SAMBUTAN PRESIDEN RI PDGROUNDBREAKING PEMBANGUNAN TERMINAL KALIBARU(NEWPRIOK), JAKARTA, 22-3-2013

 
bagikan berita ke :

Jumat, 22 Maret 2013
Di baca 824 kali

SAMBUTAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PADA GROUNDBREAKING PEMBANGUNAN

TERMINAL KALIBARU (NEWPRIOK)

DI PELABUHAN TANJUNG PRIOK, JAKARTA

TANGGAL 22 MARET 2013

 

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Salam sejahtera untuk kita semua,

Saudara-saudara, Hadirin sekalian yang saya hormati,

 

Alhamdulillah, hari ini kita dapat kembali melakukan kegiatan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di negeri kita, utamanya pembangunan infrastruktur jajaran perhubungan kita. Kita menyimak dengan seksama apa yang telah disampaikan oleh Presiden Direktur Pelindo II Persero, dan juga oleh Menteri Perhubungan. Tentu saya tidak perlu mengulangi kembali, kecuali rasa syukur dan terima kasih saya atas apa yang telah direncanakan, dipersiapkan, dan kemudian mulai kita laksanakan untuk mewujudkan pembangunan Terminal Kalibaru di wilayah ini.

 

Saudara-saudara,

 

Dua hari yang lalu saya menerima tamu, seorang sahabat bernama Tony Blair, mantan Perdana Menteri Inggris. Saya berbincang-bincang dengan beliau di kantor, antara lain membahas tentang perkembangan perekonomian dunia. Ketika mengetahui, meskipun Tony Blair sudah tahu, ekonomi Indonesia di kala dunia mengalami resesi seperti ini, masih tumbuh di atas 6 persen, Tony Blair mengatakan ini di Eropa seperti mimpi. Benar, saya juga masih ingat Wakil Perdana Menteri Inggris, Nick Clegg, bertemu dengan saya dua tahun yang lalu di Seoul, Korea, pada saat mengikuti pertemuan puncak internasional tentang keamanan nuklir. Waktu itu ekonomi kita tumbuh 6,5%. Dengan bercanda, Deputy Prime Minister of UK, Nick Clegg, mengatakan kepada saya “Boleh tidak 1% dikasihkan ke Inggris?” Karena Eropa sekarang sedang mengalami pertumbuhan yang melambat, rendah. Ada yang minus, ada yang nol koma sekian, atau lebih tinggi sedikit di atas itu.

 

Apa yang ingin saya ceritakan, semuanya ini Saudara-saudara, kita harus mengetahui bahwa ada momentum besar di negeri kita untuk sebuah pertumbuhan ekonomi. Dan manakala momentum ini tidak kita sia-siakan, maka insya Allah 5-10-15-20 tahun mendatang, ekonomi kita akan tumbuh makin kuat. Dan diharapkan, di samping kuat, juga akan tumbuh makin merata dan makin adil. Kalau itu terjadi, maka insya Allah kesejahteraan rakyat Indonesia akan dapat kita tingkatkan secara signifikan.

 

Saudara-saudara,

 

Kalau kita selalu berpikir positif dan bersikap optimis, maka pikiran kita dituntut untuk mengatasi masalah-masalah yang kita hadapi bersama sekarang ini, seraya membangun visi, kemudian menetapkan strategi dan kebijakan, dan dari situ kita berangkat menjalankannya, sampailah masa depan yang kita tuju itu. Tetapi kalau kita selalu berpikir negatif dan bersikap pesimis, misalkan ada 10 orang, 20 orang, pikirannya negatif semua, sikapnya pesimis semua, bikin seminar berhari-hari di sebuah ruangan yang gelap, hampir pasti output-nya adalah jiwa yang gelap, pikiran yang tidak terang, sikap yang pesimis, dan pikiran yang negatif. Maka kelompok manusia itu tidak akan ke mana-mana, ya di situ.

 

Marilah kita keluar dari ruang yang gelap dan pengap seperti itu, melihat negeri kita, melihat dunia sekeliling kita, apa yang dapat kita lakukan, potensi yang kita miliki seperti apa, kekurangan yang ada juga seperti apa, untuk kita perbaiki bersama. Dan dengan demikian, kalau itu kita lakukan dengan sungguh-sungguh, seluruh rakyat Indonesia, segala komponen bangsa, maka hampir pasti, perjalanan negeri ini akan makin baik, dan akan lebih banyak lagi yang bisa kita capai dan hasilkan.

 

Indonesia, alhamdulillah, atas kerja keras kita semua, sekarang disebut a regional power, juga a global player. Tahun 2000, ulangi, tahun 1998, kita mengalami krisis yang luar biasa, termasuk krisis ekonomi. Sepuluh tahun kemudian, 2008, kita menjadi anggota G-20. Artinya apa? Kita harus memiliki keyakinan, bahwa negara kita, dengan kerja keras, persatuan dan kebersamaan, insya Allah akan terus maju. Dan itu tidak akan datang sendiri, tidak datang dari langit. Kecuali kita perjuangkan bersama, dan kita upayakan secara bersama pula. Saya harus berangkat dari situ. Ada potensi besar yang kita miliki, ada sumber daya yang tidak kecil, dan ada prospek yang baik di hadapan kita.

 

Sebuah studi McKinsey mengatakan, sekarang ini kita punya consuming class, middle class, itu jumlahnya sekitar 45 sampai 50 juta. Menjelang tahun 2030, jumlah itu akan meningkat menjadi 135 juta. Apa artinya? Demands, atau kebutuhan, atau konsumsi atas barang dan jasa di negeri ini akan meningkat tajam.

 

Yang kedua, studi itu pula mengatakan tahun lalu itu dihitung nilai investasi yang diperlukan Indonesia adalah 0,5 atau setengah trilliun USD. Menjelang tahun 2030, investasi yang diperlukan oleh negara ini, hanya beberapa sektor saja, akan mencapai US$ 1,8 trilliun. Apa artinya? Ada ruang yang makin besar di negara kita ini untuk pergerakan ekonomi secara nasional.

 

Kalau kita melihat seperti itu, mengintip masa depan itu, jawabannya adalah kita harus memproduksi barang dan jasa yang lebih banyak lagi, kita harus men-supply keperluan manusia, keperluan industri, pertanian, jasa yang ada di negeri kita ini juga lebih banyak lagi. Artinya ini prospek baik, ini good opportunities bagi dunia usaha dan bagi perekonomian kita. Mari kita mulai dari situ, melihat diri kita, melihat dunia kita, menyadari potensi kita, tapi sekaligus tantangan kita, agar demikian kita bisa melangkah ke depan dengan pasti, dengan determinasi, dan cara-cara yang baik.

 

Hadirin yang saya hormati,

 

Kita telah menetapkan yang disebut Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia sampai tahun 2025. Maknanya investasi besar-besaran di seluruh Indonesia, bukan hanya di Jawa. Agar ekonomi kita bergerak dari Sabang sampai Merauke, termasuk yang menjadi prioritas adalah bagian timur Indonesia. Mari kita sukseskan. Apa yang kita lakukan hari ini adalah mata rantai, atau bagian dari implementasi Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia, utamanya infrastruktur perhubungan.

 

Bersamaan dengan itu, karena kita sadar, yang kita tuju bukan hanya pertumbuhan ekonomi semata, tetapi juga kemiskinan yang harus berkurang, serta pengangguran yang juga harus berkurang, maka paralel dengan itu, kita menjalankan program penanggulangan kemiskinan, MP3KI. Intinya adalah kemiskinan harus terus kita turunkan, pengangguran pun juga kita kurangi, dan kesenjangan harus kita cegah untuk tidak makin melebar. Paduan dari dua hal inilah, Saudara-saudara, yang menjadi kebijakan dan strategi dasar kita di bidang perekonomian sampai dengan tahun 2025.

 

Saudara-saudara,

 

Yang harus kita lakukan, target di dalam percepatan pembangunan, termasuk target untuk mengurangi kemiskinan harus kita capai secara bersamaan. Oleh karena itu, kalau saya bicara momentum, momentum seperti inilah yang tidak boleh kita sia-siakan. Mari kedua sasaran itu bisa kita capai dengan baik.

 

Saudara-saudara,

 

Kalau saya kembali kepada hajat kita hari ini, dan apa yang disampaikan oleh baik Menteri Perhubungan maupun Presiden Direktur Pelindo II tadi, kita menghadapi sejumlah tantangan, selalu, ada peluang ada tantangan. Tantangan yang kita miliki adalah banyak yang harus kita bangun, infrastruktur dari barat sampai timur, utara sampai ke selatan. Tetapi, sebagaimana yang dialami oleh negara mana pun, kalau kita hanya mengandalkan APBN, selalu ada batasnya. Belum ada kompetisi untuk alokasi dan distribusi anggaran yang ada dalam APBN kita.

 

Oleh karena itu, ini merupakan contoh yang baik dan akan terus kita kembangkan, tidak semua pembangunan infrastruktur itu harus menggunakan APBN. APBN harus lebih kita utamakan untuk membangun infrastruktur dasar, yang tidak memiliki nilai komersial. Kalau memiliki nilai komersial, maka lebih baik kita berikan apakah kepada BUMN ataupun kepada swasta. Kalau itu bisa dilakukan di tahun-tahun mendatang, maka akan baik bagi semua pembangunan ekonomi di negeri ini.

 

Tentu saja, saya mengajak kepada jajaran pemerintah pusat dan daerah untuk mengembangkan kebijakan yang baik, regulasi yang baik, dan iklim investasi yang baik. Kalau itu bisa dipenuhi, pastilah kolaborasi, partnership kita antara pemerintah dengan swasta, pemerintah dengan BUMN, akan lebih baik lagi dan itu hasilnya nanti adalah makin banyaknya pembangunan infrastruktur yang ada di negara kita.

 

Saudara-saudara, ada masalah harus ada solusinya. Dan solusi itu dapat kita terapkan, antara lain kita praktikkan dalam pembangunan Proyek NewPriok di wilayah ini.

 

Saudara-saudara,

 

Tadi sudah dijelaskan. Kalau infrastruktur makin terbangun, apakah pelabuhan laut, bandar udara, jaring-jaring jalan, dan infrastruktur yang lain, maka hampir pasti ekonomi Indonesia yang potensinya masih besar, yang belum didayagunakan secara penuh itu akan tumbuh lebih tinggi lagi. Pertumbuhan.

 

Yang kedua, dengan makin lengkapnya infrastruktur modern berkelas dunia, sebagaimana yang akan kita hadirkan di Kalibaru ini, maka daya saing kita, daya saing perekonomian Indonesia, juga akan meningkat. Dan global competitiveness ini bagian dari sukses perekonomian sebuah bangsa. Kita menuju ke sana.

 

Saya masih ingat tahun 2004 awal, ulangi, 2004 akhir, awal saya menjadi Presiden, World Economic Forum menilai competitiveness Indonesia itu rendah. Kita berusaha keras, tahun demi tahun terus meningkat, bahkan pernah melompat sepuluh kali di atas tingkatan sebelumnya. Artinya apa? Kita bisa meningkatkan daya saing kita kalau memang bersungguh-sungguh kita bekerja untuk itu.

 

Pertumbuhan meningkat, daya saing meningkat, dan satu lagi, kita ingin logistik di negeri ini makin efisien. Di samping sistemnya harus baik, tepat, dan benar, praktiknya pun demikian. Tentu tidak adil kalau selisih harga di antara pulau-pulau di negeri ini begitu jauhnya, sehingga bagi satu wilayah tidak menjadi masalah, tapi di wilayah lain ternyata menjadi masalah karena logistik yang tidak efisien. Oleh karena itulah, kita memiliki tugas-tugas moral, moral obligations, untuk membikin sistem logistik ini makin efisien, karena konektivitas dan infrastruktur pendukungnya makin dibangun dan dengan sistem dan pengawasan yang baru, manajemen yang tepat, maka Insya Allah logistik kita akan makin efisien, sehingga saudara-saudara kita, misalnya yang berada di bagian timur Indonesia tidak harus membeli barang dan jasa dengan harga yang amat tinggi. Marilah itu kita jadikan sasaran besar bagi penciptaan sistem dan praktik logistik yang makin efisien di negeri tercinta ini.

 

Itulah yang ingin saya sampaikan. Dan kepada Pelindo dan jajaran lembaga terkait, do your best. Bangun proyek baru ini, NewPriok ini sebaik-baiknya, tepati waktu, jaga kualitas, dan dengan demikian nanti akan meningkatkan daya saing, kapasitas, dan produktivitas apa yang dilakukan di tempat ini. Dwelling time yang sekarang menurut saya masih terlalu lama, harus dipersingkat. Jadi kalau container, kalau container  turun dari kapal proses keluarnya masih memerlukan waktu 4-5-6 hari, bikin pada saatnya nanti bisa menjadi 3 hari. Dan ini sasaran yang harus dicapai, dengan demikian bukan hanya negara-negara lain, Indonesia bisa menciptakan sistem pelayanan cepat seperti itu.

 

Akhirnya, Saudara-saudara, dengan pesan, harapan, dan ajakan itu, maka dengan terlebih dahulu memohon ridho Allah SWT, dan dengan mengucapkan Bismillahirrahmanirrahim, saya resmikan dimulainya pembangunan Terminal Baru Kalibaru di wilayah Tanjung Priok.

Sekian,

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 

 

Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,

Kementerian Sekretariat Negara RI