Sambutan Presiden RI pd Silaturahim dg Paskibraka, di Jakarta, tgl.18 Agt 2014

 
bagikan berita ke :

Senin, 18 Agustus 2014
Di baca 769 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA ACARA

SILATURAHIM PRESIDEN RI DENGAN PASKIBRAKA, PASUKAN KEHORMATAN TARUNA AKADEMI TNI DAN AKPOL, PADUAN SUARA DAN ORKESTRA GITA BAHANA NUSANTARA, DAN PARA TELADAN NASIONAL SERTA JURI DAN PEMENANG LOMBA FOTOGRAFI DAN PAMERAN FOTOGRAFI INDONESIA TAHUN 2014 ,

DI HALL 2, JI-EXPO KEMAYORAN, JAKARTA,

TANGGAL 18 AGUSTUS 2014

 

 

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,

 

Salam sejahtera untuk kita semua,

 

Shalom, Om Swastiastu.

 

Yang saya cintai Saudara Wakil Presiden Republik Indonesia,

 

Yang saya sayangi Ibu Negara, Ibu Ani Bambang Yudhoyono dan Ibu Herawati Boediono,

 

Para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, Panglima TNI, Kapolri, Kepala  Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan Laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara,

 

Para Pejabat Utama Jajaran Pemerintahan Republik Indonesia,

 

Para Teladan dan Bapak-Ibu yang berprestasi, yang sesungguhnya juga Pahlawan-pahlawan Pembangunan,

 

Para Peserta Upacara atau mereka yang mendapatkan kesempatan sejarah untuk ikut memeriahkan rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia yang saya cintai dan saya banggakan,

 

Alhamdulillah, di hari yang istimewa ini kita patut bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah Subhaanahu wata'aala, karena saya beserta Wakil Presiden dan semua Pejabat Pemerintahan yang hadir pada malam hari ini dapat bertatap muka secara langsung dengan Bapak-bapak, Ibu-ibu, Saudara-saudara, dan Anak-anakku tersayang yang semuanya adalah para teladan dan pahlawan-pahlawan pembangunan. Andai kata di Indonesia yang kita cintai ini lebih banyak lagi yang berprestasi, yang menjadi teladan, yang bekerja melampaui panggilan tugasnya, negara kita akan cepat adil dan makmur. Indonesia akan cepat menjadi negara yang maju, yang aman dan damai, yang makmur dan sejahtera. Oleh karena itulah, sekali lagi, dengan tulus saya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih dan menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak-Ibu, Saudara, dan Anak-anakku yang berprestasi, yang menjadi contoh, dan bekerja demi kemajuan bangsa dan negaranya.

 

Indonesia yang kita cintai ini telah merdeka selama 69 tahun, hampir tujuh dasawarsa, hampir tujuh dekade, insya Allah dengan ijin Allah Subhaanahu wata'aala, 31 tahun lagi Indonesia akan memperingati hari kemerdekaannya yang ke-100 kali atau 100 tahun, satu abad Indonesia merdeka. Kita memohon kepada Allah, kita bekerja sekuat tenaga, bersama-sama membangun, dan memajukan negeri ini agar 100 tahun tepat nanti Indonesia Merdeka pada tahun 2045, Indonesia yang kita cintai benar-benar menjadi negara yang maju, yang kuat, dan yang sejahtera.

 

Sebagian dari kita hampir pasti sudah dipanggil oleh Allah Subhaanahu wata'aala, sebagian belum, bahkan sebagian akan menjadi pemimpin-pemimpin di negeri ini. Saya yakin, bagi generasi muda, Anak-anakku yang masih remaja, satu abad Indonesia merdeka nanti serta dengan doa dan harapan kami semua, akan tampil menjadi pemimpin-pemimpin di seluruh Indonesia. Sangat mungkin salah satu atau salah dua, bukan berarti salah 1,9, salah 2 nilainya 8, bukan. Satu diantara yang hadir ini, bisa 2, bisa 3, juga akan menjadi presiden atau wakil presiden republik Indonesia dengan ijin Allah Subhaanahu wata'aala, karena untuk menjadi pemimpin, pemimpin di mana pun apakah di tingkat yang paling depan, bukan yang paling bawah, paling depan, kelurahan atau desa, kecamatan, kabupaten, kota, provinsi, atau pun tingkat nasional, adalah mereka yang mau berjuang, mau bekerja keras, mau berkorban, tetapi memiliki semangat dan tekad untuk berbuat yang terbaik bagi negerinya.

 

Saya sering mengatakan tidak ada jalan yang lunak untuk mencapai cita-cita yang besar, menjadi pemimpin, menjadi orang yang berhasil tidak mungkin tiba-tiba datang begitu saja seperti jatuh dari langit, tetapi sekali lagi, mereka yang memiliki semangat dan tekad yang membaja, mereka yang mau berjuang, berikhtiar, dan bekerja keraslah, ia akan meraih cita-citanya itu. Dan insya Allah menjadi pemimpin dan tokoh-tokoh yang akan memajukan kehidupan bangsa Indonesia.

 

Bapak-Ibu, Saudara, dan Anak-anakku datang dari seluruh penjuru Tanah Air. Bapak-Ibu, Saudara-saudara, dan anak-anakku datang atau berasal dari identitas yang berbeda-beda. Barangkali berbeda dari sisi agama, berbeda dari sisi etnis, berbeda dari sisi suku bangsa, berbeda dari sisi daerah asal, berbeda dalam bahasa kecuali bahasa Indonesia, berbeda dalam budaya dan adat-istiadat, tetapi saya yakin meskipun berbeda-beda kita satu.

 

Sering kita katakan, kita ini ibaratnya berjuta raga tetapi satu jiwa, jiwa Indonesia. Kalau kita ingin maju syaratnya bangsa Indonesia harus rukun dan bersatu, tidak boleh terpecah belah, bersatu kita teguh bercerai kita runtuh. Meskipun berbeda-beda sebagaimana yang saya katakan tadi, Indonesia harus benar-benar bersatu, rukun, menjaga rasa persaudaraan, saling hormat-menghormati, memiliki toleransi yang tinggi, dengan demikian akan menjadi bangsa yang kuat. Kalau bangsa Indonesia kuat ditambah bangsa kita makin cerdas, makin menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki akhlak yang baik, budi pekerti yang luhur, sehat jasmani dan rohani, baik sama teman, rajin beribadah, bermental baja, maka tidak akan lama lagi yang dicita-citakan oleh para pendiri republik, menjadi bangsa yang adil dan makmur akan dapat kita raih bersama.

 

Sejak Indonesia merdeka kita terus membangun. Membangun bangsa, membangun negara bukan semudah membalik telapak tangan, bukan pekerjaan satu hari, dua hari, tidak akan rampung oleh satu, dua pemimpin atau satu dua pemerintahan, tapi akan merupakan kesinambungan dari kerja generasi-generasi bangsa kita. Contohnya, Indonesia terus membangun, mengurangi kemiskinan, mengurangi pengangguran, meningkatkan pendidikan, meningkatkan kesehatan, dan semua agenda pembangunan agar sekali lagi negara kita makin maju dan sejahtera, dan semua tugas itu dilaksanakan oleh bangsa ini sejak Indonesia merdeka. Mulai dari Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Habibie, Presiden Abdurahman Wahid, Presiden Megawati Soekarno Putri, saya sendiri, dan presiden-presiden yang akan datang. Mereka semua akan bekerja untuk kepentingan bangsa dan negara yang kita cintai ini.

 

Saya dengan ijin Allah, dan dengan dukungan rakyat bersama para pejabat pemerintahan yang saya pimpin telah berupaya untuk berbuat yang terbaik, telah bekerja dengan sungguh-sungguh selama sepuluh tahun ini. Tentu banyak yang sudah kita capai bersama, bukan hanya saya, yang bisa kita capai bersama, tapi juga tidak sedikit yang belum sepenuhnya dapat kita capai. Begitulah kodrat pembangunan, begitulah hakikat sebuah kehidupan yang hakikatnya dari masa ke masa harus dibangun dan diperbaiki. Oleh karena itu, karena ini kesempatan saya yang terakhir menghadiri acara seperti ini, menghadiri atau memimpin upacara detik-detik proklamasi kemerdekaan. Kesempatan ini sekaligus akan saya gunakan untuk mohon diri ke hadapan Bapak-ibu, Saudara, dan Anak-anakku yang sangat saya sayangi, saya akan kembali ke masyarakat biasa, kembali di tengah-tengah saudara-saudara kita yang lain. Pemimpin kita yang baru akan memimpin kita semua nanti, kita doakan akan berhasil, agar berhasil, kita bantu agar pemimpin yang baru dengan pemerintahannya juga sukses.

 

Kalau ada, kalau ada kekhilafan saya didalam memimpin bangsa ini menjalankan roda pemerintahan, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Saya ingin berbuat yang terbaik, tetapi saya adalah manusia biasa, ada kekurangan yang saya miliki, tetapi percayalah Bapak-Ibu, Saudara, dan Anak-anakku yang saya sayangi, saya dan semua jajaran pemerintahan tulus, ikhlas, dan sungguh serius untuk mengemban tugas memimpin negeri ini, membangun menuju Indonesia yang lebih baik. Oleh karena itu, saya berharap, dan sekaligus berpesan agar semua yang hadir di ruangan ini tetap bersedia dan bahkan menjadi pelopor dan teladan untuk berbuat yang terbaik, agar bisa menjadi contoh dan sekaligus memajukan kehidupan rakyat kita. Tidak ada sekali lagi resep ajaib, jalan yang lunak, dan cara-cara yang instan untuk membawa Indonesia ke masa depan yang maju, damai, adil, dan sejahtera, kecuali kerja keras kita semua.

 

Saya berterima kasih atas dukungannya selama ini, atas kebersamaannya didalam berikhtiar memajukan kehidupan bangsa ini. Saya doakan Bapak-Ibu semua tetap mendapatkan lindungan dari Allah Subhaanahu wata'aala, diberikan kesehatan lahir dan batin, mendapatkan kebahagiaan, kemudian juga keluarga putera-puteri, Saudara-saudara yang ada di seluruh Indonesia juga terus mendapatkan bimbingan, petunjuk, dan lindungan dari Allah Subhaanahu wata'aala.

 

Saya sangat menyayangi Bapak-Ibu, Saudara-saudara, dan Anak-anak sekalian, teruslah maju, dukunglah pemimpin yang akan datang dengan pemerintahannya, untuk  memajukan negeri yang sama-sama kita cintai ini insya Allah Tuhan Maha Adil, Tuhan mendengar niat baik kita malam hari ini, dan Tuhan akan kasih jalan bagi bangsa kita menjadi bangsa yang maju di abad 21 ini.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan, terima kasih, terima kasih, majulah terus rakyat Indonesa semoga Bapak-Ibu, Saudara, dan Anak-anakku menjadi bagian dari kemajuan bangsa yang kita cita-citakan bersama ini.

 

Terima kasih,

 

Wassalaamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

 

 

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI