagi, baik organisasi maupun perseorangan, yang mesti memerlukan perhatian dan kepedulian khusus.
Tadi saya sudah mendengar ada bantuan dari Pak Bob Hasan, dan dari Jamu Sido Muncul, dari yang lain-lain. Nanti dalam rapat yang dihadiri oleh menteri-menteri terkait, saya juga ingin dirumuskan, bagaimana ada bantuan pemerintah yang lebih permanen, begitu, yang tidak situasional. Dengan demikian ada yang tetap, kalau itu menjadi bagian dari APBN, kewajiban Pemerintah tentu menyarankannya kepada DPR-RI dan ini saran yang saya kira mulia, karena tentu semua harus setuju, kalau kita memberikan bantuan kepada PERTUNI. Kalau itu kita bahas dengan baik, Insya Allah, akan bisa kita memberikan bantuan secara permanen bagi kegiatan Keluarga Besar PERTUNI.
Tentang ratifikasi Konferensi Perserikatan Bangsa-bangsa bagi, atau menyangkut hak para penyandang cacat tadi, kita akan dorong, Pak Didi. Memang kadang-kadang antriannya panjang, tetapi ini menurut saya prioritas dan mudah-mudahan sebelum DPR RI kita melakukan pergantian nanti, diganti oleh DPR RI hasil Pemilihan Umum Legislatif yang lalu, ini sudah bisa dirampungkan, karena penting. Kami akan dorong, Pemerintah akan mendorong, supaya bisa segera selesai pada saat yang sama-sama kita harapkan.
Program yang dilaksanakan Pemerintah selama ini dan saya tidak pernah berhenti menyampaikan kepada para pimpinan daerah, utamanya para Walikota dan Bupati untuk terus membangun fasilitas bagi para penyandang cacat di tempat-tempat publik, entah di bandara udara, entah di pelabuhan laut, di terminal kereta api, bus, tempat pelayanan publik yang lain bagi penyandang cacat. Karena itu menjadi kewajiban, itu menjadi amanah Undang-Undang Dasar. Dalam ajaran agamapun, agama manapun, saya kira diwajibkan untuk membantu saudara-saudara kita yang memerlukan bantuan itu. Kita ingin tingkatkan pembentukan fasilitas-fasilitas itu, dengan demikian para penyandang cacat bisa lebih mandiri karena ada fasilitasnya. Dan saya setuju Pak Didi, ini konsepnya bukan konsep charity, tetapi konsep rights ataupun hak bagi saudara-saudara kita yang menyandang cacat dan bagi negara tentunya konsepnya, konsep obligation, konsep kewajiban untuk membantu saudara-saudara kita itu.
Insya Allah, ke depan akan kita tingkatkan dan sebelum jatuh tempo saya habis, 20 Oktober 2009 ini. 5 tahun mendatang siapa yang memimpin, hanya Allah yang tahu, tetapi paling tidak, sisa masa jabatan saya yang hasil Pemilu tahun lalu masih ada sekian bulan, mudah-mudahan bisa kita rumuskan bersama menteri-menteri terkait nanti, apa saja peningkatan pembangunan fasilitas ataupun kontribusi lain kepada PERTUNI khususnya, dan kepada para penyandang cacat berat, utamanya, pada umumnya.
Saudara-saudara,
Benar bahwa kita tidak mengenal diskriminasi. Oleh karena itu dalam bidang pendidikan, bidang tenaga kerja, bidang pelayanan publik yang lainnya, justru para penyandang cacat harus mendapatkan pelayanan khusus. Ini yang kita harapkan dan terus kita tingkatkan di waktu yang akan datang. Justru pembedaan itu untuk tidak memberatkan, membebani saudara-saudara kita yang menyandang cacat tadi. Bukan untuk mendiskriminasi, apalagi konsepnya menjadi konsep charity tadi. Bukan. Itulah yang kita pikirkan bersama-sama, fasilitas seperti apa yang tepat. Dengan demikian bisa digunakan dengan baik, makin banyak jumlahnya, di berbagai kota, di tanah air kita ini, sehingga kehidupan di lingkungan masyarakat betul-betul menjadi lebih baik, tenteram, merasa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, saling hormat menghormati, saling sayang menyayangi, saling bantu membantu.
Inilah masyarakat yang kita bangun dan terus kita kembangkan. Saya sendiri beserta Istri, Ibu negara juga ada di sini, sangat sering sebetulnya bersilaturahim dengan para tuna netra. Yang jelas setiap lebaran saya bertemu dengan banyak sekali, saya tidak bisa hitung, ratusan, kadang-kadang mungkin lebih dari 1000, baik di Cikeas ini ataupun di kantor. Saya senang sekali, terus terang, karena disitulah, paling tidak setahun sekali, kita bisa bersilaturahim, bisa saling menyapa, bisa berhalal bihalal. Marilah kita teruskan tradisi seperti ini. Kita lanjutkan istilah Pak Didi tadi tradisi seperti ini, bukan hanya lebaran, di Istana Negara juga sering, ada kegiatan-kegiatan yang para tuna netra juga hadir. Kemarin, kepada Ibu saya serahkan pada saat kita memperingati hari Anti Narkotika Internasional, saya serahkan petunjuk dalam huruf braille untuk bisa digunakan dengan baik.
Kami selalu ingin memelihara komunikasi dan silaturahim, kami selalu ingin mendengarkan apa-apa yang dipikirkan oleh Saudara-saudara, dan kami juga ingin terus memberikan bantuan. Bantuan itu tidak harus serba materi, tetapi pelayanan yang baik, persamaan kesempatan pendidikan, lapangan pekerjaan, dan lain-lainnya. Itulah yang dapat saya sampaikan, dan terakhir tanggal 8 Juli nanti, kita, rakyat Indonesia kembali melaksanakan Pemilihan Umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden.
Pesan saya, gunakan hak pilih dengan sebaik-baiknya. Gunakan sesuai dengan pilihannya masing-masing. Karena ini Pemilu, tentu sifatnya langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Pemerintah membantu KPU dan KPUD, karena penyelenggara Pemilu ini bukan Pemerintah, jadi jangan keliru. Undang-undang Dasar mengamanahkan, menugaskan KPU-lah sebagi badan yang mandiri, yang tetap, dan bersifat nasional, yang bertanggung jawab  menyelenggarakan Pemilu. Kalau yang menyelenggarakan Pemerintah, nanti dikhawatirkan tidak netral. Tetapi Pemerintah, mengingat pengalaman yang lalu, ada masalah-masalah dengan DPT, saya sudah melakukan konsultasi dengan KPU untuk tidak dianggap mencampuri urusan KPU, tetapi menawarkan bahwa pemerintah siap membantu, dalam batas ketentuan Undang-undang, baik di Pusat maupun di daerah. Dan para Gubernur, Bupati, dan Walikota, itu terus memberikan bantuannya agar Pemilu benar-benar berjalan secara aman, tertib, dan lancar, dan juga LUBER, langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Â
Hari ini saya mengeluarkan instruksi kepada para Gubernur seluruh Indonesia dengan tembusan para Bupati, Walikota, dan semua pejabat di seluruh daerah, jajaran Pemerintahan, sesuai dengan aturan undang-undang, sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang saya keluarkan sebelumnya, menghadapi 8 Juli nanti untuk memberikan bantuan kepada KPU dan KPUD agar DPT, Data Pemilih Tetap, itu betul-betul siap, akurat, kemudian tidak terjadi permasalahan seperti yang terjadi di waktu yang lalu.
Ini dilaksanakan secara transparan, tujuannya baik, betul-betul membantu KPU dan KPUD. Yang kedua, dalam instruksi saya kepada para Gubernur di seluruh Indonesia itu juga saya sampaikan agar di jamin situasi yang betul-betul aman, sebelum, pada saat, dan setelah pemungutan suara tanggal 8 Juli itu, agar semua kegiatan pemungutan suara bisa berjalan secara aman, tertib, dan lancar. Demikian juga yang ketiga, saya instruksikan kepada para Gubernur untuk memastikan bahwa pelaksanaan Pilpres dan Pilwapres di seluruh Indonesia ini betul-betul berjalan secara demokratis. Tidak terjadi tekanan-tekanan, pemaksaan-pemaksaan, ataupun cara-cara lain yang justru tidak demokratis, tidak adil.
Dengan 3 instruksi ini Pemerintah sungguh ingin pelaksanaan Pilpres dan Wapres ini berjalan dengan baik, dan tentunya selaku Kepala Negara saya menghimbau semua pihak, sesuai dengan amanah Undang-undang juga melakukan hal yang sama. Jangan sampai setelah ada kejadian baru sibuk menyalahkan sana, menyalahkan sini, tetapi ketika kita harus saling membantu sesuai dengan ketentuan undang-undang, kita tidak melakukan hal-hal itu. Tidak baik seperti itu, karena ini meskipun KPU dan KPUD yang bertindak sebagai penyelenggara sesuai dengan konstitusi dan undang-undang, tapi pada prinsipnya ini menjadi komitmen seluruh rakyat Indonesia agar Pemilu ini betul-betul bisa berjalan dengan baik.
Itulah Saudara-saudara yang saya sampaikan, dan semoga PERTUNI ke depan terus bisa menjalankan peran dan misinya dengan baik. Saya berharap komunikasi, kemitraan dan kerjasama dengan Pemerintah, baik pusat maupun daerah, terus dapat ditingkatkan, dan sebagaimana saya katakan tadi, Insya Allah, Â ke depan, pekerjaan rumah yang belum, yang masih tersisa, akan dilanjutkan, dan mudah-mudahan PERTUNI yang kita cintai ini makin bisa menjalankan perannya, bukan hanya untuk keluarga besar PERTUNI, tapi juga kepada masyarakat, bangsa, dan negara.
Demikian, Saudara-saudara, terima kasih.
Selamat jalan, kembali ke tempat tujuan dengan selamat, sampaikan salam saya kepada keluarga.
Sekian. Â Â
Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarokaatuh.
Biro Naskah dan Penerjemahan
Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan
Sekretariat Negara RIÂ