Sambutan Presiden RI pada Tasyakuran Hari Lahir PMII ke-49 di Jakarta, 28-5-09

 
bagikan berita ke :

Kamis, 28 Mei 2009
Di baca 1114 kali

 

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

 PADA ACARA

TASYAKURAN HARI LAHIR PMII KE-49

DAN

SILATURRAHIM NASIONAL ALUMNI

PERGERAKAN MAHASISWA ISLAM INDONESIA (PMII)

BALAI KARTINI, JAKARTA

PADA TANGGAL 28 MEI 2009

 

 

 

Assalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh,

 

Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu,

 

Para Diplomat dan Perwakilan Negara-negara Sahabat yang saya muliakan,

 

Saudara Gubernur DKI Jakarta, Saudara Ketua Ikatan Alumni PMII, Saudara Ketua Umum Pengurus Besar PMII, para Sesepuh PMII, para Ulama yang saya cintai dan saya muliakan,

 

Segenap Unsur Pimpinan dan Keluarga Besar PMII yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Marilah pada kesempatan yang baik dan insya Allah, penuh berkah ini, sekali lagi kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT karena kepada kita masih diberikan nikmat kesempatan, nikmat kekuatan, dan semoga nikmat kesehatan untuk melanjutkan ibadah kita, karya kita, serta tugas dan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa, dan negara tercinta. Kita juga bersyukur ke hadirat Allah SWT karena pada malam hari ini dapat bersama-sama menghadiri acara Tasyakuran Hari Kelahiran PMII yang ke-49 dan Silaturrahim Nasional Ikatan Alumni PMII.

 

Saya juga mengajak hadirin dan hadirat sekalian untuk menghaturkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikut Rasulullah, insya Allah, termasuk kita-kita semua sampai akhir zaman.

 

Hadirin-hadirat yang saya hormati,

 

Kita telah mendengarkan dengan seksama sambutan Ketua Umum PB PMII, Saudara Mochammad Rodli Kaelani, dan juga sambutan Ketua Ikatan Alumni, Saudara Arief Mudatsir, yang sangat jelas menceritakan perjalanan sejarah dan pengabdian PMII bagi bangsa dan negara. Selaku Kepala Negara, selaku seseorang yang sedang mengemban amanah, yang ingin saya ucapkan adalah rasa hormat, terima kasih dan penghargaan kepada Keluarga Besar PMII terhadap apa yang telah dilakukan untuk umat, untuk bangsa dan negara tercinta.

 

Barangkali tidak semua apa yang dilakukan tercatat dalam buku sejarah kita, tapi Allah SWT mencatatnya semua. Ke depan, sesuai dengan tema Silaturrahim Nasional Ikatan Alumni PMII serta Harlah ke-49 ini, saya mendukung penuh bahwa disamping bersyukur atas peran masa lalu dan masa kini, PMII juga melihat ke depan, menyongsong masa depan yang, insya Allah, betul-betul sesuai dengan dambaan kita semua, Indonesia yang lebih aman dan damai, Indonesia yang lebih adil, dan Indonesia yang lebih sejahtera. PMII tidak hanya menjadi penonton tetapi ingin menjadi pelaku yang aktif. Rakyat menunggu, semua menunggu, bahwa apabila di waktu yang lalu PMII telah jelas sekali kiprahnya, pengabdiannya, kontribusinya, di masa depan pun jangan ketinggalan kereta. Justru jadilah pelopor dan melakukan perubahan ke arah yang lebih baik.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Membangun negara, bangsa dan negara sebesar ini, 230 juta penduduk, geografi yang membentang dari Sabang sampai Merauke, dengan kompleksitas permasalahan dan tantangan yang kita hadapi tidak semudah membalik telapak tangan. Kita tahu semuanya itu. Diperlukan tekad yang membaja, kerja keras, persatuan dan kebersamaan seluruh rakyat Indonesia. Dalam konteks ini, saya berharap, PMII betul-betul menjadi motor penggerak, menjadi agent of change dan agent of development menuju masa depan yang baik.

 

Sejak kelahirannya 1960, kemudian 3, 4, 5 tahun negara kita mengalami prahara politik. PMII telah menunjukkan jasanya yang luar biasa. Demikian juga, sepanjang perjalanan. Oleh karena itu, kita tidak boleh hanya membanggakan prestasi masa lampau tapi mesti mengukir prestasi-prestasi terbaru di masa depan.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Tahun lalu ketika kita memperingati satu abad Kebangkitan Bangsa, saya menyampaikan di hadapan seluruh rakyat Indonesia bahwa dengan ridha Allah SWT, insya Allah, bangsa kita di abad 21 ini akan menjadi bangsa yang maju, yang bermartabat, dan sejahtera. Dengan syarat, karena tidak datang begitu saja, syaratnya adalah kita  sungguh bersatu melangkah bersama dan bekerja keras, dan pilar-pilar kehidupan yang ada di negeri ini. Ada tiga pilar, harus terus-menerus kita perkokoh, yaitu kita harus semakin mandiri dalam kehidupan di tengah-tengah arus globalisasi; kedua, kita harus makin memiliki daya saing yang tinggi, dan yang terakhir, yang paling menentukan, bangsa kita harus memiliki peradaban yang bermartabat, yang mulia, dan unggul. Akhirnya, semua kembali kepada karakter bangsa, kepribadian bangsa, peradaban bangsa. Bukan hanya bangsa yang cerdas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, tetapi bangsa yang ulet, bangsa yang tidak mengenal menyerah, bangsa yang ingin terus memperbaiki kehidupannya dari hari ke hari, dan bangsa yang berakhlak mulia, berbudi pekerti luhur, serta memiliki keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT yang tinggi. Saya yakin kader-kader, keluarga besar PMII memiliki tekad dan, insya Allah, akan bisa membangun karakter seperti itu.

 

Saudara-saudara,

 

Saya menyimak dan mencatat dalam catatan kecil saya, apa yang disampaikan oleh Ketua Umum PB PMII benar. Tahun-tahun terakhir ini, saya mewakili Saudara, mewakili bangsa Indonesia, mewakili umat Islam di negeri ini, sering melakukan dialog, pertemuan puncak, dan berbagai acara-acara baik di dalam negeri yang sifatnya internasional maupun yang ada di forum global. Yang ingin saya sampaikan adalah masyarakat global, apakah masyarakat Islam maupun masyarakat non Islam, sangat mengharap peran dan kepemimpinan Indonesia dalam berbagai percaturan global. Indonesia dikenal oleh dunia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar.

 

Indonesia dikenal, apalagi tahun-tahun terakhir ini, yang memiliki peran konstruktif, yang menawarkan berbagai solusi, termasuk dalam menciptakan kembali perdamaian dunia. Benar, Islam adalah jalan tengah, jalan lurus, jalan menuju ke kebenaran, jalan bagi umat yang mencintai kedamaian, keadilan, dan kesejahteraan. Jangan ditinggalkan jati diri ke-Islam-an seperti itu sehingga kita bisa mengatakan dimanapun di dunia ini Islam benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.

 

Yang kedua, saya juga menggarisbawahi yang disampaikan Ketua Umum PB PMII, kiranya bangsa kita terus bisa melakukan peningkatan dalam berbagai kehidupannya. Saya punya keyakinan dengan ridha Allah SWT bahwa seberat apapun jalan yang akan kita tempuh, sekompleks apapun permasalahan dan tantangan yang kita hadapi, kalau kita berjiwa terang, berpikir positif, bersikap optimis, sabar, tegar, dan terus berikhtiar, maka masa depan kita akan lebih baik dari masa sekarang ini.

 

Saya ingin memberi contoh, sekarang dunia tengah mengalami krisis perekonomian global, resesi dunia yang dahsyat. Negara-negara maju, negara-negara kaya, ekonominya berguguran. Pertumbuhannya minus, drop. Apa yang terjadi? Karena pertolongan Allah, karena kebersamaan kita, Indonesia sedikit dari negara, setelah China dan India yang bisa mempertahankan pertumbuhan yang positif dan dianggap negara yang, alhamdulillah, bisa mengurangi, bisa meminimalkan dampak dari krisis dunia ini.

 

Kalau kita bisa melakukan seperti ini, bangsa Indonesia yang bersatu dan bekerja keras, maka insya Allah, ekonomi kita akan terus tumbuh dan pertumbuhan itu setelah krisis kita lewati akan bisa meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Indonesia. Bisa kita.

 

Yang kedua, orang ini dulu kita tidak pernah berpikiran apakah kita bisa melakukan langkah pemberantasan korupsi yang sangat serius dan agresif mengingat korupsi sudah ada di mana-mana seolah-olah gelap masa depan kita.  Karena tekad kita semua, kebersamaan kita semua, pemberantasan korupsi  berjalan makin baik. Memang belum rampung, masih perlu lima tahun lagi, lima tahun lagi, lima tahun lagi, sampai sistem kita bersih. Tetapi, kita telah bertekad, kita sudah melangkah untuk tidak berkompromi dengan mereka yang melakukan tindak pidana korupsi dan penyimpangan-peyimpangan yang lain demi anak cucu kita, demi kehormatan kita, dan demi masa depan kita. Kita bisa.

 

Contoh yang ketiga, kita kena krisis 1997-1998. Sejak itu kita diikat oleh namanya hutang IMF, kita diikat oleh namanya CGI yang mengontrol, yang mengatur kita punya urusan ekonomi. Berat sekali. Tahun 2004 masih ada hutang IMF sebesar sekitar Rp. 70 triliun. Bismillahirrohmanirrahim, waktu itu kita menyatakan kita lunasi hutang IMF dengan segala resiko, kita bubarkan CGI. Kita bisa karena semangat kita, kebersamaan kita.

 

Saya hanya ingin menyampaikan, Saudara-saudara, bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar. Benar kalau kita anggap biasa-biasa saja, ya kita akan menjadi bangsa yang biasa. Tapi, kalau kita dengan segala keyakinan sambil memohon jalan dari Allah dan kita melangkah, kita akan menjadi bangsa yang besar di masa depan.

 

Saya ingin merespons apa yang disampaikan oleh Saudara Arief Mudatsir tadi, siapa pun yang terpilih nanti, bisa saya, bisa Pak Jusuf Kalla, bisa Ibu Megawati. Hanya Allah yang tahu. Harapan kita, termasuk harapan saya pribadi, maka tiga agenda yang sangat kita perlukan untuk jadikan satu kebijakan, satu langkah-langkah sekarang ini adalah terus-menerus meningkatkan kesejahteraan rakyat, terus-menerus membangun good governance, pemerintahan yang bersih tidak kompromi dengan korupsi, dan mengembangkan demokrasi, demokrasi yang berakhlak, demokrasi yang membawa manfaat harus terus dilanjutkan siapa pun.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Saya bersyukur kepada Allah, saya berterima kasih kepada rakyat, Pemilu Legislatif berjalan dengan baik. Rakyat kita amat lebih dewasa dalam berpolitik. Tidak ada insiden apapun, tidak ada benturan apapun. Kemarin, meskipun kampanye, rapat umum dimana-mana, belajar kita kepada rakyat yang makin dewasa dalam berpolitik. Saya mengajak semua elit, semua tokoh, semua calon untuk juga berperilaku demikian dalam pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun ini.

 

Jadi, Saudara-saudara, secara perseorangan silakan menggunakan haknya masing-masing, hak pilihnya masing-masing. Yang penting Pilpres dan Wapres ini harus tenang, damai, tertib, demokratis, jujur, adil, dan sebagainya. Itulah yang kita tuju. Yang terpilih, pertama jalan Allah. Yang kedua, rakyat yang memberikan mandatnya nanti. Kita belum tahu.

 

Hadirin yang saya muliakan,

 

Akhirnya, PMII ke depan teruslah menjadi pelopor, pembaharu, dan satu elemen yang melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Dengan pesan dan harapan itu, maka sekali lagi, saya mengucapkan selamat Hari Ulang Tahun yang ke-49, dan selamat kepada para alumni PMII untuk melaksanakan Silaturrahim Nasional. Semoga apa yang Saudara lakukan memberikan kontribusi bukan hanya kepada PMII, bukan hanya kepada keluarga besar Nahdlatul Ulama, bukan hanya kepada umat Islam, tetapi juga kepada bangsa dan negara tercinta.

 

Sekian.  

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

 

 

Biro Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Mensesneg Bidang Dukungan Kebijakan,

Sekretariat Negara RI